Accel World (Indonesia):Jilid 1 Bab 7

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

7[edit]

Kesadaran Haruyuki yang tak sempurna hanya dapat mengingat apa yang terjadi selanjutnya dalam bayangan tiga warna.

Bayangan dari bentuk yang ramping itu, tergeletak di atas batu bata trotoar dan membengkok secara tidak natural — Hitam.

Bayangan dari darah yang menyebar dalam volume yang sangat banyak di bawah tubuh itu — Merah.

Bayangan dari kelopak-kelopak mata yang masih tertutup itu, dan pipi yang telah kehilangan corak kulit itu — Putih.

Dasi yang digunakan Haruyuki untuk menghentikan pendarahan itu dan tangannya sendiri juga menjadi merah dalam sekejap.

Baju Araya, yang merangkak keluar dari kursi pengemudi mobil putih itu, yang telah menabrak ke dinding sebuah toko sambil tertawa seperti maniak, juga berwarna merah.

Sebuah mobil patroli datang dengan lampu sirinenya yang menyala menerobos masuk ke tempat kejadian, dan Araya yang masih tertawa, dipaksa masuk ke kursi belakang.

Segera setelah itu, sebuah ambulans putih dengan lampu sirine yang juga menyala datang dan para pria berbaju putih yang turun dari ambulans itu meletakkan Kuroyukihime di atas sebuah tandu. Dengan desakannya, Haruyuki juga ikut naik dan ambulans itu mulai melaju dengan kecepatan tinggi—.

Dan sekarang, Haruyuki sedang melihat ke lampu In-Operation merah ER[1] dari sudut suatu lorong putih.


Hingga sekarang, Haruyuki tidak dapat memikirkan tentang apa yang telah terjadi sebelumnya.

Satu-satunya hal yang sedang ada dalam pikirannya adalah rekaan ulang dari setiap saat-saat dari empat hari sebelumnya sejak dia bertemu dengan Kuroyukihime.

Waktu itu juga—pada waktu itu juga, dan saat itu juga, Haruyuki seharusnya dapat membuat pilihan-pilihan yang berbeda.

Dan jika saja dia memilih itu, situasi ini seharusnya bisa dihindari.

Kenapa dia tidak mencoba untuk percaya sedikit saja dengan tangan yang Kuroyukihime julurkan kepadanya, dan perasaan yang dia tunjukkan? Jika saja ia dengan patuh menerimanya tanpa terus menerus berdepresi, pertengkaran mereka di jalan itu seharusnya tidak terjadi dan mereka seharusnya juga bisa menyadari mobil yang mendekat itu.

...Dari antara semua kesalahan-kesalahan yang telah kulakukan berulang-ulang kali dalam kehidupanku hingga sekarang, aku telah membuat kesalahan nomor satu yang tidak bisa diubah lagi.

Haruyuki kembali ke setiap persimpangan yang ada di dalam tiap pecahan dari kesadarannya yang tak sempurna, dan mencoba untuk memikirkan masa depan yang berbeda satu persatu, tetapi bahkan Brain Burst tidak dapat mengubah masa lalu.

Dia terus melakukannya selama, entah berapa lama, sambil ia menatap lampu.

Lampu itu menunjukkan bahwa mereka masih melakukan operasi, tetapi tiba-tiba pintu itu terbuka dan seorang suster keluar. Haruyuki hanya melihat suster itu dengan gaun putih sementara dia mendekatinya.

Dia adalah seorang suster muda yang kelihatannya baru saja lulus dari sekolah perawat. Ketika ia berhadapan dengannya, yang menunjukkan ekspresi tegang di bawah poni nya yang tertata rapi, kata-kata keluar seperti dengan sendirinya dari mulut Haruyuki.

“Bagaimana... jadinya?”

“Dokter dan semua staf sedang melakukan yang terbaik.”

Suara suster itu agak sedikit serak dan kaku.

“Tetapi... Banyak organ-organnya yang terluka. Kami menyuntikkan mesin perbaikan berukuran mikro, dan pemburukkan kondisinya tertunda. Dan... Oh iya, mengenai keluarganya... kami hendak menghubungi mereka, tapi tidak ada nomor kontak emergensi tercatat dalam Neuro Linker-nya.”

“Eh...”

Duduk di samping Haruyuki yang kehilangan kata-kata, suster itu memiringkan badannya ke Haruyuki dan melanjutkan.

“Saya kira kamu mungkin tahu nomor telepon rumahnya. Kamu... pa...?”

Ada pertanyaan pada akhir kalimat itu, tetapi Haruyuki tidak menjawabnya langsung.

