Oda Nobuna no Yabou (Indonesia):Jilid 5 Bab 6

From Baka-Tsuki
Revision as of 06:48, 20 February 2014 by Narako (talk | contribs) (→‎Bab 6)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 6 - Happy Xmas (War Is Over)[edit]

Tanggal 24 Desember.

Setelah gagal untuk menghancurkan tentara Dousan, para pasukan Takeda Shingen mendirikan kemah di Sungai Kiso dan membuat persiapan untuk memasuki tahun baru.

Di belakang, ada pasukan Uesugi Kenshin, yang menuju Pulau Kawanaka, dan tentara Matsudaira Motoyasu, yang telah memutuskan untuk mengorbankan dirinya sendiri, sehingga menjadi musuh yang kuat.

Karena pembelotan Saitou Yoshitatsu, kastil Gifu Tak Terkalahkan telah ditempati oleh tentara utama Oda setelah mengalahkan pasukan sekutu Asai Asakura.

Dan setelah menyerap pasukan Yoshitatsu yang tersisa, Saitou Dousan sekali lagi memperkuat pertahanan di dataran bawah kastil Gifu.

Situasi ini benar-benar mengalami stagnasi.

Dalam hal kekuatan militer, tentara Takeda masih memegang keuntungan.

Karena tentara Oda, yang bergegas kesini setelah pertempuran intens di Anegawa, dan tentara Matsudaira, yang hampir tidak dapat menghindari pelenyapan total, yang sekarang sangat lelah.

Tapi, mereka bukan lawan yang seseorang dengan optimis bisa berharap untuk mengalahkan dengan mudah.

Paling dekat dengan menaklukkan dunia, klan Oda dan klan Takeda memegang posisi mereka sangat erat.

Jika mereka memulai pertempuran, kedua klan kemungkinan besar akan mengalami kerusakan besar.

Tentara Oda memiliki banyak arquebuses sementara tentara kavaleri Takeda memiliki keuntungan yang luar biasa.

Jadi masih belum diketahui apakah mereka mampu saling memberikan pukulan fatal.

Hasil yang paling mungkin adalah imbang dengan kedua belah pihak menderita kerusakan fatal.

Meskipun tentara Oda memiliki banyak arquebuses, mereka tidak memiliki jumlah untuk menghancurkan tentara Takeda, dan kavaleri Takeda tidak memiliki kekuatan untuk membubarkan tentara meriam Oda karena pertempuran sebelumnya dengan tentara Dousan.

Klan Oda harus menghadapi pasukan sekutu Asai Asakura, klan Takeda memiliki rival, Uesugi Kenshin. Jika mereka menderita pukulan besar, kedua klan akan berada dalam situasi kritis.

Para pengikut dari kedua belah pihak memahami logika bunuh diri jika mereka memulai pertempuran.

Apakah itu 4 jenderal klan Takeda,

Atau Niwa Nagahide, Akechi Mitsuhide dan Takenaka Hanbei.

Sekarang, mereka memikirkan rencana yang berbeda untuk menghindari skenario terburuk ini.

Untuk menghindari hal ini, mereka memiliki 2 pilihan.

Salah satunya adalah untuk Takeda Shingen untuk mundur kembali ke Shinano dan Kai.

Yang lainnya adalah untuk Oda Nobuna untuk meminta gencatan senjata dari Shingen.

Tapi sekarang, baik Shingen maupun Nobuna bisa mundur lagi.

Mereka berdua menderita kehilangan tentara mereka dalam jumlah besar.

Yamamoto Kansuke meninggal karena penyakit dan Saitou Dousan bernapas terakhirnya.

Dalam situasi seperti ini, tidak satupun dari mereka mampu membuat kompromi.

Meskipun Shibata Katsuie telah menyarankan untuk menggunakan alasan menyambut tahun baru untuk menghentikan pertempuran, tapi Nagahide mengatakan, "Ini disayangkan tapi masih ada satu minggu hingga tahun baru, dari melihat hal-hal tersebut, pertempuran akan pecah dalam beberapa ini hari, kita tidak bisa melakukannya. 5 poin." dan menolak saran itu.

Nobuna yang bertempat di Gifu masih tidak dapat menemui Saitou Dousan yang bersikeras pada tidak kembali ke kastil.

Alasan untuk itu adalah keengganan untuk bertemu Nobuna.

Kamu benar-benar membiarkan dunia lepas dari tanganmu, tidak, kamu sendiri yang melemparkannya menjauh.

Jika kamu terus menjadi senaif ini, tidak ada kebutuhan untuk berbicara tentang menaklukkan dunia.

Jadi seperti apa yang telah aku katakan sebelumnya, aku bukan lagi ayahmu.

Jika kamu datang, aku akan bunuh diri.

Tidak peduli berapa kali Nobuna mengirim Inuchiyo sebagai utusan untuk membujuk Dousan, dia tidak bergeming sama sekali.

Meskipun dia ingin meminta Yoshitatsu yang telah berdamai dengan Dousan untuk membantu, dia telah meninggalkan segera setelah pertempuran.

Dia hanya meninggalkan kata-kata, "Tolong kubur aku bersama-sama dengan ayah setelah aku mati."

Tidak tahu tentang situasinya, Yoshitatsu tidak ingin mengganggu perpisahan antara Nobuna dan Dousan.

Bagaimana nasib bermain-main dengan mereka.

Ketika Nobuna yang telah menutup dirinya di kamar sekali lagi muncul di depan pengikutnya, matanya sudah bengkak dengan air mata.

"Saat ini, kita hanya bisa memulai pertempuran dengan Shingen segera. Jika kita mengalahkan Shingen, Viper terkutuk itu hanya bisa mengakui bahwa aku layak menjadi tuan dari dunia."

Tapi, semua orang sudah menduga bahwa dia akan mengatakan hal seperti itu.

Niwa Nagahide segera menggunakan kata-kata yang telah dia siapkan sebelumnya untuk membalas.

"Harap perhatikan cuaca, Hime-sama. Suhu akan turun dengan cepat, Mino, Omi dan Owari, salju kemungkinan besar akan turun pada mereka semua. Aku takut akan ada banyak salju tahun ini, kemudian, arquebus akan menjadi tidak berguna dan dengan itu, tentara Oda akan hancur bersama dengan tentara Matsudaira, 0 poin."

"Ini tidak seperti itu pasti akan turun salju..."

Mendengarkan bantahan Nobuna, para pengikut semua menggelengkan kepala mereka serempak.

Tempat pertemuan ini adalah di puncak Gunung Kinka.

Dari sini, mereka bisa melihat jalan-jalan Gifu, pegunungan yang berlawanan dan langit biru.

Tapi sekarang, langit itu penuh awan gelap.

Seolah-olah itu menjawab desahan dari para pengikut,

Kepingan salju Tak terhitung mulai bergetar bawah langit...

"Apakah kamu punya ide bagus, Saru? Dapatkah kamu tetap bergeming setelah mengucapkan kata-kata tersebut oleh Viper terkutuk itu? Jika kita biarkan dia mati seperti ini, kita akan kehilangan kesempatan untuk membiarkan dia terkesan."

"Nobuna-sama, Frois dan Organtino meminta pertemuan."

"Meskipun aku ingin melihat mereka juga, tapi sekarang bukan waktunya. Aku harus menggunakan periode ini untuk memulai pertemuan militer sekarang. Saru, temui mereka untuk menggantikan aku."

