Difference between revisions of "Suzumiya Haruhi ~ Indonesian Version:Jilid1 Bab05"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m (perbaikan link)
(telah disunting oleh obakasan)
Line 1: Line 1:
  +
'''Bab 5'''
Senin pun datang, dan kelembapan dari musim hujan membuatnya bertahap terasa di sekolah, meningkat sampai titik di mana kami menjadi ember keringat. Jika ada politikus yang membuat janji kampanye untuk memasang sebuah eskalator di jalan bukit, mereka dijamin akan mendapat suaraku saat aku sudah bisa memilih.
 
   
Aku sedang duduk di ruang kelas, mengipasi leherku dengan shitajiki/alas tulis<!-- I dont know what is the better Indonesian equivalent for pencil board, for now I use the japanese one --> sebagai pengganti kipas, ketika bel berbunyi dan Haruhi, yang tidak biasanya, adalah yang terakhir masuk.
 
   
Melempar tasnya ke meja, dia berkata, "Aku juga ingin dikipasi."
 
   
"Lakukan saja sendiri."
 
   
Haruhi, yang berpisah denganku di depan stasiun dua hari yang lalu, menekuk wajahnya menjadi muka asam, menggembungkan pipinya. Saat ketika aku berpikir kalau ekspresinya menjadi semakin imut hari-hari ini, dia kembali menjadi dirinya yang biasa menggerutu hari ini.
 
   
  +
Senin telah datang, dan kelembapan musim hujan membuatnya secara bertahap terasa di sekolah, meningkat sampai titik di mana kami jadi ember keringat. Jika beberapa politikus bikin janji kampanye untuk memasang sebuah eskalator di jalan bukit, mereka dijamin akan dapat suaraku saat aku sudah bisa memilih.
"Hei, Suzumiya. Kamu tahu nggak cerita tentang [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Volume1_Translator's_Notes#Burung_Biru_Pembawa_Kebahagiaan|'Burung Biru Pembawa Kebahagiaan']]?"
 
   
  +
Aku sedang duduk di ruang kelas, mengipasi leherku dengan alas tulis<!-- I dont know what is the better Indonesian equivalent for pencil board, for now I use the japanese one; alas tulis aja --obakasan 30 Nov 2009 --> sebagai pengganti kipas, ketika bel berdentang dan Haruhi, yang tidak biasanya, yang terakhir masuk.
"Apa itu?"
 
   
  +
Melempar tasnya ke meja, dia berkata, "Aku juga pengen dikipasin."
"Nggak, nggak usah dipikirin, bukan apa-apa."
 
   
  +
"Lakuin ndiri!"
"Kalau begitu, nggak usah nanya."
 
   
  +
Haruhi, yang berpisah denganku di depan stasiun dua hari yang lalu, menekuk wajahnya menjadi muka asam, cemberut. Tepat ketika aku berpikir kalau ekspresinya jadi makin manis hari-hari ini, dia kembali jadi diri mengernyit yang biasanya hari ini.
Haruhi memberiku tatapan menggerutu dari samping, lalu Okabe-sensei data dan sesi homeroom dimulai.
 
   
  +
<!-- ga salah nih dia manggil Suzumiya? bukannya dah mulai akrab? Mesti cek buku aslinya! --obakasan 30 Nov 2009 -->
Di dalam kelas pada hari itu, sebuah aura kekesalan teradiasi ke seluruh sisi dari [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Volume1_Translator's_Notes#Haruhi's_downer|Haruhi's downer]], memancarkan tekanan yang tidak menyenangkan ke punggungku. Tidak pernah rasanya bunyi bel pada akhir hari terasa begitu nyaman. Seperti tikus ladang berlari dari api kebakaran yang menyala-nyala, aku berevakuasi ke ruang klub.
 
  +
"Gini nih, Suzumiya. Loe tahu ngga sih cerita [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#The_Blue_Bird_of_Happiness|Burung Biru Kebahagiaan]]?"
   
  +
"Apaan tuh?"
Figur Nagato yang sedang membaca kini menjadi pemandangan yang pasti ada di ruang klub, sampai ke batas kalau dia terlihat seperti ornamen tetap di dalam ruangan.
 
   
  +
"Ngga, ngga usah dipikirin, bukan apa-apa."
Dikatakan begitu, aku berbalik dan berkata ke Koizumi Itsuki, yang sudah datang terlebih dahulu.
 
   
  +
"Kalau gitu, ngga usah nanya dong."
"Jangan bilang kalau kamu juga punya sesuatu yang ingin dikatakan kepadaku tentang Suzumiya?"
 
   
  +
Haruhi memberiku kernyitan samping, lalu Okabe-sensei datang dan absensi dimulai.
Hanya ada tiga orang di tempat ini. Haruri ada tugas membersihkan hari ini, sedangkan Asahina masih belum datang.
 
   
  +
Di kelas hari itu, sebuah aura kekesalan teradiasi ke seluruh sisi dari [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Downer|downer]] Haruhi, memancarkan tekanan yang tak mengenakkan ke punggungku. Tak pernah rasanya dentangan bel di akhir hari terdengar begitu nyaman. Seperti tikus ladang kabur dari sikatan api yang berkobar, aku mengungsi ke ruang klub.
"Ah, berdasarkan reaksi anda, saya kira dua gadis lainya telah melakukan pendekatan kepa da anda."
 
   
  +
Sosok membaca Nagato kini menjadi pemandangan default di ruang klub, sampai ke batas bahwa dia kelihatannya seperti ornamen tetap di ruangan.
Koizumi melihat sekilas ke Nagato, yang sibuk membaca bukunya seperti biasa. Aku menyadari nada bicaranya yang tahu segala cukup menyebalkan.
 
   
  +
Dikatakan begitu, aku berbalik dan berkata ke Koizumi Itsuki, yang sudah tiba.
"Mari kita mencari tempat lain untuk bicara. Bisa bermasalah jikalau Suzumiya-san mendengar kita."
 
   
  +
"Jangan-jangan loe juga punya sesuatu yang pengen diomongin ke gue soal Suzumiya?"
Koizumi dan aku pergi menuju kafetaria dan duduk di salah mejanya. Di jalan, Koizumi bahkan membelikan secangkir kopi panas untuk ku. Aku tahu ini aneh untuk dua pria duduk bersama di satu meja kafetaria, tapi itu tidak bisa dihindari.
 
   
  +
Hanya ada tiga orang di tempat ini. Haruhi piket hari ini, sedangkan Asahina-san masih belum datang.
"Sampai seberapa jauh yang sudah anda ketahui?"
 
   
  +
"Ah, menilai dari reaksi anda, saya tebak dua gadis lainnya telah melakukan pendekatan kepada anda."
"Kalau Suzumiya itu bukan orang biasa, kukira."
 
  +
  +
Koizumi melirik sekilas ke Nagato, yang sibuk membaca bukunya seperti biasa. Kusadari nada bicara tahu-segalanya cukup menyebalkan.
  +
  +
"Mari kita cari tempat lain untuk mengobrol. Akan jadi repot bilamana Suzumiya-san mendengar kita."
  +
  +
Koizumi dan aku pergi menuju kantin dan duduk di salah satu mejanya. Di jalan, Koizumi bahkan membelikan secangkir kopi panas untukku. Aku tahu [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Duduk_di_Kantin|ini aneh buat dua cowok duduk bareng di satu meja kantin]], tapi mau bagaimana lagi.
  +
  +
"Sampai seberapa jauh yang sudah anda ketahui?"
   
  +
"Sampe si Suzumiya itu bukan orang biasa, kukira."
"Ini membuat semuanya menjadi lebih mudah untuk saya. Anda benar."
 
   
  +
"Itu membuat semuanya jadi lebih mudah untuk saya. Anda benar."
Apa ini semacam joke? Seluruh ketiga anggota Brigade SOS lainnya telah memberitahuku kalau Suzumiya itu bukan manusia. Apa pemanasan global sangat mendidihkan otak mereka sampai mereka korslet?
 
   
  +
Ini semacem guyon ya? Semua ketiga anggota Brigade SOS lainnya udah ngasih tau gue kalo si Suzumiya itu bukan manusia. Apa pemanasan global manasin otak mereka sampe-sampe mereka korslet?
"Pertama, beritahu siapa kamu sebenarnya."
 
   
  +
"Pertama, kasih tau gue siapa elo sebenarnya."
Karena sudah ada orang yang mengatakan kalau dirinya alien dan yang satunya penjelajah waktu, aku sudah mempunyai bayangan, jadi aku ikuti.
 
   
  +
Karena yang satu bilang kalau dirinya alien sementara yang lain penjelajah waktu, aku sudah punya bayangan, jadi aku meneruskan,
"Kamu nggak bakal bilang ke aku kalau kamu itu esper kan?"
 
   
  +
"Loe ngga bakal bilang kalo loe itu esper, kan?"
"Sekarang tidak perlu mengasumsikannya lagi!"
 
   
  +
"Nah, tiadalah perlu berasumsi!"
Koizumi mengoyangkan cangkirnya lembut.
 
   
  +
Koizumi menggoncangkan cangkirnya lembut.
"Walau tidak terlalu akurat sekali, anda kurang lebih benar - saya seorang yang bisa anda sebut sebagai esper. Itu benar, saya memiliki kekuatan paranormal."
 
   
  +
"Walau tidak terlalu akurat, anda kurang lebih benar -- saya adalah yang anda sebut sebagai esper. Benar, saya memiliki kekuatan paranormal."
Aku meminum kopiku dalam diam. Mmm, terlalu manis, dia seharusnya beli dengan gula yang lebih sedikit.
 
   
  +
Kuminum kopiku dalam diam. Mmm, terlalu manis, dia seharusnya beli yang gulanya lebih dikit.
"Saya lebih memilih untuk mendadak tidak pindah ke sekolah ini, tapi telah ada perubahan situasi. Saya tidak mengira kalau kedua gadis itu telah mendekati Suzumiya Haruhi dengan cepat. Sebelumnya, mereka selalu mengawasinya dengan diam-diam."
 
   
  +
"Tadinya saya lebih memilih untuk tidak pindah ke sekolah ini secara begitu mendadak, tapi telah ada perubahan situasi. Saya tidak mengira kalau kedua gadis itu akan mendekati Suzumiya Haruhi begitu cepat. Sebelumnya, mereka selalu diam-diam mengawasinya."
Berhentilah memperlakukan Haruhi seperti spesies langka!
 
   
  +
Berhenti napa nganggap Haruhi kayak spesies langka yang berharga!
Menyadari aku jadi cemberut, dia melanjutkan.
 
   
  +
Menyadari aku mengerutkan dahi, dia melanjutkan.
"Sekarang tenanglah dahulu. Kami juga berusaha sebaiknya! Kami tidak memiliki maksud untuk menyakiti Suzumiya-san, malahan kami ingin melindunginya dari bahaya."
 
   
  +
"Nah tenanglah dahulu. Kami juga berusaha sebaik-baiknya! Kami tidak berniat menyakiti Suzumiya-san, malahan, kami ingin melindunginya dari bahaya."
"Kamu bilang kami? Artinya ada esper lain seperti kamu?"
 
   
  +
"Loe bilang kami? Berarti ada esper lain kayak elo?"
"Yaa, tidak sebanyak yang anda pikirkan. Karena saya di antara tingkat terendah, saya tidak terlalu tahu banyak, saya hanya tahu kalau kira-kira ada sepuluhan di dunia ini. Semuanya di bawah pengawasan 'Organisasi'."
 
   
  +
"Yah, tidak sebanyak yang anda pikirkan. Karena saya ada di antara tingkat terendah, saya tidak terlalu tahu banyak, saya hanya tahu kira-kira ada sepuluh di dunia ini. Semuanya di bawah pengawasan 'Organisasi'."
Hebat, sekarang kita punya sebuah 'Organisasi'!
 
   
  +
Mantap, sekarang kita punya 'Organisasi'!
"Saya tidak tahu terdiri dari apa 'Organisasi' itu, atau berapa banyak anggotannya. Semua sepertinya dijalankan oleh orang penting di atas sana."
 
   
  +
"Saya tidak tahu tersusun dari apa 'Organisasi' itu, atau berapa banyak anggotanya. Semua sepertinya dijalankan oleh bos-bos di atas sana."
".....Jadi, kelompok rahasia ini, 'Organisasi' ini, sebenarnya apa yang dilakukan mereka?"
 
   
  +
".....Jadi, kelompok rahasia ini, 'Organisasi' ini, sebenarnya mereka ngapain aja?"
Koizumi membasahi bibirnya dengan kopi yang telah dingin.
 
   
  +
Koizumi membasahi bibirnya dengan kopi yang mendingin.
"Seperti yang telah anda duga, 'Organisasi' didirikan tiga tahun yang lalu, dan prioritas mereka adalah mengamati Suzumiya Haruhi. Kalau dikatakan secara langsung, mereka ada hanya untuk mengamati Suzumiya Haruhi. Saya yakin anda telah mengerti sekarang? Saya bukanlah satu-satunya anggota 'Organisasi' yand ada di sekolah ini. Di sini ada sejumlah orang yang telah menyusup sebelum saya; Saya hanyalah dipindahkan sementara di sini untuk membantu mereka."
 
   
  +
"Seperti yang telah anda duga, 'Organisasi' didirikan tiga tahun yang lalu, dan prioritas mereka adalah mengamati Suzumiya Haruhi. Blak-blakan dikatakan, mereka eksis hanya untuk mengamati Suzumiya Haruhi. Saya yakin anda telah mengerti sekarang, bukan? Saya bukanlah satu-satunya anggota 'Organisasi' yand ada di sekolah ini. Sudah ada sejumlah yang telah menyusup kesini sebelum saya; Saya hanyalah dipindahkan sementara kesini untuk membantu mereka."
Aku tiba-tiba teringat wajah Taniguchi. Dia bilang kalau dia dari dulu selalu sekelas dengan Haruhi semenjak SLTP. Mungkinkah dia itu esper seperti Koizumi juga?
 
   
  +
Aku tiba-tiba membayangkan wajah Taniguchi. Dia bilang kalo dia selalu sekelas sama Haruhi dari SMP. Bisakah dia itu esper kayak Koizumi juga?
"Kamu bercanda kan?"
 
   
  +
"Loe lagi bercanda, kan?"
Koizumi berpura-pura tidak mendengarnya dan melanjutkan,
 
   
  +
Koizumi pura-pura tak mendengarnya dan melanjutkan,
"Akan tetapi, saya tidak bisa menjamin kalau mereka semuanya berada di sisi Suzumiya-san."
 
   
  +
"Namun, saya tidak bisa menjamin kalau mereka semua berada di sisi Suzumiya-san."
Mengapa semuanya suka dengan Haruhi? Dia hanyalah seseorang yang eksentrik, gadis gila yang membuat masalah bagi orang lain, dan juga tidak disebutkan, dia itu sangatlah egois. Apakah dia itu benar-benar pantas mendapatkan 'Organisasi' untuk menggunakan seluruh sumber dayanya untuk melindunginya? Walau aku harus mengakuinya kalau dia itu menarik dari tampangnya.
 
   
  +
Kenapa sih semuanya suka sama Haruhi? Dia cuman cewek eksentrik, gila yang bikin masalah buat orang lain, belum lagi, dia itu egois banget. Emangnya dia benar-benar pantas punya 'Organisasi' buat digunain seluruh sumber dayanya buat ngelindungin? Walau gue mesti akui sih tampangnya emang menarik.
   
"Saya tidak tahu apa yang terjadi tiga tahun yang lalu. Yang saya tahu hanyalah, saya tiba-tiba sadar saya memiliki kekuatan paranormal pada suatu hari tiga tahun yang lalu. Saya benar-benar ketakutan, saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Beruntung untuk saya, itu tidaklah lama sebelum 'Organisasi' mengambil saya, atau saya mungkin sudah bunuh diri karena berpikir ada yang salah dengan otak saya."
+
"Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi tiga tahun yang lalu. Yang saya tahu hanyalah, saya tiba-tiba sadar saya memiliki kekuatan paranormal pada suatu hari tiga tahun yang lalu. Saya benar-benar ketakutan; saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mujurlah bagi saya, tidaklah lama sebelum 'Organisasi' mengambil saya, atau saya akan bunuh diri karena berpikir ada yang salah dengan otak saya."
   
Aku sudah berpikir kalau pasti ada yang salah dengan otak mu sejak waktu itu.
+
Gue udah mikir kalo pasti ada yang salah sama otak loe pas gue ketemu elo.
   
"Yaa, itu tidak mustahil. Walau kami lebih takut dengan adanya kemungkinan buruk yang tidak bisa diduga sebelumnya."
+
"Yah, tidaklah mustahil juga. Walau kami lebih takut pada adanya kemungkinan-kemungkinan buruk yang tiada terduga."
   
Tersenyum akan kekurangannya, Koizumi menyisip cangkirnya yang berisi kopi, dan kemudian memberikan aku tatapan serius.
+
Tersenyum akan kekurangannya sendiri, Koizumi menyeruput cangkir kopinya, dan kemudian mulai memberiku tatapan serius.
   
"Kapan anda pikir dunia ini dimulai keberadaannya?"
+
"Kapan menurut anda dunia ini dimulai keberadaannya?"
   
Dia menanyakan pertanyaan yang cukup mengejutkan tiba-tiba.
+
Dia bertanya pertanyaan yang cukup mengejutkan tiba-tiba.
   
"Bukannya semua dimulai dari Dentuman Besar?"
+
"Bukannya mulainya pas Dentuman Besar?"
   
"Saat ini itulah yang dikatakan. Tetapi, bagi kami ada kemungkinan lain - dunia ini dimulai dari tiga tahun yang lalu."
+
"Saat ini itulah yang dikatakan. Tetapi, bagi kami ada kemungkinan lain -- dunia ini jadi tiga tahun yang lalu."
   
Aku melihat wajah Koizumi lagi dan lagi. Apa yang dikatakannya telalu absurd sebagai kenyataan.
+
Kulihat wajah Koizumi lagi dan lagi. Apa yang dikatakannya telalu absurd untuk jadi kenyataan.
   
"Itu mustahil! Aku masih bisa mengingat dengan jelas apa yang terjadi tiga tahun yang lalu. Lagi pula, kedua orangtuaku masih hidup. Aku masih punya tiga jahitan yang kudapat saat jatuh ke selokan waktu masih kecil. Dan bagaimana kamu bisa menjelaskan semua yang kuhafalkan mati-matian dari buku pelajaran sejarah?"
+
"Mustahil itu! Gue masih bisa ingat jelas apa yang terjadi tiga tahun lalu. Lagian, ortu gue masih hidup. Gue masih punya tiga jahitan yang gue dapat pas jatuh ke selokan waktu masih kecil. Dan terus gimana loe bisa jelasin semua yang gue hafalin mati-matian dari buku pelajaran sejarah?"
   
"OK, lalu bagaimana anda bisa yakin kalau semua manusia, termasuk anda, tidak diciptakan dengan ingatan mereka sebelumnya? Kalau ini kasusnya, maka tidak perlu sampai tiga tahun yang lalu. Tidak ada bukti di dunia ini yang membatalkan kalau dunia tidak dimulai dari lima menit yang lalu, dan semua kehidupan dimulai dari sana."
+
"OK, lalu bagaimana anda bisa yakin kalau semua manusia, termasuk anda, tidak diciptakan dengan ingatan mereka sebelumnya? Kalau begitu, maka tidaklah perlu jauh-jauh sampai tiga tahun yang lalu. Tidak ada bukti di dunia ini yang menyanggah kalau dunia tidak dimulai dari lima menit yang lalu, dan semua kehidupan mulai dari sana."
   
 
"...."
 
"...."
   
"Sebagai contoh, coba bayangkan sebuah virtual reality. Otakmu telah dihubungkan dengan kabel listrik, semua yang kau lihat, cium, dan bahkan sentuh sebenarnya dikirimkan melalui sinyal listrik dari kabel ke otakmu, tapi kamu sendiri percaya apa yang kau rasakan itu nyata. Jadi apa yang disebut sebagai dunia nyata itu sebenarnya sangat rapuh."
+
"Sebagai contoh, coba bayangkan sebuah realitas virtual. Otak anda telah dicolok dengan kabel listrik, semua yang anda lihat, cium, dan bahkan sentuh sebenarnya dikirimkan melalui sinyal listrik dari kabel ke otak anda, namun anda sendiri percaya bahwa apa yang anda rasakan itu nyata. Dunia yang begitu nyata ini sebenarnya sangatlah rapuh."
   
".... Mari bilang saja kalau aku setuju dengan yang kamu katakan, itu tidak masalah kalau bumi terbentuk tiga tahun yang lalu atau lima menit sebelumnya. Yang jadi masalah, apa hubungan keberadaan 'Organisasi' dengan Haruhi?"
+
"......Misalkan aja gue setuju sama yang elo bilang. Ga masalah kalau bumi kebentuk tiga tahun lalu atau lima menit lalu. Masalahnya, apa hubungannya keeksistensian 'Organisasi' elo sama Haruhi?"
   
"Pimpinan dari 'Organisasi' percaya kalau sebenarnya dunia ini hanyalah mimpi seseorang. Kami, tidak, seharusnya seluruh dunia ini sendiri sebenanya hanyalan mimpi. Karena hanya sebuah mimpi, bagi orang itu, untuk membuat dan mengubah kenyataan dimana kita berada didalamnya adalah semudah bagaikan memutar jam saja. Dan kami tahu siapa orang itu."
+
"Pimpinan 'Organisasi' percaya bahwa sebenarnya dunia ini hanyalah mimpi seseorang. Kami, tidak, itu seharusnya seluruh dunia ini sendiri sebenarnya hanyalah mimpi. Karena hanya sebuah mimpi, bagi orang tersebut, untuk menciptakan dan mengubah realitas ini dimana kita berada didalamnya adalah sesimpel putaran jam. Dan kami semua tahu siapa orang tersebut."
   
Mungkin karena disebabkan pemilihan kata-katanya, tetapi wajah Koizumi terlihat sungguh dewasa.
+
Mungkin karena pemilihan kata-katanya, tapi wajah Koizumi herannya kelihatan dewasa.
   
"Manusia menyebut siapa yang bisa menciptakan dan menghancurkan dunia ini semaunya sebagai Tuhan<!-- God in here can be translated into 'Tuhan' as in omnipotent god in christian/islam, or 'Dewa' as kami-sama in japanese, or like in budha/hindu religion, I choose the first because in this context is only one person-->."
+
"Manusia telah memanggil siapa-siapa yang dapatmenciptakan dan menghancurkan dunia ini semaunya sebagai Tuhan<!-- God in here can be translated into 'Tuhan' as in omnipotent god in christian/islam, or 'Dewa' as kami-sama in japanese, or like in budha/hindu religion, I choose the first because in this context is only one person-->."
   