Apakah aku bagi orang itu? Sebuah bidak catur, seorang bawahan. Aku tak ingin menggunakan kata-kata itu lagi. Tetapi sekarang, aku juga tidak ingin menyamakan kita sebagai teman, atau sebagai senpai dan kouhai[2].

Ragu-ragu untuk berbicara, Haruyuki mendengar kata-kata yang suster itu katakan setelah beberapa saat diam, dan secara tak sadar melihat ke atas.

“... pacarnya, bukan?”

“Eh... Ke-Kenapa kau berkata begitu?”

Melihat dari kecantikan Kuroyukihime, yang mana secara ajaib tidak rusak, dan penampilan fisik Haruyuki, seharusnya tak ada suatu hal pun yang dapat membuatnya menarik kesimpulan seperti itu.

Sambil Haruyuki menyembunyikan badannya dengan refleks, ia diberikan sebuah buku catatan kecil.

Dicap dengan lencana besi di atas sampul kulit sintetiknya, itu adalah buku murid SMP Umesato.

“Aku melihatnya ketika sedang mencari nomor teleponnya dan memeriksa info personalnya. Mohon maaf.”

Memperlihatkan sedikit senyum di atas pipinya yang tegang, suster itu membuka buku murid tersebut sampai ke halaman terakhir.

Di dalam saku bening sisi kirinya, terdapat sebuah Kartu Tanda Pelajar dengan pas foto Kuroyukihime. Dan di sisi kanannya, terdapat sebuah wajah bundar yang tak asing.

Menerima buku catatan itu dengan tangan gemetar, Haruyuki menatap gambar dirinya dengan ekspresi idiot pada wajahnya. Dari waktu itu— gambar itu tak lain adalah gambar sight-capture[3] yang dia cetak, pada saat ia mendengar «confession» Kuroyukihime kepadanya di lounge.

Dengan suara tetesan, setetes air jatuh ke atas gambar itu.

Haruyuki tak menyadari bahwa matanya telah berlinang dengan air mata.

“Senpai... Kuroyukihime-senpai.”

Suara bisikannya bergetar dengan hebat. Tak memakan waktu lama baginya untuk menangis bagaikan anak kecil.

“Uu…aa…Uaaaaa!!”

Sambil memeluk buku catatan itu di dadanya dan membungkuk ke depan, Haruyuki menangis.

Air mata bercucuran terus menurus, dan jatuh menyusuri pipinya ke lantai. Di antara rasa sakit bagaikan dicungkil di dalam dadanya, Haruyuki untuk pertama kalinya menemukan, pada saat ini juga, perasaannya yang sesungguhnya.


Operasi itu berlanjut sampai kira-kira lima jam.

Ketika jam yang ada di sudut pandangannya berubah dari sore menjadi larut malam, Haruyuki hanya mengirimkan SMS yang berisi “Teman saya mengalami kecelakaan hari ini. Malam ini saya akan kembali larut malam atau bahkan tidak pulang”, dan kemudian ia kembali duduk di bangku.

Rumah Kuroyukihime sepertinya sudah dihubungi oleh sekolah, tetapi anehnya, bukan orang tuanya yang menjawab, hanya seorang pengacara keluarga yang muncul sendirian.

Menggunakan Neuro Linker berukuran besar dan dirinya sendiri juga terlihat seperti mesin, pengacara setengah baya itu hanya menyelesaikan prosedur yang sah dengan cara seperti melakukan bisnis, dan kemudian pergi setelah 15 menit tanpa menoleh ke arah Haruyuki sedikitpun.

Setelah berjam-jam berlalu, lampu merah itu akhirnya mati sekitar pukul 10 malam.

Dokter muda tersebut, yang keluar dengan keadaan yang sangat kelelahan, agak terlihat bingung saat melihat Haruyuki sendirian di lorong, tetapi dia tetap menjelaskan kondisi Kuroyukihime dengan nada sopan.

Mereka telah berhasil menghentikan pendarahan, tetapi luka di organ dalam begitu menyebar, dan tidak mengherankan bila dia shock.

Sejumlah mesin protein sintetis berukuran mikro sedang melakukan rekonstruksi jaringan dan penyatuan dengan kekuatan penuh, tapi pada akhirnya semuanya tergantung kepada kekuatan fisik pasien.

“... Kesimpulannya, saya harus berkata bahwa kondisinya sekarang cukup serius. 12 jam ke depan akan menjadi bagian tersulit... Mohon persiapkan dirimu.”