"Kamu ingin memulai pertempuran dalam cuaca seperti itu apapun yang terjadi, Nobuna?"

"Ini adalah untuk membiarkan Viper terkutuk itu mengambil kembali kata-katanya! Meskipun kakek itu sudah kacau dalam otaknya, tapi hal seperti memberi aku omelan dan pergi ke surga adalah apa yang aku tidak akan membiarkan! Ini adalah masalah martabatku!"

Maksud sebenarnya Nobuna adalah untuk tidak membiarkan Viper mati dalam kekecewaan.

Yoshiharu dan pengikut lainnya semua memahami hal ini dengan menyakitkan.

"Uhh, Yoshiharu-sama. Bahkan jika Dousan-sama berubah pikiran sekarang, aku takut itu sangat sulit bagi kita untuk menghindari pertempuran dengan pasukan Takeda. Sejak Yamamoto Kansuke meninggal di kamp utama Dousan-sama, dendam antara klan Oda dan klan Takeda saat ini memuncak."

Menarik-narik lengan Yoshiharu, Hanbei tampaknya berada di ambang menangis.

Pada saat ini, Juubei berdiri.

"Sebagai orang terpandai di klan Oda, aku Juubei Mitsuhide punya ide bagus! Jika Sagara-senpai dan aku menggelar pernikahan namban sekarang, bukankah itu alasan yang cukup untuk meminta gencatan senjata dengan klan Takeda? Bagaimana, ide ini tidak buruk, kan?"

Tapi "ide bagus" Mitsuhide dengan elegan diabaikan oleh semua pengikut.

"Tunggu, mengapa tidak ada yang membuat tanggapan!? Uhhhhhh, Aku sangat sedih. Juubei begitu sedih~!"

Merasa bahwa Juubei menyedihkan, Goemon menggunakan sejumlah kata-kata yang dia tidak akan gagap untuk menjelaskan alasannya.

"Mengirimkan utusan pada tentara Takeda yang saat berkabung akan seperti menuangkan minyak di atas api."

Bahkan Shibata Katsuie yang semua otaknya terdiri dari otot telah menolak pertempuran.

"Hime-sama, tolong pertimbangkan kembali tentang memulai pertempuran! Sekarang kita tidak dapat menggunakan arquebus kita, kita tidak memiliki kesempatan untuk menang jika kita menghadapi kavaleri Takeda."

"Dearuka, Danjo, bagaimana menurutmu?"

Inuchiyo berkata pelan, "...Matsunaga Hisahide saat ini merawat Dousan sambil membuat resep obat-obatan, dengan ini, kehidupan Dousan bisa diperpanjang sedikit."

"Aku tidak melihat Sakon juga, apa dia dengan Danjo?"

"...Kazumasu saat ini memimpin skuad arquebus untuk menjaga terhadap serangan dari kavaleri Takeda, tapi dalam cuaca bersalju seperti ini..."

"Dearuka, bagaimana dengan Kanjuurou?"

"...Karena masih demam, dia sedang beristirahat di tempat tidurnya."

"Che, jika dia tetap tinggal dengan tenang di Omi, masalah tidak akan menjadi seperti ini."

Kemudian mari kita mulai pertemuan militer, setelah itu berakhir, kita akan memulai serangan segera.

Para pengikut tidak mampu membujuk Nobuna berubah pikiran pada akhirnya.

"Bahkan Saru tidak bisa memikirkan apapun, itu sudah berakhir."

Tapi Yoshiharu belum menyerah berpikir.

Tapi cara yang baik untuk mencegah krisis ini dengan aman, dia tidak bisa memikirkan apapun...

"Tidak, Dousan dan tentara Takeda, kedua masalah begitu sulit untuk ditangani dan mendesak, tidak, jika aku menambahkan salju, itu akan menjadi tiga dari mereka. Mengapa semua peristiwa ini aku tidak memiliki pengetahuan tentang yang terjadi!?!?"

Nobuna telah pergi melawan "Kata-kata terakhir" Dousan.

Untuk menenangkan Dousan, memang benar bahwa satu-satunya cara adlah menghancurkan tentara Takeda.

Aku takut apa Nobuna yang paling takutkan adalah keberangkatan Dousan sebelum mereka berdamai.

"Jika aku tahu tentang hal ini, mungkin membiarkan Dousan mati di Sungai Nagara mungkin bisa lebih menyelamatkan Nobuna. Dia telah meninggalkan dunia yang berada di ujung-ujung jarinya, menjadi tidak diakui oleh Dousan dan sekarang ingin mati bersama-sama dengan Takeda Shingen... Apakah semua ini salahku untuk menyelamatkan Dousan? Atau kesalahanku untuk memberitahu Katsuchiyo, "Waspadalah terhadap pembunuh"? Aku sebagai seorang gamer sengoku, tidak, sebagai pria, aku memiliki keyakinan tidak melakukan sesuatu yang salah dan tidak melakukan apa-apa yang akan membawa malu pada diriku sendiri, tetapi karena keputusanku sendiri, sejarah mengalami perubahan besar."

Saat ini, Yoshiharu harus memikirkan metode menang-menang.

Jika tidak, dia telah siap untuk melakukan seppuku seperti Yamamoto Kansuke yang melaju ke dalam formasi musuh setelah "strategi Woodpecker" telah gagal di pulau Kawanaka.

Jika hal ini dapat diselesaikan dengan hanya melakukan seppuku, itu dianggap tidak buruk.

Mengingat kepribadian Nobuna, bahkan jika Yoshiharu melakukan itu, itu tidak akan mengubah ketetapan Nobuna yang ingin bertempur habis-habisan dengan Takeda Shingen.

"Sialan! Aku belum pernah melihat hal seperti ini dalam permainanku tentang klan Oda bertempur sepenuhnya dengan klan Takeda di Gifu! Apakah kecerdasan monyetku semua sia-sia, sialan...."

Tidak, aku belum bisa menyerah!

Jika itu Yoshiharu yang datang dari masa depan, harusnya ada beberapa cara untuk memperbaiki hal ini.

Termasuk Nobuna yang sudah lama penuh dengan air mata, semua pengikut pasti memiliki harapan untuk ini.

Tidak, mereka pasti sepenuh hati berdoa untuk itu.

Tapi, ada juga orang-orang yang belum terbiasa dengan situasi tersebut sama sekali.

Ksatria Giovanna yang tidak peduli tentang isi pertemuan tersebut masih memakan dango.

Dengan alasan menghabiskan banyak energi dalam pertempuran, Giovanna meminta sejumlah besar Dango dan makan lebih dari 30 piring sampai sekarang. Ada orang di antara para pengikut yang mencurigai jika dia hanya ingin makan dango atau sesuatu...

"Kamu masih bisa makan sejumlah itu dalam situasi ini, Giovanna-chan. Sungguh menakjubkan."

"Bukankah pepatah "Sebuah perut kosong tidak bisa bertarung dalam perang."? Yoshiharu kamu makan beberapa juga, hal ini yang disebut Dango cukup lezat."

"Sekarang, setelah aku melihat dango, aku hanya bisa berpikir tentang kejadian dengan dango yang menyebalkan itu."

""Shippy" dango? Apa itu, itu enak?"

