HEAVY OBJECT:Volume 5 Bab 1

From Baka-Tsuki
Revision as of 07:18, 15 June 2017 by Chepot (talk | contribs) (Created page with "==Bab 1== ===Bagian 1=== Ding-dong-ding-dong— Suara pengumuman yang sangat familiar bisa didengar dari ruang ganti atlit. “Shootathlon hari pertama akan dimulai dalam...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 1[edit]

Bagian 1[edit]

Ding-dong-ding-dong—

Suara pengumuman yang sangat familiar bisa didengar dari ruang ganti atlit.

“Shootathlon hari pertama akan dimulai dalam tiga puluh menit. Semua kontestan diharap segera bersiap. Kuulangi, shootathlon hari pertama akan dimulai...”

Ketika dia mendengar suara wanita yang mengumumkan hal itu, Mariydi Whitewitch langsung menghembuskan nafas kesal.

Dia adalah gadis berusia 12 tahun yang berasal dari Korporasi Kapitalis. Rambut pirang dan kulit putihnya merupakan karakteristik tubuhnya yang paling menonjol, tapi pakaian yang sedang dia kenakan itu sepertinya akan lebih banyak menarik perhatian orang-orang. Dia sedang memakai seragam spesial super ketat yang menutupi bagian bawah leher hingga ujung kakinya. Pakaian itu berwarna kuning cerah dan hitam. Seragamnya seperti menunjukan kalau dia itu berasal dari Korporasi Kapitalis karena dipenuhi dengan berbagai nama sponsor. Dia terlihat seperti lebah yang bermetamorfosa menjadi gadis cantik.

Orang-orang pasti mengira kalau pakaian yang dia kenakan itu adalah seragam resmi untuk acara shootathlon ini, tapi sayang tebakan itu tidak benar.

Pakaian itu adalah jaket penerbang dari perusahan PMC pasukan udara tempat dia bertugas.

“Apa maksudnya ini? Aku selalu berpikir kalau benda ini aneh, tapi aku tidak percaya kalau benda ini lebih cocok daripada seragam-seragam lain yang sudah dipersiapkan untuk acara ini.”

“Pakaian itu didesain untuk para penerbang. Jika kau tidak jatuh, apa seragam itu harus punya desain untuk berkamuflase?”

Tanggapan tenang itu dilontarkan oleh seorang wanita yang sedang memegang sebuah peralatan genggam.

Namanya adalah Alicia Sloppujoes.

Pakaian olahraga, sepatu, senapan, pengawas diet, penjadwalan latihan, pengawal... Banyak sekali orang yang berada di Sekeliling atlit layaknya membentuk cincin planet Saturnus. Alicia adalah manajer utama pemasaran siaran olahraga yang dikirim salah satu perusahan iklan. Dia dikirim untuk menyatukan beberapa koneksi yang berada di antara belasan cincin Saturnus dan Saturnus itu sendiri.

Meskipun begitu, Alicia bukanlah pesuruh Mariydi.

“Jadi omongamnu barusan itu adalah SMS manis yang mengatakan kalau kita akan mati jika terjatuh,” komentar Mariydi.

“Mana kutahu? Soalnya aku tidak punya koneksi di kemiliteran, sih. Jika kau mau konsultasi mental, kau bisa bicara dengan penasehat olahraga. Kalau mau mengborol, kau harus membayarku lebih.”

“Dasar orang Korporasi Kapitalis.”

“Kau juga sama, Nona Tentara Bayaran dari PMC Pasukan Udara.”

Mariydi mendecakan lidahnya dengan kesal.

“Biar kukatakan sekali lagi,” kata wanita berpakaian hitam yang membuatnya terlihat tidak mau menikah. “Shootathlon adalah kejuaran menembak. Kau harus menggunakan senapan terbaru dari perusahan sponsormu, Clear Snipe, dan mendapat gelar juara di perlombaan ini.”

“Ini sih sama saja seperti variasi dari triathloon, kan? Kau berlari lalu menembak, berenang lalu menembak, dan bersepeda lalu menembak. Karena setiap pertandingan diadakan pada hari yang berbeda, ini sih tidak sesulit yang kau kira.”

“Hari pertama adalah berlari sejauh 25 kilometer dan kemudian berhenti untuk menembak jitu dari jarak jauh sebanyak tiga kali. Targetnya adalah papan berbentuk manusia dan frisbee. Total nilai pertandingan ini adalah akumulatif dari skor yang kau kumpulkan setiap hari, jadi berikan permainan terbaikmu dari hari pertama.”

“Ya, ya.” Mariydi mengibaskan tangannya sambil duduk di atas bangku. “Kau sampai repot-repot memanggil prajurit khusus yang pernah terlibat pertempuran panjang dan sengit di Zona Terlarang Eropa Utara dimana Object tidak diperbolehkan masuk untuk mengikut acara ini. Kau pasti ingin agar aku menghadapi para atlit pecinta damai itu dengan kemampuan membunuhku.”

“Techponic ini berbeda dengan festival olahrga dunia yang sebelum-sebelumnya, karena acara ini juga berperan sebagai wadah perlombaan teknologi bagi kekuatan dunia. Alangkah baiknya kalau kau menganggap para atlit di kompetisi ini sebagai prajurit musuh di pertempuran tidak langsung.”

“Heh.” Mariydi tertawa kecil. “Mengganggap mereka sebagai tentara musuh? Pasti rasanya enak jika hidup di dalam sangkar yang jauh dari medan perang sungguhan.”

“Kami tidak punya alasan untuk mencari tahu tentang medan perang sungguhan,” ekspresi wajah Alicia sama sekali tidak berubah. “Dalam pertandingan ini, kita diperbolehkan untuk memakai teknologi aerodinamika pereduksi hambatan angin di pakaian olahraga, teknologi peredam kejut di sepatu, per fiber non-konduktif, dan kita juga diperbolehkan untuk melakukan doping selama masih dalam batas wajar. ...Seluruh atlit yang menjadi musuhmu sudah dipersiapkan dengan matang untuk ikut perlombaan ini.”

“Dan tubuhku ini sudah dimodifikasi sebagai subjek tes dalam eksperimen ketahanan hidup untuk menjadi Elite yang mempiloti Object. Aku sudah tahu kalau aku juga sama tidak normalnya seperti mereka.”

“Dan apa kau sudah tahu kalau kau harus membayar denda akibat melanggar perjanjian kontrak jika kau tidak mendapatkan hasil yang diharapkan para sponsormu?”

“Aku sudah tahu.” Mariydi meregangkan tangannya. “Berikan aku senapan terbaru kesayangan perusahaan sponsor itu. Aku ingin melakukan beberapa pengaturan akhir. Selama tidak ada isinya, aku bisa membawa benda ini ke luar lapangan pertandingan, ‘kan?”

Alicia melirik ke samping.

Ketika dia melakukannya, seorang pria yang sedang menjadi pengawal Mariydi memberikan gadis itu sebuah koper berwarna perak.

“Hati-hati.”

“Apa kau pikir aku ini cukup bodoh untuk menatap larasnya ketika terkokang?”

“Bukan itu maksudku.” Pengawal itu menggelengkan kepalanya. “Seperti yang dikatakan wanita dingin itu barusan, Technopic adalah perang adu teknologi. Di tempat ini kau tidak akan mendapatkan keadilan atau rasa sportifitas. Semua orang yang ada di sini akan menghalalkan segala cara untuk menang. Kami harus memastikan keamanan uang kami yang diinvestasikan di tempat ini agar kau bisa ikut berlomba, tapi kami tidak bisa terus mendampingimu sepanjang turnamen. Jika pencapaianmu dalam perlombaan ini terlampau bagus, para atlit lain akan berpusat untuk menjatuhkanmu terlebih dahulu sebagai ‘tindakan pencegahan’.”

“Aku juga setuju dengamu karena hal itu sering terjadi di turnamen seperti shootathlon yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan akumulasi poin dari lomba yang diadakan selama tiga hari.” Mariydi membongkar senapan itu dengan cekatan yang menunjukan kalau dia sudah terbiasa melakukannya. “Tapi itu artinya aku juga bebas untuk melakukan hal yang sama, ‘kan?”

Sambil berdiri tegap, Alicia menjawab pertanyaan itu dengan ekspresi serius.

“Kalau dilihat dari luar, festival ini dipandang sebagai festival yang damai. Jadi kau bebas melakukan apapun yang kau mau selama hal itu tidak menjatuhkan imej perusahaan sponsor yang memberimu senjata ini.”

“Heh. Walau para manajer Dome Olympia sangat menentangnya, namun tetap saja para penonton melihat perselisihan sebagai salah satu aspek yang membuat Technopic terlihat menarik. Itulah kenapa acara ini biasa disebut dengan Festival Kematian atau Parade Pembantaian.”

Sambil terus mengutak-atik senapannya, Mariydi melirik pengawalnya.

Bahkan di zaman itu, kompetisi olahraga masih tetap melarang beberapa hal. Beberapa hal itu adalah melakukan doping melebihi batas yang ditentukan, pelatihan fisik yang terlalu keras, dan pakaian olaharga spesial yang dilengkapi pegas atau motor yang punya tenaga cukup kuat untuk merusak tubuh atlit yang memakainya. Ketika manusia sudah mulai meriset hal-hal seperti itu, mereka sudah sangat jarang melihat sinar matahari.