Ketika dia selesai mengatakannya dengan ekspresi yang sangat serius, sang dokter meninggalkan lorong itu beserta para staf-nya.

Satu-satunya orang yang tersisa adalah suster perempuan dari sebelumnya.

Melihat sejenak ke buku murid yang masih ada di dalam genggaman Haruyuki, suster itu berbicara dengan nada yang lembut.

“Kamu juga harus... pulang dan beristirahat. Sepertinya seseorang dari keluarganya akan datang besok.”

“Besok... akan sudah terlambat.”

Haruyuki menjawab dengan keras kepala yang menunjukkan bahwa ia tak ada keinginan untuk berjalan selangkahpun dari tempat ini.

“Dokter mengatakan bahwa 12 jam ke depan akan menjadi bagian tersulit. Walaupun senpai berjuang dan melakukan yang terbaik, tak ada seorangpun yang ada di sisinya sekarang, itu... sangat menyedihkan.”

“... … Ok... Kamu benar. Apakah kamu sudah menghubungi rumahmu?”

“Ya... Lagipula orang tuaku juga baru akan pulang sekitar jam 1.”

“Saya mengerti. Kalau begitu, saya akan membawakanmu selimut, mohon tunggu sebentar.”

Pergi menuju kantor suster yang ada di lorong dengan cepat dan kemudian segera kembali lagi, suster itu mengangguk pelan sambil menyerahkan selimut itu ke Haruyuki.

“Jangan khawatir. Gadis itu pasti akan baik-baik saja. Dia sangat cantik... dan juga punya seorang pacar yang baik sepertimu. Hal-hal yang menarik, semuanya akan dimulai dari sekarang.”

Sungguh—lebih banyak hal yang benar-benar “semuanya dimulai dari sekarang” daripada yang kau kira. Mengalahkan «Cyan Pile», mengalahkan Legion milik King lainnya, dan pergi ke tempat yang ingin dituju orang itu. Tentu saja, aku juga akan pergi bersamanya.

Seraya berpikir seketika itu juga, Haruyuki berbicara.

“Te... Terima kasih banyak. Ehh... Kapan aku bisa bertemu dengan senpai?”

“Itu tidak mungkin sekarang, karena ruang operasi mesin-mikro sudah dibuat kedap udara. Tapi, kamu dapat melihat gambar kamera dirinya melalui jaringan rumah sakit. Hanya untuk kali ini, sebuah hak istimewa untukmu.”

Sang suster tersenyum, dan menggerakkan ujung jarinya di udara. Pada waktu bersamaan ketika dia menjentikkan jarinya, sebuah pintu akses muncul di pandangan Haruyuki.

Haruyuki sedikit terkejut karena ia dapat terhubung tanpa kabel dengan Neuro Linker suster itu walaupun mereka terputus dari Jaringan Global, namun ia menyadari dengan cepat bahwa mereka terhubung melalui jaringan lokal rumah sakit.

Ketika ia mengklik ikon itu, sebuah jendela video terbuka. Layar tersebut agak remang-remang dan kabur, tetapi dengan menegangkan otot matanya ia melihat sebuah kasur dengan bentuk yang aneh di tengah-tengah.

Sepertinya itu adalah sebuah kapsul yang hanya sebagian atasnya yang transparan. Sebuah cairan semi-transparan mengisi bagian dalamnya, dan ia dapat melihat tubuh putih sampai bahu yang terendam didalamnya.

Pipa-pipa yang terhubung dengan lengan dan mulutnya sungguh menyakitkan untuk dilihat, dan kelopak matanya tetap tertutup tanpa berkedip.

“Senpai...”

Sekarang ini, di dalam tubuh yang lemah itu, tak terhitung jumlah mesin berukuran mikro dan energi kehidupan yang bertarung dengan luka parah. Haruyuki tidak dapat melakukan apa-apa untuk membantu dalam pertarungan itu. Tak ada yang dapat ia lakukan, kecuali berdoa.

“Jangan khawatir. Dia pasti akan selamat.”

Sang suster mengulanginya lagi, dan setelah mengelus punggung Haruyuki, dia bangun.

“Karena kondisinya diawasi dengan detil, kami akan segera datang bila terjadi sesuatu. Kamu harus beristirahat sejenak juga.”

“Ya. Ah... umm, terima kasih banyak.”

Seketika Haruyuki berterima kasih kepada sang suster yang mulai beranjak dan menundukkan kepalanya—

Seketika ia melihat jendela video yang terpampang di sisi kanan pandangannya, tanpa disangka dia merasa tidak tenang terhadap beberapa daerah yang ada disitu. Intuisinya, yang terasah oleh pengalaman game virtual-nya yang begitu banyak, membisikkan bahwa ada sesuatu yang harus ia lihat, sesuatu yang harus ia pikirkan.