"Tidak tidak, itu tidak dapat dimakan. Ini semua kesalahan Zenki yang suka bergurau... Sekarang yang aku menyebutkan itu, berapa lama lagi Zenki berencana untuk beristirahat... Ah, topik telah berubah..."

"Yoshiharu, ketika kamu memikirkan strategi, jangan terus berpikir dengan pola pikir yang sama jika kamu memiliki blok pikiran, cobalah mengubah perspektif untuk berpikir."

Yoshiharu melihat mata biru langit dari Giovanna dan berkata.

"Jika aku pergi dan menemui Organtino dan Frois, aku mungkin bisa memikirkan sesuatu."


Omi, kastil Odani.

Asai Nagamasa yang mundur dari garis depan pada Pertempuran di Anegawa berencana untuk melakukan seppuku setelah melihat ayahnya.

Tapi, Hisamasa menghentikannya.

"Ini salahku untuk memenjarakan kamu di pulau Takenaka dan mengkhianati klan Oda yang menyebabkan pergantian peristiwa seperti ini, jika ada yang melakukan seppuku, maka itu adalah aku."

Dan,

"Ini beruntung bahwa klan Oda tidak mengejar kita tapi kembali ke Gifu, selama kamu masih hidup, klan Asai masih memiliki harapan."

Kata-kata seperti akhirnya menenangkan Nagamasa.

Tapi sekarang, itu adalah Hisamasa sendiri yang penuh penyesalan.

Selama waktu ketika Hisamasa memutuskan untuk mengkhianati klan Oda, dia tidak tahu bahwa sang putri klan Oda, "Oichi" sebenarnya adalah saudara laki-laki Nobuna, Tsuda Nobusumi dan sebagainya, dia tidak tahu bahwa putrinya sendiri telah jatuh cinta padanya.

Jika dia tahu itu, dia akan mampu untuk memprediksi kegagalan hari ini.

"...Nagamasa, jika... jika dibandingkan dengan klan Asai, Tsuda Nobusumi lebih penting, kemudian meninggalkan nama Asai Nagamasa dan pergi ke Nobusumi. Aku akan bertanggung jawab dan melindungi klan Asai untuk yang terakhir kalinya."

"...Ayah... Aku akan pasti menang waktu berikutnya. Musuh terbesarku adalah diriku sendiri, waktu berikutnya, aku pasti akan menaklukkan hati lemahku ini."

"Tapi kamu tidak bisa membunuh Nobusumi sendiri, bahkan orang bodoh seperti aku dapat melihat itu, jangan memaksakan dirimu sendiri."

"Bukan seperti itu, ayah. Jika kita tidak bisa mengalahkan klan Oda, klan Asai akan hancur."

Nagamasa mengatakan, "Para prajurit telah menyelesaikan persiapan untuk menyerang." dan meninggalkan kamar Hisamasa.

Nobuna sudah memimpin semua tentaranya kembali ke Gifu.

Tapi, apakah benar-benar baik untuk menyerang seperti ini?

Jika dia menyerang Nobuna dari belakang sekarang, itu tidak diragukan lagi akan memberikan pukulan keras padanya.

Tapi dengan itu, 2 klan akan menjadi musuh bebuyutannya.

"Nee-sama selalu berusaha mencari kesempatan bagi kita untuk berdamai dan tidak menyerah sampai saat terakhir. Sungguh orang berhati baik, untuk mengembalikan perasaannya dengan mengkhianati dia lagi, aku....."

Di luar kamar Hisamasa, dengan wajah bengkak, Asakura Yoshikage berdiri di sana.

Tanah di luar ruangan sudah tertutup salju.

"Menjadi terjepit di antara ayah dan istrimu... Tidak, ayah dan suami, kamu mengalami masa sulit juga."

"Kau... menguping rahasiaku?"

Nagamasa dengan reflek meletakkan tangannya ke gagang pedangnya.

Tapi Asakura Yoshikage tidak mengubah postur tubuhnya sama sekali.

"Bukankah kita semua kawan yang dibebani oleh masalah cinta? Lihatlah dunia putih ini, betapa indahnya, hanya barbar akan menyebar darah segar di atas putih murni seperti itu."

"Kamu ingin kembali ke Echizen setelah melihat salju?"

"Aku telah memikirkan hal itu, tapi jika salju terus turun, pasukanku tidak bisa kembali ke Echizen lagi."

"Hmph."

"Kamu tampaknya telah sedikit tenang."

"Lukamu ini apa dari Sagara Yoshiharu? menyelinap ke kamp utama Oda Nobuna dan tidak memimpin pasukanmu, kamu benar-benar terlalu gila."

"Sekarang bahwa kamu menyebutkan tentang kehilangan kewarasan atas cinta, bukankah kamu sama?" Yoshikage membelai pipi bengkak saat dia mengatakan dengan ringan.

"Asai Nagamasa, untuk bertarung dengan kekasihmu sendiri memang luar biasa menyakitkan. Tapi jika keragu-raguan itu menyebabkan pengikut dan bawahanmu berada dalam bahaya, itu seharusnya bukan apa yang sengoku daimyo harus lakukan."

"Hmph, aku tidak ingin mendengar ini dari kamu."

Aku akan sekali lagi menjadi gila untuk cinta, kemarahanku bahkan bisa melelehkan es sekarang. Aku harus memotong Sagara Yoshiharu yang merenggut Nobuna ku!

Yoshikage mengatakan saat wajahnya menunjukkan senyum tak menyenangkan.

Melihat senyum menakutkan seperti itu,

Sebagai seorang gadis, Nagamasa bisa berempati dengan Nobuna yang ditargetkan oleh orang seperti itu.

"Perbedaan status Nee-sama dan Saru adalah terlalu besar, mereka tidak akan pernah bisa bersama-sama sejak awal, sungguh menyedihkan."

"Untuk membiarkan aku menderita penghinaan seperti itu, aku harus membiarkan sampah itu membayarnya. Untuk itu, aku harus berjuang untuk lebih banyak waktu untuk mempersiapkan pasukanku dan hujan salju besar seperti ini berfungsi sebagai alasan yang baik untuk meminta gencatan senjata sementara dengan klan Oda, tapi itu disayangkan bahwa kita sudah tidak mematuhi keputusan kerajaan."

"Asakura Yoshikage, di negeri ini, istana sudah lama kehilangan otoritasnya."

"Hanya saja di negeri ini... Saru hina itu yang mengklaim bahwa dia dari masa depan tahu beberapa otoritas lain selain "negara ini"."

Asai Nagamasa awalnya ingin membalas, "Situasi menjadi seperti ini, karena caramu berpikir saat ini terlalu naif."

Tapi apa yang dia katakan adalah hal yang berbeda.

"Seberapa aku rindu dango menyebalkan penuh miso yang dibuat oleh Hanbei yang palsu."

Kata-kata ini adalah apa yang benar-benar naif.

Salju putih ini menimbulkan kenangan sedih semua orang namun tidak mampu membangkitkan perdamaian....

Takeda Shingen sudah bertekad untuk meninggalkan pulau Kawanaka, mendirikan kamp di pesisi utara sungai Kiso dan melewati tahun baru.

Yamamoto Kansuke telah meninggal...

Kansuke...

Dikatakan bahwa dia memiliki penyakit mendadak dan jatuh dari kuda di kamp utama Saitou Dousan.