....Hei, Haruhi! Kamu sudah menjadi tuhan tuh, ya Tuhan!
+
....Woi, Haruhi! Loe udah jadi Tuhan tuh, oh Tuhanku!
   
"Oleh karena itulah 'Organisasi' selalu sangat berhati-hati. Jika Tuhan menjadi tidak puas dengan dunia ini, dia bisa saja melenyapkan dunia yang lama dan menggantinya dengan yang baru. Seperti anak kecil yang tidak puas dengan istana pasirnya dan memutuskan untuk menghancurkannya dan membuat yang baru. Walau kurasa ada banyak konflik yang tidak terselesaikan di dunia ini, tapi masih ada beberapa yang baik yang membuatnya cukup berharga untuk hidup di dalamnya. Karena inilah aku membantu 'Organisasi' melindungi dunia."
+
"Oleh karena itulah 'Organisasi' selalu sangat berhati-hati. Jika Tuhan menjadi tidak puas dengan dunia ini, dia bisa saja melenyapkan dunia yang lama dan menggantinya dengan yang baru. Seperti anak kecil yang tidak puas dengan istana pasirnya dan memutuskan untuk menghancurkannya dan membuat yang baru. Walaupun kurasa ada banyak konflik yang tak terselesaikan di dunia ini, masih ada beberapa hal yang baik di dunia ini yang membuatnya pantas untuk dihidupi. Inilah karenanya saya membantu 'Organisasi' menjaga dunia ini."
   
"Mengapa kamu tidak pergi dan langsung tanya Haruhi? Bilang kepadanya supaya berhenti menghancurkan dunia, mungkin dia mau mendengarnya."
+
"Kenapa loe ga pergi aja dan langsung nanya Haruhi? Bilang sama dia berhenti ngancurin dunia, kali aja dia mau dengerin."
   
"Tentu saja, Suzumiya-san tidak mengetahui itu, dia tidak menyadari kekuatannya sendiri. Tugas kami adalah agar dia tidak pernah menyadarinya dan dia menjalani kehidupannya dengan damai."
+
"Tentu saja, Suzumiya-san tidak mengetahuinya, dia tidak menyadari kekuatannya sendiri. Tugas kami adalah memastikan dia tidak pernah menyadarinya, dan menjalani kehidupannya dengan damai."
   
Koizumi mulai tersenyum kembali setelah mengatakan hal itu.
+
Koizumi mulai tersenyum kembali setelah mengatakan semua itu.
   
"Saat sekarang ini, dia masih tuhan yang tidak lengkap, tidak bisa mengontrol dunia ini semaunya. Walau dia belum sepenuhnya berevolusi, kami sudah melihat beberapa tanda-tandanya."
+
"Untuk saat ini, dia masih Tuhan tak lengkap, tak mampu mengontrol penuh dunia semaunya. Walaupun dia belum sepenuhnya berevolusi, kami sudah melihat beberapa tanda-tandanya."
   
"Bagaimana kamu tahu?"
+
"Gimana loe tau?"
   
"Coba pikirkan ini, mengapa esper seperti saya, dan juga orang-orang seperti Asahina Mikuru dan Nagato Yuki ada? Itu karena Suzumiya-san menginginkannya."
+
"Coba pikirkan. Kenapa esper seperti saya, dan juga orang-orang seperti Asahina Mikuru dan Nagato Yuki eksis? Itu karena Suzumiya-san mengharapkannya."
   
''Kalau ada seseorang disini yang alien, penjelajah waktu, slider, atau esper, maka datang dan cari saya!''
+
''Kalau diantara kalian ada alien, penjelajah waktu, slider, atau esper, silakan, temui saya!''
   
Aku lansung segera mengingat perkenalan diri Haruhi pada awal semester.
+
Aku segera ingat perkenalan diri Haruhi di awal semester.
   
"Karena dia masih belum menemukan mereka, dia tidak mampu memanfaatkan seluruh kekuatannya, dia hanya bisa melepaskannya secara tidak sadar dan acak. Tetapi untuk beberapa bulan terakhir ini, Suzumiya-san telah terus-menerus melepaskan kekuatannya melebihi apa yang bisa dipahami manusia. Seperti yang anda tahu, ini menyebabkan Suzumiya-san mendapatkan Asahina Mikuru, Nagato Yuki, dan bahkan juga aku untuk bergabung dengan klubnya."
+
"Oleh sebab dia masih belum menemukan mereka, dia tidak mampu memanfaatkan seluruh kekuatannya, dia hanya bisa secara tidak sadar melepaskannya dengan acak. Namun untuk beberapa bulan terakhir, Suzumiya-san telah terus-menerus melepaskan kekuatannya melebihi apa yang manusia dapat pahami. Seperti yang anda ketahui, ini mengakibatkan Suzumiya-san membuat Asahina Mikuru, Nagato Yuki, dan bahkan juga saya untuk bergabung dengan klubnya."
   
Apakah itu membuatku sebagai orang luar sendirian?
+
Berarti itu bikin gue jadi orang luar sendirian dong?
   
"Tidak juga. Bagi kami, anda adalah keberadaan yang misterius. Saya telah melakukan banyak pemeriksaan latar belakang tentang anda, saya harap anda tidak keberatan. Dan saya bisa menjamin, anda hanyalah manusia normal biasa tanpa kekuatan spesial apapun."
+
"Tidak juga. Bagi kami, anda adalah kehadiran misterius. Saya telah melakukan lumayan banyak pemeriksaan latar belakang tentang anda; saya harap anda tak keberatan. Dan saya bisa menjamin, anda hanyalah manusia normal tanpa kekuatan spesial apapun."
   
Haruskan kuanggap itu sebagai pujian, atau seharusnya aku kecewa?
+
Itu gue anggap pujian atau gue seharusnya kecewa?
   
"Saya tidak mengerti juga, tapi nasib dari dunia ini bisa jadi berada di tangan anda. Oleh karena itu, anda harus berhati-hati agar Suzumiya-san tidak merasakan kekecewaan akan dunia ini."
+
"Saya tidak mengerti juga, tapi nasib dari dunia ini bisa jadi berada di tangan anda. Oleh karena itu, anda perlu berhati-hati untuk tidak membiarkan Suzumiya-san merasa kehilangan harapan akan dunia ini."
   
"Karena kamu pikir Haruhi itu tuhan," saranku, "Mengapa tidak kamu culik saja dia, lalu lakukan otopsi padanya dan lihat dari apa otaknya terbuat? Bahkan mungkin saja kamu bisa mempelajari rahasia dari alam semesta!"
+
"Karena loe pikir Haruhi itu Tuhan," saranku, "Kenapa ga loe culik aja dia, otopsi dia dan lihat dari apa otaknya terbuat? Bahkan mungkin aja loe bisa tau rahasia alam semesta!"
   
"Di sana ada beberapa ektremis di dalam 'Organisasi' yang berpikir sama dengan anda."
+
"Memang ada beberapa ektremis dalam 'Organisasi' yang berpikiran sama dengan anda."
   
Koizumi mengangguk saat menambahkan.
+
Koizumi mengangguk sambil menambahkan,
   
"Tetapi mayoritas masih berpikir kalau yang terbaik adalah membiarkannya saja. Lagi pula, bila tuhan menjadi tidak senang karena hal ini, sebuah bencana bisa dipastikan terjadi. Kami berharap dunia tetap seperti apa adanya, jadi sudah sewajarnya kami berharap Suzumiya-san bisa hidup damai. Kami tidak mendapatkan apapun bila bencana terjadi..."
+
"Namun mayoritas masih berpikir bahwa yang terbaik adalah membiarkannya saja. Lagipula, bila Tuhan menjadi tidak senang dikarenakan hal ini, sebuah bencana kemungkinan besar akan terjadi. Kami berharap dunia tetap seperti apa adanya, jadi sudah sewajarnya kami berharap Suzumiya-san bisa hidup damai. Kami tidak mendapatkan apapun bila bencana memang terjadi......"
   
"...Jadi apa yang harus kita lakukan."
+
"...Jadi kita mesti gimana?"
   
"Itu yang tidak saya ketahui."
+
"Itu saya tidak mengetahuinya."
   
"Oh ya, apa yang terjadi dengan dunia bila Haruhi tiba-tiba meninggal?"
+
"Oh iya, dunia bakalan gimana kalo Haruhi tiba-tiba meninggal?"
   
"Apakah dunia akan hancur bersamanya? Atau tuhan hanya menjadi tidak ada? Atau ada tuhan yang baru akan menggantikannya? Sebelum itu terjadi tidak ada yang tahu."
+
"Akankah dunia hancur bersamanya? Atau Tuhan hanya akan menjadi tiada? Atau ada yang baru akan muncul dan menggantikannya? Sebelum itu terjadi, tiada yang benar-benar tahu."
   
Kopi di dalam cangkir kertas telah menjadi dingin. Aku menggesernya ke samping karena aku tidak ingin meminumnya lagi.
+
Kopi dalam cangkir kertas telah jadi dingin. Kugeser ke samping karena aku tak ingin meminumnya lagi.
   
"Kamu bilang kamu punya kekuatan paranormal?"
+
"Loe bilang loe punya kekuatan paranormal?"
   
"Yaa, itu tidak terlalu tepat, tapi kurang lebih anda benar."
+
"Yah, itu tidak terlalu tepat, tapi kurang lebih benar."
   
"Maka tunjukanlah beberapa kekuatanmu, maka aku akan percaya. Misalnya, buat kopi ini menjadi hangat lagi."
+
"Kalo gitu tunjukin beberapa kekuatan loe, terus gue bakal percaya. Misalnya, bikin nih kopi jadi anget lagi."
   
Koizumi tersenyum bahagia. Ini pertama kalinya aku melihatnya benar-benar tersenyum.
+
Koizumi tersenyum riang. Ini pertama kali aku melihatnya benar-benar tersenyum.
   
"Maafkan saya, saya tidak bisa melakukan itu. Kekuatan saya bukanlah sesuatu yang mudah dipahami. Dalam kondisi normal, saya tidak punya kekuatan apapun. Saya haruslah memenuhi beberapa persyaratan sebelum saya bisa menggunakannya, tapi saya percaya anda bisa mendapatkan kesempatan untuk melihatnya pada suatu hari."
+
"Maafkan saya, saya tidak bisa melakukan itu. Kekuatan saya tidak mudah dipahami. Dalam kondisi normal, saya tidak punya kekuatan tertentu. Saya haruslah memenuhi beberapa kondisi sebelum saya dapat menggunakannya, tapi saya percaya anda bisa mendapatkan kesempatan untuk melihatnya suatu hari."
   
"Maaf saya telah mengambil waktu anda, saya kira saya akan pulang ke rumah sekarang." Setelah mengatakan itu, Koizumi pergi dengan senyum.
+
"Maafkan saya telah mengambil waktu anda, saya kira saya akan pulang ke rumah sekarang." Setelah bilang begitu, Koizumi pergi dengan senyum.
   
Aku melihat Koizumi berjalan menjauh sampai dia menghilang, lalu aku berpikir untuk memegang cangkir kertasnya.
+
Kulihat Koizumi berjalan menjauh sampai dia menghilang, lalu kupikir untuk memegang cangkir kertasnya.
   
Seperti yang sudah kuduga, kopinya tetap dingin.
+
Udah gue duga, kopinya tetap dingin.
   
   
  +
Saat aku kembali ke ruang klub, aku terdiam akan Asahina yang berdiri di dalam dengan bra dan celana dalamnya.
 
  +
  +
  +
Saat aku kembali ke ruang klub, kebetulan kudapati Asahina-san berdiri di dalam dengan bra dan celana dalamnya.
   
   
 
"..."
 
"..."
   
Asahina, dengan kostum maid di tangannya, berdiri dengan matanya yang terbuka lebar, melihat ke arah ku yang beku di tempat dengan tangan ku di pegangan pintu. Perlahan mulutnya mulai terbuka saat dia bersiap untuk teriak.
+
Asahina-san dengan kostum maid di tangannya, berdiri dengan mata terbelalak, melihatku yang beku di tempat dengan tanganku di pegangan pintu. Perlahan mulutnya mulai terbuka saat dia bersiap untuk teriak.
   
 
"Maafkan aku."
 
"Maafkan aku."
   
Sebelum dia punya kesempatan untuk teriak, aku menarik kaki yang ada di dalam ruangan dan menutup pintu secepatnya. Terima kasih akan itu, aku bisa menghindari jeritannya.
+
Sebelum dia punya kesempatan berteriak, kutarik keluar kaki yang ada di dalam ruangan dan menutup pintu secepatnya. Berkat itu, aku bisa menghindari jeritannya.
   
Beneran, aku seharusnya mengetuk sebelum masuk. Tidak tunggu, dia seharusnya mengunci pintunya bila dia ingin berganti baju!
+
Bener-bener deh, gue seharusnya ngetuk dulu. Engga tunggu, dia seharusnya ngunci pintunya kalo dia mau ganti baju!
   
Saat aku masih berpikir untuk menyimpan gambaran akan badan putih mulusnya setengah telanjang ke dalam ingatan jangka panjangku, sebuah ketukan halus datang dari sisi lain pintu. "Kamu bisa masuk sekarang...."
+
Saat aku menimbang-nimbang apakah simpan saja gambaran akan badan putih mulus setengah telanjangnya ke dalam bank memori jangka panjangku, sebuah ketukan pelan terdengar dari sisi lain pintu. "Kamu bisa masuk sekarang...."
   
 
"Maaf soal tadi."
 
"Maaf soal tadi."
   
"Itu tidak masalah...."
+
"Ga masalah kok...."
   
Aku melihat kepala Asahina yang menunduk saat dia membuka pintu dan minta maaf. Dia bersemu dan berkata,
+
Kulihat kepala menunduk Asahina-san saat dia membuka pintu dan minta maaf. Dia tersipu dan berkata,
   
"Maaf, aku selalu menampilkan sisi memalukanku...."
+
"Maaf, saya selalu aja nampilin sisi malu-maluinku...."
   
Aku nggak ada masalah sebenarnya.
+
Aku beneran ngga keberatan kok.
   
Dia benar-benar gadis yang cukup penurut, menggunakan kostum maidnya seperti yang dikatakannya.
+
Dia benar-benar gadis yang cukup penurut, memakai kostum maidnya seperti yang Haruhi suruh.
   
Dia hanyalah terlalu imut!
+
Dia terlalu manis!
   
Aku takut kalau aku terus menatap Asahina seperti itu, gambar yang baru saja kuperoleh akan bergeser ke sisi yang tidak senonoh. Mengumpulkan semua alasan yang harus kuhadapi pada keinginan yang mengesalkan, aku duduk dengan cepat di kursi komandan dan menyalakan komputer.
+
Aku khawatir kalau-kalau aku terus menatap Asahina-san seperti itu, gambar yang baru saja kuperoleh akan miring ke sisi tidak senonoh. Menghimpun semua alasan yang harus kuambil pada hasrat-hasrat yang bikin frustasi tersebut, aku cepat-cepat duduk di kursi komandan dan menyalakan komputer.
   
Sadar ada yang memperhatikanku, aku mengangkat kepalaku, aku menemukan Nagato Yuki sebenarnya melihatku untuk perubahan. Dia mengangkat kacamatanya sedikit, lalu kembali kepada bukunya. Gerakannya cukup manusiawi.
+
Sadar ada yang memperhatikanku, kuangkat kepalaku, kudapati Nagato Yuki benar-benar melihatku untuk perubahan. Dia mendorong kacamatanya sedikit, lalu kembali ke bukunya. Gerakannya cukup manusiawi.
   
Aku membuka internet browser dan pergi ke homepage klub, mencoba untuk mengubah sesuatu dari halaman yang selalu tetap, tapi aku tidak tahu darimana harus memulai. Aku mulai berpikir mengedit halaman web hanyalah membuang waktu saja, dan aku akan menuntup jendelanya dan menghembuskan nafas. Tetapi di sini aku bosan seperti mati, aku juga sudah capai dengan Othello, aku butuh sesuatu untuk menghabiskan waktu.
+
Kubuka browser internet dan pergi ke website klub, coba-coba mengubah sesuatu dari halaman yang selalu statis, tapi aku tak tahu darimana harus mulai. Aku jadi berpikir menyunting halaman web itu buang-buang waktu saja, dan akan kututup programnya dan mendesah. Tapi disini gue bosen setengah mati; gue juga udah mulai bosan aja main Othello, gue butuh sesuatu buat ngabisin waktu.
   
Saat aku bergumam dibawah nafasku dengan tangan tersilang, tiba-tiba seseorang meletakkan secangkir teh hangat di depan ku. Aku langsung menatap ke atas dan menemukan Asahina dalam kostum maidnya tersenyum sambil berdiri dengan nampan di tangannya. Dia benar-benar terlihat seperti maid sungguhan.
+
Saat aku bergumam dibawah nafasku dengan tangan tersilang, tiba-tiba seseorang meletakkan secangkir teh hangat di depanku. Kulirik keatas dan menemukan Asahina-san pakai kostum maidnya tersenyum sambil berdiri dengan nampan di tangannya. Dia benar-benar terlihat seperti maid sungguhan.
   
  +
"Makasih."
"Terima kasih."
 
   
Aku baru saja ditraktir secangkir kopi hangat oleh Koizumi, tapi aku masih menerimanya dengan senang hati secangkir teh hangat ini.
+
Baru saja aku ditraktir secangkir kopi panas oleh Koizumi, tapi aku masih menerima dengan senang hati secangkir teh hangat ini.
   
Asahina lalu meletakan cangkir lainnya di sisi Nagato, lalu dia duduk disampingnya dan dengan tenang menyisip cangkir tehnya sendiri.
+
Asahina-san lalu meletakkan cangkir lainnya di sisi Nagato, lalu dia duduk disampingnya dan dalam diam menyesap cangkir tehnya sendiri.
   
   
Pada akhirnya, Haruhi tidak pernah datang ke ruang klub pada hari itu.
 
   
  +
Pada akhirnya, Haruhi tak pernah datang ke ruang klub hari itu.
   
"Kenapa kamu ngga datang kemaring? Bukannya kamu mau mengadakan evaluasi?"
 
   
  +
Seperti biasa, aku berbalik dan bicara ke Haruhi yang dibelakangku sebelum kelas dimulai.
 
  +
  +
  +
"Kenapa loe ngga datang kemaren? Bukannya loe pengen ngadain tanya-jawab?"
  +
  +
Seperti biasa, aku berbalik dan bicara ke Haruhi dibelakangku sebelum absensi.
   
 
Merebahkan badannya di meja, dengan dagunya di permukaan meja, Haruhi berkata dengan tampang kesal,
 
Merebahkan badannya di meja, dengan dagunya di permukaan meja, Haruhi berkata dengan tampang kesal,
   
"Kamu nyebelin! Aku sudah mengadakan evaluasi sendirian kemarin!"
+
"Cerewet ah! Aku udah ngadain evaluasi sendirian kemaren!"
   
 
Aku langsung tahu kalau Haruhi pasti menyusuri ulang tempat-tempat yang ia datangi Sabtu kemarin setelah sekolah.
 
Aku langsung tahu kalau Haruhi pasti menyusuri ulang tempat-tempat yang ia datangi Sabtu kemarin setelah sekolah.
   
"Aku takut kalau kelewatan sesuatu, jadi kupikir lebih aman kalau tempatnya kutelusuri ulang."
+
"Aku kuatir mungkin aku kelewatan sesuatu, jadi kupikir lebih aman kalau tempatnya kutelusuri ulang."
   
Aku selalu berpikir hanya detektif yang percaya kalau penjahat selalu kembali ke tempat kejadian, tapi aku salah.
+
Tadinya gue selalu mikir cuman detektif yang percaya kalau penjahat bakalan selalu balik ke TKP, tapi gue salah.
   
"Panasnya seperti di neraka! Kapan sekolah akan mengganti seragamnya? Aku ingin memakai lengan pendek!"
+
"Sama panasnya kayak neraka! Kapan sih sekolah bakalan ganti seragamnya? Aku pengen pake lengan pendek!"
   
Mereka tidak akan menggantinya sampai Juni, dan hanya tinggal seminggu lagi sampai Mei berakhir.
+
Mereka ga ganti sampai Juni, dan cuman tinggal seminggu lagi sampai Mei berakhir.
   
"Suzumiya, mungkin aku pernah berkata ini sebelumnya, tapi kupikir sebaiknya kamu berhenti mencari kejadian-kejadian misterius dan cobalah untuk menjalani kehidupan SMU biasa."
+
"Suzumiya, mungkin gue pernah ngomong ini sebelumnya, tapi gue pikir mendingan loe berhenti aja cari-cari kejadian-kejadian misterius, dan cobalah ngejalanin kehidupan SMA biasa."
   
Dia akan mengangkat kepalanya dan menggerutu kepadaku... Aku sudah mengantisipasi reaksi seperti itu, tapi Haruhi tetap menempel di meja. Sepertinya dia benar-benar kecapaian.
+
Dia akan mengangkat kepalanya dan mengeryit padaku... Aku sudah mengantisipasi reaksi semacam itu, tapi kepala Haruhi tetap menempel di meja. Sepertinya dia benar-benar kecapaian.
   
"Kehidupan SMU biasa? Kehidupan seperti apa itu?"
+
"Kehidupan SMA biasa? Kehidupan macam mana tuh?"
   
Dia terdengar tidak tertarik sama sekali.
+
Dia kedengaranya tidak tertarik sama sekali.
   
"Misalnya seperti mencari pacar yang cocok. Kamu mungkin bisa bertemu dengan alien saat berkencan. Itu seperti sekali mendayung dua pulau terlampau, tidak terlalu buruk bukan?"
+
"Kayak nyari pacar yang pantes. Loe mungkin aja bisa kebetulan ketemu sama alien pas lagi kencan. Berarti sekali dayung dua-tiga pulau terlampai, ga jelek juga, bukan?"
   
Aku mulai memikirkan percakapan ku dengan Asahina saat membuat saran seperti itu.
+
Aku mulai memikirkan percakapanku dengan Asahina-san waktu itu sambil memberi saran seperti itu.
   
"Lagipula, banyak laki-laki yang rela mengantri untuk mu. Yang kamu perlu lakukan hanyalah menahan perilaku eksentrikmu dan pacarmu akan datang."
+
"Lagian, banyak cowo yang ngantri buat loe. Yang loe perlu lakuin cuman tahan tingkah eksentrik loe dan pacar loe bakal nyamperin."
   
"Hmph, tidak masalah aku punya pacar atau tidak! Semua yang disebut cinta hanyalah kebingungan sementara di pikiran, sebuah penyakit mental."
+
"Huh, ga masalah aku punya pacar atau engga! Semua yang disebut cinta ini cuman kebingungan sementara di pikiran, penyakit mental."
   