Tapi walau hal-hal itu dilarang dalam kompetisi olahraga, beberapa hal itu boleh digunakan dalam bidang yang lain.

Salah satunya, kemiliteran.

Karena alasan itu, para peserta yang ikut dalam Technopic biasa disebut dengan atlit tentara.

“Aku akan berada di luar sana bersama dengan 30 sampai 40 pria macho. Kuharap kalian punya beberapa strategi untuk melindungiku ketika mereka mulai membuat masalah.”

“Ini akan jauh lebih mudah jika saja Object boleh mengatasi situasi ini.”

Para atlit tentara punya kemampuan individu yang sangat tinggi, tapi mereka juga bisa melewati batas kekuatan fisik jika menggunakan senjata seperti powered suit.

Tapi di saat yang sama, begitu banyaknya Object yang ada di muka bumi mengartikan kalau seorang pilot jet tempur untuk PMC pasukan udara seperti Mariydi hanya bisa berguna dalam sedikit sekali kesempatan.

Mariydi hanya bisa mempertahankan atau menyerang wilayah dimana Object tidak bisa digunakan.

(Kami semua adalah para tentara yang keberadaannya tidak terlalu dibutuhkan dalam era medan perang bersih.)

Saat dia membuat komentar pesimistis itu di dalam hatinya, ada orang lain yang memasuki ruang ganti tersebut.

Dia adalah seorang wanita yang sedang memakai jubah dokter putih dengan merek ternama. Dia punya rambut coklat pendek yang agak bergelombang, dan juga memakai kaca mata tanpa frame. Namun, hal yang paling menunjukan siapa dirinya adalah boks pendingin besar yang menggantung dari pundaknya.

Nama perempuan itu adalah Stacy Palmetto.

Dia adalah seorang paramedik yang sangat ahli dalam sebuah teknik yang biasa disebut dengan doping.

“Hai, hai. Sekarang waktunya untuk suntikan yang menyakitkan! Gadis manis, apa yang ingin kau lakukan untuk meningkatkan tenagamu hari ini?”

“Sudah waktunya ya, Transfusi tenggat-waktu saja sudah cukup. Aku tidak butuh obat-obatan lainnya.”

Tranfusi tenggat-waktu adalah menerima tranfusi dari darahmu sendiri.

Manusia menciptakan sel darah setiap hari. Beberapa hari setelah darah diambil, kadar darahmu akan kembali 100%. Jika darah yang diambil itu disimpan dan kemudian ditranfusi kembali, kau bisa membuat kadar darahmu lebih dari 100%.

Darah mengemban peran untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, jadi semakin banyak darah yang mengalir di tubuhmu, semakin banyak pula oksigen yang tesalurkan. Ini bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan seorang atlit saat melakukan pertandingan.

Bibir Stacy menjadi manyun.

“Chehh. Kau tidak mau menggunakan obat pembentuk otot ataupun obat penenang? Aku punya banyak varian obat yang bisa membuat tanganmu tidak bergetar saat membidik.”

“Setelah mengetahui rata-rata umur atlit yang mengikuti Technopic, aku lebih memilih untuk tidak memakainya.”

“Boo, boo. Aku sudah bilang kalau yang menyebabkan penurunan rata-rata usia para atlit adalah pembunuhan.”

Di saat Stacy masih terus cemberut, Alicia menjawabnya sambil tetap berdiri tegap.

HO v05 08.jpg

“Partisipasinya di shootathlon kali ini diperuntukan untuk menunjukan kemampuan senapan terbaru perusahaan sponsor. Tolong hindari menambahkan berbagai macam hal yang bisa meningkatkan kemampuan menembaknya selain dari keakurasian senjata itu sendiri.”

“Dengar tuh,” kata Mayidi “Lagian, biarpun obat-obatan itu aman dikonsumsi, semua hal yang bisa menekan rasa lelah di tubuh malah akan membuatmu kesulitan untuk mengetahui kondisi tubuhmu yang sebenarnya. Menurut pandanganku, hal itu bisa menyebabkan sedikit efek samping negatif.”

“Katanya kamu tidak mau menggunakan obat-obatan kimia, tapi kenapa kau berpikir kalau tranfusi tenggat-waktu aman untuk tubuhmu?” Stacy mengeluarkan sebuah suntikan dan sebuah kantung darah dari boks pendingin. “Meningkatkan kadar darahmu di atas normal akan menimbulkan tekanan darahmu naik. Efeknya bisa menurunkan stamina. Khususnya dalam lari jarak jauh. Jangan sampai lupa kalau berlari seperti biasa saja bisa menimbulkan beban yang begitu hebat pada pembuluh darahmu.”

“Terdengar mengerikan,” gumam si pengawal yang sedang menyilangkan lengannya.

Mariydi melepas benda berbentuk seperti sarung tangan yang panjangnya menutupi siku dari jaket penerbang yang menutupi seluruh tubuhnya.

Saat si pengawal melihat jarum suntik untuk tranfursi menembus kulit halus Mariydi, pengawal itu kembali berbicara.

“Semua atlit di sini meningkatkan kemampuan tubuh mereka dengan mengkonsumi bermacam obat-obatan setiap hari serta memakai pakaian olahraga dan sepatu yang didesain dengan baik, semua itu kan harus dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Tapi menurutku mereka bisa langsung mencampurkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan di sini.”

“Ini adalah olahraga, ingat? Tidak ada satupun penjelasan masuk akal atau meyakinkan kenapa kau tidak boleh menggunakan tangan dalam permainan sepak bola. Kau bisa mengatakan kalau itulah aturannya.”

“Sudah waktunya,” kata Alicia sambil membalikan pergelangan tangan rampingnya untuk melihat sebuah jam tangan kecil bermodel aneh.

Mariydi menatap jarum suntik yang menancap di tangannya, menyandarkan senapan ke pundaknya, dan menghembuskan nafas.

“Okay, waktunya untuk tampil di ajang hiburan terbesar di dunia.”

Bagian 2[edit]

Technopic diadakan di Dome Olympia yang terletak di atas sebuat pulau buatan manusia yang mengambang di tengah-tengah Samudra Atlantik.

Pulau buatan itu tidak diciptakan dengan cara menambahkan daratan untuk memperluas pulau asli yang memang sudah ada. Seluruh pulau itu diciptakan dari pengambang raksasa. Ketika sebuah pulau buatan manusia sudah bisa berdiri sendiri, pulau itu tidak perlu berdiam di satu tempat. Jadi kebanyakan dari pulau buatan itu bergerak mengikuti arus di tujuh lautan internasional.

Karena pemanasan global dan meningkatnya permukaan air laut, proyek pulau buatan pernah menjadi tren untuk sementara waktu. Weixing Taiwan, Second Venic, dan New Ryukyu adalah nama beberapa pulau yang pernah dibuat. Namun, tak disangka biaya perawatan pulau-pulau itu cukup mahal, situasi diplomatik yang cukup rumit karena pulau-pulau itu membutuhkan sumber daya yang dikirim dari berbagai belahan dunia, dan lambatnya proses pemulihan kembali fungsi kota setelah dipindahkan. Semua permasalahan itu muncul setelah pulau-pulau itu diciptakan sehingga mereka menjadi sulit digunakan.

Dome Olyimpia punya sebuah dome raksasa berdiamater 20 kilometer yang dijadikan sebagai stadium utama. Radius 10 kilometer dari dome itu terdapat pelabuhan, lapangan terbang, fasilitas bongkar-muat, dan semua fasilitas lain yang dibutuhkan sebuah pulau untuk befungsi. Karena bermacam fasilitas yang ada, bentuk pulau itu mirip seperti telur mata sapi.

Telur mata sapi raksasa itu mengitari seluruh Samudra Atlantik dalam siklus 2 tahun sekali.

Mariydi dan para peserta wanita shoothlon lainnya berkumpul di salah satu ujung dome bulat itu. Pertandingan untuk hari pertama adalah berlari 25 kilometer sepanjang lintasan dan berhenti di 3 tempat yang ada di tengah perjalanan untuk melakukan tembakan.

Dia bisa mendengar suara dingin Alicia dari sebuah receiver piezoelecrtic seukuran tutup pulpen yang dipasang di telinganya.

“Hasil akhir shoothlon dihitung berdasarkan akumulasi poin dari lomba yang diadakan selama tiga hari, tapi hasil yang kau raih di hari pertama akan menjadi titik awal di hari keduamu. Singkatnya, semakin banyak poin yang kau raih di sini, hari berikutnya akan menjadi lebih mudah.”

“Kami akan berlari sejauh 20 sampai 30 kilometer, kurasa start dari depan maupun belakang tidak akan berbeda jauh,” jawab Mariydi dengan kesal. “Lagian kan shootathlon ini adalah perlombaan menembak yang dilakukan sambil berlari.”

Dia menatap ke sekelilingnya dan menghitung sekitar 100 atlit wanita sudah berkumpul. Garis start-nya terlihat jauh lebih ramai daripada pintu masuk sebuah toserba yang sedang mengadakan diskon besar-besaran.

Korporasi Kapitalis, Aliansi Informasi, Kerajaan Legitimasi, Organisasi Iman.