Dia telah terlalu memaksa tubuhnya yang tua dan dengan darah yang cepat ke otaknya, pembuluh darah pecah di kepalanya, ini sudah dapat dikatakan telah meninggal dalam tugas.

Jadi sekarang, dia tidak bisa mundur bahkan selangkah.

Dia bahkan tidak bisa meneteskan air mata lagi.

Julukan prajurit no.1 didunia, "Furinkazan".

harusnya tidak terguncang oleh kematian ahli strateginya.

Perasaan besar ini mendorong Shingen menjadi bertekad untuk benar-benar menghancurkan tentara Oda tanpa sadar.

Tapi Shingen tidak menemukan bahwa dia telah kehilangan akal sehatnya.

Dan bahkan lebih tidak menyadari bahwa air mata yang tidak dia tumpahkan sedang digantikan oleh darah segar dari tentaranya.

Ini menunjukkan betapa banyaknya dampak kematian Kansuke pada Shingen.

Hati Shingen tampaknya telah mati.

Sejak tadi malam, dia tidak tidur.

Tapi dia telah mengumpulkan pengikutnya di kamp-nya untuk meneliti tentang medan dekat Gifu dan memainkan skenario yang berbeda.

Di tengah pertemuan, langit mulai bersalju.

"Dengan ini, arquebus klan Oda tidak bisa digunakan lagi!" Shingen berteriak keras.

"Salju ini pasti menjadi kehendak Kansuke, ini adalah kesempatan untuk memasang bendera Takeda kita di Seta!"

Pada saat ini, seorang ninja Sanada berjalan masuk

"Kami masih mengadakan pertemuan militer, bicara nanti jika ada sesuatu."

"Ada 2 hal yang saya harus laporkan pada tuan apapun yang terjadi."

"2 hal?"

Yang pertama adalah berita buruk yang sangat mengejutkan.

"Memproklamirkan diri sebagai "Penakluk dari Oshu", Date Masamune yang memegang posisi kepala klan dari ayahnya, telah mengumpulkan pasukan setelah menyatukan Oshu dalam waktu yang sangat singkat dan mulai menyerang Kantou. Ueno Takeda dan sekutu kita, Musashi klan Hojo telah menyerang pada saat yang sama dengan dia."

Setelah mendengar, Shingen meraung, "Siapa sih Date Masamune ini?"

Dia bahkan tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya.

"Daimyo klan Date yang memerintah wilayah Dewa, Yonezawa."

"BUKANKAH WILAYAH ITU DIPERINTAH OLEH PRIA DIPANGGIL DATE TERUMUNE!?"

"Date Masamune adalah putri Terumune, seorang putri yang sedikit lebih tua dari Shirou Katsuyori-sama. Setelah meraih posisi kepala, dia dengan cepat menaklukkan klan Soma, klan Satake, klan Ashina dan klan Nihonmasu dan telah dengan arogan menyatakan dirinya sebagai "penakluk dari Oshu." Tanpa beristirahat, dia mengumpulkan tentara penuhnya dan menyerang ke arah Kantou, saya takut sulit untuk hanya klan Hojo untuk melawan dia."

Ini tidak mungkin.

Jika itu Oshu, para daimyo disana terjalin oleh hubungan yang rumit dan telah mempertahankan situasi tidak bertempur dan menjadi sekutu.

Tidak ada akal sehat baginya untuk mengabaikan semua ini.

Dan kecepatan pasukannya begitu cepat bahwa itu abnormal.

Date Masamune....!?

"Hanya saja siapa dia? Namun, bahkan jika dia memiliki keterampilan, tidak mungkin untuk mengalahkan klan Hojo yang dikenal karena pertahanan mereka."

"Dikatakan bahwa Date Masamune memiliki senjata rahasia bernama "Jakigan". Jika itu benar, tanpa bantuan tuan, saya takut klan Hojo tidak bisa menghentikan serangan Date Masamune."

"Jakigan! Hal kacau apa-apaan ini!?"

"Dikatakan bahwa para prajurit Oshu telah menyerah kepada Jakigan milik Date Masamune tanpa pertempuran."

Memproklamirkan diri "Penakluk dari Oshu" Date Masamune menyatakan, "aku raja iblis terakhir yang akan menghancurkan Jepang." dan selalu mengatakan hal-hal yang orang lain telah benar-benar tidak tahu tentang apa itu, seperti "Aku ingin berduel dengan Oda Nobuna, untuk melihat siapa raja iblis yang sebenarnya!" dan bertindak tanpa alasan. Tapi itu karena alasan ini bahwa kita tidak dapat memprediksi tindakannya dan dengan demikian tidak mampu menghentikan langkahnya. Jika kita hanya mengabaikannya, dia mungkin menjadi bahaya besar untuk Kantou. Selain itu, seperti apa yang telah Anda tahu, Uesugi Kenshin sedang menuju ke pulau Kawanaka. Jika hal ini berlangsung, kita mungkin tidak memiliki rumah untuk kembali.

"Date Masamune mengirim pengintai mengenakan armor namban, menunggangi kuda putih, merah dan hitam, dan dengan punggung mereka membawa salib besar. Mereka menyebarkan berita kemana-mana di Oshu "Orang bijak dipersilakan untuk mencoba dan memecahkan rahasiaku, rahasia ini diberi nomor, 666. Kukuku" rakyat jelata yang tidak tahu inti dari itu takut dari hati mereka."

"666...? rahasia apa di sana... Ada apa dengan raja iblis...? Aku tidak mengerti semua ini! Aku bahkan belum pernah mendengar kata-kata ini sebelumnya, apa-apaan yang coba dilakukan Date Masamune itu? Kansuke! Apakah Kansuke ada...?"

Setelah refleks mengatakan itu, Shingen ingat.

Kansuke... tidak lagi di sekitar.

Teguh seperti gunung, diam seperti hutan.

Jika dia mundur sekarang, bukti tentang keberadaan Kansuke, bukti penyelesaian Takeda Shingen akan hilang.

"Aku tidak bisa mundur! Oda Nobuna tepat di depanku, jika aku tidak menegakkan bendera klan Takeda di Gifu, aku tidak bisa menjawab Kansuke di surga!"

Para pengikut klan Takeda yang sedang mempertimbangkan perasaan Shingen hanya bisa menyuarakan.

"Date Masamune adalah musuh misterius, kita tidak bisa hanya meninggalkan klan Hojo seperti ini."

"Ini masih belum terlambat untuk mundur."

"Jika kita mulai bertempur dengan Oda Nobuna, bahkan jika kita menang, kita akan nyaris menang, dan kerugian pasti akan jauh lebih parah dibandingkan dengan di pulau Kawanaka, setelah itu, kita tidak akan memiliki kekuatan untuk mengusir klan Date tersebut."

"Ahli strategi-sama sering mengatakan: "Strategi adalah tak terduga" Suatu prinsip yang baik dari perang adalah bukan melawan menggunakan tentara, membiarkan tentara memuntahkan darah tak berarti bukanlah apa yang penguasa bijaksana harus lakukan! Harap jangan lupa ajaran Ahli strategi-sama!"

"Jika Ahli strategi-sama masih ada, dia pasti akan menyarankan untuk mundur tanpa ragu-ragu."

Logikanya, Shingen mengerti itu juga.