Haruhi berkata kecapaian sambil tiduran di meja dan melihat keluar jendela.
+
Kata Haruhi kecapaian sambil tiduran di meja dan melihat keluar jendela.
   
"Sebenarnya, aku pernah memikirkan hal ini dari waktu ke waktu. Aku gadis yang sehat juga, dan badanku punya kebutuhannya sendiri. Tapi aku tidak cukup bodoh untuk mengurusi hal yang merepotkan ini hanya karena kebingungan sesaat. Dan jika aku terlalu sibuk berkencan, bagaimana dengan Brigade SOS? Aku baru saja mendirikannya!"
+
"Sebenarnya, aku emang pernah mikirin hal ini kadang-kadang. Toh aku cewek enerjik, plus badanku juga punya kebutuhannya sendiri<!-- kebutuhan apa nih~? >_< --obakasan 1 Des 2009 -->. Tapi aku belum cukup bodoh buat ngurusin hal ngerepotin macam beginian hanya karena kebingungan sesaat. Dan kalo aku terlalu sibuk kencan, gimana dengan Brigade SOS? Kan baru kudirikan!"
   
Secara teknis, itu masih belum berdiri.
+
Secara teknis itu masih belum didirikan.
   
"Lalu mengapa tidak membuat klub yang melibatkan sejenis hiburan? Itu pasti akan menarik lebih banyak anggota!"
+
"Terus kenapa ga bikin klub yang meliputi semacam bentuk hiburan? Itu bakalan narik lebih banyak anggota pastinya."
   
"Tidak."
+
"Engga."
   
  +
Dengan tegas Haruhi tolak.
Haruhi menolaknya dengan datar.
 
   
"Aku mendirikan Brigade SOS karena klub normal lainnya terlalu membosankan, dan aku telah menrekrut gadis imut seperti Asahina dan murid pindahan misterius juga! Mengapa masih tidak ada yang terjadi? Huh, ini sudah waktunya hal aneh terjadi."
+
"Aku mendirikan Brigade SOS abisnya klub normal lainnya terlalu ngabosenin, dan aku udah ngerekrut cewe manis kayak Asahina-san dan anak pindahan misterius juga! Kenapa masih ga ada kejadian sih? Hah, udah waktunya ini hal aneh terjadi."
   
Ini pertama kalinya aku melihat Haruhi depersi seperti ini, tapi dia juga imut seperti itu. Untuk gadis imut seperti dia, dia cukup cantik walau sedang tidak tersenyum, sungguh disayangkan, semakin kupikir tentang itu.
+
Pertama kalinya kulihat Haruhi depersi seperti ini, tapi dia manis juga kok seperti itu. Bagi gadis manis seperti dia, dia cukup cantik bahkan ketika tidak sedang tersenyum, sungguh disayangkan, semakin kupikirkan tentang itu.
   
Haruhi menghabiskan sisa harinya tertidur nyenyak. Yang ajaib, para guru tidak menyadarinya... Tidak, ini pasti disengaja.
+
Haruhi menghabiskan sisa harinya tidur nyenyak. Yang ajaib, para guru tak pernah menyadari... Tidak, ini pasti kebetulan.
   
   
Tapi mulai sekarang ini, hal aneh mulai terjadi pelan-pelan. Karena bukan hal besar pada awalnya, tidak ada yang menyadarinya, tapi aku sudah memikirkannya seharian semenjak awal Homeroom.
 
   
Saat aku sedang bercakap-cakap dengan Haruhi, pikiranku melayang ke hal lain. Semuanya dimulai dari notes yang ditinggalkan di rak sepatuku pagi ini.
 
   
Notes itu berbunyi,
 
   
  +
Namun mulai saat itu, hal aneh diam-diam mulai terjadi. Karena bukan masalah besar pada awalnya, belum ada yang menyadari, tapi aku sudah memikirkannya seharian semenjak absensi.
"Setelah sekolah saat semuanya sudah pergi, datanglah ke kelas 1-5."
 
   
  +
Sementara aku sedang bercakap-cakap dengan Haruhi, benakku berpikir akan hal lain. Semuanya dimulai dengan catatan yang ditinggalkan di loker sepatuku pagi ini.
Itu jelas-jelas tulisan tangan perempuan.
 
   
  +
Catatan itu berbunyi,
   
  +
"Setelah sekolah saat semua orang sudah pergi, datanglah ke ruang kelas 1-5."
Ada apa dengan itu semua? Sebuah konferensi darurat diadakan di pikiranku antara opini-opiniku yang berbeda.
 
   
  +
Itu jelas-jelas tulisan tangan cewek.
Yang pertama, "Ini pernah terjadi sebelumnya," tapi tulisan tangannya berbeda dengan yang di pembatas buku. Nagato, yang mengaku sebagai Living Humanoid Interface untuk alien, memiliki tulisan tangan yang sangat indah bagaikan dicetak, tapi notes ini memberikan kesan tulisan tangan gadis SMU. Lagipula, Nagato tidak terlalu langsung sampai menempelkan notes di rak sepatuku.
 
   
Yang kedua, "Mungkinkah Asahina?" Tidak, kalau ini Asahina, dia tidak akan secara asal merobek sepotong kertas dan menuliskan catatan tanpa menyertakan waktunya. Itu benar, bahkan dia akan memasukan surat yang ditulis dengan rapi ke dalam amplop.
 
   
Lagipula, itu sudah aneh kalau lokasinya di kelasku. "Mungkinkah Haruhi?" kata yang ketiga. Itu lebih mustahil, kalau itu dia, dia akan langsung menyeretku ke tangga dan mengatakannya langsung kalau dia ingin aku tahu sesuatu.
 
   
Berdasarkan alasan yang sama, aku mengeliminasi Koizumi dari perhitunganku juga. Akhirnya, yang keempat berkata, "Mungkinkan surat cinta dari seseorang?" Mari tidak usah mengkhawatirkan diri sendiri apakah ini surat cinta atau tidak, yang pasti aku dipanggil seseorang, dan itu tidak harus dari seorang perempuan.
 
   
"Jangan sampai tertipu! Ini sepertinya kerjaannya Taniguchi dan Kunikida." Ya, itu adalah opini yang paling mungkin. Itu bisa saja kalau si idiot Taniguchi untuk melakukan candaan garing, tapi dia seharusnya menuliskan lebih.
 
   
  +
Tentang apa sih ini? Sebuah konferensi darurat diadakan di benakku antara opini-opiniku yang berbeda.
Aku berjalan tanpa tujuan di sekitar sekolah saat memikirikan semua ini. Setelah selesai sekolah, Haruhi berkata kalau dia sakit dan pulang ke rumah. Ini kesempatan besar!
 
   
  +
Yang pertama, "Pernah kejadian nih sebelumnya," tapi tulisan tangannya beda sama yang di pembatas buku. Nagato, yang ngaku-ngaku jadi Antarmuka Manusia Buatan Hidup buat alien, punya tulisan tangan indah banget kayak dicetak aja, tapi catatan ini ngasih kesan tulisan tangan cewe SMA. Lagian, Nagato ga bakalan sebegitu langsungnya sampe-sampe nempel-nempel catatan di rak sepatu gue.
Aku memutuskan untuk pergi ke ruang klub terlebih dahulu. Aku bisa gila kalau pergi terlalu cepat ke ruang kelas untuk menunggu orang asing. Lagipula, jika tiba-tiba Taniguchi datang dan berkata, "Yo, kamu masih menunggu? Aku nggak percaya kamu bisa tertipu gara-gara notes kecil begitu, sungguh lugu kamu itu!" Aku akan sangat marah. Pertama habiskan waktu sebentar, pergi dan mengintip ke kelas dan masuk kalau sudah memastikan tidak ada siapa-siapa di sekitarnya. Ya, ini strategi yang sempurna.
 
   
  +
Yang kedua, "Jangan-jangan Asahina-san?" Engga, kalau ini Asahina-san, dia ga bakalan ngasal ngerobek kertas dan nyoretin catatan tanpa menyertakan waktunya. Benar juga, dia bakalan masukin surat yang ditulisnya dengan rapi ke dalam amplop.
Aku datang ke ruang klub dengan keinginanku sendiri. Ini pertama kalinya aku ingat untuk mengetuk.
 
  +
  +
Lagian, aneh banget lokasinya di kelas gue. "Ga mungkin Haruhi, kan?" kata si opini ketiga. Itu lebih mustahil lagi, misal itu dia, dia bakalan langsung nyeret gue ke tangga dan ngomong langsung kalau dia pengen gue tau sesuatu.
  +
  +
Berdasarkan alasan yang sama, kueliminasi Koizumi dari perhitunganku juga. Akhirnya, si opini keempat bilang, "Jangan-jangan surat cinta dari seseorang?" Mari ga usah nguatirin diri sendiri apa ini surat cinta atau bukan, yang pasti gue dipanggil seseorang, dan ga harus dari cewek.
  +
  +
"Jangan sampe ketipu! Paling kerjaannya si Taniguchi dan Kunikida." Ya, itulah opini yang paling masuk akal. Bisa jadi si idiot Taniguchi bakalan ngelakuin guyon garing, tapi dia seharusnya nulis lebih banyak.
  +
  +
Aku jalan tanpa tujuan di sekitar sekolah sambil memikirkan semua ini. Setelah sekolah, Haruhi bilang dia sakit dan pulang ke rumah. Kesempatan besar nih!
  +
  +
Kuputuskan pergi ke ruang klub dulu. Gue bisa gila kalo pergi kecepetan ke ruang kelas buat nunggu orang asing. Lagian, kalo tiba-tiba Taniguchi datang dan ngomong, "Yo, masih menunggu nih? Gue ga percaya loe bisa ketipu gara-gara catatan kecil begitu, lugu bener sih loe!" Gue bakalan marah besar. Habisin waktu dulu, pergi dan intip kelasnya, terus masuk abis mastiin ga ada siapa-siapa. Ya, ini strategi sempurna!
  +
  +
Aku tiba di pintu ruang klub sendirian. Kali ini aku ingat untuk mengetuk.
   
 
"Silahkan masuk."
 
"Silahkan masuk."
   
Setelah aku memastikan itu suara Asahina, aku membuka pintunya. Tidak peduli berapa kali pun aku melihatnya, Asahina tetap terlihat sangat menggemaskan dalam kostum maidnya.
+
Setelah kupastikan itu suara Asahina-san, kubuka pintunya. Tak peduli seberapa kali pun kulihat dia, Asahina-san tetap menawan dengan kostum maidnya.
  +
  +
"Lama juga kamu datang, Suzumiya-san mana?"
  +
  +
Tampaknya dia lagi merebus teh lagi.
  +
  +
"Dia pulang, dia kelihatannya capek banget. Kalo kamu kepengen balas dendam, ini saatnya, sekarang dia terlihat lemah banget."
   
  +
"Saya ga bakalan ngelakuin hal kayak gitu!"
"Cukup lama untuk kamu datang, dimana Suzumiya-san?"
 
   
  +
Kami duduk berhadap-hadapan dan meminum teh kami di ruangan dengan Nagato yang sedang membaca. Kami tampaknya telah kembali jadi asosiasi tanpa tujuan seperti dulu.
Sepertinya dia sedang merebus teh lagi.
 
   
  +
"Koizumi belum datang juga?"
"Dia kembali ke rumah, dia terlihat sangat capai. Jika kamu ingin balas dendam, ini saatnya, sekarang dia terlihat sangat lemah."
 
   
  +
"Koizumi-kun datang duluan, dia bilang dia ada kerja paruh-waktu hari ini, jadi dia pergi duluan."
"Aku tidak akan melakukan hal seperti itu."
 
   
  +
Kerja paruh-waktu macam mana? Tapi bila keadaannya begini, dengan yakin aku bisa mencoret Koizumi dan Haruhi dari daftar tersangka yang menulis catatan tersebut.
Kami duduk berhadapan dan meminum tehnya di dalam ruangan dengan Nagato yang sedang membaca. Kami sepertinya telah kembali menjadi asosiasi tanpa tujuan seperti dahulu.
 
   
  +
Karena kami tidak punya kerjaan, aku main Othello dengan Asahina-san dan mengobrol dengannya. Setelah menang tiga kali, kami berhenti main dan mulai ngenet buat baca berita, dan pada saat ini, Nagato menutup bukunya. Akhir-akhir ini, kami menganggap aksinya ini sebagai tanda berakhirnya kegiatan klub (walau kami tak tahu kegiatannya apa), dan kami semua mulai berkemas dan pergi.
"Koizumi masih belum datang?"
 
   
  +
"Saya butuh ganti baju, jadi kamu pergi duluan aja." Mendengar Asahina-san bilang begitu, aku bergegas keluar ruang klub.
"Koizumi-kun datang duluan, dia bilang dia ada kerja paruh waktu hari ini, jadi dia pergi duluan."
 
   
  +
Jam menunjukkan pukul lima lebih tigapuluh menit, seharusnya udah ga ada siapa-siapa di ruang kelas, kayaknya? Kalaupun ini kejahilan si Taniguchi, dia bakalan udah pulang setelah bosan nunggu lama. Walau begitu, aku tetap lari dua anak tangga menuju lantai teratas, untuk memastikan saja.
Kerja paruh waktu seperti apa? Tapi sekarang ini, aku bisa mencoret Koizumi dan Haruhi dengan yakin dari daftar tersangka yang menulis notes tersebut.
 
   
  +
Kuhirup nafas dalam-dalam di koridor yang sepi. Karena jendela kelas semuanya bernoda, tidaklah bisa aku melihat apa yang sedang terjadi di dalam, hanya matahari terbenam telah mewarnai ruang kelas oranye-kemerahan. Dengan santai kubuka pintu ruang kelas 1-5 dan melongok ke dalam.
Karena kami tidak punya hal yang untuk dilakukan, aku bermain Othello dengan Asahina dan mengobrol dengannya. Setelah menang tiga kali, kami berhenti bermain dan mulai menjelajahi internet untuk membaca berita, dan pada saat itu, Nagato menutup bukunya. Akhir-akhir ini, kami menganggap aksinya sebagai tanda berakhirnya kegiatan klub (walau kami tidak tahu ada kegiatan apa), dan kami mulai membereskan dan pulang.
 
   
"Aku harus berganti baju, jadi kamu pergi dulu saja." Mendengar Asahina berkata itu, aku segera keluar ruang klub.
 
   
Jam menunjukkan pukul 17.30, seharusnya sudah tidak ada siapa-siapa di ruang kelas, kurasa? Bahkan kalau ini bercandanya Taniguchi, dia sudah pasti pulang setelah bosan menunggu lama. Walau begitu, aku tetap berlari menuju tangga ke lantai teratas, untuk memastikan.
 
   
Aku menghirup nafas dalam-dalam di koridor yang sepi. Karena jendela kelas semuanya dilapisi, aku tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam, hanya matahari terbenam telah mewarnai ruang kelas oranye-kemerahan. Aku membuka pintu ruang kelas 1-5 dengan santai dan melongok ke dalam.
 
   
   
Aku tidak terkejut sama sekali kalau ada orang yang menungguku di dalam kelas, tapi aku terkejut saat aku mengetahui siapakah yang menungguku. Berdiri di depan papan tulis adalah seseorang yang sama sekali tidak pernah kuperkirakan sama sekali.
+
Aku sama sekali tak terkejut ada orang yang menungguku di dalam kelas, tapi aku kaget saat kuketahui siapa dia. Berdiri di depan papan tulis adalah orang yang tak pernah kuperkirakan sama sekali.
   
"Kamu terlambat."
+
"Kamu telat."
   
 
Asakura Ryouko tersenyum.
 
Asakura Ryouko tersenyum.
   
Dia menyisirkan<!-- need better translation for flicked --> rambut panjang sutranya dan mulai berjalan melewati lorong. Paha mulusnya di bawah rok terlipatnya dan sepatu dalam ruangan putihnya benar-benar menarik perhatian.
+
Dia menyibak<!-- need better translation for flicked; menyibak aja, aja --obakasan 1 Desember 2009 --> rambut panjang selembut sutranya dan mulai berjalan melewati deretan tempat duduk. Paha mulusnya di bawah rok terlipatnya dan sepatu indoor putihnya benar-benar mengalihkan perhatian.
   
Dia berhenti di tengah ruang kelas, dan melambai ke arah ku dengan senyum.
+
Dia berhenti di tengah ruang kelas, dan melambai ke arahku dengan senyum.
   
 
"Masuklah!"
 
"Masuklah!"
   
Bagaikan terhisap ke dalam, perbuatannya menyebabkan aku melepaskan pegangan pintu dan berjalan ke arahnya.
+
Bagaikan terhisap ke dalam, tingkahnya menyebabkan aku melepaskan pegangan pintu dan berjalan ke arahnya.
   
"Jadi itu kamu..."
+
"Jadi kamu toh..."
   
"Ya, terkejut?"
+
"Iya, kaget?"
   
Asakura tersenyum senang, di sisi kanan wajahnya memerah karena tersinari matahari terbenam.
+
Asakura tersenyum girang, sisi kanan wajahnya merah karena tersinari matahari terbenam.
   
"Kamu mencari ku?"
+
"Kamu nyari aku?"
   
Aku sengaja bertanya dengan nada kasar, Asakura tertawa pelan dan membalas,
+
Sengaja kubertanya dengan nada kasar, Asakura cekikikan dan menyahut,
   
"Tentu aku mencari mu, aku punya sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu."
+
"Emang saya cari kamu, saya pengen nanya sesuatu ke kamu."
   
Wajah putih Asakura sekarang menghadap ke arah ku.
+
Wajah putih Asakura sekarang menghadap ke arahku.
   
"Pernahkah kamu mendengar pepatah 'Lebih baik melakukannya sekarang dan menyesal kemudian daripada tidak melakukannya sama sekali'? Kamu pikir itu masuk akal?"
+
"Pernahkah kamu dengar pepatah 'Lebih baik melakukannya dan menyesal kemudian daripada tidak melakukannya sama sekali'? Menurutmu itu masuk akal?"
   
"Aku tidak terlalu yakin siapa yang mengatakannya, tapi kukira maknanya masih masuk akal."
+
"Aku ga terlalu yakin siapa yang bilang, tapi kukira maknanya masuk akal."
   
"Apabila ada situasi dimana tetap menjaga status quo hanya memperburuk keadaan, dan kamu tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya, apa yang akan kamu lakukan?"
+
"Kalau ada situasi dimana tetap di status quo hanya memperburuk keadaan, dan kamu ga tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya, apa yang akan kamu lakukan?"
   
"Memperbaiki apa? Ekonomi?"
+
"Memperbaiki apaan? Ekonomi?"
   
Tidak perduli dengan pertanyaanku, Asakura tersenyum dan melanjutkan,
+
Mengabaikan pertanyaanku, Asakura tersenyum dan melanjutkan,
   
"Bukankah kamu pernah berkata kalau kamu harus melakukannya dahulu dan menghadapi akibatnya kemudian? Karena tidak ada yang akan berubah kalau semuanya tetap seperti ini."
+
"Bukannya kamu barusan bilang mending lakukan dulu dan hadapi akibatnya kemudian? Karena ga ada yang bakalan berubah kalo gini-gini terus."
   
"Hmmm, kupikir begitu."
+
"Hmmm, kayaknya sih."
   
"Itu yang kumaksud."
+
"Itu maksudku."
   
 
Asakura, yang kedua tangannya berada di belakang punggungnya, membungkuk ke depan sedikit.
 
Asakura, yang kedua tangannya berada di belakang punggungnya, membungkuk ke depan sedikit.
   
"Akan tetapi, karena mereka di atas tidak mampu berpikir lateral<!-- dari samping ke samping? dari sisi yang lainnya? -->, mereka ketinggalan dengan perubahan yang cepat dengan kenyataan, aku terpaksa melakukan sesuatu untuk membuatnya mulus. Karena itulah, berada dalam kenyataan ini, aku telah memutuskan untuk beraksi sendiri dan memaksakan beberapa perubahan."
+
"Tapinya, karena orang-orang di atas ga mampu berpikir dari sisi lain<!-- dari samping ke samping? dari sisi yang lainnya?; maksudnya berpikiran dari sisi lain, dari cara pandang yang berbeda --obakasan 1 Des 2009 -->, mereka ketinggalan dengan perubahan cepat di realitas ini, saya terpaksa melakukan sesuatu biar segalanya berjalan mulus. Makanya itu, di realitas ini, udah kuputuskan untuk beraksi sendiri dan memaksakan beberapa perubahan."
   
Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan? Apakah ini semacam keisengan? Aku melihat sekeliling ruangan, berpikir apakah Taniguchi bersembunyi di dalam lemari memegang peralatan menyapu di belakang, atau apakah dia duduk di bawah meja guru.
+
Kamu sebenarnya pengen ngomong apa sih? Aku lagi dikerjain ya<!-- Oke2, gw tau, beda sama terjemahan Inggris. Cuman, masa "Ini semacem kejahilan ya?" duh Gusti, ga enak banget tuh! --obakasan 1 Des 2009 -->? Kulihat ke sekeliling ruangan, menduga-duga apakah Taniguchi bersembunyi di dalam lemari memegang peralatan menyapu di belakang, atau apakah dia duduk di bawah meja guru.
   
"Aku sudah mulai bosan hanya mengamati lingkungan yang tidak berubah, oleh karena itu..."
+
"Saya udah semakin capek cuman ngamatin lingkungan yang ga berubah, makanya itu..."
   
Aku terlalu sibuk mengamati sekeliling sampai aku tidak terlalu mendengar apa yang dikatakan Asakura.
+
Aku terlalu sibuk mengamati sekeliling hingga aku tak terlalu mendengar apa yang dikatakan Asakura.
   
"Aku harus membunuhmu, dan melihat reaksi semacam apa yang dilakukan oleh Haruhi Suzumiya"
+
"Saya harus bunuh kamu, dan melihat reaksi macam apa yang Suzumiya Haruhi punya."
   
Dalam sekejap, Asakura menunjukan tangan kanannya, sebuah kilatan putih metalik melewati dimana leherku pernah berada.
+
Dalam sekejap, Asakura mengilatkan tangan kanannya, sebuah kilatan metalik putih melewati tempat dimana leherku tadinya berada.
   
Tersenyum senang, tangan kanan Asakura memperlihatkan sebuah pisau setajam pisau tentara.
+
Tersenyum senang, tangan kanan Asakura sekarang menguak sebuah pisau setajam pisau tentara.
   
Aku beruntung bisa menghindari serangan pertama. Karena aku sekarang terkujur di lantai, melihat dengan pucat ke arah Asakura. ''Jika aku terjebak, aku tidak akan bisa kabur!'' Pikiran ini terlintas di kepalaku, dan aku merangkak mundur seperti belalang.
+
Aku beruntung sekali menghindari serangan pertama. Karena sekarang ini aku tergeletak di lantai pada punggungku, melihat pucat pada Asakura. ''Kalo gue kejebak, gue ga bakalan bisa kabur!'' Pikiran ini terlintas di benakku, dan aku merangkak mundur seperti belalang.
   