Berkumpulnya orang-orang dari kekuatan dunia yang berbeda di satu tempat menimbulkan perasaan aneh.

Beberapa mengenakan pakaian sebadan seperti yang dikenakan Mariydi, tapi yang memakai pakaian lari biasa yang bagian atas dan bawahnya terpisah juga tidak sedikit. Ada juga yang memakai sepatu boot yang tingginya sampai menutupi betis. Sekilas sepatu itu terlihat sangat tidak cocok untuk dipakai berlari, tapi sepatu itu pasti dilengkapi per serat fiber yang bisa meningkatkan kekuatan otot kaki pengunanya.

Berbagai macam variasi model yang ada mungkin terjadi karena nyatanya pakaian itu diperuntukan untuk wanita. Dari sudut pandang norma yang ada, pakaian wanita harus menutupi lebih banyak bagian tubuh yang membuat mereka lebih sulit untuk dimodifikasi daripada pakaian pria.

Meskipun begitu, hal ini menunjunkan keberagaman penampilan, desainer yang membuatnya pasti tidak hanya berpikir mengenai kemampuan fisik pakaian itu tapi juga pakaian yang bisa mengeluarkan daya tarik wanita sebagai bentuk dari promosi. (Karena nama perusahaan sponsor dicetak di pakaian yang mereka kenakan.) Setidaknya, cara ini nampaknya berhasil untuk membuat pakaian itu memikat perhatian orang.

Suara pengumuman dari wanita bisa terdengar dari semua receiver piezoelecrtic yang terpasang di telinga para atlit.

“Shootathlon untuk wanita di hari pertama akan dimulai dalam sepuluh menit. Semua kontestan diharap bersiap di posisi masing-masing.”

(Jika mereka memisahnya berdasakan gender seperi ini, kuharap mereka juga memisahnya berdasarkan usia.)

Mungkin karena ingin menambah rasa tegang, seorang wanita Aliansi Informasi yang terlihat cukup senior sedikit membuat candaan dengan mengarahkan senapannya ke arah Mariydi. Mariydi tidak mengindahkannya dan berjalan beberapa meter ke kiri. Ketika para wanita lainnya berjalan sambil mengintip melalui bidikan senapan masing-masing, Mariydi tidak sadar kalau dia sedang berjalan tepat di hadapan sebuah kamera.

Yah begitulah acara olahraga.

Para peserta dari tim yang sama akan saling sikut dan para atlit lain akan saling menyoraki, itulah yang mereka sebut dengan serangan psikologis. Mariydi merasa mau muntah setiap kali dia mendengar seseorang mengucap kata “sportifitas”. Dia merasa kalau para prajurit yang saling baku tembak tanpa mengatakan apapun di medan peperangan jauh lebih sportif.

Kemudian dia mendengar suara kawannya dari receiver piezoelecrtic di telinganya.

Itu dari si paramedik bernama Stacy.

“Kalau kau sempat, tolong carikan sebuah tanda tangan untukku. Kudengar tanda tangan Erie Greenhat cukup sulit untuk didapat.”

“Jangan jadi orang iseng. Dan sebagai seseorang yang sangat mengenal atlit, kupikir kau sering berada di sekitar mereka.”

“Aku mendapat lebih banyak kesenangan dalam pekerjaanku ketika mencampurkannya dengan tujuan pribadi. Menjadi kolektor tanda tangan adalah satu satunya.”

Si pengawal pasti sedang mendengarkan dari samping Stacy, karena dia menyelanya.

“Apa kau punya tanda tangan dari satu atlit berbakat kita? jika tidak, dia bisa menjadi kesal.”

“Aku akan meminta satu dari Mariydi-chan ketika dia sudah memberikan hasil yang baik.”

“Terserah kau mau bilang apa,” Mariydi tersenyum.

Sementara itu, waktunya semakin dekat.

“Satu menit lagi.”

Dia mendengarkan pengumuman itu sambil menguap.

Tak lama kemudian, pistol penanda dimulainya pertandingan ditembakan.

Kumpulan orang mulai berlari secara bersamaan layaknya air yang tumpah keluar dari wadah yang tutupnya dibuka. Mariydi terbawa arus itu. Mariydi menggerakan kakinya secara teratur saat dia merasakan ketengangan yang berbeda dari perlombaan lari full sprint. Rasanya seperti harus menghentikan jarum stopwatch pada waktu tepat 10 detik tanpa melihatnya.

Dia mendengar suara tegas Alicia dari receiver piezoelectric-nya.

“Sponsormu menonton. Usahakan agar terus berada di grup terdepan.”

“Apa kau bodoh?”

Mariydi tidak menjelaskan maksud tanggapan singkatnya.

Dia bisa langsung menempati posisi pertama, tapi melakukan itu tidak akan ada gunanya.

(Sialan. Ini membuatku teringat saat berlatih di Zona Terlarang Eropa Utara ketika mereka terus memaksa kami berlari mengitari base lagi dan lagi dan lagi sebelum kami diberi sarapan.)

Tubuhnya yang masih berusia 12 tahun memang membuatnya sulit untuk dibayangkan, tapi Mariydi adalah seorang pilot jet tempur. Seorang pilot yang bisa mengendalikan pesawat tempurnya secara presisi sambil merasakan tekanan lebih dari 9 kali tekanan gravitasi bumi, sehingga dia membutuhkan tubuh yang lebih kuat daripada prajurit infanteri yang menaiki bukit sambil membawa senapan.

Letak perbedaan antara pelombaan ini dan latihannya saat itu adalah dia tidak bisa menyamai kecepatan lari atlit lainnya dengan mudah.

Triknya di sini adalah terus menjaga kecepatan larinya sepanjang waktu. Seperti saat melihat stopwatch, dia harus terus mempercayai jam internal miliknya tanpa mempedulikan suara-suara dari sekitar. Jika dia tidak bisa melakukannya, staminya tidak akan bertahan lama.

Dengan begitu, dia harus terus memperhatikan pergerakan orang-orang disekitarnya sambil tetap menjaga dirinya agar tidak berlari lebih cepat karena terbawa langkah mereka.

“Semua payudara yang bergoyang di sekitarmu itu agak membuatku kesal.”

“Kalau kau tidak mau membantuku dalam mengatur tempo, aku akan memutus transmisinya,” jawab Mariydi.

“Ah hal seperti itu pasti sangat berguna untuk menarik fokus kamera. Tapi saat ini, kami tidak bisa mengharapkan hal itu darimu, tapi kau mungkin bisa menggunakan taktik yang berbeda. Sebagai tambahan dari mendapat pencapaian bagus, kusarankan agar kau sedikit membuat drama.”

“Maksudmu seperti pura-pura terlihat kesusahan?”

“Ini adalah Technopic. Mendapatkan 10 detik penampilan di salah satu siaran sama saja dengan menaruh iklan seharga 30,000 dollar. Dan jumlahnya akan naik sebesar 30% setiap kali kau naik peringkat.”

“Aku akan menjadi bahan tertawaan jika terlalu memikirkannya dan peringkatku akan menurun.”

Delapan belas menit sudah terlewat ketika dia mengobrol.

Saat dia tiba di titik pertama untuk menembak, Mariydi mengatur nafasnya seperti sedang menelpon di dalam kafe.

Tempatnya berada sejauh 7 kilometer dari titik start. Sebuah karpet sepanjang belasan meter digelar di atas aspal. Sebaris target berbentuk manusia dipasang secara pararel sejauh 200 meter dari karpet. Target-target itu dipasang di atas rel metal agar bisa digerakan secara bebas.

Lokasi untuk menembak juga berfungsi sebagai tempat istirahat minum.

Para atlit di grup terdepan sudah mengambil minuman mereka masing-masing dan berbaring di atas karpet sambil memegang senapan mereka.

Maridyi menatap mereka dan berkata, “Elegan sekali. Apa mereka sedang menikmati liburan?”

Dia tetap berdiri.

Dia mengangkat senapannya sambil terus berlari pada kecepatan konstan selama sisa pertandingan.

Dia tidak menahan nafasnya dan menembakan pelurunya satu per satu, tapi dia menarik pelatuknya lagi dan lagi dalam mode semi-auto.

Dor-dor-dor-dor—. Suara tembakan menggema.

Mariydi Whitewitch menembakan peluru ke arah kepala dan dada setiap target berbentuk manusia dengan akurat.

Tangannya sangat tenang karena stamina yang terus dia jaga dari paruh pertama perlombaan ini dengan cara mengatur tempo larinya.

Tapi juga, kemampuannya sebagai penembak jitu juga berperan banyak.

“Ini pasti cukup.”

Ketika para atlit lain melihatnya sambil terkejut, Mariydi kembali melanjutkan paruh berikutnya tanpa istirahat minum.

“Itu malah bisa menarik perhatian banyak orang,” kata Alicia.

Meskipun begitu, dia tidak sedang memuji Mariydi.

“Kalau seperti tadi, nantinya tidak jelas apakah hasil tadi adalah kemampuan senapan terbaru perusahaan sponsor atau kemampuan individu milikmu. Mulai sekarang jangan terlalu berlebihan.”

“Apa itu caranya menyemangati atlit yang baru saja merangkak naik ke posisi pertama di sebuah ajang perlombaan olahraga internasional?”