Apa—Apa yang baru saja aku lihat?

Tubuh Kuroyukihime terlihat telanjang hingga pundak. Tapi, dia masih mengenakan sesuatu. Kuroyukihime terendam di dalam cairan semi-transparan, sehingga ia tak bisa melihatnya dengan jelas, tapi—benda hitam yang ada di belakang lehernya itu adalah Neuro Linker. Dan, terhubung langsung dengannya sebuah kabel kecil yang tipis. Kabel itu memanjang keluar dari kasur yang sejajar dengan tabung oksigen, dan terhubung dengan sebuah mesin besar di samping.

“Tu... Tunggu sebentar.”

Berhenti dengan cepat, sang suster menolehkan kepalanya sambil melihat balik ke arahnya.

“Ada apa?”

“Tidak, um... Kuro, tidak, Neuro Linker senpai, masih terpasang, bukan?”

“Ya. Karena kita memantau gelombang otaknya.”

“Lalu, umm... Mesin yang terhubung dengan kabel itu tidak bekerja sendiri...?”

“Tentu saja tidak, itu terhubung dengan jaringan rumah sakit.”

—Apa!?

Melihat Haruyuki kehabisan napas, sang suster berekspresi seperti bingung dan tersenyum seperti untuk menenangkannya.

“Ada apa? Apakah kamu khawatir dengan keamanan ini? Tenang saja, jaringan rumah sakit lantai penanganan medis ini memiliki firewall tangguh yang sangat menakjubkan. Tak ada hacker yang yang dapat berbuat jahat kepada gadis itu.”

Seketika ia melihat ke sang suster, yang sedang melambaikan tangannya dengan ekspresi “Sampai jumpa lagi” dan menghilang ke dalam kantor suster, Haruyuki menjawab kembali dalam pikirannya seperti mengerang.

—Normalnya, itu benar. Tapi, “Itu” tidak normal. “Itu”, yang dapat dengan mudah membajak jaringan kamera pengawas yang diperlengkapi dengan firewall tekuat di negara ini, dan bisa mencuri gambar real-time[4]...

Hanya Brain Burst yang bisa.

Sekarang sendirian di lorong, Haruyuki duduk dengan bunyi *thud* sambil memegang selimut dengan tangan kirinya.

Neuro Linker Kuroyukihime secara sempurna terputus dari Jaringan Global. Walaupun begitu, akibat dari koneksi langsung demi usaha pengobatan, dia terhubung dengan jaringan rumah sakit. —Dengan kata lain.

Haruyuki bergumam dengan suara gemetar.

Burst Link.”

Dengan segera, semua suara dan dunia membeku.

Berdiri dengan wujud Avatar babinya, Haruyuki mengklik tanda B yang terbakar dari seluruh ikon yang terjajar di desktop virtual di sebelah kirinya dengan perasaan berdoa.

Konsol Brain Burst diaktifkan dan matching list terbuka.

Di sebelah indikator Searching, nama «Silver Crow» muncul di paling atas daftar tersebut.

Dan, terletak agak sedikit di bawah—nama «Black Lotus».

“Tak... Tak mungkin...”

Haruyuki mengerang.

Jika ia menjalankan Neuro Linkernya dan terputus dari jaringan rumah sakit, dia dapat menghilang dari matching list. Tetapi, Kuroyukihime, yang gelombang otaknya diawasi, tak dapat melakukannya.

Tentu saja, mereka tidak terhubung dengan Jaringan Global, jadi orang-orang tak bisa secara terus-menerus menganggu dari luar. Tapi, jika ada Burst Linker di rumah sakit ini—dan jika mereka mengaktifkan Brain Burst, melihat «Black Lotus» dan menantangnya berduel— Kuroyukihime yang sedang tidak sadar, dengan pasti akan diburu.

Tidak, itu tak mungkin semudah itu, tidak ada alasan bagi seorang Burst Linker untuk berada di rumah sakit yang sama. Pada jam seperti ini, seharusnya tak ada orang yang keluar masuk rumah sakit lagi, dan jika ada Burst Linker selain Haruyuki dan Kuroyukihime yang sekarang sedang terhubung dengan jaringan rumah sakit, nama mereka seharusnya juga muncul di matching list.

Jaidi tidak perlu untuk terburu-buru.

Haruyuki mencoba untuk meyakinkan dirinya. Namun perasaan gelisah yang mengelilingi tangan bundar avatar-nya tidak hilang sama sekali.