Tetapi bahkan jika dia mengerti, hatinya tak bisa menerimanya.

"Jika aku kembali, impian kita mendirikan bendera klan Takeda, bendera Furinkazan kita di Seta akan lenyap! Untuk impian ini, aku bahkan mengusir ayahku sendiri!"

Air mata mulai menetes tak terkendali.

Para oengikutnya tidak bisa menahan perasaan mereka dan memiliki semua melolong dalam kesedihan.

Harap tunggu, saya punya satu hal lagi untuk dilaporkan, tuan.

"Pada saat yang sama, ada seseorang yang saya harap tuan bisa lihat."

"Apa lagi sekarang!? Apakah ada seseorang yang harus aku temui?"

"Ini sisa-sisa Kansuke-sama, kami telah membawanya kembali dari kamp utama Saitou Dousan tanpa bahaya apapun."

Salju terus jatuh.

Dua orang berdiri di halaman yang dipenuhi salju menunggu untuk pertemuan dengan Nobuna.

Pertama, Yoshiharu meminta maaf untuk menunggu lama pada mereka berdua.

"Maafkan aku, Nobuna memiliki pertemuan untuk mengalahkan klan Takeda, aku datang ke sini menggantikan dia."

Melihat Organtino, Yoshiharu tidak bisa tidak merasa malu.

"Aku sangat menyesal untuk melupakan kamu di medan perang Anegawa, itu baik bahwa kamu selamat!"

"Tidak apa-apa, Yoshiharu-san. Ini berkat semua orang memperlakukan aku sebagai "kepala Kappa" yang hidup dan jadi aku menghindari bahaya. Dan terima kasih kepada kamu, aku bertemu kembali dengan Frois, ahh, ini pasti menjadi berkat tuhan!"

"Tapi kamu tidak terlihat senang sama sekali."

"I..It...It...Itu karena aku terganggu oleh dosaku, itu jelas bukan kesalahan Yoshiharu-san...."

"Hmmm? Organtino telah bermasalah seperti ini dari masa lalu, jika itu baik-baik saja, kamu bisa mencari aku untuk membahas tentang hal itu."

"D..Do...Do...Do....Dos...Dosa itu tidak akan pernah bisa diberitahu pada Frois! Jika aku mengatakan itu, aku pasti akan mati karena rasa bersalah!"

"Organtino selalu menghindariku seperti ini... Haaaa..."

Melihat Frois mendesah, Yoshiharu berpikir...

"Payudara Frois-chan adalah penyembuhan untuk mata, dan dengan seperti kecantikan lembut seperti seorang malaikat, orang normal ingin mengganggu dia dan mencari perhatiannya...."

"M...Ma...Ma...Masalahku bukanlah yang penting, kami memiliki hal-hal lain itu sebabnya kami telah datang ke sini hari ini."

"Sagara Yoshiharu-san, menurut kalander Jepang, hari ini adalah tanggal 24 Desember, dan besok akan menjadi 25. Meskipun itu agak sulit untuk meminta dari kalian yang masih berperang, tapi apakah tidak apa-apa bagimu untuk meminta izin Nobuna-sama untuk melakukan beberapa perayaan Natal di kastil Gifu?"

Yoshiharu kemudian menyadari peristiwa hari ini.

Jika itu Jepang masa depan, jalan-jalan sekarang pasti telah dipenuhi dengan suasana festival sejak lama.

Dalam waktu tidak diganti dengan perang, pasangan akan berjalan di bawah jalan-jalan yang terang dan orang-orang tanpa pacar seperti aku akan berkumpul dengan kawan-kawan untuk berteriak-teriak di game center atau ruang karaoke untuk menghabiskan waktu mereka... Natal tahun lalu dihabiskan dengan cara ini.

Berpikir, dia mulai kehilangan masa depan dan para sahabatnya.

Hidungnya mulai merasa aneh juga.

Pada era ini, pertempuran diikuti oleh pertempuran, bahkan menghabiskan hari yang sangat penting ini dengan hanya keluarganya, Nene, dia tidak bisa melakukannya.

"Ya, hari ini adalah malam Natal..."

"Ya, meskipun kalender Jepang berbeda dari Eropa, tetapi menurut waktu di sini, besok adalah hari Tuhan tiba di tanah ini, itu layak dirayakan."

"Yoshiharu-san, meskipun kita tidak bisa menghentikan perang, setidaknya kita bisa berdoa bagi mereka yang telah meninggal di medan perang dan berdoa untuk keselamatan para prajurit yang selamat namun gelisah."

"Kami berencana untuk mengumpulkan paduan suara dari Sakai dan Kyoto. Karena gereja Gifu belum selesai, kami berharap untuk meminjam lapangan terbuka, jadi tolong mintakan untuk kita dari Nobuna-sama."

Lagu-lagu Natal, huh?

Sekarang dia menyebutkan lagu-lagu Natal, dia hampir bisa mendengar lagu nostalgia jingle bell.

"Apakah kalian memutuskan tentang apa yang harus dinyanyikan, aku merasa bahwa setiap orang akan lebih dapat menerima jika kamu bernyanyi dalam bahasa Jepang, namun, harusnya tidak ada di era ini, kan?"

"Ayah angkat Nobuna-sama, Saitou Dousan-sama saat ini berada dalam kondisi kritis, guru Shingen-sama, Yamamoto Kansuke-sama telah meninggal karena sebuah penyakit. Asai Nagamasa-sama sedang terjepit di antara ayahnya dan Nobusumi-sama... Bahkan jika semua ini terjadi selama era sengoku, mereka hanya terlalu menyedihkan. Kami... ingin menyembuhkan luka-luka mereka..."

"Ayah, huh? Ayahku selalu terbang kemana-mana di luar negeri karena bekerja sehingga kami jarang berkumpul bersama. Tapi ketika dia mendapat kesempatan untuk pulang ke rumah, dia selalu membawa segala macam makanan lezat dari luar negeri sebagai hadiah, dia masih memanjakan aku."

Mungkin Frois merasa bahwa dia telah membangkitkan kenangan terhadap kerabatnya saat dia menunduk bersalah.

"Tidak apa-apa, Frois-chan. Meskipun aku tidak bisa melihat ayahku tapi dia pasti aktif di seluruh dunia sekarang. Mengetahui ayahku masih hidup adalah sudah sangat beruntung."

Pada saat ini, kilatan inspirasi berjalan melalui kepala Yoshiharu.

"Ya, ayahku menyukai lagu-lagu Natal, karena dia selalu menyanyikan kepada kami setiap tahun, meskipun aku tidak benar-benar memahami diantara kata-kata tersebut, tapi aku ingat mereka semua!"

"Lagu-lagu Natal dari seratus tahun kemudian, hal seperti itu memang ada?"

"Aku ingat namanya adalah... "Happy Christmas (the war is over)"... Ini adalah lagu anti-perang abad ke-20 yang trending. Pada saat itu, dunia baru saja menyelesaikan perang besar-besaran, untuk mendoakan bagi perdamaian yang datang dengan susah payah, penulis menulis lagu seperti itu, meskipun dia telah meninggal sebelum aku lahir, ayahku telah menjadi penggemar setianya."

Organtino mengangguk dan berkata, "terjemahannya berarti "Selamat Natal (perang telah berakhir), sungguh nama yang indah."