Mariydi terdengar kesal, tapi tempo larinya tetap tidak berubah.

Grup terdepan yang sebelumnya mulai mendekatinya dengan sangat cepat, tapi Mariydi tidak menambah kecepatan larinya supaya mereka bisa menyusul. Usaha mereka hanya akan menguras stamina mereka dan menurunkan keakurasian mereka dalam menembak. Mereka tidak akan bisa mengalahkan dirinya dalam skor akhir.

Faktanya, karena Mariydi memimpin, tempo lari grup terdepan yang sebelumnya menjadi kacau, sepertinya hal itu juga bisa menurunkan stamina para atlit lain yang ada di belakang mereka, jadi semua itu sangat menguntungkan Mariydi.

(Mereka pasti sedang dimarahi oleh pelatih dan manager mereka masing-masing dari piezoelectric receiver, tapi hal itu tidak akan cukup untuk mengatur suasana hati seseorang.)

“Aku senang mereka semua sangat bodoh. Kutebak acara ini hanyalah perkumpulan para penggila otot.”

Mariydi sedang disalip saat berbisik seperti itu, tapi ekspresinya sama sekali tidak berubah.

Dia sedang berada di zona terbaik.

Semua hasil yang lebih buruk maupun baik sulit untuk dicapai olehnya. Lebih baik sedikit saja dan dia akan kehabisan stamina serta kehilangan kecepatan.

Sambil mengindahkan perintah tidak jelas yang bisa membuatnya hilang kendali, Mariydi Whitewitch terus berjalan untuk meraih skor terbaik.

Bagian 3[edit]

Pada akhirnya, dia berhasil menduduki posisi ke 4.

Hasil itu sudah termasuk cukup baik untuk hari pertama.

Untuk menangguhkan kedudukannya sebagai kompetisi olahraga internasioal, Technopic memberikan medali kepada mereka yang berada di posisi top 3. Untuk alasan itu, ada perbedaan besar antara posisi 3 dan 4.

“Setelah pamer sana-sini, ujung-ujungnya kau gagal berada di kelompok teratas,” kata Alicia sambil berdiri tegap di hadapan Mariydi saat dia kembali ke ruang ganti pakaian. “Sponsormu mungkin cukup toleran, jadi mereka tidak akan terlalu membahas hal ini, tapi lain kali tolong lebih berhati-hati.”

“Aku sengaja melepas peringkat pertama. Untuk hari ini.”

“?”

“Skor di shoothlon dihitung dari akumulasi poin selama 3 hari. Jika aku serius dan berada di kelompok yang mendapat medali di hari ini, itu hanya akan menambah jumlah atlit yang ingin mengangguku di hari kedua. Aku hanya melepas tempat pertama untuk sekarang dan menunggu mereka yang ada di posisi teratas untuk turun.”

“Aku melihat kalau kau memikirkan hal ini dengan seksama,” kata pengawalnya sambil tersenyum. “Tadi itu tidak terdengar seperti komentar prajurit luar yang masuk tanpa tahu apa-apa. Kau terbiasa dalam hal ini. Komentarmu tadi menunjukan kalau kau tahu betul apa yang orang-orang harapkan ketika mereka menonton Technopic.”

“Tujuan kita di sini adalah mengenalkan senapan terbaru milik sponsor. Membuat hal ini mudah dengan caramu sendiri itu sama sekali tidak berhubungan,” kata Alicia sambil tetap berdiri tegap.

Si pengawal menatap Alicia dengan rasa penasaran dan bertanya, “Apa kau pernah tersenyum?”

“Aku memberikan senyum terbaik ketika membujuk para sponsor.”

“Jadi senyummu itu juga dijual?” gumam Mariydi. “Dan juga, jika tidak ada hal yang kalian ingin diskusikan, aku akan pergi mandi.”

“Tunggu, tunggu!” sela Stacy si paramedik. “Bisakah aku mengambil beberapa sampel untuk memeriksa kadar doping untuk sekarang? Kalau tidak keringatmu akan sulit didapat nanti.”

“Kau butuh apa lagi?”

“Rambur, air liur, darah, urin.”

Setelah Stacy menyebutkan sampel apa saja yang dibutuhkan satu per satu, Mariydi mengacak-acak rambutnya dengan satu tangan. Dia lebih suka untuk melakukan hal merepotkan seperti itu setelah membersihkan keringat lengket di tubuhnya.

Stacy kemudian mengeluarkan sebuah paper cup sambil berusaha tersenyum.

“Gadis cantik, apa kau ingin agar aku membantumu saat mengangkat kakimu ke belakang?”

“Diam.”

Wajah mariydi sediki memerah dan dia mengambil cup itu. Si pengawal melihat semua itu dengan wajah bingung.

“Aturan mengenai doping sudah agak dilonggarkan, jadi apakah pemeriksaan menyeluruh setelah pertandingan itu memang diperlukan?

“Ini bukan karena kita melanggar aturan. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah dia tidak menggunakan obat apapun selain yang sudah dia tulis sebelum turnamen ini berlangsung. Mencampurkan obat-obatan apapun ke dalam minuman selama turnamen berlangsung itu dilarang.”

Saat dia berbicara, Stacy menaruh sekeping logam di atas lidah Mariydi, melepas sarung tangan panjang yang merupakan bagian dari jaket penerbang yang sedang ia pakai, dan menancapkan sesuatu yang berbentuk seperti plester di bawah sikutnya. Plester itu bukan untuk mengambil keringat; benda itu digunakan untuk mengambil darah dari pembuluh kapiler.

Kemudian dia mengambil bola kapas dengan pinset untuk menyerap keringat yang ada di lehernya dan terakhir mencabut sehelai rambut emas Mariydi.

Saat proses ini berlangsung, Mariydi bericara pada pengawalnya.

“Sekarang aku sudah masuk ke dalam kelompok yang punya kemungkinan untuk menang, kau harus menyadari kalau para atlit lain dan pendukung mereka akan mulai mengangguku. Mulai dari sekarang, para atlit tentara akan menunjukan siapa diri mereka yang sebenarnya.”

“Aku akan berusaha yang terbaik untuk melindungimu, selama bayaranku cukup.”


Bang!

Tepat setelah si pengawal membuat janji itu, lampu yang ada ruang ganti itu padam dan mereka langsung diselimuti kegelapan.


Mariydi Whitewitch tidak hanya diam saja sambil melihat lampu di langit-langit. Ini bukanlah pemadaman listrik karena sambaran petir. Pengawalnya juga tidak mendorongnya untuk tiarap ke lantai. Jadi dia segera meraih sarung tangan panjang—yang merupakan bagian dari pakainnya—dari atas bangku dan melompat ke lantai secara refleks.

Suara nyaring terdengar berulang kali dan beberapa kilatan cahaya muncul dari pintu yang sedikit terbuka.

Hal ini jauh lebih membahayakan jiwa daripada sambaran petir.

“Suara tembakan... sepertinya pesta penyambutannya sudah dimulai!!” kata Mariydi saat dia memasang kembali sarung tangan panjang yang merupakan bagian dari pakaiannya.

“Tapi kurasa pesta ini bukan ditunjukkan untuk kita,” kata si pengawal.

Lampu masih tetap padam dan suara tembakan masih terus tedengar, tapi tidak ada penyerang yang menyerbu ke dalam ruangan Mariydi dan tidak ada satupun peluru yang mengarah ke ruangannya.

Alicia masih tetap berdiri tegap di dalam kegelapan saat dia berkata, “Listrik untuk setiap ruang ganti atlit dipasahkan berdasarkan blok. Sepertinya daya listrik kita ikut mati karena mereka mematikan daya listrik di ruang target mereka.”

“Nah, hal-hal seperti ini sering kali terjadi di Technopics,” kata si paramedik Stacy yang sikapnya paling tenang diantara mereka semua yang menunjukan kalau dia sudah biasa terlibat dalam persaingan seperti ini.

Sambil tetap tiarap di lantai, Mariydi mulai merayap ke arah pintu yang merupakan satu-satunya jalan keluar.

Pengawalnya langsung bertanya, “Apa yang kau lakukan?”

“Apa kau bisa melihat di dalam kegelapan?”

“Ya, berkat bantuan sensor di senapanku.”

“Kalau begitu ikutlah denganku.”

Mariydi bersandar ke dinding yang berada tepat di samping pintu. Dia sudah menerima pelatihan bagaimana cara mengatur matanya untuk melihat di dalam gelap, tapi kilatan cahaya yang berulang-ulang membuat dirinya kesulitan untuk melakukan itu. Suasana gelap total malah lebih menguntungkan.

Drap-drap-drap—!! Setelah dia sudah memastikan suara langkah kaki yang lewat di depan pintu sudah berhenti, Mariydi mengintip dengan membuka pintu dan melihat ke arah koridor.

Di sepanjang koridor itu berbaris pintu-pintu yang mengarah ke ruang ganti pakaian lainnya. Berjarak tiga pintu dari ruangan Mariydi, beberapa pria sedang berkumpul di depan pintu itu. Mariydi melihat mereka sedang menembakan senjata ke arah ruangan itu.