Tidak—masih belum. Aku masih melewatkan sesuatu.

Bagaimana jika... Ada seorang Burst Linker yang mengetahui bahwa «Black Lotus», buronan terbesar Accel World, telah mengalami luka serius dan masuk rumah sakit, dan bahkan tahu rumah sakit mana dia dirawat?

Setelah mencoba untuk tetap berpikir “Tak mungkin ada orang seperti itu”, Haruyuki membuka matanya lebar-lebar diikuti dengan rasa ngeri yang mendalam.

Ada. Hanya ada satu musuh. «Cyan Pile».

Musuh misterius yang identitasnya hanya dapat dilacak melalui virus yang telah mereka masukkan ke dalam Neuro Linker Chiyuri. Kalau begitu, ini hanya bisa disimpulkan bahwa mereka adalah seseorang di SMP Umesato.

Dan kecelakaan Kuroyukihime telah diberitahukan di sekolah. Ketika penyebabnya adalah Araya menyetir mobil tanpa SIM dan menabrakkannya ke Kuroyukihime segera setelah dibebaskan, ini sudah menjadi berita besar. Mungkin sekarang, topik ini pastinya menyebar melalui jaringan gosip murid-murid SMP Umesato.

Rumah sakit tempat Kuroyukihime dirawat masih belum diberitahukan. Jika para penggemar siswi-nya dari adik kelas atau anggota klub fans nya tahu tentang tujuan rumah sakitnya, mereka pasti berbondong-bondong datang ke sini sekarang.

Tapi—para guru sudah mengetahuinya. Seperti itu, hanya masalah waktu saja sebelum itu menyebar diantara para murid. Jika murid-murid yang mau mengucapkan lekas sembuh datang dengan jumlah banyak dan «Cyan Pile» juga tergabung diantara mereka, mencarinya akan susah.

Itu... tak dapat dihindari.

Haruyuki menurunkan kedua bahunya dengan putus asa, dan duduk di samping diri aslinya yang beku berwarna biru.

Kuroyukihime sedang bertarung untuk nyawanya sekarang. Memikirkan itu, sudah sebuah kenyataan bahwa dia masih belum bisa betarung dalam «duel».

Untungnya, menantang ber-duel musuh yang sama dibatasi sekali dalam sehari. Sampai kondisi Kuroyukihime pulih, tak apa bila dia kalah sekali atau dua kali dan kehilangan beberapa poin—

Tidak—bodohnya aku!! Apa yang Kuroyukihime katakan waktu itu!?

Haruyuki mengepalkan kedua tangannya, dan berdiri dengan segera.

Command terakhir yang dia berikan untuk menyelamatkan Haruyuki, «Physical Full Burst». Bayaran untuk menggunakan efek yang tak bisa dimengerti, yang mempercepat tak hanya kesadaran seseorang tapi juga tubuh fisiknya, yaitu kehilangan 99% Burst Points.

Kemungkinan, jika Kuroyukihime yang sekarang, yang Burst Points-nya di ambang kehancuran, kalah bahkan sekali dengan «Cyan Pile» yang level nya lebih rendah, Burst Points-nya akan habis dan menjadi 0 dengan segera.

Dan seketika itu juga, Brain Burst Kuroyukihime akan di-uninstall dengan paksa.

Untuk orang itu... Untuk Kuroyukihime, yang terus bertarung hanya untuk berjuang mencapai level 10, hal itu hampir sama dengan kematian.

Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi, aku pasti tidak akan membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Aku tak akan membiarkan «Cyan Pile» bertarung sekalipun dengan Kuroyukihime. Kuroyukihime mempertaruhkan nyawanya untuk melindungiku.

Itulah mengapa kali ini, aku akan melindunginya. Setengah bagian lain dari orang itu.

Mulai dari saat ini, aku akan menjaga pintu masuk rumah sakit ini tanpa sekedip tidur sedikitpun. Dengan keputusan untuk menggunakan seluruh poinku jika harus, aku akan berakselerasi setiap kali ketika seorang murid Umesato muncul, menemukan «Cyan Pile» dan menantangnya.

Lalu—aku akan mengalahkannya. Aku akan mengalahkan orang yang dalam ambang kehabisan poinnya dan membinasakannya dari Accel World selamanya.

“Aku akan melindungimu. Aku pasti akan melindungimu.”

Di dalam dunia biru yang hanya ada dirinya seorang, Haruyuki berkata.