Mengapa Asakura tidak mengejarku?
+
Kenapa Asakura ga ngejar gue?
   
...Tidak, tunggu! Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Asakura berusaha menusukku dengan pisau? Tunggu dulu sebentar, apa yang tadi dikatakan Asakura? Dia ingin membunuhku? Membunuhku? Tapi, mengapa!?
+
...Engga, bentar! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Asakura berusaha nusuk gue dengan pisau? Tunggu dulu sebentar, tadi Asakura bilang apa ya? Dia pengen bunuh gue? Bunuh gue? Tapi, kenapa!?
   
 
"Berhenti bercandanya!"
 
"Berhenti bercandanya!"
   
Aku hanya bisa mengatakan apa yang menjadi kalimat khas ku.
+
Aku hanya dapat berkata kalimat khasku ini.
   
"Itu benar-benar berbahaya! Walau itu hanya pisau bohongan, aku pasti akan ketakutan juga! Singkirkan benda itu segera!"
+
"Beneran bahaya tuh! Kalaupun itu cuman pisau bohongan, aku bakalan ketakutan juga! Singkirin benda itu!"
   
Aku benar-benar kebingungan. Jika seseorang tahu apa yang terjadi, tolong keluarlah dan jelaskan kepadaku!
+
Gue benar-benar bingung. Kalo ada orang yang tahu apa yang terjadi, tolong keluar dan jelasin ke gue!
   
"Kamu pikir aku bercanda?" Asakura berkata dengan nada senang, tidak terkesan serius sama sekali. Kalau kupikirkan lagi, seorang gadis SMU tersenyum sambil mengancam nyamamu dengan sebuah pisau benar-benar menakutkan. Jadi sekarang kamu tahu betapa ketakutannya aku.
+
"Kamu pikir saya lagi bercanda?" kata Asakura dengan nada riang gembiara, tak terdengar serius sama sekali. Baru kepikiran sekarang, cewek SMA tersenyum sambil mengancam nyawamu dengan sebilah pisau benar-benar menakutkan. Jadi sekarang kau tahu betapa ketakutannya aku.
   
"Hmph!"
+
"Huh!"
   
 
Asakura menepuk-nepukan bahunya dengan sisi belakang pisau.
 
Asakura menepuk-nepukan bahunya dengan sisi belakang pisau.
   
"Kamu tidak mau menderita? Kamu tidak mau mati? Kematian entitas organik tidak berarti apa-apa bagiku."
+
"Kamu ga suka sekarat? Kamu ga mau mati? Kematian entitas organik ga ada artinya bagiku."
   
Aku perlahan berdiri. ''Ini pastilah hanya bercanda, aku ketakukan karena aku terlalu serius.'' Aku terus mengatakan diriku hal ini, karena ini terlalu aneh. Asakura adalah ketua kelas yang serius, yang hanya berkata jika perlu di kelas, dan tidak akan menjadi gila walau sedang menghadapi masalah. Mengapa dia membawa pisau dan berkata kalau dia ingin membunuhku tiba-tiba?
+
Perlahan kuberdiri. ''Ini harus cuman bercanda, gue ketakukan karena gue terlalu serius.'' terus kukatakan ini pada diriku sendiri, karena ini terlalu tak nyata. Asakura adalah ketua kelas serius yang bertanggungjawab, yang hanya akan bicara disaat yang perlu saja di kelas, dan takkan jadi gila bahkan ketika sedang menghadapi masalah. Mengapa dia bawa pisau dan berkata kalau dia ingin membunuhku tiba-tiba?
   
Tapi pisau itu nyata, kalau aku tidak hati-hati aku bisa berdarah kemana-mana.
+
Namun pisau itu nyata, dan kalau aku tidak hati-hati aku bisa berdarah kemana-mana.
   
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Ini tidak lucu lagi, OK? Singkirkan benda mengerikan itu segera!"
+
"Aku ga ngerti apa yang kau omongin. Ini ga lucu lagi, OK? Singkirin benda mengerikan itu!"
   
"Aku tidak bisa melakukan itu," Asakura tersenyum lugu seperti biasa, "Karena aku ingin kamu mati."
+
"Saya ga bisa melakukannya," Asakura menyenyumkan senyuman lugunya yang seperti biasa, "Abisnya saya pengen banget kamu mati."
   
Dia memegang pisaunya di samping pinggannya dan mulai berlari ke arahku. Dia cepat! Kali ini aku telah bersiap-siap, karena lama sebelum Asakura berbuat sesuatu, aku telah bersiap untuk kabur melalui pintu - tapi aku berakhir menabrak dinding.
+
Dia memegang pisaunya di samping pinggangnya dan mulai lari ke arahku. Dia cepat! Kali ini aku sudah siap, karena lama sebelum Asakura bergerak, telah kutetapkan pandanganku untuk kabur melalui pintu -- tapi aku berakhir menabrak dinding.
   
 
????
 
????
   
Ini aneh, kemana pintu itu pergi? Bahkan jendelany juga hilang! Di situ seharusnya ada jendela di dinding yang menghadap koridor, sekarang hanya ada dinding tebal berwarna abu-abu.
+
Aneh, pintunya kemana? Bahkan jendelanya juga hilang! Seharusnya ada jendela di dinding yang menghadap koridor, tapi sekarang hanya ada dinding tebal berwarna abu-abu.
   
Tidak mungkin!
+
Ga mungkin!
   
 
"Percuma."
 
"Percuma."
Line 451: Line 473:
 
Suara Asakura semakin mendekat dari belakang.
 
Suara Asakura semakin mendekat dari belakang.
   
"Sekarang aku memegang kontrol di ruang area ini, jadi semua pintu keluar telah ditutup. Sebenarnya cukup mudah, yang perlu kulakukan hanyalah menimpa struktur molekul di bangunan ini pada planet ini dan aku bisa mengubahnya semau ku. Ruangan ini sekarang telah menjadi ruang tertutup, dan tidak ada pintu masuk atau keluar sekarang."
+
"Sekarang saya yang punya kontrol di ruang area ini, jadi semua jalan keluar udah diblok<!-- ingat, Asakura Ryouko itu makhluk data. Bahasa yang digunakan juga bahasa para data. --obakasan 1 Des 2009 -->. Sebenarnya agak gampang kok, yang perlu kulakukan cuman timpa-paksa aja struktur molekul bangunannya di planet ini dan bisa kurubah semauku. Ruangan ini sekarang udah jadi ruang tertutup, dan ga ada jalan masuk atau keluar sekarang."
   
Aku berbalik dan menyadari kalau matahari terbenam juga telah menghilang. Seluruh ruangan di kelilingi oleh dinding beton, menyisakan sebuah lampu putih bersinar dingin di meja.
+
Aku berputar dan menyadari kalau matahari terbenam juga telah menghilang. Seluruh ruangan dikelilingi oleh dinding beton, menyisakan hanya lampu-lampu putih bersinar dingin di bangku-bangku.
   
Ini tidak mungkin!
+
Ini ga mungkin!
   
Siluet Asakura perlahan mendekati ke arah ku.
+
Siluet Asakura perlahan bergerak ke arahku.
   
"Kusarankan kamu berhenti melawan; kamu akan mati pada akhirnya."
+
"Kusarankan kamu berhenti melawan; toh akhirnya kamu bakalan mati."
   
"...Siapa sebenarnya kamu?"
+
"......Kamu sebenarnya siapa?"
   
Kemanapun aku melihat, ada dinding di sekelilingku. Tidak ada sebuah pintu pun, jendela, apapun! Apakah ada yang salah dengan otakku?
+
Sebagaimanapun aku perhatikan, memang ada dinding di sekelilingku. Tiada satu pintu pun, satu jendela, apapun! Apa ada yang salah sama otak gue?
   
Aku bergerak panik diantara meja, berusaha menjauh dari Asakura sebisaku. Akan tetapi Asakura berjalan lurus ke arahku, menyingkirkan meja dan kursi dengan pikirannya. Dibandingkan dia, jalanku selalu terhalang meja.
+
Aku bergerak panik diantara meja-meja, berusaha menjauh dari Asakura sebisaku. Tapi Asakura berjalan lurus ke arahku, menyingkirkan meja dan kursi dari jalurnya semau dia. Dibandingkan dia, jalurku selalu terhalang meja.
   
Kejar-kejaran ini tidak berlangsung lama, dan pada akhirnya aku terpojok.
+
Kejar-kejaran kucing dan tikus ini tak berlangsung lama, dan pada akhirnya aku terpojok.
   
  +
Kalo begitu...
Kalau itu masalahnya...
 
   
Aku memutuskan untuk mengambil resiko dan melemparkan kursi ke Asakura, tapi kursi tersebut berbalik di udara tepat di depan Asakura, dan terbang ke sisi lain ruangan. Bagaimana mungkin ini terjadi?
+
Kuputuskan untuk mengambil resiko dan melempar kursi ke Asakura, namun kursi tersebut berbelok di udara tepat di depan Asakura, dan terbang ke sudut lain ruangan. Gimana mungkin?
   
"Bukankah kubilang ini percuma? Semua di dalam ruangan ini bergerak menurut keinginan ku."
+
"Bukannya udah kubilang ini percuma? Semua di dalam ruangan ini sekarang bergerak menurut keinginanku."
   
 
Tunggu... Tunggu!
 
Tunggu... Tunggu!
   
Apa yang terjadi disini? Kalau ini bukan bercanda atau keisengan, dan baik aku atau Asakura tidak gila, lalu apa yang terjadi?
+
Apa sih yang terjadi disini? Kalo ini bukan canda ato jahil, dan baik gue ataupun Asakura ga gila, terus apa yang terjadi?
   
''Aku harus membunuhmu, dan melihat reaksi semacam apa yang dilakukan oleh Haruhi Suzumiya.''
+
''Saya harus bunuh kamu, dan melihat reaksi macam apa yang Suzumiya Haruhi punya.''
[[Image:Sh_v1_05.jpg|thumb|''Ryouko: "Aku harus membunuhmu, dan melihat reaksi semacam apa yang dilakukan oleh Haruhi Suzumiya."'']]
+
[[Image:Sh_v1_05.jpg|thumb|''Ryouko: "Saya harus bunuh kamu, dan melihat reaksi macam apa yang Suzumiya Haruhi punya."'']]
   
Mengapa Haruhi lagi? Haruhi, ampun, apakah kamu menjadi sedikit terlalu populer?
+
Kenapa Haruhi lagi sih? Haruhi, duh, bukannya loe jadi sedikit terlalu populer?
   
 
"Seharusnya kulakukan ini dari awal."
 
"Seharusnya kulakukan ini dari awal."
   
Badanku membeku setelah Asakura berkata seperti itu. Kamu nggak bisa melakukan itu! Itu curang!
+
Badanku membeku setelah Asakura berkata seperti itu. Kamu ngga bisa begitu! Itu curang!
   
Kakiku berakar ke lantai seperti pohon, tidak bisa bergerak. Kedua tanganku kaku seperti patung lilin - aku bahkan tidak bisa menggerakkan jari-jariku. Wajahku, yang kaku menghadap ke lantai, bisa melihat sepatu dalam ruangan Asakura perlahan bergerak memasuki ruang lingkup pandanganku.
+
Kakiku mengakar ke lantai seperti pohon, tak bisa bergerak. Kedua tanganku kaku seperti patung lilin - aku bahkan tak bisa menggerakkan jari-jariku. Wajahku, kaku menghadap lantai, bisa melihat sepatu indoor Asakura yang perlahan memasuki ruang lingkup pandanganku.
   
"Saat kamu mati, Suzumiya Haruhi pasti punya reaksi tertentu. Ini mungkin akan membuat ledakan data raksasa yang darinya bisa kami ambil sesuatu. Ini bisa jadi kesempatan sekali dalam seumur hidup."
+
"Abis kamu mati, Suzumiya Haruhi pasti punya semacam reaksi. Ini mungkin bakalan bikin ledakan data raksasa yang darinya bisa kami ambil sesuatu. Bisa jadi ini kesempatan sekali seumur hidup bagi kami."
   
Aku tidak peduli sama sekali dengan itu!
+
Aku sama sekali ga peduli dengan itu!
   
 
"Sekarang matilah."
 
"Sekarang matilah."
   
Aku bisa merasakan Asakura mengangkat pisaunya ke atas. Dari mana dia akan memulainya? Arteri tenggorokan, jantung? Kalau aku tahu bagaimana aku akan mati, setidaknya aku bisa bersiap-siap. Setidaknya biarkan aku menutup mataku... Tidak, aku tidak bisa begitu. A... apa ini!?
+
Bisa kurasakan Asakura mengangkat pisaunya ke atas. Darimana dia bakalan mulai ya? Arteri tenggorokan, jantung? Kalau gue tahu gimana gue bakalan mati, paling engga gue bisa siap-siap. Paling engga biarin gue nutup mata... Engga, gue ga bisa begitu. A... apa nih!?
   
 
Tiba-tiba kurasakan udara bergoyang. Pisaunya mulai jatuh ke arahku...
 
Tiba-tiba kurasakan udara bergoyang. Pisaunya mulai jatuh ke arahku...
   
Pada saat itu, langit-langit mengeluarkan suara retak dengan keras, diikuti jatuhnya pecahan-pecahan. Beberapa jatuh ke kepalaku - itu sakit! Sialan! Aku diliputi oleh debu putih karena banyaknya pecahan yang terus berjatuhan, jadi kupikir Asakura juga putih semua. Aku ingin melihat seperti apa dia terlihat sekarang, tapi aku tidak bisa bergerak... tidak, tunggu! Aku bisa bergerak lagi!
+
Pada saat ini, langit-langit mengeluarkan suara retakan keras, diikuti jatuhnya pecahan-pecahan. Yang beberapa diantaranya jatuh ke kepalaku - sakit tau! Sialan! Aku diliputi debu putih oleh banyaknya pecahan yang terus berjatuhan, jadi kupikir Asakura juga putih semua. Gue kepengen ngeliat kayak apa dia sekarang, tapi gue ga bisa gerak... engga, tunggu! Gue bisa gerak lagi!
   
Aku mengangkat kepalaku dan menemukan...!
+
Kuangkat kepalaku dan menemukan...!
   
Asakura yang terkejut - saat dia akan memotong leherku. Berdiri di depanku, memegang pisaunya dengan tangan kosong, adalah figur ramping dari Nagato Yuki.
+
Asakura yang terkejut -- tepat saat dia mau mengiris leherku. Berdiri di depan, memegang pisaunya dengan tangan kosong, adalah sosok ramping dari Nagato Yuki.
   
 
(Wow, dia bisa menangkap pisau dengan tangan kosong saja.)
 
(Wow, dia bisa menangkap pisau dengan tangan kosong saja.)
   
"Programmu terlalu dasar." Nagato berkata dengan nada tanpa ekspresi seperti biasa,
+
"Programmu terlalu dasar." kata Nagato dengan nada tiada ekspresi seperti biasa,
   
"Penguncian data di sekitar langit-langit tidak lengkap. Karena itu aku bisa menemukannya dan masuk."
+
"Penguncian data di sekitar langit-langit tidak lengkap. Karena itu saya bisa temukan dan masuk."
   
"Kamu ingin menghalangiku?" Asakura terdengar tenang. "Saat aku membunuh orang ini, Suzumiya Haruhi pasti punya reaksi tertentu. Hanya saat itulah kita bisa mengumpulkan lebih banyak data."
+
"Kamu ingin menghalangiku?" Asakura terdengar tenang. "Setelah saya bunuh orang ini, Suzumiya Haruhi pasti punya reaksi tertentu. Cuman saat itu aja kita bisa ngumpulin lebih banyak data."
   
"Kamu seharusnya menjadi cadanganku." Nagata berkata dengan nada seperti membaca mantra, "Pemberontakan semacam ini dilarang; kamu harus mengikuti perintahku."
+
"Kamu seharusnya jadi backupku<!-- jangan ganti! Gue pake kata "backup Nagato" karena artinya jadi mendua dan mendalam. Artinya bisa asisten/pembantu ato cadangan. Nagato kan Makhluk Data(Data Life Form). --obakasan 2 Des 2009 -->." kata Nagato dengan nada seperti mantra, "Pembangkangan semacam ini dilarang; kamu musti mematuhi perintahku."
   
"Bagaimana kalau aku menolak?"
+
"Gimana kalau saya menolak?"
   
"Maka aku akan memutuskan data interface-mu."
+
"Maka saya akan putuskan data antarmukamu."
   
"Kamu mau mencobanya? Aku punya kelebihan di sini, karena ruang kelas ini berada di ruang lingkup kontrol data miliku."
+
"Kamu mau nyobain? Saya punya keuntungan disini, abisnya ruang kelas ini ada di lingkupan kontrol dataku."
   
"Memproses aplikasi untuk pemutusan data interface."
+
"Memproses aplikasi untuk pemutusan data antarmuka."
   
Saat Nagato selesai, pisau di tangannya mulai bersinar terang. Lalu, seperti kubus gula dicelupkan ke secangkir teh, secara perlahan mulai mengkristal dan terurai dan jatuh ke lantai seperti bubuk.
+
Saat Nagato selesai, pisau di tangannya mulai bersinar terang. Lalu, seperti gula kubus dicelupkan ke secangkir teh, perlahan pisau itu mulai mengkristal dan terurai dan jatuh ke lantai seperti serbuk.
   
 
"!!"
 
"!!"
   
Asakura melepaskan pisaunya dan meloncat lima meter menjauh. Melihat kejadian ini, aku tidak bisa apa-apa kecuali menyadari - whoa, keduanya benar-benar bukan manusia.
+
Asakura melepas pisaunya dan loncat lima meter menjauh. Melihat adegan ini, aku tak bisa apa-apa kecuali menyadari -- huah, nih duaan benar-benar bukan manusia.
   
Membuat jarak dalam sekejab, Asakura mendarat dengan elegan dan melanjutkan senyumnya seperti biasa.
+
Membuka jarak dalam sekejab, Asakura mendarat dengan elegan dan terus tersenyum seperti biasa.
   
Ruangan di sekitar mulai membengkok - Aku hanya bisa menjelaskannya seperti itu. Asakura, meja, langit-langit, dan lantainya semua bergetar keras; semuanya memiliki bentuk seperti logam cair, walau aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.
+
Ruangan sekeliling mulai distorsi -- aku hanya bisa mendeskripsikannya seperti itu. Asakura, meja-meja, langit-langit, dan lantainya semua bergoyang kuat; secara keseluruhan, itu memiliki wujud yang kelihatannya seperti logam cair, walau aku tak bisa benar-benar melihat jelas.
   
Pada saat aku keheranan bagaimana ruangan ini perlahan diubah menjadi apa yang sepertinya terlihat seperti tombak, sebuah ledakan kristal terjadi di depat tangan Nagato yang terangkat.
+
Tepat saat aku berpikir bagaimana bisa hanya ruang ini saja yang perlahan diubah menjadi apa yang tampaknya seperti tombak, sebuah ledakan terkristal terjadi di depan telapak tangan Nagato yang terangkat.
   
Pada detik selanjutnya, ada ledakan kristar terus-menerus di sekitar Nagato, diikuti dengan bubuk yang jatuh ke lantai. Benda seperti tombak dari kristal terbang dari berbagai arah menuju kami dengan kecepatan cahaya. Baru kusadari kemudian, kalau Nagato menghadapi tombak-tombak tersebut dengan kecepatan yang sama."
+
Detik selanjutnya, ada ledakan terkristal terus-menerus di sekitar Nagato, diikuti dengan serbuk yang jatuh ke tanah. Benda seperti tombak terkristal terbang dari berbagai arah menuju kami dengan kecepatan kilat. Setelah beberapa saat kemudian ketika kutemukan Nagato menghadapi tombak-tombak tersebut dengan kecepatan yang sama."
   
"Jangan bergerak menjauh."
+
"Jangan menjauh."
   
Nagato menghidari serangan Asakura sambil menarik dasi ku sehingga aku menjadi terjongkok dan tersembunyi di belakangnya.
+
Nagato mengelak serangan-serangan Asakura sambil menarik dasiku sehingga aku akan jongkok dan sembunyi di belakangnya.
   
"Whoa!"
+
"Huah!"
   
Sebuah benda asing terbang di atas kepalaku dan menghancurkan papan tulis berkeping-keping.
+
Sebuah benda asing terbang di atas kepalaku dan meremukkan papan tulis sampai berkeping-keping.
   
Nagato mendongak ke atas sedikit, dan dalam sekejab banyak potongan es tumbuh dari langit-langit dan jatuh ke kepala Asakura. Asakura bergerak menjauh dengan kecepatan yang tidak bisa diikuti dengan mata telanjang, dan dalam sekejap hutan potongan es terbentuk di lantai.
+
Nagato mendongak sedikit, dan dalam sekejab banyak tombak es tumbuh dari langit-langit dan jatuh ke kepala Asakura. Asakura mengelak dengan kecepatan yang tak bisa diikuti dengan mata telanjang, dan dalam sekejap hutan tombak es terbentuk di lantai.
   
"Tidak mungkin kamu bisa mengalahkan ku di dalam daerah ruang lingkup ini." Asakura berkata tenang. Dia dan Nagato berdiri terpisah beberapa meter, saat aku hanya bisa menunduk di lantai tanpa harapan, tidak berani berdiri.
+
"Ga mungkin kamu bisa ngalahin saya di ruang area ini." kata Asakura tenang. Dia dan Nagato berdiri terpisah beberapa meter, berhadapan satu sama lain, sementara aku hanya bisa berlutut di lantai tiada harapan, tidak berani berdiri.
   
Nagato berdiri di depanku dengan kaki sedikit terbuka, dan hanya pada saat itu aku menyadari kalau dia sangat serius sampai menuliskan namanya di sepatu dalam ruangannya. Lalu, bagaikan membaca doa, Nagato bergumam perlahan,
+
Nagato berdiri di depanku dengan kaki sedikit terbuka, dan baru sekarang aku menyadari kalau dia itu begitu serius sampai-sampai menuliskan namanya di sepatu indoornya. Lalu, bagaikan memanjatkan doa, Nagato [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#SQL_Script|bergumam pelan]],
 
SELECT serial_code
 
SELECT serial_code
 
FROM database
 
FROM database
Line 556: Line 578:
 
ORDER BY aggressive_combat_data
 
ORDER BY aggressive_combat_data
 
HAVING terminate_mode
 
HAVING terminate_mode
"Nama target Asakura Ryouko, musuh dikonfirmasi. Memutuskan organic information interface target."
+
"Nama target Asakura Ryouko, ancaman dikonfirmasi. Memutuskan target antarmuka informasi organik."
   