Karena sedang diselimuti kegelapan, dia hanya bisa melihat bayangan para penyerang itu ketika mereka menembak. Mariydi menaruh perhatian pada senjata yang sedang dipegang para penyerang itu.

(Senjata itu adalah semi-auto shotgun dengan peluru full-auto mekanis 9mm yang dimasukan dari bawah laras. Itu adalah senjata penggebrekan dalam ruangan gaya Kerajaan Legitimasi. Shotgun itu digunakan untuk menghancurkan tembok atau pintu untuk membersihkan jalur penggebrekan, dan sebaran peluru 9mm itu akan membunuh targetnya.)

“Sial. Perbedaan gelap-terangnya membakar mataku,” gumam Mariydi sambil menarik kembali kepalanya ke dalam ruangan dan bersandar ke tembok yang berada tepat di sebelah pintu. “Siapa yang menempati ruangan yang berada tiga pintu ke kanan dari ruangan ini.”

“Erie Greenhat dari distrik Chesapeake Aliansi Informasi.”

“Dia adalah orang yang menempati posisi pertama di hari pertama shootathlon. Apa ada yang tahu kenapa orang-orang dengan perlengkapan Kerajaan Legitimasi menyerangnya?”

“Seorang atlit dari Kerajaan Legitimasi hanya bisa finish di posisi 13 dihari pertama. Walau nantinya dia akan tampil sangat baik, kemungkinannya untuk meraih posisi top 3 dalam dua hari berikutnya hampir tidak mungkin, tapi dia bisa punya kesempatan jika mereka yang ada di posisi top disingkirkan.”

(Lagipula, pasti ada orang lain lagi yang ingin mereka yang ada di posisi top disingkirkan. Dan tidak ada jaminan kalau mereka menggunakan perlengkapan mereka sendiri untuk menyerang. Kita tidak punya cukup informasi untuk mengetahui siapa para penyerang itu.)

Suara tembakan terdengar.

Meskipun begitu, suaranya agak berbeda dari suara tembakan sebelumnya. Suaranya lebih berat. Sepertinya itu berasal dari senapan serbu kepunyaan Aliansi Informasi.

(...Tapi mereka dalam posisi tidak menguntungkan.)

“Menjauh dari pintu,” kata si pengawal. “Para penyerang itu hanya mengincar Erie Greenhat dari Aliansi Informasi. Seperti yang kau prediksi, para kompetitor terbaik akan diincar. Jika kita tidak bertindak gegabah, kita tidak akan terlibat dalam hal ini. Lihat. Di sepanjang koridor ini berbaris ruang ganti pakaian layaknya bangunan apartemen sekolah. Setiap atlit yang ada di ruang ganti pakaian itu punya pasukan pengawal, tapi tidak ada satupun dari mereka yang keluar. Keluar hanya akan membuat mereka saling bertarung satu sama lain, jadi mereka diberitahu agar tidak terlibat. Itulah aturan main tempat ini.”

“...Apa kita benar-benar harus menyikapi hal ini dengan tenang?” Mariydi kembali membuka pintu itu sedikit dan mengintip ke koridor. “Jalan keluar terdekat di bangunan ini adalah pintu keluar belakang yang berada tepat di sebelah ruang ganti yang sedang diserang. Dan jarak kita ke pintu keluar lainnya cukup jauh. Jalur pelarian kita sudah tertutup. Jika pertempuran ini semakin meluas, kita bisa terlibat baku tembak.”

“Kita tidak perlu keluar,” kata Alicia. “Setiap ruangan ganti alit punya tempat perlindungan yang sudah disiapkan di dalamnya. Tempat perlindungan itu ditututpi armor gabungan setebal 80 cm, jadi bisa menahan 2 sampai 3 tembakan dari senjata tank tipe smoothbore.”

“Apa kau percaya benda itu bisa menjamin keselamatanmu? Jika benda itu memang bisa, para pengawal Aliansi Informasi tidak akan melakukan perlawanan,” kata Mariydi dengan senyum sinis. “Di sini saluran udara lah yang menjadi masalah.”

“Saluran udara itu hanya selebar 20 cm. Aku yakin para penyerang itu tidak akan bisa memasukinya. Juga, saluran itu berliku-liku sehingga granat yang di lempar ke dalamnya tidak akan sampai ke tempat perlindungan.”

“Tapi selama itu adalah saluran untuk udara, efek ledakan dan guncangan masih bisa terasa. Prinsipnya sama seperti telepon kaleng dan juga stetoskop. Dan ketika efek ledakan itu berhasil merambat di dalam saluran udara dan mencapai tempat perlindungan, tekanan udaranya akan menghancurkan organ manusia. ...Aku yakin pengawalku ini bisa menjelaskannya secara lebih detail.”

Ketika kata pengawal sudah disebut, sebuah helaan nafas bisa terdengar walau di dalam gelap.

“Yah, itulah kenapa para pengawal pihak Aliansi Informasi berusaha keras untuk mempertahankan ruang ganti itu. Karena saluran udara yang ada di tempat perlindungan hanya terhubung ke sana.”

“Kurasa itu bukan masalah,” Alicia segera menjawabnya. “Para penyerang itu hanya mengincar Erie Greenhart. Mungkin kita bisa tertembak peluru nyasar, tapi mereka tidak akan terus mengejar kita jika kita lari ke dalam tempat perlindungan. Aku sarankan agar kita segera pergi dan lari ke dalam tempat perlindungan.”

“Kau bisa pergi ke sana sendiri jika kau mau.”

“Tempat itu tidak akan terbuka tanpa sidik jari dan data retinamu. Untuk memastikan bahwa para penyerang tidak bisa membukanya dengan paksa. Alat pengunci darurat terdapat di dalam tempat perlindungan itu.”

“Alicia, apa kau punya asuransi jiwa?”

“Aku punya yang Paket Platinum dari Perusahaan Blue Area.”

“Kalau begitu kau beruntung. Jaminan jika terbunuh saat serangan teroris internasional jauh lebih besar daripada yang pernah kau bayangkan seumur hidup. Dari sudut pandang Korporasi Kapitalis, itu adalah cara mati yang ingin kau alami.”

“Aku hanya membuat jaminan jika dirawat di rumah sakit karena aku tidak punya kerabat yang akan menerima pembayarannya ketika aku mati.”

“...Itu bukan sesuatu yang boleh dikatakan dengan bangga,” gumam Mariydi. “Lagian, para penyerang itu tidak harus terus memburu Greenhart dari Aliansi Informasi. Mereka hanya ingin menggeser para atlit yang berada di peringkat teratas, ingat? Jika mereka kesulitan dalam menyerang Greenhart, mereka selalu bisa merubah target mereka ke orang lain yang punya peringkat cukup tinggi. ...Seperti aku yang berada di posisi 4.”

“Cukup sudah alasanmu itu,” sela Alicia sambil berdiri tegap. “Apa kau ingin mencari jalan untuk menyakinkan kami. Secara pribadi, kau merasa kesal atas penyerangan yang di arahkan pada Erie Greenhat. Dengan kata lain, kau ingin kembali menerjang bahaya yang sudah kau hindari karena Greenhat itu seorang sipil. Apa aku salah?”

“…”

“Technopic yang diadakan di Dome Olympia ini adalah ajang perlombaan teknologi bagi Korporasi Kapitalis, Aliansi Informasi, Kerjaan Legitimasi, dan Organisasi Iman, sekaligus medan perang tidak langsung bagi orang-orang dari kekuatan dunia itu untuk melampiaskan kemarahan mereka atas negara lain. Berpartispasi sebagai delegasi dari negaramu itu sama saja seperti dikirim ke medan perang di dalam sebuah Object sebagai Elite. Bukankah ini sudah dikatakan secara jelas di atas kontrak yang kau tanda tangani, iya tidak?”

Seorang Elite dan atlit delegasi sama-sama menggunakan teknologi untuk meningkatkan kemampuan tubuh mereka.

Perbedaanya hanya tertelak ketika mereka menggunakan Object atau tidak.

Untuk alasan itu, Technopic sering dipandang sebagai perang dalam bentuk lain.

Tapi...

“...Jadi para atlit di sini sama juga seperti tentara, hm?” Mariydi memberi senyum meledek. “Orang-orang yang menjadi korban perang karena medali yang mereka menangkan? Orang-orang yang berpikir kalau mereka bisa membawa kebahagian di dunia? ...Bukan main. Hanya orang-orang yang tidak pernah melihat perang sungguhan yang bisa berpikir seperti itu.”

“Aku sependapat dengan Nona Alicia, jadi aku tidak setuju denganmu,” kata si pengawal. “Situasi yang dialami Erie Greenhart bukanlah hal yang penting. Tugasku adalah untuk melindungimu, jadi aku tidak punya alasan untuk melindungi atlit lainnya. Aku akan didenda karena melanggar kontrak jika kau terluka—bahkan jika itu akibat perbuatanmu sendiri—jadi ini membuatku takut.”

“Jadi begitu.” Mariydi memeriksa pistol yang ada di tangannya dengan gerakan terampil. “Kalau begitu aku cuma ingin meminjam ini.”

“Hm? Oi, tunggu sebentar! Kapan kau menarik benda itu dari sarungnya yang ada padaku!?”