Frois melanjutkan, "Yoshiharu, ada banyak orang Kristen di antara para prajurit juga."

"Benarkah? Kemudian kita dapat menggunakan Natal ini sebagai alasan untuk gencatan senjata! Nobuna, Takeda Shingen, tidak, Katsuchiyo dan Asai Nagamasa, sebagai para sengoku daimyo, mereka telah kehilangan orang penting mereka melalui perang dan karena kesedihan mereka, mereka terbungkus dalam perang. Ini harusnya menjadi apa yang mereka inginkan sekarang!"

"Adapun apakah perang akan berhenti saat Natal, aku tidak bisa mengkonfirmasi itu!"

"Sagara Yoshiharu mengirim seorang utusan untuk pertemuan."

"Sagara? Jika itu utusannya, apa boleh buat. bawa masuk kalau begitu."

Waktu ketika ahli strategi jenius, Takenaka Hanbei muncul di depan Takeda Shingen sudah jauh di malam 24 Desember.

"Saya membawa surat Yoshiharu-san. Uhh, sekarang yang saya lihat dari dekat, Takeda Shingen-sama benar-benar menakutkan..."

Hanbei menggigil sedikit sambil menyerahkan surat Yoshiharu.

Dan isinya adalah...

Di masa depan, kekristenan mempengaruhi Jepang memiliki sebuah festival bernama "Natal", waktunya adalah besok.

Pada saat itu, paduan suara akan berkumpul di kastil Gifu untuk menyanyikan lagu-lagu Natal.

"Katsuchiyo-chan, jangan bertempur setidaknya pada hari Natal ini. Nobuna akan kehilangan Dousan selamanya. Pada saat seperti itu, aku benar-benar tidak ingin dia untuk melawan, Katsuchiyo-chan, bukankah kamu baru saja kehilangan Yamamoto Kansuke? Sekarang, itu harusnya keinginan untuk Katsuchiyo dan semua tentara untuk dalam diam berkabung untuk orang mati, kan?"

Meskipun dia adalah seorang punggawa penting bagi Oda Nobuna, tapi surat ini tidak mengandung permusuhan apapun untuk tentara Takeda atau Shingen Takeda, sungguh seorang pria yang misterius.

Saat membaca surat di tangannya, Shingen memiliki banyak pikiran.

Manusia yang menantang nasib... huh? Mungkin dia adalah orang yang menciptakan dan mengubahnya...

"Aku mungkin seorang pria yang ingin segalanya. Aku tidak bisa menyerah pada kedua Nobuna dan Katsuchiyo-chan, dan tidak akan pernah menyerah. Kamu bisa bilang aku tak tahu malu, tapi aku pikir untuk masa depan Jepang, baik Nobuna dan Katsuchiyo adalah pahlawan yang diperlukan! Sudah ada perubahan besar dalam sejarah dunia ini, Katsuchiyo-chan yang menentang nasibmu sendiri mungkin memiliki beberapa arti penting dan tidak akan pernah membiarkan kalian berdua memiliki dendam di Jepang kecil ini dan saling membunuh tanpa henti. Aku ingin membiarkan Katsuchiyo-chan melihat dunia luas dan tak terbatas."

"Hehe, dunia, huh? ... Seperti yang diharapkan, monyet Kai tidak akan pernah dapat dibandingkan dengan yang satu ini."

"Uhhhh, anda akan menindas saya? Atau anda akan memotong saya berkeping-keping dan menggoreng saya?"

Melihat penampilan takut Hanbei, Shingen tercermin, "Apakah karena pertempuran terus-menerus, penampilanku telah menjadi sengit. Aku tidak bisa terus seperti ini, untuk membiarkan seorang gadis kecil takut sejauh ini."

"Aku tidak akan menindas gadis-gadis manis, santai."

"Uhh, sungguh? Bahkan jika saya melemparkan belati pada Anda, Anda tidak akan menindas saya?"

"Haha, itu akan mengganggu. Jika kamu benar-benar melemparkan belati padaku, kamu akan tewas seketika oleh para ninja Sanada bersembunyi di beberapa sudut-sudut gelap."

"Eh... uhhhhhhh."

"Ok, dengarkan aku. Jika se..seseorang yang lain, aku pasti tidak akan setuju untuk itu. Tetapi karena ini adalah permintaan Sagara Yoshiharu, maka aku...Aku harus menyetujui permintaannya kalau begitu..."

Entah bagaimana, sementara Shingen berbicara, wajahnya tersipu merah.

"Ehh ... Jangan bilang bahkan Shingen-sama memiliki... terhadap Yoshiharu-san...? Yoshiharu-san, tidak peduli apa, Anda terlalu sembrono, uhhhh."

"In...Ini tidak seperti itu! Bagaimana bisa prajurit terkenal di dunia, Takeda Shingen terhadap monyet yang berwajah pria.... Sudah pasti tidak mungkin!"

"Eh.... Tolong jangan menggertak saya, uhhhhh."

Seperti inilah,

Yang pertama kali dalam sejarah Jepang, "Natal perjanjian gencatan senjata" dibentuk.

Tapi tanggal gencatan senjata itu tidak ditulis.

Karena penakluk dunia belum diputuskan, mereka mungkin bertarung lagi mempertaruhkan nyawa mereka dibarisan dalam sekejap.

Tapi setidaknya dalam Natal, klan Oda, Takeda, Matsudaira, Asai dan Asakura tidak bertempur dan dengan damai menghabiskan hari ini.

Terima kasih kepada Takeda Shingen yang awalnya telah memutuskan, "aku tidak akan mundur bahkan selangkah.", Yoshiharu dan Frois mampu menyelesaikan ide ini yang mereka telah pikirkan dalam waktu singkat.

Di malam hari, salju masih tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti.

Setelah Hanbei pergi, mereka menerima kabar baik "Uesugi Kenshin telah kembali ke Echigo.", Tentara Takeda juga membuat persiapan untuk mundur untuk menghadapai Date Masamune yang menyerang Kanto.

Jadi sekarang, hanya Takeda Shingen yang tersisa di kamp utama.

Karena dia telah memutuskan untuk mundur, dia harus mengatakan perpisahan dia untuk rekan-rekannya yang dimakamkan di sini.

Saat ini, mayat Yamamoto Kansuke berbaring di tempat tidur.

Wajahnya memiliki senyum bahagia.

Ini adalah pertama kalinya Shingen melihat senyum yang menyegarkan seperti itu dari wajah Yamamoto Kansuke .

Dan "kata-kata terakhir" bahwa ninja Sanada dibawa ke Shingen bukan strategi juga.

Aku tidak punya banyak penyesalan.

Untuk manusia, itu tidak penting jika kita memiliki mimpi yang tak terpenuhi.

Selama kita bisa mengejar mimpi yang sama dan bekerja keras ke arah itu, menertawakan dan merasa sedih tentang hal itu...

Lalu saya yang telah berjalan di samping Anda merasa cukup senang.

Jadi, saya yang telah bertemu tuan adalah orang paling bahagia.

Mulai sekarang, silahkan hidup sesuai dengan kehendak Anda sendiri.

Dan kemudian, bertemu seseorang dan berjuang untuk kebahagiaan Anda sendiri.

Semoga beruntung, Katsuchiyo-sama!

Kansuke.