Ruang normal tidak lagi ada di dalam ruangan kelas. Semuanya telah menjadi bentuk-bentuk geometri, terlihat seperti tertekuk atau seperti kerucut. Melihat pemandangan yang tidak mungkin ini seperti memasuki ke dalam wahana horor di taman hiburan, aku menjadi pusing dengan hanya melihat.
+
Ruang normal tiada lagi ada dalam ruang kelas. Semuanya telah menjadi bentuk-bentuk geometris, muncul tertekuk atau seperti kerucut. Melihat pemandangan tak nyata ini seperti memasuki wahana horor di taman hiburan, aku sudah jadi pusing lagi saja dengan hanya melihat.
   
"Kamu akan berhenti berfungsi sebelum aku."
+
"Kamu akan berhenti berfungsi sebelum saya."
   
Aku tidak tahu darimana suara Asakura berasal dalam keajaiban warna-warni ini.
+
Aku tak tahu darimana suara Asakura berasal dalam semua khayalan warna-warni ini.
   
Whoosh, suara angin merobek melewati udara.
+
Whuush, suara angin merobek udara.
   
Nagato menendangku keras dengan belakang kakinya.
+
Nagato menendangku keras dengan belakang tumitnya.
   
"Apa yang kamu..."
+
"Kamu ngapa..."
   
Sebelum aku bisa menyelesaikan, ada tombak dengan cepat, aku hanya bisa melihatnya sekilas saat melewati ujung hidungku dan menancap ke lantai.
+
Sebelum aku bisa selesaikan, ada tombak begitu cepat, aku hampir-hampir bisa melihatnya saat melewati ujung hidungku dan jatuh ke lantai.
   
"Ayo kita lihat berapa lama kamu bisa melindunginya. Coba ini!"
+
"Kita lihat aja berapa lama lagi kamu bisa ngelindungin dia. Coba nih!"
   
Pada detik berikutnya, Nagato berdiri di depan ku, tertusuk oleh kira-kira dua belas benda seperti tombak panjang berwarna coklat.
+
Detik berikutnya, Nagato berdiri di depanku, tertusuk oleh kira-kira dua belas tombak panjang kecoklat-coklatan.
   
"..."
+
"......"
   
Dengan kata lain, Asakura menyerang Nagato dan aku dari beberapa berbagai arah dalam waktu bersamaan. Nagato berhasil mengkristalkan beberapa tombak itu dan menghancurkannya, tapi berusaha menghentikan aku terkena oleh tombak yang tersisa, dia melindungiku dengan badannya. Tapi aku tidak mengetahuinya pada saat itu, karena semuanya terjadi terlalu cepat.
+
Dengan kata lain, Asakura menyerang Nagato dan aku dari semua arah dalam waktu bersamaan. Nagato berhasil mengkristalkan beberapa tombak dan menghancurkannya, tapi berusaha mencegahku terkena tombak yang tersisa, dia melindungiku dengan badannya. Tapi aku tak mengetahuinya pada saat itu, karena semuanya terjadi begitu cepat.
   
Kacamata Nagato terjatuh dari wajahnya dan memantul pada saat mengenai lantai.
+
Kacamata Nagato terjatuh dari wajahnya dan memantul lemah saat mengenai lantai.
   
 
"NAGATO!"
 
"NAGATO!"
   
"Kamu tidak perlu bergerak." Nagato berkata tenang, menunjuk ke arah tombak yang menusuk dada dan perutnya. Sebuah kolam darah mulai terbentuk di bawah kakinya.
+
"Kamu seharusnya tidak bergeram." kata Nagato tenang, menunjuk tombak yang tersangkut di dada dan perutnya. Kolam darah mulai terbentuk di bawah kakinya.
   
"Aku baik-baik saja."
+
"Saya baik."
   
Tuhan, bagaimana ini bisa dibilang baik?
+
Duh gusti, gimana bisa ini dibilang baik?
   
Nagato menariki tombak-tombak dari badannya tanpa takut sekali pun. Tombak berdarah itu jatuh ke lantai dengan suara es, dan langsung berubah menjadi meja. Jadi dari itulah tombak itu terbuat!
+
Nagato mencabut tombak-tombak dari badannya tanpa sentakan satu kali pun. Tombak berdarah-darah itu jatuh ke lantai dengan suara es, dan langsung berubah jadi meja. Jadi itu toh tombaknya dari apa!
   
"Karena cedera seperti itu, kukira kamu sudah tidak bisa menghentikanku sekarang. Ini pukulan penghabisannya!"
+
"Karena cedera kayak gitu, saya kira kamu ga bisa memberhentikanku sekarang. Ini pukulan penghabisannya!"
   
Pada ujung lainnya dari ruang bengkok ini, siluet Asakura muncul dan hilang bergantian. Aku hanya bisa melihat senyuman dari wajahnya, dia perlahan mengangkat kedua tangannya - kalau aku tidak salah, tangannya bersinar dari ujung jari-jarinya, dan kemudian memanjang dua kali lipat. Tidak, tidak hanya dua kali lipat...
+
Di ujung lainnya dari ruang memilin ini, siluet Asakura perlahan muncul dan hilang. Aku hanya bisa melihat senyum dari wajahnya, saat dia perlahan mengangkat kedua tangannya -- kalau aku tidak salah, lengannya bersinar dari ujung jari-jarinya, dan kemudian memanjang dua kali lipat. Tidak, tidak hanya dua kali lipat...
   
"Silahkan mati!"
+
"Tolong matilah!"
   
Lengan Asakura terus memanjang, bergoyang seperti sekumpulan tentakel, dan lalu mendekat dari kedua arah. Tidak dapat bergerak, figur mungil Nagato terguncang keras... Pada selanjutnya, wajahku tertutup oleh darah.
+
Lengan Asakura terus memanjang, menggeliat seperti sekumpulan tentakel, dan lalu mendekat dari dua arah. Tak mampu bergerak, sosok mungil Nagato terguncang keras...... Seketika itu juga, wajahku terciprat oleh darah.
   
Lengan kiri Asakura menikam sisi kanan perut Nagato, sedangkan lengan kanannya menikam dada kiri Nagato, menembus melalui punggungnya dan berhenti pada dinding ruang kelas. Darah muncrat dari mulut Nagato dan turun melewati kedua kaki putihnya, membuang kolam darah di bawahnya semakin melebar.
+
Lengan kiri Asakura mencakar sisi kanan perut Nagato, sedangkan lengan kanannya mencakar dada kiri Nagato, menembus punggungnya dan berhenti pada dinding ruang kelas. Darah muncrat dari mulut Nagato dan turun melewati kedua kaki putihnya, membuat kolam darah di bawah semakin melebar.
   
"Sudah berakhir." Nagato berkata perlahan, lalu memegang tentakel. Tidak ada yang terjadi.
+
"Sudah berakhir." Nagato berkata perlahan sebelum dia memegang tentakel. Tiada yang terjadi.
   
"Apa yang berakhir?" Kata Asakura, terdengar bagaikan dia menang. "Maksudmu tiga tahun kehidupanmu?"
+
"Berakhir apanya?" Kata Asakura, terdengar seolah-olah dia sudah menang. "Maksudmu tiga tahun hidupmu?"
   
"Bukan." kata Nagato yang terluka parah, bagaikan tidak ada yang terjadi padanya. "Memulai pemutusan data interface."
+
"Bukan." kata Nagato yang terluka parah, bagaikan tiada yang terjadi padanya. "Memulai pemutusan data antarmuka."
   
Hampir sekejap, semuanya di dalam ruang kelas bersinar terang, dan mengkristal lalu terurai pada detik selanjutnya, meja di sampingku juga mulai berubah jadi pasir dan hancur.
+
Hampir sekejap, semua di dalam ruang kelas bersinar terang, dan lalu mengkristal dan terurai pada detik selanjutnya, meja di sampingku juga mulai berubah jadi pasir dan runtuh.
   
"Bagaimana ini mung..."
+
"Gimana bisa..."
   
Pasir kristal terjatuh dari langit-langit tanpa henti, kali ini giliran Asakura yang terkejut.
+
Pasir kristal jatuh dari langit-langit tanpa henti. Kali ini giliran Asakura yang terpaku.
   
"Kamu benar-benar luar biasa."
+
"Kamu benar-benar hebat."
   
Tombak di badan Nagato juga mulai berubah jadi pasir.
+
Tombak dalam badan Nagato juga mulai berubah jadi pasir.
   
"Membutuhkan beberapa saat untuk bisa menembus programnya. Tapi, semuanya akan berakhir sekarang."
+
"Membutuhkan beberapa lama untuk menembus programnya. Tapi, semuanya akan berakhir sekarang."
   
"... Kamu telah menanamkan faktor penghancur sebelum aku menembus tempat ini, bukan? Tidak heran kamu terlihat lemah. Karena kamu telah menyerang datanya sebelumnya..." Asakura berkata lunglai saat kedua lengannya mulai mengkristal.
+
"......Kamu udah menanam faktor penghancur di sekeliling lama sebelum aku menembus tempat ini, bukan? Pantas aja kamu kelihatan agak lemah. Abisnya kamu udah ngegunain data penyerangnya sebelumnya..." kata Asakura putus asa saat kedua lengannya mulai mengkristal.
   
"Sigh, sungguh disayangkan, pada akhirnya aku hanyalah cadangan. Kupikir ini kesempatan untuk lepas dari jalan buntu ini."
+
"Haah, sayang banget ya, toh akhirnya saya cuman backup. Kupikir ini kesempatan buat lepas dari kebuntuan ini."
   
Asakura berubah kembali menjadi teman sekelas normal dan melihat kearahku dengan riang.
+
Asakura berubah kembali jadi diri teman sekelas normalnya dan melihatku riang.
   
"Aku kalah. Hebat kamu bisa selamat. Tapi sebaiknya kamu berhati-hati, Integrated Data Entity tidak bersatu seperti yang kamu pikir, ada beberapa yang seperti aku dengan opini berbeda. Seperti manusia, ada ekstremis seperti aku lain kali. Dan siapa tahu, bahkan mereka yang mengontrol Nagato-san mungkin mengubah pikirannya dan justru berbalik membunuhmu."
+
"Saya kalah. Hebat kamu bisa selamat. Tapi sebaiknya kamu hati-hati lho, Entitas Gabungan Data ga bersatu seperti yang kau kira, ada lumayan banyak yang sepertiku yang berselisih pendapat. Kayak manusia aja; bakalan ada ekstremis sepertiku lain kali. Dan siapa tahu, bahkan mereka yang mengontrol Nagato-san mungkin ngubah pikirannya dan justru berbalik membunuhmu."
   
Dia sekarang dari dada ke ujung jari kaki tertutupi oleh material kristal yang bersinar.
+
Dia sekarang tertutupi dari dada ke ujung jari kaki oleh materi kristal yang bersinar.
   
"Sebelum itu terjadi, ku doakan agar kamu dan Suzumiya-san beruntung. Selamat tinggal."
+
"Sebelum itu terjadi, kudoain kamu dan Suzumiya-san beruntung. Selamat tinggal."
   
Berkata begitu, Asakura perlahan terurai menjadi bukit pasir kecil. Dan lalu, bukit kristal kecil yang lebih kecil tetap terurai sampai mereka menghilang.
+
Bilang begitu, Asakura diam-diam terurai menjadi gundukan pasir kecil. Dan lalu, gundukan pasir kristal yang lebih kecil terus terurai sampai benar-benar lenyap.
   
Di bawah hujan pasir kristal, gadis SMU bernama Asakura Ryouko menghilang dari sekolah ini.
+
Di bawah hujan pasir kristal, gadis SMA dikenal dengan Asakura Ryouko benar-benar lenyap dari sekolah ini.
   
Lalu tiba-tiba terdengar bunyi keras. Aku dengan cepat menemukan Nagato tergeletak di lantai, jadi aku dengan panik berdiri.
+
Terdengar gedebuk nyaring, tiba-tiba. Cepat-cepat kucari Nagato tergeletak di lantai, jadi dengan panik kuberdiri.
   
"Nagato! Bertahanlah! Aku akan memanggil ambulans!"
+
"Nagato! Bertahanlah! Bakal kupanggil ambulan!"
   
 
"Tidak perlu."
 
"Tidak perlu."
   
Nagato menatap ke langit-langit dengan mata yang terbuka lebar.
+
Nagato menatap langit-langit dengan mata terbuka lebarnya.
   
"Kerusakan fisik tidak berarti apa-apa bagiku. Prioritas kita adalah mengembalikan ruang wilayah ini kembali ke keadaan awalnya."
+
"Kerusakan fisik tidak berarti apa-apa bagiku. Prioritas kita adalah memulihkan ruang area ini kembali ke status awal."
   
 
Pasir kristalnya berhenti jatuh.
 
Pasir kristalnya berhenti jatuh.
   
"Menghilangkan zat kotor, merekonstruksi ruang kelas."
+
"Menghapus zat kotor, merekonstruksi ruang kelas."
   
Setelah dia selesai, ruang kelas 1-5 yang familiar kembali muncul di depan mata kami. Bagaikan kaset diputar balik: semua yang ada di ruang kelas kembali seperti sedia kala.
+
Saat dia selesai, ruang kelas 1-5 yang dikenal kembali muncul di depan mata kami. Bagaikan kaset direwind: semua yang ada di ruang kelas kembali seperti sedia kala.
   
Papan tulis, meja guru, kursi dan meja sisanya tumbuh dari pasir putih dan kembali ke bentuk asalnya seperti yang kulihat sebelum sekolah berakhir hari ini. Aku tidak bisa menjelaskan apa yang terlintas di pikiranku saat itu. Jika aku tidak melihat dengan mataku sendiri, aku akan berpikir kalau semua gambar ini dibuat dengan efek spesial CG termutakhir.
+
Papan tulis, meja guru, sisa kursi dan meja semuanya tumbuh dari pasir putih dan kembali ke bentuk asalnya seperti yang kulihat sebelum sekolah berakhir hari ini. Aku tak bisa mendeskripsikan apa yang terlintas di benakku saat itu. Jika aku tak melihat dengan mataku sendiri, aku akan berpikir kalau semua gambar ini dibuat dengan efek spesial CG termutakhir.
   
Jendela muncul dari dinding, dengan kaca yang dilapisinya; matahari terbenam kembali muncul di luar, memandikan ku dan Nagato dengan sinar oranye-merahnya. Aku berusaha melihat ke dalam kolong meja ku, semua isinya masih berada di dalamnya, dan semua darah nya terpercik di mukaku kini sudah hilang semua. Sungguh luar biasa. Aku hanya bisa menjelaskannya sebagai sulap!
+
Jendela tumbuh dari dinding, dengan kaca setengah bernodanya utuh; matahari terbenam muncul kembali di luar, memandikanku dan Nagato dengan sinar oranye-merahnya. Aku berusaha melihat ke dalam kolong mejaku, semua isinya masih utuh, dan semua darah yang terpercik ke mukaku kini sudah hilang semua. Terlalu luar biasa. Aku hanya bisa mendeskripsikan itu adalah sihir!
   
"Apa kamu benar tidak apa-apa?"
+
"Kamu benar ga apa-apa?"
   
Aku berjongkok di samping Nagato yang masih tergeletak di lantai. Kupikir dia akan punya banyak luka dan lubang di seragamnya setelah ditikam oleh tombak itu, tapi sepertinya semuanya sudah tidak ada lagi sekarang.
+
Aku berlutut di samping Nagato yang tetap tergeletak di lantai. Tadinya kupikir dia akan punya banyak luka dan lubang di seragamnya setelah ditusuk tombak-tombak itu, tapi semuanya hilang sekarang.
   
"Karena semua kekuatan pemrosesan telah diubah menjadi operasi data, aku hanya membalikan sambungan interface-nya sedikit."
+
"Karena kekuatan pemrosesan telah dikonversi jadi operasi data, aku hanya membalikan sambungan antarmukanya sedikit."
   
  +
"Perlu kubantu buat berdiri?"
"Apa aku perlu membantu mengangkatmu?"
 
   
Yang mengejutkan, Nagato tidak ragu-ragu dan memegang tanganku, pada saat dia mau berdiri -
+
Herannya, Nagato tak ragu dan memegang tanganku, tepat saat dia mau berdiri -
   
 
"Oh!"
 
"Oh!"
   
Dia tiba-tiba teringat.
+
Dia tiba-tiba tersentak.
   
"Aku lupa untuk membuat ulang kacamata baru."
+
"Saya lupa meregenerasi sepasang kacamata baru."
   
"... Sebenarnya kupikir kamu terlihat lebih imut tanpa kacamata. Gadis bermata-empat sebenarnya bukanlah tipeku."
+
"......Aku sebenarnya mikir kamu keliatan lebih manis ga pake kacamata. Cewek mata-empat sebenarnya bukan tipeku juga sih."
   
"Apa arti dari 'Gadis bermata-empat'?"
+
"Apa arti dari 'cewek mata-empat'?"
   
"Bukan apa-apa, hanya komentar bodoh saja."
+
"Bukan apa-apa, cuman komentar bodoh aja."
   
"Oh begitu."
+
"Begitu."
   
Sekarang bukan waktunya berkata hal remeh seperti itu. Aku menyesal mengatakan itu. Meski itu berarti aku meninggalkan Nagato di belakang tanpa perasaan, aku seharusnya lari keluar dari ruang kelas segera dengan malu.
+
Sekarang bukan waktunya ngomong sepele kayak gitu. Nyesel gue bilang begitu. Kalaupun itu berarti meninggalkan Nagato tanpa perasaan, aku seharusnya lari keluar ruang kelas segera dengan rasa malu.
   
 
"Yo!"
 
"Yo!"
Line 688: Line 710:
 
"Kulupa~ kulupa sesuatu~"
 
"Kulupa~ kulupa sesuatu~"
   
Sial, memasuki ruang kelas, menggumamkan lagu bodoh, adalah Taniguchi.
+
Sial, memasuki ruang kelas, bersenandung lagu bodoh, adalah Taniguchi.
  +
  +
Taniguchi mungkin tak pernah kepikiran kalau bakalan masih ada orang di ruang kelas. Saat dia menemukan kami, dia berdiri takjub dengan mulut terbuka lebar seperti seorang idiot.
  +
  +
Pada saat itu, aku berusaha menggendong Nagato, tapi jika kamu hanya melihat kami saat itu saja, bakalan kelihatan seperti aku lagi membaringkannya perlahan.
  +
  +
"Maafkan aku." kata Taniguchi dengan nada serius yang tak pernah kudengar sebelumnya dan langsung minggat dari ruang kelas. Aku bahkan tak sempat mengejarnya.
   
  +
"Orang yang begitu menarik." kata Nagato.
Taniguchi mungkin berpikir kalau tidak ada orang lagi di ruang kelas. Saat dia menemukan kami, dia berdiri kaget dengan mulutnya terbuka lebar seperti idiot.
 
   
  +
Aku mendesah berat.
Pada saat itu, aku bermaksud untuk menggendong Nagato, tapi jika kamu baru saja melihat kami saat itu, aku terlihat seperti akan membaringkannya perlahan.
 
   
  +
"Kita sekarang ngapain?"
"Aku benar-benar minta maaf." Taniguchi berkata dengan nada serius yang tidak pernah kudengar sebelumnya, dan langsung keluar dari ruang kelas. Aku bahkan tidak sempat mengejarnya.
 
   
  +
"Serahkan padaku." kata Nagato sambil bersandar di dadaku.
"Orang yang sangat menarik." Nagato berkata.
 
   
  +
"Manipulasi data adalah keahlian khususku, akan kubuat semua orang berpikir bahwa Asakura Ryouko telah dipindah-sekolahkan."
Aku mengeluh berat.
 
   
  +
Jadi begitulah cara dia melakukannya!
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
 
   
  +
Sekarang bukan saatnya mikirin hal sepele kayak gini pas gue baru aja ngalami kejadian luar biasa. Ini bukan lagi masalah gue harus percaya ato engga apa yang diomongin Nagato kemaren-kemaren. Gue ga berani ngaku gue setengah percaya. Tapi apa yang terjadi barusan udah bikin gue sadar betapa seriusnya masalahnya. Tadinya gue pikir gue bakalan bener-bener mampus! Kalau Nagato ga muncul dari langit-langit, gue udah pasti dibunuh sama Asakura. Pengalaman ngeliat ruang kelas jadi distorsi, lengan Asakura manjang ga normal, dan Nagato melenyapkannya udah semuanya keukir di dalam pikiran gue.
"Serahkan padaku." Nagato berkata sambil beristirahat di dadaku.
 
   
  +
Apa Nagato berusaha pake ini buat bilang kalo dia itu bener-bener alien?
"Manipulasi data adalah keahlianku, aku akan membuat semuanya berpikir kalau Asakura Ryouko telah dipindahkan keluar."
 
   
  +
Sedikit banyak, bukannya ini bikin gue jadi orang dalam kejadian misterius ini? Seperti yang udah gue omongin di awal, gue pengen jadi orang lewat yang kehisap ke dalam kejadian begini, puas cuman jadi konco doang. Tapi kalo kayak gini, gue jadi protagonisnya! Bener, gue ngarep banget gue jadi karakter di cerita yang melibatkan alien, tapi pas gue bener-bener jadi, bikin semuanya dalam perspektif.<!-- need better translation -->
Jadi begitu dia melakukannya!
 
   
  +
Jujur aja, gue agak kerepotan juga.
Sekarang bukan saatnya memikirkan hal remeh seperti itu saat aku baru saja mengalami kejadian luar biasa. Ini bukan masalah aku harus percaya apa yang dikatakan Nagato kemarin dulu, aku tidak berani mengaku kalau aku hanya setengah percaya. Tapi apa yang telah terjadi barusan telah menyebabkan aku menyadari betapa seriusnya masalah sebenarnya. Kupikir aku benar-benar akan mati! Kalau Nagato tidak muncul dari langit-langit, aku sudah pasti dibunuh oleh Asakura. Pengalaman melihat ruang kelas membengkok, lengan Asakura memanjang tidak normal, dan Nagato mengalahkannya telah terukir di dalam pikiranku.
 
   
  +
Yang sebenarnya gue inginkan adalah jadi semacam peran pembantu yang dengan riang gembira ngasih saran yang ngebantu di saat tepat pas semua orang ngahadapin situasi sulit. Gue ga mau nyawa gue diincer sama teman sekelas gue sendiri! Gue emang punya prinsip sendiri pas ngomongin soal hidup gue.
Apakah Nagato berusaha menggunakan ini untuk mengatakan dia itu sebenarnya alien?
 