“Aku sih tidak peduli apapun yang terjadi.” Stacy pasti sudah pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya karena dialah satu-satunya orang yang sama sekali tidak terganggu oleh situasinya. “Tapi itu hanya berlaku jika kau membeli sesuatu dariku. Bagaimana kalau kau menggunakan pembentuk otot sebelum menyerbu dengan senjata itu? Aku juga punya beberapa penghilang rasa sakit dan anxiolytik.”

“Berikan aku beberpa perban biasa dan disinfektan.”

Setelah menerima permintaanya, Mariydi perlahan keluar menuju koridor sambil memegang pistol di salah satu tangannya.

Bau bubuk mesiu yang sudah sangat familiar berhembus ke arahnya.

Itu adalah bau dari medan perang tidak bersih dimana tidak terdapat Object.

“Sekarang, ayo kita nikmati keseruan asli dari festival damai ini.”

Bagian 4[edit]

Koridor itu berbentuk lurus dan ruang ganti Erie Greenhat berada di ujung koridor. Pintu belakang juga berada di ujung sudut itu, tapi siapapun yang mencoba lari ke sana akan diubah menjadi keju Swiss oleh 5 atau 6 penyerang.

Jarak dari pintu yang dibuka Mariydi hingga para penyerang itu adalah 30 meter.

(Sungguh bodoh. Mereka terlalu berpusat pada ruang ganti Greenhat sampai membiarkan bagian belakang mereka terbuka lebar.)

Dan dia tidak punya alasan untuk menahan diri.

Mariydi mencondongkan dirinya keluar dari pintu dan menarik pelatuk pistolnya tanpa henti.

Suara tembakan menggema dan sekitar tiga penyerang ambruk. Prajurit Kerajaan Legitimai yang tersisa segera berlari ke ujung koridor untuk menghindari terjangan peluru, tapi Mariydi terus menyerang.

Dia melangkah keluar dari pintu dan berlari sepanjang koridor.

Sebelum para penyerang itu bisa menyembulkan kepala mereka keluar sekali lagi, Mariydi sudah sampai di ujung koridor yang mereka pakai sebagai tempat berlindung.

(Jika di ujung koridor ini hanya ada koridor lurus lainnya, tidak ada tempat bagi mereka untuk berlindung. Jika mereka terus menembak dalam kebingungan, aku bisa menghabisi mereka sekaligus!!)

Tapi tepat setelah itu, dia bisa mendengar suara metalik dari arah samping.

Suara itu berasal dari ruang ganti Erie Greenhat.

“!!”

Mariydi segera tiarap ke tanah dan tak lama kemudian tembakan assault rifle menembak apapun yang berada setinggi pinggang. Peluru-peluru itu terbang dari pintu yang sudah rusak dan menghantam sisi lain tembok koridor hingga menimbulkan percikan api.

Untuk pertama, Mariydi berpikir kalau itu berasal dari penyerang Kerajaan Legitimasi yang sudah berhasil masuk ke dalam ruangan ganti.

Tapi dia salah.

(Tadi itu berasal dari pengawal Greenhat Aliansi Informasi!!)


Tapi itulah pekerjaan mereka. Mariydi lah yang sebenarnya keluar dari batas kewajaran dan dia juga tidak punya waktu untuk memberi penjelasan secara santai. Sangatlah normal bagi mereka untuk menganggapnya sebagai musuh.

Dengan kata lain, ini bukanlah pekerjaan yang perlu dia lakukan. Sama seperti pengalaman sebelum-sebelumnya saat dia ditugaskan di Zona Terlarang Eropa Utara.

Para pria dari Aliansi Informasi itu melihat ke arah Mariydi sekali lagi, tapi mereka tidak menembak.

Pengawal Mariydi yang sedang mengejarnya menembakan peluru senapan jarak pendek ke arah ruang ganti itu sebagai tembakan peringatan sambil berteriak ke arah pengawal lainnya.

“Dasar kumpulan orang tidak berguna! Jika kalian tidak bisa melindungi klient kalian, setidaknya jangan halangi jalanku!!”

“Oh, jadi kau juga ikut?”

“Aku memohon pada Nona Alicia agar membayarku lebih untuk hal ini, tapi dia menolak.”

Saat mereka berbicara, Mariydi dan pengawalnya mulai melakukan tindakan selanjutnya.

Musuh pasti berada di sekitar ujung koridor. Pastinya tidak sulit untuk menghabisi para penyerang itu ketika mereka tidak punya banyak tempat berlindung dan sedang dalam kepanikan. Dengan pola pikir seperti itu, Mariydi dan pengawalnya melongok ke arah sudut itu dan menembak.

Tapi para penyerang yang tersisa tidak tenggelam kedalam genangan darah.

Peluru-peluru yang ditembakan terpantul sambil menciptakan percikan oranye.

Sebuah kendaraan lapis baja beroda 8 merangsek masuk menembus dinding dan bertindak sebagai pelindung para penyerang itu.

“Tch. Lagi-lagi pabrikan Kerajaan Legitimasi! Kenapa mereka punya satu di Dome Olympia ini!?”

HO v05 09.jpg

“Mereka bisa mendapat persetujuan untuk membawanya jika mereka mengatakan kalau itu kendaraan untuk memindahkan atlit dengan aman. Bahkan walau benda itu dipasangi meriam-otomatis 30 mm!!”

Ketika mereka berdua berlindung di balik sudut koridor itu dengan panik, meriam-otomatis yang dipasang di atap benda itu mengeluarkan suara gemuruh.

Mariydi menjatuhkan pengawalnya ke tanah tepat sebelum sudut dinding yang mereka pakai sebagai tempat berlindung dihancurkan hingga berkeping-keping.

“Kita harus mundur! Tembakan dari senapan serbu tidak akan bisa menembus armornya!!”

Mariydi mengambil berbagai macam peralatan dari tentara Kerajaan Legitimasi yang tadi dia tembak dengan pistol dan berlari ke arah koridor. Si pengawal mengikutinya dari belakang.

Koridor di sepanjang ruangan ganti atlit didesain dengan pola kotak-kotak dan setiap ruangan menempati lahan 2x5 blok per 10 ruangan. Mariydi dan pengawalnya mengitari setiap blok untuk menuju sudut yang tidak bisa dijangkau tembakan dari meriam-otomatis.

“Benda itu tidak mengejar kita.”

“Target utama mereka adalah Erie Greenhat. Mereka pasti ingin menyelasikan urusannya sebelum pihak Dome Olympia ‘menengahi’.”

Kendaran lapis baja itu punya armor yang lebih tipis daripada tank, jadi armornya bisa ditembus dengan peledak atau peluru kecil yang bisa digunakan oleh prajurit biasa. Mereka mungkin takut terkena jebakan jika mengikuti tentara musuh hingga ke sudut.

Tapi setidaknya, benda itu bukanlah target yang harus dikalahkan Mariydi dan pengawalnya.

Si pengawal bertanya, “Apa yang harus kita lakukan? Jika meriam otomatis kaliber 30 mm itu digunakan, mereka bisa mengambil alih ruang ganti Erie Greenhat dalam sekejap.

“Tentu saja kita akan menghancurkan kendaraan lapis baja itu. Dan kita bahkan punya sesuatu yang bisa kita gunakan,” kata Mariydi sambil mengambil peralatan yang telah ia ambil dari mayat prajurit dan meletakannya di tanah.

Dia punya sebuah pistol, sebuah shotgun semi-auto, sebuah grenade launcher, dan...

“Hulu ledak RPG dengan pendorong.”

“Siswa terbaik dalam senjata kelas berat. Dan kendaraan lapis baja itu tidak punya lapisan reaktan anti api.”

“Tapi mereka cuma hulu ledak. Mereka cuma bagian yang meledak. Mereka butuh pendorong untuk ditembakan seperti anak panah.”

Senjata muncul dalam beberapa jenis yang berbeda, tapi yang satu ini adalah tipe yang membutuhkan sebuah pelontar yang dipanggul di satu bahu dan dua tambahan pendorong bebentuk stik sepanjang 30 cm sebagai pelengkap hulu ledak itu. Dengan kata lain, benda ini tidak akan terbang tanpa stik itu.

“Benda ini tidak perlu terbang. Pemicunya aktif ketika menerima tekanan. Dia akan meledak ketika sesuatu menubruk ujungya. Benda ini akan tetap meledak jika kita melepas pin pengaman dan melemparnya.”

“Artinya kau mau berdiri di hadapan meriam-otomatis kaliber 30 mm itu?” si pengawal mengerutkan dahi. “Memangnya seberapa jauh kau bisa melemparnya dengan tangan? Langit-langit di koridor ini rendah, jadi kau tidak bisa melemparnya dengan lintasan parabola seperti saat sedang bermain baseball. Juga, bentuk hulu ledak ini tidak bulat seperti bola.”

“Kau benar. Tiga puluh meter adalah jarak maksimal dari lemparanku.”

“Oh ayolah. Kau akan langsung diledakan jika mengeluarkan kepalamu dari tempat persembunyian di jarak itu. Dan bukan cuma kau saja yang akan meledak di pojokan. Seluruh tembok yang ada di sekitarmu juga akan hancur. Kalau dipikir lagi, aku tidak terlalu peduli jika kau pergi dan akhirnya tewas, tapi aku harus mencegahmu membuat diriku melanggar kontrak.”