"...Pada saat-saat terakhir, dia masih membuatku menangis, aku yang sudah menjadi iblis dan meninggalkan cara-cara manusia... ini terlalu licik dari kamu, Kansuke."

Sambil tertawa pahit dan memikirkan kata-kata Kansuke, Shingen perlahan berdiri.

"Beristirahat dengan baik di Gifu, setelah mengalahkan Date Masamune, aku akan kembali, tapi kali ini, itu bukan untuk menaklukkan tetapi untuk menggapai nasibku sendiri. Jika itu Sagara Yoshiharu yang menyelamatkan aku dan seluruh klan Takeda benar-benar orang yang menciptakan takdir, maka aku harus bertemu dengannya. Tidak, aku ingin bertemu dengannya, era Sengoku ini yang bahkan telah terbiasa dengan pembunuhan keluarga mungkin memiliki perubahan besar karena dia."

Tapi malam ini, Kansuke...

Biarkan aku berdoa diam-diam untuk kamu dan orang-orang yang mati.

Shingen yang telah mewarisi kepala pendeta Tendai menutup telapak tangannya dengan cara Buddha dan menutup matanya.

Dari telinganya, dia bisa mendengar lagu-lagu Natal dari arah Gifu.

Mereka menggunakan hampir semua bahasa namban sehingga Shingen tidak tahu arti dari lirik tersebut.

Tapi mendengar lagu-lagu Natal tersebut, hati Shingen tenang.

Di kamp Saitou Dousan dekat kaki Gunung Gifu,

Yoshiharu membawa Nobuna wajah mengeras untuk menemukan Takigawa Kazumasu yang memimpin regu arquebus dan memohon berkali-kali.

"Kazumasu-chan! Kami membutuhkan kekuatanmu sekarang, tolong bantu kami!"

"Untuk digunakan pada kakek, kan? Aku tidak mau, untuk menggunakan kekuatanku pada orang yang sekarat adalah apa yang paling aku benci, karena pasti akan sangat sedih nanti...."

"Aku mengerti, tapi aku hanya bisa meminta kamu sekarang. Tidak, aku mohon, ini adalah satu-satunya permintaan seumur hidup ini dari Sagara Yoshiharu."

"Kalau begitu, kamu berhutang budi padaku! Itu akan menjadi sebuah hal yang sa~ngat besar, kuku."

"...Mengapa itu terasa seperti aku telah dimiliki oleh Juubei-chan tiba-tiba, tapi mau bagaimana lagi, aku janji."

Api kehidupan Saitou Dousan hampir sepenuhnya terbakar.

Matsunaga Hisahide yang telah jatuh cinta dengan Dousan ketika mereka masih muda telah meracik tak terhitung jumlahnya obat-obatan untuk merawatnya.

Tapi....

"Ini adalah batasnya.... Nobuna-sama."

"Dearuka."

Berbaring di tempat tidur, Dousan hanya melihat kehadiran Nobuna sekarang.

"Kamu gadis tidak berbakti, untuk berpikir bahwa kamu akan membuang dunia jauh-jauh seperti jeruk busuk, aku tidak punya apa-apa lagi yang harus kukatakan lagi, keluar sekarang."

Yoshiharu dan Kazumasu meraih Nobuna yang ingin pergi setelah mendengar itu.

Saat ini, Nobuna pasti merasa yang terburuk.

Jika mereka membiarkan dia pergi sekarang, maka rasa sakit kehilangan Dousan perlahan-lahan akan menghancurkan hatinya.

Saat ini, dia bahkan kehilangan kebiasaannya menjadi keras kepala.

"....Sepertinya itu masih ada."

Nobuna menunduk, saat tubuhnya menggigil, seolah-olah dia adalah seekor kucing yang ditinggalkan oleh orang tuanya.

Memandangnya, Yoshiharu mengambil keputusan untuk tidak pernah membiarkan pasangan ini dari ayah dan anak dipisahkan oleh kematian diatas kesalahpahaman.

"Aku mohon, Kazumasu-chan!"

"Ok, tapi ingat kamu berhutang budi padaku yang sa~ngat besar, Yoshii."

Sambil berkata, Kazumasu meletakkan tangannya yang kecil di dahi Dousan.

"Apa yang Ojii-chan ingin katakan adalah benar-benar sesuatu yang lain, tetapi karena dia tidak bisa mengesampingkan harga dirinya, dia tidak bisa mengatakan itu. Apakah dia seperti seorang idiot? Sekarang, katakan pada Nobuna-chan apa yang kau benar-benar inginkan, apa yang kau ingin dia mengerti, karena Jii-chan... Ku tidak punya banyak waktu lagi..."

Yoshiharu menggunakan kekuatan yang tidak akan membiarkan Nobuna melarikan diri namun tidak akan menyakitinya dan memeluk ke bahunya sambil duduk di samping bantal Dousan.

Mata keruh Dousan perlahan-lahan menjadi jelas.

Dia mengangkat kepalanya dan memandang Yoshiharu dan Nobuna yang berpelukan.

Hisahide isyarat, "Shuu."

Bibir Dousan mulai bergerak.

Suaranya begitu lemah.

Di tengah lagu-lagu Natal dari jauh, Dousan berbicara perlahan.

"....Nobuna-dono."

Mungkin kekuatan Kazumasu-chan bekerja, atau mungkin Dousan sendiri telah memenangkan dari keras kepala dalam hatinya.

"Orang tua meninggalkan anak mereka terlebih dulu adalah hal yang umum, selama itu manusia, kita harus melalui hal seperti itu. Dalam pertempuran ini, ada tentara yang tak terhitung jumlahnya yang menawarkan kehidupan mereka untuk kamu, jadi biarkan kesedihanmu untukku berakhiri malam ini. Entah apakah itu Takeda Shingen atau Asai Nagamasa, jangan membenci mereka. Impianmu sangat indah dan Jepang di era sengoku telah sejak lama menjadi neraka yang terbakar karena periode perang yang berkepanjangan. Tapi, kamu bisa mengakhiri mimpi buruk ini, dan kemudian terbang menuju dunia luas. Jadi, jangan pernah menyerah sebelum menaklukkan dunia, dan jangan takut membiarkan pengikutmu mengorbankan diri mereka sendiri, biarkan semua dosamu terbawa oleh aku. Hanya mengatakan bahwa ambisimu menaklukkan dunia ini dengan paksa dipercayakan olehku untuk kamu."

Dousan digunakan sepasang mata yang sangat kekanak-kanakan untuk melihat Nobuna yang tersedu-sedu.

Nobuna dalam diam mengangguk.

Saat ini, dia tidak bisa lagi mengeluarkan suara apapun.

Karena jika dia membuka mulutnya, dia pasti akan menangis keras-keras.

"Sagara Yoshiharu-dono."

"A...Aku? Apa yang kau ingin aku lakukan, kakek?"

"Segera, sisa Yoshitatsu akan dikirim ke Gifu, tolong menguburnya dengan aku."

"Aku mengerti."

"Yoshiharu-dono, aku menyerahkan Nobuna-dono di tanganmu. Tidak peduli masa depan seperti apa yang menanti dia, aku yakin kamu pasti bisa melindunginya. Kemudian, temani dia melihat dunia liar dan jarang. Aku hanya dapat meminta hal seperti itu padamu, Yoshiharu-dono, hanya kamu yang bisa melakukannya."