   
  +
Pikiranku melayang kemana-mana untuk beberapa waktu saat aku duduk di ruang kelas berwarna oranye-merah. Aku benar-benar lupa kalau Nagato masih bersandar di dadaku.
Dalam kata lain, bukannya ini membuat aku jadi orang dalam dalam kejadian misterius ini? Seperti yang kukatakan pada awalnya, aku hanya ingin menjadi orang lewat yang kebetulan terlibat dalam kejadian seperti ini, puas dengan hanya sebagai peran pembantu. Tapi kalau seperti ini, aku sudah menjadi protagonisnya! Itu betul, aku punya keinginan agar aku menjadi karakter yang melibatkan invansi alien, tapi kalau aku benar-benar jadi itu, itu meletaknya semuanya dalam pandangan.<!-- need better translation -->
 
   
  +
A...apa-apaan nih semua? Gue mikir apa sih? Akibat terbengong-bengong, aku tak sadar kalau Nagato telah menyelesaikan regenerasinya dan sedang menatapku tanpa ekspresi sudah agak lama.
Sejujurnya, aku cukup terganggu dengan semuanya itu.
 
   
Yang sebenarnya kuinginkan adalah menjadi karakter sampingan yang memberikan saran yang membantu pada saat semuanya menghadapi situasi sulit. Aku tidak mau nyawaku diincar oleh teman sekelasku! Aku punya prinsip sendiri kalau menyangkut hidupku.
 
   
Pikiranku sudah melayang kemana-mana untuk beberapa waktu saat aku duduk di ruang kelas berwarna oranye-merah. Aku benar-benar lupa kalau Nagato masih bersandar di dadaku.
 
   
A...apa ini semua? Apa yang kupikirkan? Akibat aku terbengong selama ini, aku tidak menyadari kalau Nagato telah menyelesaikan regenerasinya dan telah menatapku tanpa ekspresi untuk beberapa waktu.
 
   
   
Pada hari berikutnya, Asakura Ryouko menghilang dari kelas.
+
Esok harinya, Asakura Ryouko menghilang dari kelas.
   
Hasil akhir ini tidak bisa dihindari, tapi hanya aku yang berpikiran seperti itu.
+
Hasil akhir ini tak bisa dihindari, tapi hanya aku yang berpikiran seperti itu.
   
"Hmmm, kupikir ini ada hubungannya dengan pekerjaan ayah Asakura, karena itu dia harus pindah tiba-tiba. Sejujurnya, para guru juga terkejut saat mereka mendengar berita ini pagi tadi. Karena mereka harus keluar negeri, mereka telah terbang kemari."
+
"Hmmm, kayaknya sih ada hubungannya sama pekerjaan ayah Asakura, makanya dia harus tiba-tiba pindah. Jujur aja, para guru juga kaget kok pas mereka dengar berita ini pagi tadi. Karena mereka harus keluar negeri, mereka udah terbang kemaren."
   
Saat Okabe-sensei mengumumkan cerita ini, sebagian besar perempuan berteriak terkejut, "Apa?", "Mengapa?", saat para laki-laki juga saling berbicara diantaranya tentang ini. Bahkan para guru terlihat tampak kebingungan. Tidak mengejutkan, gadis dibelakangku tidak bisa diam tentang ini.
+
Saat Okabe-sensei mengumumkan liputan ini, sebagian besar cewek berseru terkejut, "Apa?", "Kenapa?", sedangkan cowok-cowok juga saling berbicara diantara mereka tentang ini. Bahkan para guru tampak kebingungan. Tak mengejutkan, gadis dibelakangku tidak bisa diam soal ini.
   
 
Plak! Dia memukul belakang kepalaku dengan tangannya.
 
Plak! Dia memukul belakang kepalaku dengan tangannya.
   
"Kyon, ini PASTILAH sebuah kejadian misterius!" Mata Haruhi bersinar terang saat dia mendapat semangatnya seperti biasa.
+
"Kyon, ini PASTI kejadian misterius!" Mata Haruhi berkilau terang saat dia mendapat semangat biasanya.
   
Apa yang harus kulakukan? Beritahukan sebenarnya?
+
Gue mesti ngapain? Ngasih tau yang sebenarnya?
   
Sebenarnya, Asakura-san diciptakan oleh entitas asing yang dikenal sebagai Integrated Data Sentient Entity, Nagato-san juga salah satu temannya, tapi karena alasan tertentu, hubungan mereka putus, dan pada akhirnya Asakura-san berusaha untuk membunuhku. Mengapa sampai melibatkan aku, alasannya sebenarnya karena kamu. Tapi, Asakura-san diubah menjadi tumpukan pasir oleh Nagato-san dan menghilang.
+
Sebenarnya, Asakura-san dibikin sama entitas asing yang dikenal sebagai Entitas Gabungan Benak Data, Nagato-san juga salah satu rekannya, tapi karena alasan tertentu, hubungan mereka putus, dan akhirnya Asakura-san nyari jalan buat bunuh gue. Soal kenapa sampai bawa-bawa gue, alasannya sebenarnya itu karena elo. Tapinya, Asakura-san diubah jadi setumpukan pasir oleh Nagato-san dan menghilang.
   
Tolong deh! Aku akan ditertawakan habis-habisan kalau aku mengatakan itu, dan aku juga tidak ingin mengatakannya. Aku hanya perlu berpura-pura kalau semuanya yang terjadi kemarin hanyalah ilusi dan membiarkannya seperti itu.
+
Plis deh! Gue bakalan diketawain habis-habisan kalau gue bilang begitu, dan gue juga ga pengen ngomonginnya. Gue pura-pura aja kalo semua yang terjadi kemarin itu cuman ilusi dan ngebiarin aja kayak gitu.
   
"Pertama murid pindahan misterus masuk, lalu seorang gadis tiba-tiba pindah keluar secara misterius. Pasti ada hal yang mencurigakan yang terjadi!"
+
"Pertama anak pindahan misterus masuk, lalu tiba-tiba cewek pindah keluar secara misterius. Pasti ada hal yang mencurigakan!"
   
Haruskah aku memuji instingnya yang brilian?
+
Haruskah kupuji insting briliannya?
   
"Mungkin ayahnya dipindahkan?"
+
"Mungkin ayahnya pindah tugas?"
   
"Aku tidak percaya alasan bodoh seperti itu."
+
"Aku ga percaya alasan lemah kayak gitu."
   
"Percaya atau tidak, itu alasan terutama seseorang harus pindah sekolah."
+
"Percaya atau engga, itu alasan paling utama orang harus pindah sekolah."
   
"Tapi bukankah ini aneh? Mereka hanya perlu satu hari untuk mendapatkan pemberitahuan pindah kerja lalu langsung pindah. Pekerjaan semacam apa yang dilakukan ayahnya?"
+
"Tapi bukannya aneh tuh? Mereka cuman butuh satu hari buat dapetin pemberitahuan pindah tugas buat pindahan. Emangnya pekerjaan ayahnya macam mana sih?"
   
"Mungkin ayah Asakura tidak memberitahukannya sebelumnya..."
+
"Mungkin ayah Asakura ga ngasih tau dia sebelumnya..."
   
"Tidak mungkin. Ini perlu penyelidikan lebih lanjut."
+
"Ga mungkin. Ini perlu penyelidikan lebih lanjut."
   
Aku ingin mengatakan kalau pindah tugas hanyalah alasan, mereka harus kabur dalam semalam dari penagih utang setelah meninggalkan setumpuk utang, tapi aku memutuskan tidak melakukannya. Karena hanya akulah yang mengetahui alasan sebenarnya.
+
Ingin kukatakan kalau pindah tugas hanyalah alasan, mereka harus kabur dalam semalam dari penagih utang setelah meninggalkan segunung utang, tapi kuputuskan tidak. Karena orang yang tahu alasan sebenarnya adalah aku.
   
"Sebagai anggota Brigade SOS, aku tidak bisa membiarkan kejadian misterius seperti ini tidak diketahui."
+
"Sebagai anggota Brigade SOS, aku ga bisa ngebiarin kejadian misterius kayak gini engga diketahui."
   
Tolong berhenti!
+
Plis berhenti doong!
   
Setelah apa yang terjadi kemarin, aku mengalami perubahan total dalam semalam. Lagi pula, setelah menyaksikan semua kejadian supranatural secara langsung, dan berusaha memberitahukan kepada diriku sendiri kalau semuanya tidak pernah terjadi, aku harus memilih salah satu dari pilihan berikut: Aku berhalusinasi, atau ada yang salah dengan otakku, atau dunia ini sudah cukup aneh, atau aku mengalami mimpi yang sangat panjang.
+
Setelah apa yang terjadi kemarin, aku mengalami perubahan total dalam semalam. Lagipula, setelah menyaksikan semua kejadian supranatural secara langsung, dan berusaha memberitahu kepada diriku semuanya tak pernah terjadi, aku harus memilih salah satu dari pilihan berikut: Aku berhalusinasi; atau ada yang salah dengan otakku; atau dunia ini sudah cukup aneh; atau aku mengalami mimpi yang amat panjang.
   
Lagipula, aku tidak bisa mengakui kalau dunia ini sendiri adalah sebuah virtual reality. <!-- matrix everyone? XD -->
+
Lagipula, aku takkan pernah bisa akui kalau dunia ini sendiri adalah sebuah realitas virtual. <!-- matrix everyone? XD; lol -->
   
Man! Untuk seseorang yang baru saja berumur 15 tahun, harus menghadapi titik balik dalam hidupnya agak terlalu cepat!
+
Men! Buat orang yang baru aja jadi 15 tahun, mesti ngadapin titik balik hidupnya ini emang sedikit kecepetan!
   
Mengapa anak kelas satu SMU seperti aku harus berurusan dengan pertanyaan filosofis seperti apakah dunia ini ada atau tidak? Itu bukanlah hal yang harus kupikirkan. Tolonh jangan tambah masalahku lagi.
+
Kenapa sih anak kelas satu SMA kayak gue harus berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan filosofis kayak apakah dunia ini ada ato engga? Itu bukan hal yang harus gue pikirin. Plis dong, jangan nambahin masalah gue lagi.
   
Sekarang aku punya banyak masalah rumit yang harus kuhadapi!
+
Sekarang ini gue punya banyak masalah rumit yang harus diurusin!
   
  +
<!-- --[[User:Nandaka|Nandaka]] 11:28, 21 July 2007 (PDT); Jangan munculin ttd! Ttd ok, tapi jangan dimunculin, bisa salah kaprah! Ntar dikira situ lagi yang "bikin" nih bab, dikau kan cuman nejermahin doank. Lagian, kan yang beginian bisa diliat di History page. Zzz bobo de... --obakasan 3 Des 2009 -->
--[[User:Nandaka|Nandaka]] 11:28, 21 July 2007 (PDT)
 
 
<noinclude>
 
<noinclude>
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"

Revision as of 03:23, 3 December 2009

Bab 5



Senin telah datang, dan kelembapan musim hujan membuatnya secara bertahap terasa di sekolah, meningkat sampai titik di mana kami jadi ember keringat. Jika beberapa politikus bikin janji kampanye untuk memasang sebuah eskalator di jalan bukit, mereka dijamin akan dapat suaraku saat aku sudah bisa memilih.

Aku sedang duduk di ruang kelas, mengipasi leherku dengan alas tulis sebagai pengganti kipas, ketika bel berdentang dan Haruhi, yang tidak biasanya, yang terakhir masuk.

Melempar tasnya ke meja, dia berkata, "Aku juga pengen dikipasin."

"Lakuin ndiri!"

Haruhi, yang berpisah denganku di depan stasiun dua hari yang lalu, menekuk wajahnya menjadi muka asam, cemberut. Tepat ketika aku berpikir kalau ekspresinya jadi makin manis hari-hari ini, dia kembali jadi diri mengernyit yang biasanya hari ini.

"Gini nih, Suzumiya. Loe tahu ngga sih cerita Burung Biru Kebahagiaan?"

"Apaan tuh?"

"Ngga, ngga usah dipikirin, bukan apa-apa."

"Kalau gitu, ngga usah nanya dong."

Haruhi memberiku kernyitan samping, lalu Okabe-sensei datang dan absensi dimulai.

Di kelas hari itu, sebuah aura kekesalan teradiasi ke seluruh sisi dari downer Haruhi, memancarkan tekanan yang tak mengenakkan ke punggungku. Tak pernah rasanya dentangan bel di akhir hari terdengar begitu nyaman. Seperti tikus ladang kabur dari sikatan api yang berkobar, aku mengungsi ke ruang klub.

Sosok membaca Nagato kini menjadi pemandangan default di ruang klub, sampai ke batas bahwa dia kelihatannya seperti ornamen tetap di ruangan.

Dikatakan begitu, aku berbalik dan berkata ke Koizumi Itsuki, yang sudah tiba.

"Jangan-jangan loe juga punya sesuatu yang pengen diomongin ke gue soal Suzumiya?"

Hanya ada tiga orang di tempat ini. Haruhi piket hari ini, sedangkan Asahina-san masih belum datang.

"Ah, menilai dari reaksi anda, saya tebak dua gadis lainnya telah melakukan pendekatan kepada anda."

Koizumi melirik sekilas ke Nagato, yang sibuk membaca bukunya seperti biasa. Kusadari nada bicara tahu-segalanya cukup menyebalkan.

"Mari kita cari tempat lain untuk mengobrol. Akan jadi repot bilamana Suzumiya-san mendengar kita."

Koizumi dan aku pergi menuju kantin dan duduk di salah satu mejanya. Di jalan, Koizumi bahkan membelikan secangkir kopi panas untukku. Aku tahu ini aneh buat dua cowok duduk bareng di satu meja kantin, tapi mau bagaimana lagi.

"Sampai seberapa jauh yang sudah anda ketahui?"

"Sampe si Suzumiya itu bukan orang biasa, kukira."

"Itu membuat semuanya jadi lebih mudah untuk saya. Anda benar."

Ini semacem guyon ya? Semua ketiga anggota Brigade SOS lainnya udah ngasih tau gue kalo si Suzumiya itu bukan manusia. Apa pemanasan global manasin otak mereka sampe-sampe mereka korslet?

"Pertama, kasih tau gue siapa elo sebenarnya."

Karena yang satu bilang kalau dirinya alien sementara yang lain penjelajah waktu, aku sudah punya bayangan, jadi aku meneruskan,

"Loe ngga bakal bilang kalo loe itu esper, kan?"

"Nah, tiadalah perlu berasumsi!"

Koizumi menggoncangkan cangkirnya lembut.

"Walau tidak terlalu akurat, anda kurang lebih benar -- saya adalah yang anda sebut sebagai esper. Benar, saya memiliki kekuatan paranormal."

Kuminum kopiku dalam diam. Mmm, terlalu manis, dia seharusnya beli yang gulanya lebih dikit.

"Tadinya saya lebih memilih untuk tidak pindah ke sekolah ini secara begitu mendadak, tapi telah ada perubahan situasi. Saya tidak mengira kalau kedua gadis itu akan mendekati Suzumiya Haruhi begitu cepat. Sebelumnya, mereka selalu diam-diam mengawasinya."

Berhenti napa nganggap Haruhi kayak spesies langka yang berharga!

Menyadari aku mengerutkan dahi, dia melanjutkan.

"Nah tenanglah dahulu. Kami juga berusaha sebaik-baiknya! Kami tidak berniat menyakiti Suzumiya-san, malahan, kami ingin melindunginya dari bahaya."

"Loe bilang kami? Berarti ada esper lain kayak elo?"

"Yah, tidak sebanyak yang anda pikirkan. Karena saya ada di antara tingkat terendah, saya tidak terlalu tahu banyak, saya hanya tahu kira-kira ada sepuluh di dunia ini. Semuanya di bawah pengawasan 'Organisasi'."

Mantap, sekarang kita punya 'Organisasi'!

"Saya tidak tahu tersusun dari apa 'Organisasi' itu, atau berapa banyak anggotanya. Semua sepertinya dijalankan oleh bos-bos di atas sana."

".....Jadi, kelompok rahasia ini, 'Organisasi' ini, sebenarnya mereka ngapain aja?"

Koizumi membasahi bibirnya dengan kopi yang mendingin.

"Seperti yang telah anda duga, 'Organisasi' didirikan tiga tahun yang lalu, dan prioritas mereka adalah mengamati Suzumiya Haruhi. Blak-blakan dikatakan, mereka eksis hanya untuk mengamati Suzumiya Haruhi. Saya yakin anda telah mengerti sekarang, bukan? Saya bukanlah satu-satunya anggota 'Organisasi' yand ada di sekolah ini. Sudah ada sejumlah yang telah menyusup kesini sebelum saya; Saya hanyalah dipindahkan sementara kesini untuk membantu mereka."

Aku tiba-tiba membayangkan wajah Taniguchi. Dia bilang kalo dia selalu sekelas sama Haruhi dari SMP. Bisakah dia itu esper kayak Koizumi juga?

"Loe lagi bercanda, kan?"

Koizumi pura-pura tak mendengarnya dan melanjutkan,

"Namun, saya tidak bisa menjamin kalau mereka semua berada di sisi Suzumiya-san."

Kenapa sih semuanya suka sama Haruhi? Dia cuman cewek eksentrik, gila yang bikin masalah buat orang lain, belum lagi, dia itu egois banget. Emangnya dia benar-benar pantas punya 'Organisasi' buat digunain seluruh sumber dayanya buat ngelindungin? Walau gue mesti akui sih tampangnya emang menarik.

"Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi tiga tahun yang lalu. Yang saya tahu hanyalah, saya tiba-tiba sadar saya memiliki kekuatan paranormal pada suatu hari tiga tahun yang lalu. Saya benar-benar ketakutan; saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mujurlah bagi saya, tidaklah lama sebelum 'Organisasi' mengambil saya, atau saya akan bunuh diri karena berpikir ada yang salah dengan otak saya."

Gue udah mikir kalo pasti ada yang salah sama otak loe pas gue ketemu elo.

"Yah, tidaklah mustahil juga. Walau kami lebih takut pada adanya kemungkinan-kemungkinan buruk yang tiada terduga."

Tersenyum akan kekurangannya sendiri, Koizumi menyeruput cangkir kopinya, dan kemudian mulai memberiku tatapan serius.

"Kapan menurut anda dunia ini dimulai keberadaannya?"

Dia bertanya pertanyaan yang cukup mengejutkan tiba-tiba.

"Bukannya mulainya pas Dentuman Besar?"

"Saat ini itulah yang dikatakan. Tetapi, bagi kami ada kemungkinan lain -- dunia ini jadi tiga tahun yang lalu."

Kulihat wajah Koizumi lagi dan lagi. Apa yang dikatakannya telalu absurd untuk jadi kenyataan.

"Mustahil itu! Gue masih bisa ingat jelas apa yang terjadi tiga tahun lalu. Lagian, ortu gue masih hidup. Gue masih punya tiga jahitan yang gue dapat pas jatuh ke selokan waktu masih kecil. Dan terus gimana loe bisa jelasin semua yang gue hafalin mati-matian dari buku pelajaran sejarah?"

"OK, lalu bagaimana anda bisa yakin kalau semua manusia, termasuk anda, tidak diciptakan dengan ingatan mereka sebelumnya? Kalau begitu, maka tidaklah perlu jauh-jauh sampai tiga tahun yang lalu. Tidak ada bukti di dunia ini yang menyanggah kalau dunia tidak dimulai dari lima menit yang lalu, dan semua kehidupan mulai dari sana."

"...."

"Sebagai contoh, coba bayangkan sebuah realitas virtual. Otak anda telah dicolok dengan kabel listrik, semua yang anda lihat, cium, dan bahkan sentuh sebenarnya dikirimkan melalui sinyal listrik dari kabel ke otak anda, namun anda sendiri percaya bahwa apa yang anda rasakan itu nyata. Dunia yang begitu nyata ini sebenarnya sangatlah rapuh."

"......Misalkan aja gue setuju sama yang elo bilang. Ga masalah kalau bumi kebentuk tiga tahun lalu atau lima menit lalu. Masalahnya, apa hubungannya keeksistensian 'Organisasi' elo sama Haruhi?"

"Pimpinan 'Organisasi' percaya bahwa sebenarnya dunia ini hanyalah mimpi seseorang. Kami, tidak, itu seharusnya seluruh dunia ini sendiri sebenarnya hanyalah mimpi. Karena hanya sebuah mimpi, bagi orang tersebut, untuk menciptakan dan mengubah realitas ini dimana kita berada didalamnya adalah sesimpel putaran jam. Dan kami semua tahu siapa orang tersebut."

Mungkin karena pemilihan kata-katanya, tapi wajah Koizumi herannya kelihatan dewasa.

"Manusia telah memanggil siapa-siapa yang dapatmenciptakan dan menghancurkan dunia ini semaunya sebagai Tuhan."

....Woi, Haruhi! Loe udah jadi Tuhan tuh, oh Tuhanku!

"Oleh karena itulah 'Organisasi' selalu sangat berhati-hati. Jika Tuhan menjadi tidak puas dengan dunia ini, dia bisa saja melenyapkan dunia yang lama dan menggantinya dengan yang baru. Seperti anak kecil yang tidak puas dengan istana pasirnya dan memutuskan untuk menghancurkannya dan membuat yang baru. Walaupun kurasa ada banyak konflik yang tak terselesaikan di dunia ini, masih ada beberapa hal yang baik di dunia ini yang membuatnya pantas untuk dihidupi. Inilah karenanya saya membantu 'Organisasi' menjaga dunia ini."

"Kenapa loe ga pergi aja dan langsung nanya Haruhi? Bilang sama dia berhenti ngancurin dunia, kali aja dia mau dengerin."

"Tentu saja, Suzumiya-san tidak mengetahuinya, dia tidak menyadari kekuatannya sendiri. Tugas kami adalah memastikan dia tidak pernah menyadarinya, dan menjalani kehidupannya dengan damai."

Koizumi mulai tersenyum kembali setelah mengatakan semua itu.

"Untuk saat ini, dia masih Tuhan tak lengkap, tak mampu mengontrol penuh dunia semaunya. Walaupun dia belum sepenuhnya berevolusi, kami sudah melihat beberapa tanda-tandanya."

"Gimana loe tau?"

"Coba pikirkan. Kenapa esper seperti saya, dan juga orang-orang seperti Asahina Mikuru dan Nagato Yuki eksis? Itu karena Suzumiya-san mengharapkannya."

Kalau diantara kalian ada alien, penjelajah waktu, slider, atau esper, silakan, temui saya!

Aku segera ingat perkenalan diri Haruhi di awal semester.

"Oleh sebab dia masih belum menemukan mereka, dia tidak mampu memanfaatkan seluruh kekuatannya, dia hanya bisa secara tidak sadar melepaskannya dengan acak. Namun untuk beberapa bulan terakhir, Suzumiya-san telah terus-menerus melepaskan kekuatannya melebihi apa yang manusia dapat pahami. Seperti yang anda ketahui, ini mengakibatkan Suzumiya-san membuat Asahina Mikuru, Nagato Yuki, dan bahkan juga saya untuk bergabung dengan klubnya."