“Itu artinya kita hanya harus menggunakan cara yang sedikit berbeda.”

(...Beratnya sekitar 750 gram.)

Mariydi mengambil salah satu hulu ledak berbentuk bola rugby tipis itu untuk memeriksa beratnya.

“Aku pinjam senapanmu.”

“Tolong jangan curi senjataku lagi.”

“Cepat berikan. Oh, dan kosongkan beberapa peluru untuk menciptakan jeda,” kata Mariydi yang membuat si pengawal mengerutkan dahi. “Jeda tidak akan menembakan peluru, tapi sistem kerjanya sama seperti saat menembakan peluru. Senapan akan menghasilkan gas mudah terbakar dari bubuk mesiu dan energi yang digunakan untuk melontarkan peluru akan tetap dihasilkan. Dengan kata lain, jika jeda kita lakukan sambil menempelkan hulu ledak RPG ke ujung laras senapan, benda ini bisa terbang lebih jauh daripada dilempar dengan tangan.”

Tonjolan seperti baut yang dimaksudkan untuk tempat menempel tambahan pendorong bebentuk stik menonjol dari bagian belakang hulu ledak RPG itu. Bagian itu bisa digunakan untuk menempelkannya pada senapan dengan cara memasukannya ke dalam laras.

Jika ada pelurunya, hulu ledak ini akan hancur ketika ditempel ke dalam laras. Itulah kenapa jeda harus dilakukan.

“Ini adalah metode perang lama sebelum adanya Object. Namun hal ini akan memberikan beban yang sangat berat pada senapan, jadi perusahan pemasok senjata tidak terlalu menyukai cara ini.”

“Berapa jarak yang bisa dicapai dengan menggunakan metode ini?”

“Dengan lintasan sudut tinggi seperti sedang melempar baseball, bisa sampai dua atau tiga ratus meter.”

“Apa kau lupa kalau kita ini sedang berada di koridor sempit.”

“Bangunan ruang ganti ini adalah bangunan satu lantai yang luas. Dan sebagian dari langit-langitnya sudah hancur saat kendaraan lapis baja itu merangsek masuk. Ada sebuah lubang besar yang berada tepat di atas target. Itu artinya kita bisa mengenainya secara langsung dengan cara menembakan hulu ledak ini melalui lubang pertama di langit-langit, melewati udara, dan kembali ke bawah melalui lubang kedua yang berada di atas kendaraan lapis baja itu. Iya, ‘kan?”

“Kendaraan lapis baja itu memang sudah membuka lubang kedua, tapi dimana yang pertama?” tanya si pengawal.

Mariydi mengambil shotgun semi-auto dari salah satu hasil rampasan perang yang sedang dia jejer di atas lantai. Dia mengarahkannya ke atas dan menarik pelatuknya berulang-ulang.

Sebuah raungan yang terus terasa menggema di dada tecipta dan lubang kotak selebar 1 meter tercipta di langit-langit.

“Selesai.”

“Kalian orang-orang dari Zona Terlarang Eropa Utara tidak tahu arti kata tidak, bukan begitu? Ini jeda yang kau minta.”

Mariydi mengambil beberapa peluru kosong dari pengawal dan memberikan pengawalnya sensor dan bidikan senapan yang sudah Mariydi lepas dari senapan itu.

“Kau bisa menggunakan bidikan ini untuk mengawasi sensor elektrik. Pasang benda ini di sudut koridor. Keluarkan sensor dan kamera untuk mengawasi kendaraan lapis baja itu dengan aman.”

“...Kau ini cuma mau merepotkanku saja, iya ‘kan?”

“Aku kan tidak punya radio, jadi kita akan berkomunikasi melalui kode cahaya.”

“Setidaknya berikan aku sebuah senjata sebagai ganti senapan itu.”

Si pengawal mengambil shotgun yang baru saja dipakai Mariydi dan berlari ke arah koridor gelap. Sementara itu, Mariydi membariskan lima hulu ledak RPG di bawah kakinya.

Setelah menunggu sebentar, sebuah kilatan cahaya putih menyala dari ujung koridor.

“Kendaraan lapis baja itu masih berhenti di tempat yang sama seperti sebelumnya.”

Setelah menerima konfirmasi, Mariydi mengarahkan senapan itu ke atas dengan hulu ledak RPG menempel di ujungnya. Dia melepas pin pengaman yang ada di ujung hulu ledak, melihat ke lubang besar di langit-langit, dan perlahan menarik pelatuknya.

Suara tembakan yang seperti diredam bisa didengar dan hulu ledak RPG terbang menuju langit malam seperti sedang melakukan lemparan jauh dalam baseball.

Setelah 5 detik berselang, gelombang getaran dan suara ledakan mengguncang seisi bangunan.

Kilatan cahaya dari ujung koridor kembali berkedip.

“Kau meleset! Pelurunya tidak jatuh di lubang yang ada di atas kendaraan lapis baja. Kau hanya membuat lubang tambahan di tempat lain!!”

“Ini adalah tembakan dengan lintasan sudut tinggi. Angin, temperatur, tingkat kelembapan, dan laju gas mudah terbakar bisa menyebabkan tempat pendaratannya melenceng. Aku tidak pernah terpikir untuk mengenai target dengan tembakan pertama,” kata Mariydi dalam kode cahaya yang dia kirim melalui senternya. “Dimana tembakan pertama itu mendarat?”

“Apa?”

“Beritahu aku dimana lokasi tembakan pertama mendarat! Aku bisa menyelesaikan ini!!”

“Mendarat di 5 meter sebelah selatan kendaraan lapis baja!! Kalau dari arah kita, peluru itu melewati lokasi target. Target masih belum bergerak! Tapi apa yang akan kau lakukan!?”

Bahkan dengan menggunakan lintasan sudut tinggi, tembakan pertama dari mortir hampir tidak pernah kena. Tembakan pertama digunakan sebagai dasar untuk perhitungan letak lokasi. Perbedaan antara target dan tempat peluru itu mendarat dihitung, baru kemudian target bisa diincar dengan mengoreksi perbedaan itu.

Mariydi segera memasang hulu ledak berikutnya ke dalam senapan dan mengarahkannya ke atas.

(5 meter sebelah selatan, hm?)

Dia menarik pelatuknya dan menembakan hulu ledak itu menembus lubang besar dan terbang ke langit malam.

“Yang satu ini pasti jatuh diluar. Sepertinya 3 meter ke arah barat laut!! Tapi itu hanya estimasi berdasarkan tempat runtuhnya tembok!”

Dia kembali menembak.

“Aku tidak bisa melihat tempat dimana dia mendarat dari sini. Tapi dari arah kepulan debu yang tercipta, aku bisa bilang kalau itu berada di 7 sampai 10 meter di sebelah barat! 7 meter di sebelah barat!! Brengsek. Debunya berhembus ke arahku!! Apa kau yakin bisa mengatasinya!?”

“...Aku bisa, pria kecil,” ucap Mariydi dengan jelas tanpa menggunakan kode cahaya.

Dia memasang hulu ledak berikutnya. Semakin banyak data yang dia dapat, dia akan semakin akurat dalam mengoreksi kesalahan. Karenanya, kesalahan yang dia buat tidak akan sia-sia.

Dan dia meluncurkan tembakan terakhir.

Hulu ledak itu perlahan menghilang ke dalam langit malam yang gelap dan meledak sekitar 5 detik setelahnya.

Ledakan kali ini terdengar berbeda. Suaranya lebih besar dan kilatan cahaya oranye pudar bisa terlihat di ujung koridor.

Bahan bakar kendaraan lapis baja itu sudah tersambar api.

Si pengawal kembali menggunakan senternya.

“Kendaraan lapis baja sudah dihancurkan!!”

“Tetap arahkan senjatamu ke sudut itu. Aku akan mengambil jalan lain. Jika kita bisa menembak dari dua arah yang berbeda ke ujung koridor berbentuk L itu, kita bisa membereskan semua ini.”

Bagian 5[edit]

Hilangnya kendaraan lapis baja membuat benang takdir para penyerang Kerajaan Legitimasi terputus.

Mariydi menggunakan senapannya untuk menembak salah satu dari mereka yang masih melawan sementara mereka yang lebih bijak kabur dengan melalui tembok luar yang sudah hancur.

Lampu di bangunan itu kembali menyala.

Saat berdiri di bawah cahaya putih terang, si pengawal bertanya, “Apa yang kita lakukan sekarang?”

“Tidak ada. Jika kita mengejar mereka, mereka mungkin hanya akan memberi sedikit perlawanan,” jawab Mariydi saat dia mengembalikan senapan dan pistol ke pengawalnya.

Koridor itu dibanjiri air berkat alat penyemprot air yang aktif karena asap dari kendaraan lapis baja yang terbakar atau dari asap yang dihasilkan RPG, tapi semprotan air itu tidak terjadi di area sekitar kendaraan lapis baja karena langit-langit di tempat itu sudah runtuh. Api berwarna oranye itu masih berkobar-kobar.

“Bagaimana keadaan Erie Greenhat dari Aliasi Informasi?”

“...Tidak begitu baik,” jawab pengawalnya saat dia mengintip melalui pintu ruang ganti yang sudah rusak.