“Karena... Aku... Aku mau mengatakan sesuatu padamu. Ketika kita bertemu lagi. Itulah mengapa, kali ini, aku akan bertarung.”

Memalingkan matanya ke arah Kuroyukihime, yang seharusnya terbaring di sisi lain dari dinding biru di depannya, Haruyuki menyatakannya dengan teguh.

Kembali ke dunia asli dengan command Burst Out, Haruyuki memeluk lututnya dan duduk menyamping di bangku, menyelimuti dirinya dan menatap terpaku ke pintu masuk yang ada di sebelah kiri lorong.

Ada juga pintu masuk yang lain di rumah sakit ini, tetapi untuk masuk melalui pintu tersebut orang yang lewat harus mengidentifikasikan Neuro Linker nya untuk terhubung dengan jaringan rumah sakit. Jadi «Cyan Pile» pasti akan muncul disana.

Waktu menunjukkan setengah sebelas malam.

Kemungkinan mereka muncul pada jam-jam sekarang, saat jam jenguk sudah lewat, adalah kecil, tetapi sang musuh juga dalam keadaan terdesak sekarang. Jika mereka menarget Kuroyukihime ketika dia masih dalam keadaan tak sadar, mereka pastinya akan mulai menyerang segera setelah mereka mengetahui nama rumah sakit ini.

Haruyuki mengaktifkan Neuro Linker-nya dan menyetel alaram dengan suara maksimum. Dengan ini, jika ia hampir tertidur, alaram itu akan berdering dengan suara yang secara praktek memiliki tingkat mematikan dan membangunkannya.

Ini adalah pertama kalinya dalam hidup Haruyuki untuk tetap terjaga hingga larut malam seperti ini.

Namun, ia tidak pernah merasa bosan, apalagi mengantuk. Haruyuki tetap menjaga matanya yang terbuka lebar melihat cahaya remang pada pintu masuk sepanjang waktu, dan terkadang melihat ke jendela video miniatur dari UGD.

Tubuh putih Kuroyukihime terbaring di dalam kapsul tidak bergeming, tetapi Haruyuki merasa dengan jelas bahwa dia sedang menjalani pertarungan yang sengit.

Berjuanglah. Berjuanglah.

Setiap kali Haruyuki melihat video itu, dia berdoa demikian di dalam hatinya. Ia dan orang itu terhubung melalui Neuro Linker mereka masing-masing, jaringan rumah sakit, dan juga program Brain Burst. Itulah mengapa doanya pastinya akan terjawab. Haruyuki tanpa ragu lagi percaya akan hal itu.

Sekitar pukul 2 pagi, sang suster yang berwajah cemas itu datang dengan segelas kopi untuk mengecek keadaan Haruyuki.

Kekurangan susu dan gula, rasa dari kopi hitam yang ia minum, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, terasa sangat pahit sampai-sampai menyengat lidahnya.

Pada jam 5 pagi, cahaya fajar pertama sedikit menyinari pintu masuk. Setelah ragu sejenak, Haruyuki berlari menuju toilet dan kemudian kembali dengan sigap ke bangku setelah keluar(?) dengan waktu tersingkat dalam hidupnya.

6 pagi. Bersamaan dengan para staf yang kalang kabut mulai bertambah banyak dimana-mana pada lantai iini, Haruyuki menambah kewaspadaannya lebih lagi.

7 pagi. Penjaga malam yang telah menyelesaikan pekerjaannya pulang satu persatu. Suster itu memberikan segelas kopi lain dan sebuah sandwich, lalu juga pulang sambil meninggalkannya dengan kata-kata yang menghangatkan.

8:30 pagi—

Setelah para penjaga malam di meja resepsionis bertukar, pintu otomatis yang ada di pintu masuk depan rumah sakit itu terbuka.

Bagaikan mereka telah menunggu hal tersebut, beberapa orang, kebanyakan para lansia, masuk melalui pintu masuk tersebut.

Merasa lebih berhati-hati dari sebelumnya, Haruyuki membuka matanya dengan lebar-lebar dan menatap terpaku ke kerumunan pasien-pasien itu.

Bahkan jika seseorang berkata bahwa satu setengah tahun sudah lewat sejak ia masuk sekolah dan itu hanya sebuah sekolah berukuran kecil dengan 3 kelas per tingkat, ia tidak dapat mengenali wajah-wajah murid di Umesato seperti yang diperkirakan. Ketika ia melihat wajah-wajah dari anak-anak muda yang ia tidak yakin tahu, ia tidak ragu untuk berakselerasi dan mengecek matching list.