Berarti itu bikin gue jadi orang luar sendirian dong?

"Tidak juga. Bagi kami, anda adalah kehadiran misterius. Saya telah melakukan lumayan banyak pemeriksaan latar belakang tentang anda; saya harap anda tak keberatan. Dan saya bisa menjamin, anda hanyalah manusia normal tanpa kekuatan spesial apapun."

Itu gue anggap pujian atau gue seharusnya kecewa?

"Saya tidak mengerti juga, tapi nasib dari dunia ini bisa jadi berada di tangan anda. Oleh karena itu, anda perlu berhati-hati untuk tidak membiarkan Suzumiya-san merasa kehilangan harapan akan dunia ini."

"Karena loe pikir Haruhi itu Tuhan," saranku, "Kenapa ga loe culik aja dia, otopsi dia dan lihat dari apa otaknya terbuat? Bahkan mungkin aja loe bisa tau rahasia alam semesta!"

"Memang ada beberapa ektremis dalam 'Organisasi' yang berpikiran sama dengan anda."

Koizumi mengangguk sambil menambahkan,

"Namun mayoritas masih berpikir bahwa yang terbaik adalah membiarkannya saja. Lagipula, bila Tuhan menjadi tidak senang dikarenakan hal ini, sebuah bencana kemungkinan besar akan terjadi. Kami berharap dunia tetap seperti apa adanya, jadi sudah sewajarnya kami berharap Suzumiya-san bisa hidup damai. Kami tidak mendapatkan apapun bila bencana memang terjadi......"

"...Jadi kita mesti gimana?"

"Itu saya tidak mengetahuinya."

"Oh iya, dunia bakalan gimana kalo Haruhi tiba-tiba meninggal?"

"Akankah dunia hancur bersamanya? Atau Tuhan hanya akan menjadi tiada? Atau ada yang baru akan muncul dan menggantikannya? Sebelum itu terjadi, tiada yang benar-benar tahu."

Kopi dalam cangkir kertas telah jadi dingin. Kugeser ke samping karena aku tak ingin meminumnya lagi.

"Loe bilang loe punya kekuatan paranormal?"

"Yah, itu tidak terlalu tepat, tapi kurang lebih benar."

"Kalo gitu tunjukin beberapa kekuatan loe, terus gue bakal percaya. Misalnya, bikin nih kopi jadi anget lagi."

Koizumi tersenyum riang. Ini pertama kali aku melihatnya benar-benar tersenyum.

"Maafkan saya, saya tidak bisa melakukan itu. Kekuatan saya tidak mudah dipahami. Dalam kondisi normal, saya tidak punya kekuatan tertentu. Saya haruslah memenuhi beberapa kondisi sebelum saya dapat menggunakannya, tapi saya percaya anda bisa mendapatkan kesempatan untuk melihatnya suatu hari."

"Maafkan saya telah mengambil waktu anda, saya kira saya akan pulang ke rumah sekarang." Setelah bilang begitu, Koizumi pergi dengan senyum.

Kulihat Koizumi berjalan menjauh sampai dia menghilang, lalu kupikir untuk memegang cangkir kertasnya.

Udah gue duga, kopinya tetap dingin.



Saat aku kembali ke ruang klub, kebetulan kudapati Asahina-san berdiri di dalam dengan bra dan celana dalamnya.


"..."

Asahina-san dengan kostum maid di tangannya, berdiri dengan mata terbelalak, melihatku yang beku di tempat dengan tanganku di pegangan pintu. Perlahan mulutnya mulai terbuka saat dia bersiap untuk teriak.

"Maafkan aku."

Sebelum dia punya kesempatan berteriak, kutarik keluar kaki yang ada di dalam ruangan dan menutup pintu secepatnya. Berkat itu, aku bisa menghindari jeritannya.

Bener-bener deh, gue seharusnya ngetuk dulu. Engga tunggu, dia seharusnya ngunci pintunya kalo dia mau ganti baju!

Saat aku menimbang-nimbang apakah simpan saja gambaran akan badan putih mulus setengah telanjangnya ke dalam bank memori jangka panjangku, sebuah ketukan pelan terdengar dari sisi lain pintu. "Kamu bisa masuk sekarang...."

"Maaf soal tadi."

"Ga masalah kok...."

Kulihat kepala menunduk Asahina-san saat dia membuka pintu dan minta maaf. Dia tersipu dan berkata,

"Maaf, saya selalu aja nampilin sisi malu-maluinku...."

Aku beneran ngga keberatan kok.

Dia benar-benar gadis yang cukup penurut, memakai kostum maidnya seperti yang Haruhi suruh.

Dia terlalu manis!

Aku khawatir kalau-kalau aku terus menatap Asahina-san seperti itu, gambar yang baru saja kuperoleh akan miring ke sisi tidak senonoh. Menghimpun semua alasan yang harus kuambil pada hasrat-hasrat yang bikin frustasi tersebut, aku cepat-cepat duduk di kursi komandan dan menyalakan komputer.

Sadar ada yang memperhatikanku, kuangkat kepalaku, kudapati Nagato Yuki benar-benar melihatku untuk perubahan. Dia mendorong kacamatanya sedikit, lalu kembali ke bukunya. Gerakannya cukup manusiawi.

Kubuka browser internet dan pergi ke website klub, coba-coba mengubah sesuatu dari halaman yang selalu statis, tapi aku tak tahu darimana harus mulai. Aku jadi berpikir menyunting halaman web itu buang-buang waktu saja, dan akan kututup programnya dan mendesah. Tapi disini gue bosen setengah mati; gue juga udah mulai bosan aja main Othello, gue butuh sesuatu buat ngabisin waktu.

Saat aku bergumam dibawah nafasku dengan tangan tersilang, tiba-tiba seseorang meletakkan secangkir teh hangat di depanku. Kulirik keatas dan menemukan Asahina-san pakai kostum maidnya tersenyum sambil berdiri dengan nampan di tangannya. Dia benar-benar terlihat seperti maid sungguhan.

"Makasih."

Baru saja aku ditraktir secangkir kopi panas oleh Koizumi, tapi aku masih menerima dengan senang hati secangkir teh hangat ini.

Asahina-san lalu meletakkan cangkir lainnya di sisi Nagato, lalu dia duduk disampingnya dan dalam diam menyesap cangkir tehnya sendiri.


Pada akhirnya, Haruhi tak pernah datang ke ruang klub hari itu.



"Kenapa loe ngga datang kemaren? Bukannya loe pengen ngadain tanya-jawab?"

Seperti biasa, aku berbalik dan bicara ke Haruhi dibelakangku sebelum absensi.

Merebahkan badannya di meja, dengan dagunya di permukaan meja, Haruhi berkata dengan tampang kesal,

"Cerewet ah! Aku udah ngadain evaluasi sendirian kemaren!"

Aku langsung tahu kalau Haruhi pasti menyusuri ulang tempat-tempat yang ia datangi Sabtu kemarin setelah sekolah.

"Aku kuatir mungkin aku kelewatan sesuatu, jadi kupikir lebih aman kalau tempatnya kutelusuri ulang."

Tadinya gue selalu mikir cuman detektif yang percaya kalau penjahat bakalan selalu balik ke TKP, tapi gue salah.

"Sama panasnya kayak neraka! Kapan sih sekolah bakalan ganti seragamnya? Aku pengen pake lengan pendek!"

Mereka ga ganti sampai Juni, dan cuman tinggal seminggu lagi sampai Mei berakhir.

"Suzumiya, mungkin gue pernah ngomong ini sebelumnya, tapi gue pikir mendingan loe berhenti aja cari-cari kejadian-kejadian misterius, dan cobalah ngejalanin kehidupan SMA biasa."

Dia akan mengangkat kepalanya dan mengeryit padaku... Aku sudah mengantisipasi reaksi semacam itu, tapi kepala Haruhi tetap menempel di meja. Sepertinya dia benar-benar kecapaian.

"Kehidupan SMA biasa? Kehidupan macam mana tuh?"

Dia kedengaranya tidak tertarik sama sekali.

"Kayak nyari pacar yang pantes. Loe mungkin aja bisa kebetulan ketemu sama alien pas lagi kencan. Berarti sekali dayung dua-tiga pulau terlampai, ga jelek juga, bukan?"

Aku mulai memikirkan percakapanku dengan Asahina-san waktu itu sambil memberi saran seperti itu.

"Lagian, banyak cowo yang ngantri buat loe. Yang loe perlu lakuin cuman tahan tingkah eksentrik loe dan pacar loe bakal nyamperin."

"Huh, ga masalah aku punya pacar atau engga! Semua yang disebut cinta ini cuman kebingungan sementara di pikiran, penyakit mental."

Kata Haruhi kecapaian sambil tiduran di meja dan melihat keluar jendela.

"Sebenarnya, aku emang pernah mikirin hal ini kadang-kadang. Toh aku cewek enerjik, plus badanku juga punya kebutuhannya sendiri. Tapi aku belum cukup bodoh buat ngurusin hal ngerepotin macam beginian hanya karena kebingungan sesaat. Dan kalo aku terlalu sibuk kencan, gimana dengan Brigade SOS? Kan baru kudirikan!"

Secara teknis itu masih belum didirikan.

"Terus kenapa ga bikin klub yang meliputi semacam bentuk hiburan? Itu bakalan narik lebih banyak anggota pastinya."

"Engga."

Dengan tegas Haruhi tolak.

"Aku mendirikan Brigade SOS abisnya klub normal lainnya terlalu ngabosenin, dan aku udah ngerekrut cewe manis kayak Asahina-san dan anak pindahan misterius juga! Kenapa masih ga ada kejadian sih? Hah, udah waktunya ini hal aneh terjadi."

Pertama kalinya kulihat Haruhi depersi seperti ini, tapi dia manis juga kok seperti itu. Bagi gadis manis seperti dia, dia cukup cantik bahkan ketika tidak sedang tersenyum, sungguh disayangkan, semakin kupikirkan tentang itu.

Haruhi menghabiskan sisa harinya tidur nyenyak. Yang ajaib, para guru tak pernah menyadari... Tidak, ini pasti kebetulan.



Namun mulai saat itu, hal aneh diam-diam mulai terjadi. Karena bukan masalah besar pada awalnya, belum ada yang menyadari, tapi aku sudah memikirkannya seharian semenjak absensi.

Sementara aku sedang bercakap-cakap dengan Haruhi, benakku berpikir akan hal lain. Semuanya dimulai dengan catatan yang ditinggalkan di loker sepatuku pagi ini.

Catatan itu berbunyi,

"Setelah sekolah saat semua orang sudah pergi, datanglah ke ruang kelas 1-5."

Itu jelas-jelas tulisan tangan cewek.



Tentang apa sih ini? Sebuah konferensi darurat diadakan di benakku antara opini-opiniku yang berbeda.

Yang pertama, "Pernah kejadian nih sebelumnya," tapi tulisan tangannya beda sama yang di pembatas buku. Nagato, yang ngaku-ngaku jadi Antarmuka Manusia Buatan Hidup buat alien, punya tulisan tangan indah banget kayak dicetak aja, tapi catatan ini ngasih kesan tulisan tangan cewe SMA. Lagian, Nagato ga bakalan sebegitu langsungnya sampe-sampe nempel-nempel catatan di rak sepatu gue.

Yang kedua, "Jangan-jangan Asahina-san?" Engga, kalau ini Asahina-san, dia ga bakalan ngasal ngerobek kertas dan nyoretin catatan tanpa menyertakan waktunya. Benar juga, dia bakalan masukin surat yang ditulisnya dengan rapi ke dalam amplop.

Lagian, aneh banget lokasinya di kelas gue. "Ga mungkin Haruhi, kan?" kata si opini ketiga. Itu lebih mustahil lagi, misal itu dia, dia bakalan langsung nyeret gue ke tangga dan ngomong langsung kalau dia pengen gue tau sesuatu.

Berdasarkan alasan yang sama, kueliminasi Koizumi dari perhitunganku juga. Akhirnya, si opini keempat bilang, "Jangan-jangan surat cinta dari seseorang?" Mari ga usah nguatirin diri sendiri apa ini surat cinta atau bukan, yang pasti gue dipanggil seseorang, dan ga harus dari cewek.

"Jangan sampe ketipu! Paling kerjaannya si Taniguchi dan Kunikida." Ya, itulah opini yang paling masuk akal. Bisa jadi si idiot Taniguchi bakalan ngelakuin guyon garing, tapi dia seharusnya nulis lebih banyak.

Aku jalan tanpa tujuan di sekitar sekolah sambil memikirkan semua ini. Setelah sekolah, Haruhi bilang dia sakit dan pulang ke rumah. Kesempatan besar nih!

Kuputuskan pergi ke ruang klub dulu. Gue bisa gila kalo pergi kecepetan ke ruang kelas buat nunggu orang asing. Lagian, kalo tiba-tiba Taniguchi datang dan ngomong, "Yo, masih menunggu nih? Gue ga percaya loe bisa ketipu gara-gara catatan kecil begitu, lugu bener sih loe!" Gue bakalan marah besar. Habisin waktu dulu, pergi dan intip kelasnya, terus masuk abis mastiin ga ada siapa-siapa. Ya, ini strategi sempurna!

Aku tiba di pintu ruang klub sendirian. Kali ini aku ingat untuk mengetuk.

"Silahkan masuk."

Setelah kupastikan itu suara Asahina-san, kubuka pintunya. Tak peduli seberapa kali pun kulihat dia, Asahina-san tetap menawan dengan kostum maidnya.

"Lama juga kamu datang, Suzumiya-san mana?"

Tampaknya dia lagi merebus teh lagi.

"Dia pulang, dia kelihatannya capek banget. Kalo kamu kepengen balas dendam, ini saatnya, sekarang dia terlihat lemah banget."

"Saya ga bakalan ngelakuin hal kayak gitu!"

Kami duduk berhadap-hadapan dan meminum teh kami di ruangan dengan Nagato yang sedang membaca. Kami tampaknya telah kembali jadi asosiasi tanpa tujuan seperti dulu.

"Koizumi belum datang juga?"

"Koizumi-kun datang duluan, dia bilang dia ada kerja paruh-waktu hari ini, jadi dia pergi duluan."

Kerja paruh-waktu macam mana? Tapi bila keadaannya begini, dengan yakin aku bisa mencoret Koizumi dan Haruhi dari daftar tersangka yang menulis catatan tersebut.

Karena kami tidak punya kerjaan, aku main Othello dengan Asahina-san dan mengobrol dengannya. Setelah menang tiga kali, kami berhenti main dan mulai ngenet buat baca berita, dan pada saat ini, Nagato menutup bukunya. Akhir-akhir ini, kami menganggap aksinya ini sebagai tanda berakhirnya kegiatan klub (walau kami tak tahu kegiatannya apa), dan kami semua mulai berkemas dan pergi.

"Saya butuh ganti baju, jadi kamu pergi duluan aja." Mendengar Asahina-san bilang begitu, aku bergegas keluar ruang klub.

Jam menunjukkan pukul lima lebih tigapuluh menit, seharusnya udah ga ada siapa-siapa di ruang kelas, kayaknya? Kalaupun ini kejahilan si Taniguchi, dia bakalan udah pulang setelah bosan nunggu lama. Walau begitu, aku tetap lari dua anak tangga menuju lantai teratas, untuk memastikan saja.

Kuhirup nafas dalam-dalam di koridor yang sepi. Karena jendela kelas semuanya bernoda, tidaklah bisa aku melihat apa yang sedang terjadi di dalam, hanya matahari terbenam telah mewarnai ruang kelas oranye-kemerahan. Dengan santai kubuka pintu ruang kelas 1-5 dan melongok ke dalam.



Aku sama sekali tak terkejut ada orang yang menungguku di dalam kelas, tapi aku kaget saat kuketahui siapa dia. Berdiri di depan papan tulis adalah orang yang tak pernah kuperkirakan sama sekali.

"Kamu telat."

Asakura Ryouko tersenyum.

Dia menyibak rambut panjang selembut sutranya dan mulai berjalan melewati deretan tempat duduk. Paha mulusnya di bawah rok terlipatnya dan sepatu indoor putihnya benar-benar mengalihkan perhatian.

Dia berhenti di tengah ruang kelas, dan melambai ke arahku dengan senyum.

"Masuklah!"

Bagaikan terhisap ke dalam, tingkahnya menyebabkan aku melepaskan pegangan pintu dan berjalan ke arahnya.

"Jadi kamu toh..."

"Iya, kaget?"

Asakura tersenyum girang, sisi kanan wajahnya merah karena tersinari matahari terbenam.

"Kamu nyari aku?"

Sengaja kubertanya dengan nada kasar, Asakura cekikikan dan menyahut,

"Emang saya cari kamu, saya pengen nanya sesuatu ke kamu."

Wajah putih Asakura sekarang menghadap ke arahku.

"Pernahkah kamu dengar pepatah 'Lebih baik melakukannya dan menyesal kemudian daripada tidak melakukannya sama sekali'? Menurutmu itu masuk akal?"

"Aku ga terlalu yakin siapa yang bilang, tapi kukira maknanya masuk akal."

"Kalau ada situasi dimana tetap di status quo hanya memperburuk keadaan, dan kamu ga tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya, apa yang akan kamu lakukan?"

"Memperbaiki apaan? Ekonomi?"

Mengabaikan pertanyaanku, Asakura tersenyum dan melanjutkan,

"Bukannya kamu barusan bilang mending lakukan dulu dan hadapi akibatnya kemudian? Karena ga ada yang bakalan berubah kalo gini-gini terus."

"Hmmm, kayaknya sih."

"Itu maksudku."

Asakura, yang kedua tangannya berada di belakang punggungnya, membungkuk ke depan sedikit.

"Tapinya, karena orang-orang di atas ga mampu berpikir dari sisi lain, mereka ketinggalan dengan perubahan cepat di realitas ini, saya terpaksa melakukan sesuatu biar segalanya berjalan mulus. Makanya itu, di realitas ini, udah kuputuskan untuk beraksi sendiri dan memaksakan beberapa perubahan."

Kamu sebenarnya pengen ngomong apa sih? Aku lagi dikerjain ya? Kulihat ke sekeliling ruangan, menduga-duga apakah Taniguchi bersembunyi di dalam lemari memegang peralatan menyapu di belakang, atau apakah dia duduk di bawah meja guru.

"Saya udah semakin capek cuman ngamatin lingkungan yang ga berubah, makanya itu..."

Aku terlalu sibuk mengamati sekeliling hingga aku tak terlalu mendengar apa yang dikatakan Asakura.

"Saya harus bunuh kamu, dan melihat reaksi macam apa yang Suzumiya Haruhi punya."

Dalam sekejap, Asakura mengilatkan tangan kanannya, sebuah kilatan metalik putih melewati tempat dimana leherku tadinya berada.

Tersenyum senang, tangan kanan Asakura sekarang menguak sebuah pisau setajam pisau tentara.

Aku beruntung sekali menghindari serangan pertama. Karena sekarang ini aku tergeletak di lantai pada punggungku, melihat pucat pada Asakura. Kalo gue kejebak, gue ga bakalan bisa kabur! Pikiran ini terlintas di benakku, dan aku merangkak mundur seperti belalang.

Kenapa Asakura ga ngejar gue?

...Engga, bentar! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Asakura berusaha nusuk gue dengan pisau? Tunggu dulu sebentar, tadi Asakura bilang apa ya? Dia pengen bunuh gue? Bunuh gue? Tapi, kenapa!?

"Berhenti bercandanya!"

Aku hanya dapat berkata kalimat khasku ini.

"Beneran bahaya tuh! Kalaupun itu cuman pisau bohongan, aku bakalan ketakutan juga! Singkirin benda itu!"

Gue benar-benar bingung. Kalo ada orang yang tahu apa yang terjadi, tolong keluar dan jelasin ke gue!

"Kamu pikir saya lagi bercanda?" kata Asakura dengan nada riang gembiara, tak terdengar serius sama sekali. Baru kepikiran sekarang, cewek SMA tersenyum sambil mengancam nyawamu dengan sebilah pisau benar-benar menakutkan. Jadi sekarang kau tahu betapa ketakutannya aku.

"Huh!"

Asakura menepuk-nepukan bahunya dengan sisi belakang pisau.

"Kamu ga suka sekarat? Kamu ga mau mati? Kematian entitas organik ga ada artinya bagiku."

Perlahan kuberdiri. Ini harus cuman bercanda, gue ketakukan karena gue terlalu serius. terus kukatakan ini pada diriku sendiri, karena ini terlalu tak nyata. Asakura adalah ketua kelas serius yang bertanggungjawab, yang hanya akan bicara disaat yang perlu saja di kelas, dan takkan jadi gila bahkan ketika sedang menghadapi masalah. Mengapa dia bawa pisau dan berkata kalau dia ingin membunuhku tiba-tiba?

Namun pisau itu nyata, dan kalau aku tidak hati-hati aku bisa berdarah kemana-mana.

"Aku ga ngerti apa yang kau omongin. Ini ga lucu lagi, OK? Singkirin benda mengerikan itu!"

"Saya ga bisa melakukannya," Asakura menyenyumkan senyuman lugunya yang seperti biasa, "Abisnya saya pengen banget kamu mati."

Dia memegang pisaunya di samping pinggangnya dan mulai lari ke arahku. Dia cepat! Kali ini aku sudah siap, karena lama sebelum Asakura bergerak, telah kutetapkan pandanganku untuk kabur melalui pintu -- tapi aku berakhir menabrak dinding.

????

Aneh, pintunya kemana? Bahkan jendelanya juga hilang! Seharusnya ada jendela di dinding yang menghadap koridor, tapi sekarang hanya ada dinding tebal berwarna abu-abu.

Ga mungkin!

"Percuma."

Suara Asakura semakin mendekat dari belakang.

"Sekarang saya yang punya kontrol di ruang area ini, jadi semua jalan keluar udah diblok. Sebenarnya agak gampang kok, yang perlu kulakukan cuman timpa-paksa aja struktur molekul bangunannya di planet ini dan bisa kurubah semauku. Ruangan ini sekarang udah jadi ruang tertutup, dan ga ada jalan masuk atau keluar sekarang."

Aku berputar dan menyadari kalau matahari terbenam juga telah menghilang. Seluruh ruangan dikelilingi oleh dinding beton, menyisakan hanya lampu-lampu putih bersinar dingin di bangku-bangku.

Ini ga mungkin!

Siluet Asakura perlahan bergerak ke arahku.

"Kusarankan kamu berhenti melawan; toh akhirnya kamu bakalan mati."

"......Kamu sebenarnya siapa?"