Seorang gadis yang berlumuran darah terbaring di tengah-tengah ruangan itu.

Dia mungkin baru berusia belasan tahun. Dia tidak memakai pakaian spesial yang menutupi seluruh tubuhnya seperti yang dipakai Mariydi, dia hanya memakai pakaian lari biasa yang atasan dan bawahannya terpisah. Bentuk pakaian itu membuat bagian perutnya terlihat, tapi sebuah lubang hitam berwarna merah bisa terlihat di bagian itu.

Ada jejak darah yang seperti menunjukan kalau dia habis merangkak ke tempat perlindungan yang berada jauh di belakang ruangan.

Mariydi meringis.

“...Apa dia tertembak sebelum masuk ke dalam tempat perlindungan?”

“Itu tidak diakibatkan oleh shotgun. Kerajaan Legitimasi menggunakan shotgun untuk menghancurkan penghalang dan pistol ototmatis pada manusia. Dia sepertinya tertembak peluru kaliber 9 mm. Peluru itu sangat keras karena dilapisi devitroceramics.”

“Jadi pelurunya tidak lunak? Kenapa?”

“Mungkin alasan mereka ke sini, adalah untuk menjalankan misi khusus. Mungkin membunuh bukan satu-satunya tujuan mereka. Mereka bisa saja dipanggil untuk menangkap para VIP.”

(Mungkin masih ada harapan untuk menyelamatkan nyawanya.)

Mariydi berbicara kepada prajurit Aliansi Informasi yang sedang menolong Erie Greenhat.

“Apakah pelurunya sudah tidak bersarang di tubuhnya?”

“Diam. Tinggalkan kami sendiri!! Kami tidak punya waktu untuk berbicara. Kami bisa menerima campur tanganmu dalam baku tembak tadi, tapi jangan mencampuri urusan kami saat ini!!”

Mereka tidak berterima kasih kepada Mariydi ataupun meminta maaf karena telah mengarahkan senapan mereka ke arahnya.

Tapi Mariydi juga tidak berharap agar mereka melakukannya. Mereka adalah prajurit dari kekuatan dunia lain. Hubungan mereka hanyalah sebatas saling membunuh satu sama lain tanpa alasan yang jelas ketika mereka berada di medan peperangan. Makanya Mariydi tidak begitu peduli.

“Aku bertanya padamu apakah pelurunya sudah tidak bersarang di tubuhnya.”

“Lalu kenapa jika iya!? Pelurunya sudah tidak bersarang di tubuhnya, tapi dia terus mengalami pendarahan hebat. Lukanya sangat lebar dan kami tidak bisa merawatnya saat berada di dalam tempat perlindungan, jadi dia sudah kehilangan banyak darah. Apa kau tidak melihat kalau kita sudah tidak punya banyak waktu lagi!?”

“Kalian bisa melakukan lebih dari sekedar menekan gumpalan pakaian ke lukanya.”

“…?”

Para pengawal Aliansi Informasi terlihat bingung dan Mariydi menunjuk ke arah bangku di ruangan ganti itu. Lebih tepatnya, dia menunjuk ke arah boks pendingin besar berisi peralatan doping yang terduduk di sana.

“Dia seorang atlit Technopic, jadi dia pasti punya darah yang disiapkan untuk tranfusi tenggat-waktu. Darah itu diperuntukan untuk meningkatkan jumlah pasokan oksigen ke seluruh tubuh dengan cara meningkatkan kadar darah, tapi apakah benda itu bisa digunakan untuk mengembalikan darah yang hilang seperti saat tranfusi biasa?


Bagian 6[edit]

“Aku tidak percaya denganmu,” ungkap Alicia sambil berdiri tegap.

Dia langsung berbicara dengan Mariydi tepat sedelah gadis itu kembali ke ruang ganti pakaian miliknya.

“Ini adalah kesempatan terbaik untuk membuat orang yang peringkatnya di atasmu tersingkir tanpa perlu mengotori tanganmu, jadi kenapa kau malah mengotori tanganmu dengan menghancurkan kesempatan itu? Aku benar-benar tidak paham dengan cara berpikirmu.”

“Setidaknya, dia tidak akan bisa berpartisipasi dalam kompetisi dua hari kedepan dengan luka seperti itu.”

“Lalu kenapa kau ikut campur?” kata Alicia saat dia memeriksa sesuatu dengan peralatan genggamnya. “Tindakan yang sebenarnya tidak perlu ini malah membuatmu menjadi target Kerajaan Legitimasi atau siapapun yang memakai persenjaatan itu. Ini bisa menimbulkan efek negatif pada hari pertandingan yang tersisa. ...Kumohon agar kau lebih berhati-hati supaya tidak memberi imej buruk pada senapan terbaru perusahaan sponsor.”

Mariydi memberi senyum sinis untuk menanggapi teguran itu.

“Apakah mereka bisa menjual senapannya dengan menyebar cerita tragis tentang penggunanya yang tidak sempat menunjukan kekuatan maksimum senapan ini akibat tindakan dari para pengecut?”

“...Kita tidak boleh menyebarkan rumor tidak jelas mengenai para pengguna senapan yang berakhir dengan tragis.”

Seperti biasa Alicia tidak bisa diajak bercanda, Mariydi Whitewitch mengabaikannya dan melihat ke arah langit-langit.


Sejak pakaian olahraga, sepatu, dan metode pelatihan fisik sudah berkembang, ajang pertandingan olahraga internasional itu sudah tidak lagi mempunyai rasa sportifitas.

Sekarang dia menjadi ajang perlombaan teknologi diantara kekuatan dunia serta medan perang tidak langsung tempat orang melampiaskan kekesalan mereka terhadap negara lain.

Berbagai macam gangguan yang terjadi di belakang layar sudah dianggap sebagai bagian dari bentuk hiburan.

Technopic yang diselanggarakan di Dome Olympia yang berada di atas pulau raksasa buatan manusia ini hanya akan mengundang lebih banyak pertumpahan darah dan peperangan.


Pasukan Musuh 1[edit]

Beberapa bangunan gudang untuk disewakan yang ukurannya lebih besar dari aula tempat belajar universitas berjajar di pinggir salah salah satu sisi Dome Olympie yang berbentuk seperti telur mata sapi. Tempat itu bukanlah bagian dari fasilitas pelabuhan. Malahan, tempat itu digunakan untuk menyimpan helikopter pengunjung. Dome Olympie sedang mengapung di tengah-tengah Samudra Atlantik, jadi jumlah bahan bakar yang dibutuhkan helikopter untuk mencapai daratan benua tidaklah terlalu banyak. Tapi untuk alasan keamanan, helikopter hanya digunakan saat Dome Olympia berjarak 500 kilometer dari daratan benua. Karenanya, fasilitas ini sedang tidak digunakan akibat pengaruh posisi Dome Olympie saat ini.

Tapi walau saat ini bangunan gudang itu sedang tidak digunakan, belasan orang sedang berkumpul di dalam bangunan itu.

Mereka punya peralatan radio dan beberapa monitor. Mereka punya senjata api, peledak, dan bahkan kendaraan lapis baja. Tapi tempat ini bukanlah area gudang untuk menyimpan persenjataan. Sisa bento dan bungkus makanan siap saji yang berserakan dimana-mana membuat siapa saja curiga kalau orang-orang itu tinggal di sana untuk sementara waktu.

Salah satu anggota kelompok itu, Iris Aggravation, berbalik badan untuk mengoperasikan komputer dengan jari feminimnya.

“Kita menemukan sebuah perselisihan yang berhubungan dengan shootathlon. Kerajaan Legitimasi melancarkan serangan terhadap Aliansi Informasi. Tapi anehnya, Korporasi Kapitalis malah mengganggu.”

“Ini adalah Technopic. Kita sudah mengira kalau setidaknya hal seperti ini akan terjadi.”

Seorang wanita berambut pirang dan berkulit coklat bernama Ramil Scofflaw melihat layar itu dari belakang Iris.

Iris menggerakan jarinya dengan cepat dan beberapa jendela tambahan terbuka.

“Tapi tiga kekuatan yang saling menyerang bersamaan adalah perkembangan yang tidak terduga. Saat ini kita tidak bisa menerima permasalahan yang jauh lebih rumit. Kita masih belum bisa menciptakan Ketiadaan.”

“Apa ini akan berdampak sesuatu?”

“Sepertinya tidak, tapi keamanan di seluruh kompetisi akan diperketat. Jika kita bisa membuat pihak Dome Olympia dan pengawal atlit saling menyalahkan, kita mungkin bisa menghentikan keduanya.”

“Tidak. Sekarang ini kita tidak perlu melakukan apa-apa, karena keberadaan kita masih belum boleh diketahui.”

“Tapi...”

“Ketiadaan sama artinya dengan sebuah akhir. Itu bukanlah tujuan utama kita. Jangan sampai lupa tentang tujuan utama kita.” Ramil menatap ke arah layar. “Kali ini pihak Korporasi Kapitalis yang mengganggu serangan Kerajaan Legitmasi yang dilancarkan ke Aliansi Informasi, benar?”

“Ya.”

“Gali informasi itu lebih dalam. Saat kita sudah mengetahuinya, kita bisa menentukan apakah kita bisa memanfaatkannya atau tidak.”