Sambil ia memusatkan konsentrasinya terus menerus, angka dari penunjuk jam digital di sudut penglihatan Haruyuki perlahan, perlahan berubah, terlihat menertawakannya.

35 menit. 40 menit.

Kuroyukihime masih belum melewati kondisi kritisnya. Dari 12 jam yang sang dokter katakan kepadanya, lebih dari 10 jam telah lewat.

Tolong segera siuman. Dan lepaskan alat pemantau otak itu.

Haruyuki dengan pasrah berdoa.

Sekali lagi—sekali lagi, aku ingin bertemu dengan orang itu di Accelerated World hanya berdua saja. Dan aku akan mengatakannya kali ini. Perasaanku. Aku akan berbicara sejujurnya dari lubuk hatiku.

8:45 pagi.

Akhirnya, Haruyuki melihat wajah yang dikenalnya dihadapannya untuk pertama kalinya sejak ia berwaspada.

Untuk sejenak, napasnya tertahan—lalu, ia kembali menghembuskannya tanpa napas panjang karena lega. Wajah itu tak hanya ia kenali. Itu adalah salah satu dari dua wajah yang paling sering ia lihat di dunia ini.

Tubuh tinggi dan ramping itu dengan postur yang pas, dibalut dengan jaket velour yang terlihat dewasa dan celana chino[5]. Rambutnya, yang terkesan halus, bersinar dengan warna coklat transparan dalam cahaya pagi.

Jadi, dia datang...

Haruyuki mengurangi ketegangan dari bahunya dan tersenyum sedikit.

“Hei, Taku! Sebelah sini!”

Bersamaan dengan teriakan keras Haruyuki melewati rumah sakit dari lorong sampai ke pintu masuk, Takumu—Mayuzumi Takumu tiba-tiba menghentikan kaki kanannya ketika berjalan maju. Sepertinya dia masih belum melihat Haruyuki. Matanya melihat ke kiri dan ke kanan dari dekat area terjauh pintu masuk, dan akhirnya melihat lurus ke lorong yang terhubung dengan ruang UGD.

Dia berkontak mata dengan Haruyuki yang telah turun dari bangku dan melambaikan tangannya, lalu—

Takumu menaikkan kepalanya sedikit, dan berkedip dengan semangat berkali-kali.

Dan lalu, dia memberikan senyum cerah dan bahagia seperti biasanya.

Setelah dengan cepat mengangkat lengan kanan jaket berwarna navy-blue nya, dia menyentuh Neuro Linker birunya dengan jarinya.

‘Tunggu sampai aku teridentifikasi oleh jaringan rumah sakit’, adalah apa yang Haruyuki segera tebak dari itu. Pada waktu bersamaan, ia tersenyum, berpikir ‘Sungguh orang yang metodologis seperti biasa’.

Disamping dari tujuan datang ke rumah sakit yaitu untuk check-up atau untuk menjenguk pasien, telah menjadi peraturan nasional di seluruh rumah sakit bahwa tiap orang harus menghubungkan Neuro Linker-nya dengan jaringan rumah sakit ketika berjalan melalui pintu masuk, dan kemudian memperlihatkan kartu identitas mereka di meja resepsi dan mengambil sebuah name tag.

Tetapi, orang itu harus berdiri dan menunggu di pintu masuk selama 30 detik sampai proses pengidentifikasian yang ketat itu selesai, jadi tak terlalu banyak perbedaan jika orang tersebut menghemat waktu dengan bergerak ketika hal itu berlangsung. Sebenarnya, ketika Haruyuki datang kesini kemarin malam, ia tidak berhenti berlari sesaatpun hingga ia sampai di depan ruang UGD, jadi pengidentifikasian itu baru selesai setelah Kuroyukihime menghilang ke sisi lain pintu itu.

Tetapi sepertinya Takumu tidak ingin melakukan pelanggaran kecil terhadap peraturan seperti itu. Bahkan sambil melihat ke Haruyuki dengan wajah frustasi, dia berdiri di tengah pintu masuk dan menunggu dirinya terhubung.

Lalu, sepertinya dia menyadari sesuatu, Takumu memutar tubuhnya ke samping.

Matanya beralih ke arah pintu otomatis, dan dia meletakkan tangan kirinya di atas mulutnya seperti sedang memanggil seseorang dengan suara lantang.

Seketika Haruyuki berpikir ‘Apakah Chiyuri juga datang?’, ia juga mencoba melihat ke sisi lain dari pintu masuk depan itu.

Tepat sebelum pandangannya melewati Takumu.

Ada rasa tak tenang yang ia rasakan.