Sebagaimanapun aku perhatikan, memang ada dinding di sekelilingku. Tiada satu pintu pun, satu jendela, apapun! Apa ada yang salah sama otak gue?

Aku bergerak panik diantara meja-meja, berusaha menjauh dari Asakura sebisaku. Tapi Asakura berjalan lurus ke arahku, menyingkirkan meja dan kursi dari jalurnya semau dia. Dibandingkan dia, jalurku selalu terhalang meja.

Kejar-kejaran kucing dan tikus ini tak berlangsung lama, dan pada akhirnya aku terpojok.

Kalo begitu...

Kuputuskan untuk mengambil resiko dan melempar kursi ke Asakura, namun kursi tersebut berbelok di udara tepat di depan Asakura, dan terbang ke sudut lain ruangan. Gimana mungkin?

"Bukannya udah kubilang ini percuma? Semua di dalam ruangan ini sekarang bergerak menurut keinginanku."

Tunggu... Tunggu!

Apa sih yang terjadi disini? Kalo ini bukan canda ato jahil, dan baik gue ataupun Asakura ga gila, terus apa yang terjadi?

Saya harus bunuh kamu, dan melihat reaksi macam apa yang Suzumiya Haruhi punya.

Ryouko: "Saya harus bunuh kamu, dan melihat reaksi macam apa yang Suzumiya Haruhi punya."

Kenapa Haruhi lagi sih? Haruhi, duh, bukannya loe jadi sedikit terlalu populer?

"Seharusnya kulakukan ini dari awal."

Badanku membeku setelah Asakura berkata seperti itu. Kamu ngga bisa begitu! Itu curang!

Kakiku mengakar ke lantai seperti pohon, tak bisa bergerak. Kedua tanganku kaku seperti patung lilin - aku bahkan tak bisa menggerakkan jari-jariku. Wajahku, kaku menghadap lantai, bisa melihat sepatu indoor Asakura yang perlahan memasuki ruang lingkup pandanganku.

"Abis kamu mati, Suzumiya Haruhi pasti punya semacam reaksi. Ini mungkin bakalan bikin ledakan data raksasa yang darinya bisa kami ambil sesuatu. Bisa jadi ini kesempatan sekali seumur hidup bagi kami."

Aku sama sekali ga peduli dengan itu!

"Sekarang matilah."

Bisa kurasakan Asakura mengangkat pisaunya ke atas. Darimana dia bakalan mulai ya? Arteri tenggorokan, jantung? Kalau gue tahu gimana gue bakalan mati, paling engga gue bisa siap-siap. Paling engga biarin gue nutup mata... Engga, gue ga bisa begitu. A... apa nih!?

Tiba-tiba kurasakan udara bergoyang. Pisaunya mulai jatuh ke arahku...

Pada saat ini, langit-langit mengeluarkan suara retakan keras, diikuti jatuhnya pecahan-pecahan. Yang beberapa diantaranya jatuh ke kepalaku - sakit tau! Sialan! Aku diliputi debu putih oleh banyaknya pecahan yang terus berjatuhan, jadi kupikir Asakura juga putih semua. Gue kepengen ngeliat kayak apa dia sekarang, tapi gue ga bisa gerak... engga, tunggu! Gue bisa gerak lagi!

Kuangkat kepalaku dan menemukan...!

Asakura yang terkejut -- tepat saat dia mau mengiris leherku. Berdiri di depan, memegang pisaunya dengan tangan kosong, adalah sosok ramping dari Nagato Yuki.

(Wow, dia bisa menangkap pisau dengan tangan kosong saja.)

"Programmu terlalu dasar." kata Nagato dengan nada tiada ekspresi seperti biasa,

"Penguncian data di sekitar langit-langit tidak lengkap. Karena itu saya bisa temukan dan masuk."

"Kamu ingin menghalangiku?" Asakura terdengar tenang. "Setelah saya bunuh orang ini, Suzumiya Haruhi pasti punya reaksi tertentu. Cuman saat itu aja kita bisa ngumpulin lebih banyak data."

"Kamu seharusnya jadi backupku." kata Nagato dengan nada seperti mantra, "Pembangkangan semacam ini dilarang; kamu musti mematuhi perintahku."

"Gimana kalau saya menolak?"

"Maka saya akan putuskan data antarmukamu."

"Kamu mau nyobain? Saya punya keuntungan disini, abisnya ruang kelas ini ada di lingkupan kontrol dataku."

"Memproses aplikasi untuk pemutusan data antarmuka."

Saat Nagato selesai, pisau di tangannya mulai bersinar terang. Lalu, seperti gula kubus dicelupkan ke secangkir teh, perlahan pisau itu mulai mengkristal dan terurai dan jatuh ke lantai seperti serbuk.

"!!"

Asakura melepas pisaunya dan loncat lima meter menjauh. Melihat adegan ini, aku tak bisa apa-apa kecuali menyadari -- huah, nih duaan benar-benar bukan manusia.

Membuka jarak dalam sekejab, Asakura mendarat dengan elegan dan terus tersenyum seperti biasa.

Ruangan sekeliling mulai distorsi -- aku hanya bisa mendeskripsikannya seperti itu. Asakura, meja-meja, langit-langit, dan lantainya semua bergoyang kuat; secara keseluruhan, itu memiliki wujud yang kelihatannya seperti logam cair, walau aku tak bisa benar-benar melihat jelas.

Tepat saat aku berpikir bagaimana bisa hanya ruang ini saja yang perlahan diubah menjadi apa yang tampaknya seperti tombak, sebuah ledakan terkristal terjadi di depan telapak tangan Nagato yang terangkat.

Detik selanjutnya, ada ledakan terkristal terus-menerus di sekitar Nagato, diikuti dengan serbuk yang jatuh ke tanah. Benda seperti tombak terkristal terbang dari berbagai arah menuju kami dengan kecepatan kilat. Setelah beberapa saat kemudian ketika kutemukan Nagato menghadapi tombak-tombak tersebut dengan kecepatan yang sama."

"Jangan menjauh."

Nagato mengelak serangan-serangan Asakura sambil menarik dasiku sehingga aku akan jongkok dan sembunyi di belakangnya.

"Huah!"

Sebuah benda asing terbang di atas kepalaku dan meremukkan papan tulis sampai berkeping-keping.

Nagato mendongak sedikit, dan dalam sekejab banyak tombak es tumbuh dari langit-langit dan jatuh ke kepala Asakura. Asakura mengelak dengan kecepatan yang tak bisa diikuti dengan mata telanjang, dan dalam sekejap hutan tombak es terbentuk di lantai.

"Ga mungkin kamu bisa ngalahin saya di ruang area ini." kata Asakura tenang. Dia dan Nagato berdiri terpisah beberapa meter, berhadapan satu sama lain, sementara aku hanya bisa berlutut di lantai tiada harapan, tidak berani berdiri.

Nagato berdiri di depanku dengan kaki sedikit terbuka, dan baru sekarang aku menyadari kalau dia itu begitu serius sampai-sampai menuliskan namanya di sepatu indoornya. Lalu, bagaikan memanjatkan doa, Nagato bergumam pelan,

    SELECT serial_code
    FROM database
    WHERE code='data'
    ORDER BY aggressive_combat_data
    HAVING terminate_mode

"Nama target Asakura Ryouko, ancaman dikonfirmasi. Memutuskan target antarmuka informasi organik."

Ruang normal tiada lagi ada dalam ruang kelas. Semuanya telah menjadi bentuk-bentuk geometris, muncul tertekuk atau seperti kerucut. Melihat pemandangan tak nyata ini seperti memasuki wahana horor di taman hiburan, aku sudah jadi pusing lagi saja dengan hanya melihat.

"Kamu akan berhenti berfungsi sebelum saya."

Aku tak tahu darimana suara Asakura berasal dalam semua khayalan warna-warni ini.

Whuush, suara angin merobek udara.

Nagato menendangku keras dengan belakang tumitnya.

"Kamu ngapa..."

Sebelum aku bisa selesaikan, ada tombak begitu cepat, aku hampir-hampir bisa melihatnya saat melewati ujung hidungku dan jatuh ke lantai.

"Kita lihat aja berapa lama lagi kamu bisa ngelindungin dia. Coba nih!"

Detik berikutnya, Nagato berdiri di depanku, tertusuk oleh kira-kira dua belas tombak panjang kecoklat-coklatan.

"......"

Dengan kata lain, Asakura menyerang Nagato dan aku dari semua arah dalam waktu bersamaan. Nagato berhasil mengkristalkan beberapa tombak dan menghancurkannya, tapi berusaha mencegahku terkena tombak yang tersisa, dia melindungiku dengan badannya. Tapi aku tak mengetahuinya pada saat itu, karena semuanya terjadi begitu cepat.

Kacamata Nagato terjatuh dari wajahnya dan memantul lemah saat mengenai lantai.

"NAGATO!"

"Kamu seharusnya tidak bergeram." kata Nagato tenang, menunjuk tombak yang tersangkut di dada dan perutnya. Kolam darah mulai terbentuk di bawah kakinya.

"Saya baik."

Duh gusti, gimana bisa ini dibilang baik?

Nagato mencabut tombak-tombak dari badannya tanpa sentakan satu kali pun. Tombak berdarah-darah itu jatuh ke lantai dengan suara es, dan langsung berubah jadi meja. Jadi itu toh tombaknya dari apa!

"Karena cedera kayak gitu, saya kira kamu ga bisa memberhentikanku sekarang. Ini pukulan penghabisannya!"

Di ujung lainnya dari ruang memilin ini, siluet Asakura perlahan muncul dan hilang. Aku hanya bisa melihat senyum dari wajahnya, saat dia perlahan mengangkat kedua tangannya -- kalau aku tidak salah, lengannya bersinar dari ujung jari-jarinya, dan kemudian memanjang dua kali lipat. Tidak, tidak hanya dua kali lipat...

"Tolong matilah!"

Lengan Asakura terus memanjang, menggeliat seperti sekumpulan tentakel, dan lalu mendekat dari dua arah. Tak mampu bergerak, sosok mungil Nagato terguncang keras...... Seketika itu juga, wajahku terciprat oleh darah.

Lengan kiri Asakura mencakar sisi kanan perut Nagato, sedangkan lengan kanannya mencakar dada kiri Nagato, menembus punggungnya dan berhenti pada dinding ruang kelas. Darah muncrat dari mulut Nagato dan turun melewati kedua kaki putihnya, membuat kolam darah di bawah semakin melebar.

"Sudah berakhir." Nagato berkata perlahan sebelum dia memegang tentakel. Tiada yang terjadi.

"Berakhir apanya?" Kata Asakura, terdengar seolah-olah dia sudah menang. "Maksudmu tiga tahun hidupmu?"

"Bukan." kata Nagato yang terluka parah, bagaikan tiada yang terjadi padanya. "Memulai pemutusan data antarmuka."

Hampir sekejap, semua di dalam ruang kelas bersinar terang, dan lalu mengkristal dan terurai pada detik selanjutnya, meja di sampingku juga mulai berubah jadi pasir dan runtuh.

"Gimana bisa..."

Pasir kristal jatuh dari langit-langit tanpa henti. Kali ini giliran Asakura yang terpaku.

"Kamu benar-benar hebat."

Tombak dalam badan Nagato juga mulai berubah jadi pasir.

"Membutuhkan beberapa lama untuk menembus programnya. Tapi, semuanya akan berakhir sekarang."

"......Kamu udah menanam faktor penghancur di sekeliling lama sebelum aku menembus tempat ini, bukan? Pantas aja kamu kelihatan agak lemah. Abisnya kamu udah ngegunain data penyerangnya sebelumnya..." kata Asakura putus asa saat kedua lengannya mulai mengkristal.

"Haah, sayang banget ya, toh akhirnya saya cuman backup. Kupikir ini kesempatan buat lepas dari kebuntuan ini."

Asakura berubah kembali jadi diri teman sekelas normalnya dan melihatku riang.

"Saya kalah. Hebat kamu bisa selamat. Tapi sebaiknya kamu hati-hati lho, Entitas Gabungan Data ga bersatu seperti yang kau kira, ada lumayan banyak yang sepertiku yang berselisih pendapat. Kayak manusia aja; bakalan ada ekstremis sepertiku lain kali. Dan siapa tahu, bahkan mereka yang mengontrol Nagato-san mungkin ngubah pikirannya dan justru berbalik membunuhmu."

Dia sekarang tertutupi dari dada ke ujung jari kaki oleh materi kristal yang bersinar.

"Sebelum itu terjadi, kudoain kamu dan Suzumiya-san beruntung. Selamat tinggal."

Bilang begitu, Asakura diam-diam terurai menjadi gundukan pasir kecil. Dan lalu, gundukan pasir kristal yang lebih kecil terus terurai sampai benar-benar lenyap.

Di bawah hujan pasir kristal, gadis SMA dikenal dengan Asakura Ryouko benar-benar lenyap dari sekolah ini.

Terdengar gedebuk nyaring, tiba-tiba. Cepat-cepat kucari Nagato tergeletak di lantai, jadi dengan panik kuberdiri.

"Nagato! Bertahanlah! Bakal kupanggil ambulan!"

"Tidak perlu."

Nagato menatap langit-langit dengan mata terbuka lebarnya.

"Kerusakan fisik tidak berarti apa-apa bagiku. Prioritas kita adalah memulihkan ruang area ini kembali ke status awal."

Pasir kristalnya berhenti jatuh.

"Menghapus zat kotor, merekonstruksi ruang kelas."

Saat dia selesai, ruang kelas 1-5 yang dikenal kembali muncul di depan mata kami. Bagaikan kaset direwind: semua yang ada di ruang kelas kembali seperti sedia kala.

Papan tulis, meja guru, sisa kursi dan meja semuanya tumbuh dari pasir putih dan kembali ke bentuk asalnya seperti yang kulihat sebelum sekolah berakhir hari ini. Aku tak bisa mendeskripsikan apa yang terlintas di benakku saat itu. Jika aku tak melihat dengan mataku sendiri, aku akan berpikir kalau semua gambar ini dibuat dengan efek spesial CG termutakhir.

Jendela tumbuh dari dinding, dengan kaca setengah bernodanya utuh; matahari terbenam muncul kembali di luar, memandikanku dan Nagato dengan sinar oranye-merahnya. Aku berusaha melihat ke dalam kolong mejaku, semua isinya masih utuh, dan semua darah yang terpercik ke mukaku kini sudah hilang semua. Terlalu luar biasa. Aku hanya bisa mendeskripsikan itu adalah sihir!

"Kamu benar ga apa-apa?"

Aku berlutut di samping Nagato yang tetap tergeletak di lantai. Tadinya kupikir dia akan punya banyak luka dan lubang di seragamnya setelah ditusuk tombak-tombak itu, tapi semuanya hilang sekarang.

"Karena kekuatan pemrosesan telah dikonversi jadi operasi data, aku hanya membalikan sambungan antarmukanya sedikit."

"Perlu kubantu buat berdiri?"

Herannya, Nagato tak ragu dan memegang tanganku, tepat saat dia mau berdiri -

"Oh!"

Dia tiba-tiba tersentak.

"Saya lupa meregenerasi sepasang kacamata baru."

"......Aku sebenarnya mikir kamu keliatan lebih manis ga pake kacamata. Cewek mata-empat sebenarnya bukan tipeku juga sih."

"Apa arti dari 'cewek mata-empat'?"

"Bukan apa-apa, cuman komentar bodoh aja."

"Begitu."

Sekarang bukan waktunya ngomong sepele kayak gitu. Nyesel gue bilang begitu. Kalaupun itu berarti meninggalkan Nagato tanpa perasaan, aku seharusnya lari keluar ruang kelas segera dengan rasa malu.

"Yo!"

Pintu ruang kelas tiba-tiba terbuka.

"Kulupa~ kulupa sesuatu~"

Sial, memasuki ruang kelas, bersenandung lagu bodoh, adalah Taniguchi.

Taniguchi mungkin tak pernah kepikiran kalau bakalan masih ada orang di ruang kelas. Saat dia menemukan kami, dia berdiri takjub dengan mulut terbuka lebar seperti seorang idiot.

Pada saat itu, aku berusaha menggendong Nagato, tapi jika kamu hanya melihat kami saat itu saja, bakalan kelihatan seperti aku lagi membaringkannya perlahan.

"Maafkan aku." kata Taniguchi dengan nada serius yang tak pernah kudengar sebelumnya dan langsung minggat dari ruang kelas. Aku bahkan tak sempat mengejarnya.

"Orang yang begitu menarik." kata Nagato.

Aku mendesah berat.

"Kita sekarang ngapain?"

"Serahkan padaku." kata Nagato sambil bersandar di dadaku.

"Manipulasi data adalah keahlian khususku, akan kubuat semua orang berpikir bahwa Asakura Ryouko telah dipindah-sekolahkan."

Jadi begitulah cara dia melakukannya!

Sekarang bukan saatnya mikirin hal sepele kayak gini pas gue baru aja ngalami kejadian luar biasa. Ini bukan lagi masalah gue harus percaya ato engga apa yang diomongin Nagato kemaren-kemaren. Gue ga berani ngaku gue setengah percaya. Tapi apa yang terjadi barusan udah bikin gue sadar betapa seriusnya masalahnya. Tadinya gue pikir gue bakalan bener-bener mampus! Kalau Nagato ga muncul dari langit-langit, gue udah pasti dibunuh sama Asakura. Pengalaman ngeliat ruang kelas jadi distorsi, lengan Asakura manjang ga normal, dan Nagato melenyapkannya udah semuanya keukir di dalam pikiran gue.

Apa Nagato berusaha pake ini buat bilang kalo dia itu bener-bener alien?

Sedikit banyak, bukannya ini bikin gue jadi orang dalam kejadian misterius ini? Seperti yang udah gue omongin di awal, gue pengen jadi orang lewat yang kehisap ke dalam kejadian begini, puas cuman jadi konco doang. Tapi kalo kayak gini, gue jadi protagonisnya! Bener, gue ngarep banget gue jadi karakter di cerita yang melibatkan alien, tapi pas gue bener-bener jadi, bikin semuanya dalam perspektif.

Jujur aja, gue agak kerepotan juga.

Yang sebenarnya gue inginkan adalah jadi semacam peran pembantu yang dengan riang gembira ngasih saran yang ngebantu di saat tepat pas semua orang ngahadapin situasi sulit. Gue ga mau nyawa gue diincer sama teman sekelas gue sendiri! Gue emang punya prinsip sendiri pas ngomongin soal hidup gue.

Pikiranku melayang kemana-mana untuk beberapa waktu saat aku duduk di ruang kelas berwarna oranye-merah. Aku benar-benar lupa kalau Nagato masih bersandar di dadaku.

A...apa-apaan nih semua? Gue mikir apa sih? Akibat terbengong-bengong, aku tak sadar kalau Nagato telah menyelesaikan regenerasinya dan sedang menatapku tanpa ekspresi sudah agak lama.



Esok harinya, Asakura Ryouko menghilang dari kelas.

Hasil akhir ini tak bisa dihindari, tapi hanya aku yang berpikiran seperti itu.

"Hmmm, kayaknya sih ada hubungannya sama pekerjaan ayah Asakura, makanya dia harus tiba-tiba pindah. Jujur aja, para guru juga kaget kok pas mereka dengar berita ini pagi tadi. Karena mereka harus keluar negeri, mereka udah terbang kemaren."

Saat Okabe-sensei mengumumkan liputan ini, sebagian besar cewek berseru terkejut, "Apa?", "Kenapa?", sedangkan cowok-cowok juga saling berbicara diantara mereka tentang ini. Bahkan para guru tampak kebingungan. Tak mengejutkan, gadis dibelakangku tidak bisa diam soal ini.

Plak! Dia memukul belakang kepalaku dengan tangannya.

"Kyon, ini PASTI kejadian misterius!" Mata Haruhi berkilau terang saat dia mendapat semangat biasanya.

Gue mesti ngapain? Ngasih tau yang sebenarnya?

Sebenarnya, Asakura-san dibikin sama entitas asing yang dikenal sebagai Entitas Gabungan Benak Data, Nagato-san juga salah satu rekannya, tapi karena alasan tertentu, hubungan mereka putus, dan akhirnya Asakura-san nyari jalan buat bunuh gue. Soal kenapa sampai bawa-bawa gue, alasannya sebenarnya itu karena elo. Tapinya, Asakura-san diubah jadi setumpukan pasir oleh Nagato-san dan menghilang.

Plis deh! Gue bakalan diketawain habis-habisan kalau gue bilang begitu, dan gue juga ga pengen ngomonginnya. Gue pura-pura aja kalo semua yang terjadi kemarin itu cuman ilusi dan ngebiarin aja kayak gitu.

"Pertama anak pindahan misterus masuk, lalu tiba-tiba cewek pindah keluar secara misterius. Pasti ada hal yang mencurigakan!"

Haruskah kupuji insting briliannya?

"Mungkin ayahnya pindah tugas?"

"Aku ga percaya alasan lemah kayak gitu."

"Percaya atau engga, itu alasan paling utama orang harus pindah sekolah."

"Tapi bukannya aneh tuh? Mereka cuman butuh satu hari buat dapetin pemberitahuan pindah tugas buat pindahan. Emangnya pekerjaan ayahnya macam mana sih?"

"Mungkin ayah Asakura ga ngasih tau dia sebelumnya..."

"Ga mungkin. Ini perlu penyelidikan lebih lanjut."

Ingin kukatakan kalau pindah tugas hanyalah alasan, mereka harus kabur dalam semalam dari penagih utang setelah meninggalkan segunung utang, tapi kuputuskan tidak. Karena orang yang tahu alasan sebenarnya adalah aku.

"Sebagai anggota Brigade SOS, aku ga bisa ngebiarin kejadian misterius kayak gini engga diketahui."

Plis berhenti doong!

Setelah apa yang terjadi kemarin, aku mengalami perubahan total dalam semalam. Lagipula, setelah menyaksikan semua kejadian supranatural secara langsung, dan berusaha memberitahu kepada diriku semuanya tak pernah terjadi, aku harus memilih salah satu dari pilihan berikut: Aku berhalusinasi; atau ada yang salah dengan otakku; atau dunia ini sudah cukup aneh; atau aku mengalami mimpi yang amat panjang.

Lagipula, aku takkan pernah bisa akui kalau dunia ini sendiri adalah sebuah realitas virtual.

Men! Buat orang yang baru aja jadi 15 tahun, mesti ngadapin titik balik hidupnya ini emang sedikit kecepetan!

Kenapa sih anak kelas satu SMA kayak gue harus berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan filosofis kayak apakah dunia ini ada ato engga? Itu bukan hal yang harus gue pikirin. Plis dong, jangan nambahin masalah gue lagi.

Sekarang ini gue punya banyak masalah rumit yang harus diurusin!


Back to Bab 4 Return to Halaman Utama Forward to Bab 6