Takumu, yang berkelakuan baik tidak seperti Haruyuki, berteriak di dalam rumah sakit?

Daripada menggunakan tangannya sebagai pengeras suara, itu bagaikan—mulutnya. Dan kata-kata yang dikeluarkannya.

Untuk Haruyuki, hal itu terlihat sepertinya dia mencoba untuk menyembunyikannya.

Pada saat itu juga, perasaan tak tenang itu berubah menjadi rasa ngeri. Sebuah jarum es menusuk tepat di tulang punggung Haruyuki.

Bahkan matanya membuka lebar dan ia berdiri tegak, beberapa pikiran muncul di pikirannya pada saat yang sama.

Aku—Kenapa aku berkesimpulan bahwa orang itu, si «Cyan Pile», adalah seorang murid di SMP Umesato?

Tentu saja, karena dia menaruh virus itu di dalam Neuro Linker Chiyuri. Karena dia menggunakan Chiyuri sebagai batu loncatan, dan menyerang Kuroyukihime seperti hantu dari suatu tempat dalam jaringan lokal sekolah.

Tapi. Bagaimana jika dia membuat Backdoor demi mengaksesnya melalui Jaringan Global? Dalam hal itu, si tersangka tak terbatas hanya pada lingkungan SMP Umesato, tapi meluas hingga ke seluruh negara.

Namun, pada waktu bersamaan, saringan baru untuk mempersempit dugaan tersangka muncul. Kenapa Chiyuri? Tentu saja, karena dia mudah dihubungi olehnya.

Seseorang di luar sekolah, yang terdekat dengan Chiyuri. Seseorang yang begitu dekat dengannya, hingga dia dapat direct connect dengan Neuro Linker Chiyuri. Hanya ada satu orang yang cocok dengan semua hal ini. Seseorang yang, tepat pada saat ini, sedang berdiri 20 meter di depannya—

Sesaat setelah pikirannya mencapai hal itu, mulut Haruyuki bergerak dengan sendirinya dan mengeluarkan command.

Burst Link!!

—Anak laki-laki itu yang merupakan teman kecil dan pacarnya Chiyuri. Takumu.

Bashiiiiiiii!!

Sebuah dunia membeku yang dingin dan kering.

Di depannya, Takumu, dengan tangan kirinya di depan mulutnya, menjadi kaku dan berwarna biru.

Tetapi, itu tidak benar. Di telapak tangannya, Takumu ternyata juga mengatakan command tersebut dalam waktu yang bersamaan. Dan kesadarannya mulai diakselerasi di dimensi beku yang berbeda dengan Haruyuki.

Kau? Jadi kau? Tak mungkin. Mustahil. Kenapa. Kenapa?

Bahkan sambil ia membuat teriakan-teriakan kebingungan dalam benaknya, tangan kanan avatar Haruyuki bergerak ke ujung atas desktop virtual dengan kecepatan tertinggi yang mungkin dicapai.

Tepat saat ini juga, Takumu juga melakukan hal yang sama. Mengaktifkan konsol Brain Burst, dan menunggu update matching list. Lalu, bagaikan menyentuh buah yang jatuh, dia akan mengklik nama «Black Lotus» dan menantangnya dalam duel.

Sebelum hal itu terjadi, Haruyuki harus menantang «Cyan Pile».

Haruyuki menggertakkan giginya, membuka matanya lebar-lebar, dan menatap indikator Searching dari matching list.

Dengan sebuah *ping*, namanya sendiri muncul di paling atas. «Silver Crow».

Selanjutnya, orang yang dicintainya yang harus ia lindungi. «Black Lotus»..

Dan terakhir, nama musuh yang ia harus kalahkan akhirnya muncul sebagai serangkaian huruf-huruf untuk pertama kalinya dihadapan mata Haruyuki. «Cyan Pile».

Semoga tepat waktu————!!

Sambil meneriakkan itu dengan seluruh jiwa dan raganya, Haruyuki mengklik nama itu dengan kecepatan super dan menekan command duel dari jendela dengan suara *pop*.


Referensi[edit]

  1. Emergency Room, atau UGD
  2. Kebalikan dari senpai. Dalam hal ini, adik kelas
  3. Salah satu aplikasi Neuro Linker untuk meng-save pemandangan yang sedang kita lihat. Prinsip kerjanya mirip seperti Screen Capture
  4. Gambar yang diambil pada saat waktu kejadian yang sesungguhnya, biasa diambil dari pemantauan kamera CCTV atau kamera pengawas
  5. Celana yang terbuat dari Kain Kepar yang 100% terbuat dari kapas