Seolah-olah dia menggunakan sedikit nafas terakhirnya, Dousan mengatakan, "tanganmu..."

Yoshiharu menggenggam tangan Nobuna yang menggigit bibirnya dengan sekuat tenaga.

Nobuna juga menggenggam tangan Yoshiharu erat-erat.

"Ini bagus. tentang perbedaan status, lampaui itu dengan semangat melangkahi wewenang, Nobuna-dono."

"Viper, aku... pada Sa..Saru ini, aku tidak..."

Meskipun Nobuna tidak mau mengakui secara refleks, tapi dia yang terisak-isak tidak bisa lagi mengucapkan kata lain.

"Nobuna-dono, kamu akan segera meninggalkan sisiku. Kamu tidak akan pernah benar-benar mencintai seorang pria yang layak di bawah asuhan ayahmu. Kamu sudah memiliki cinta dari dua ayah, menginginkan lebih hanya akan menjadi kekeraskepalaan dari seorang anak kecil. Mempercayai seseorang, mencintai seseorang membutuhkan keberanian. Aku tidak memiliki keberanian mempertahankan mimpiku dan mencintai putraku sendiri, Yoshitatsu. Karena aku terbebani oleh dosa dari memberontak, hatiku telah meringkuk. diri pengecut ini mengganggu hubungan antara Yoshitatsu dan aku dan menghentikan cinta antara Matsunaga Danjo... Hisahide dan aku. Tapi, jika itu kalian, kamu pasti akan melampaui aku."

Yoshiharu-dono, aku serahkan Nobuna kepadamu.

Kamu harus menggelar pernikahan setelah kamu menaklukkan dunia, hanya perlakukan ini sebagai janji kepada kakek ini.

Yoshiharu dan Nobuna menatap satu sama lain, mereka berdua sudah lupa, "Ini adalah suatu hal yang mustahil, sebuah mimpi murni." kata-kata tersebut.

Dousan memandang mereka dan akhirnya mengungkapkan senyum bahagia.

"Meskipun muridku, Juubei tampak seperti itu juga, dia adalah seorang gadis yang sangat halus dalam hatinya. Harap memperlakukannya dengan baik juga, dan berhati-hati dari Kuroda Kanbei dari Harima, gadis itu memiliki kecerdasan beragam, dan dia akan menjadi aset besar untuk Yoshiharu-dono dan Nobuna-dono, tetapi itu merupakan pedang bermata dua. Kamu hanya akan menyakiti diri sendiri jika kamu menggunakan dia dengan tidak benar."

"Sungguh aku ingin melihat gaun pengantin manis Nobuna-dono."

Ini... adalah kalimat terakhir Saitou Dousan dalam hidupnya.

Waktunya adalah pagi hari tanggal 25 Desember, fajar.

Nobuna duduk sendirian di pondok rumput di puncak Gunung Gifu.

Pondok rumput ini terletak di puncak Gunung Kinka dan merupakan salah satu tempat tercinta Dousan ketika dia masih hidup.

Saat ini, Nobuna mengenakan kimono putih bersih.

"Aku minta maaf karena tidak mengenakan gaun pengantin yang tepat, Viper. Meskipun aku tidak berpikir aku akan memiliki kesempatan untuk benar-benar memakai gaun pengantin, tapi biarkan aku mengirim kamu malam ini seperti ini."

Salju besar telah menjadi kepingan salju tipis beberapa waktu yang lalu.

Bahkan pada puncak gunung, dia masih bisa dengan jelas mendengar lagu-lagu Natal dari bawah.

Ini adalah sebuah lagu yang luar biasa dinyanyikan oleh baik laki-laki dan perempuan bersama-sama.

Lagu lagu ini benar-benar berbeda dari lagu-lagu Jepang.

Dia pernah mendengar dari Yoshiharu mengatakan, ini adalah lagu "eengshi" yang sangat populer di masa depan, meskipun dia tidak mengerti sama sekali.

Tapi dia tidak mengerti lagu sama sekali.

Suatu lagu misterius membawa air mata ke mata Nobuna bahkan ketika dia diam-diam mendengarkan itu.

"Sekarang hanya ada diriku di sini, jadi harus baik-baik saja jika aku menangis, kan?"

Karena dia harus menenangkan diri lagi untuk menaklukkan dunia segera.

"Jadi, bahkan jika hanya ada sekarang, tidak apa-apa untuk menangis keras-keras, kan?"

"...pria yang aku suka, dan yang layak atas kepercayaan, semua orang telah meninggal pada akhirnya."

Ayah meninggal.

Viper telah meninggalkan.

Bahkan misionaris namban itu....

Semua orang... telah meninggalkan aku.

Jadi,

Jika aku ingin bersama-sama dengan dia, dia akan dimarahi oleh semua orang, "Orang terburuk dalam sejarah melangkahi otoritas" dan akan dihinakan oleh semua orang.

Dan akhirnya, dia akan mati karena aku...

Aku ingin lari.

Tapi sekarang, keinginanku yang sebenarnya adalah untuk tinggal di sisinya.

Tetapi jika aku mengulurkan tanganku pada dia, dia pasti akan rusak.

Aku ingin membuang status putri dari klan Oda, membuang semua ini jauh-jauh.

Untuk hidup sebagai gadis kota yang sederhana, hanya sebagai "Kichi" dan pergi kemana-mana dengan dia.

Tapi, dia tidak bisa melakukannya...

Untuk mimpi ini dari menaklukkan dunia, tentara yang tak terhitung jumlahnya telah memberiku kehidupan mereka.

Aku tidak bisa melakukan seperti hal tak bertanggung jawab seperti meninggalkan segalanya.

Jadi aku mengasingkannya ke Ise, mengharapkan semakin jauh dia dariku, dia akan lebih aman.

Tapi, aku tidak bisa bertahan hari-hari tanpa dia seperti yang diduga.

Setiap hari, setiap menit, setiap detik, apa yang hatiku bisa pikirkan hanya dia, saya tidak bisa menyingkirkan pikiran itu...

".... Uhh ... Uhh ... Uhh ... Uhhh ...."

Mengapa?

Hanya mengapa, aku telah bekerja begitu keras, langit, Buddha-sama atau bahkan Yesus-sama, mereka tidak menghargai aku.

Mengapa aku harus selalu menghadapi hal-hal yang menyedihkan?

Mengapa aku harus menjadi kesepian dan kesepian?

Bahkan satu orang yang aku ingin memiliki sekitar adalah....

"Selamat Natal, Nobuna♪"

Dengan kepalanya mengenakan topi merah yang aneh, wajahnya disisipkan dengan strip kertas putih, seorang pria yang mengenakan pakaian namban warna aneh berdiri di depannya.

Ada hal putih di punggungnya seperti karung besar untuk mengangkut beras.

Karena pandangannya tertutup oleh air mata, Nobuna tidak bisa melihat dengan jelas.

Apakah ini ilusi?

Apakah aku makan obat Danjo dan melarikan diri ke dunia ilusi?

Bahkan jika orang aneh itu adalah Saru, pakaian semacam itu terlalu kacau...

"... Apa yang kamu lakukan, Saru? Ada apa dengan pakaian itu? Apakah itu karung besar di belakangmu berisi seorang gadis yang baru saja kamu culik dari suatu tempat?"

"Aku tidak ingin dikatai semua itu oleh kamu yang cosplaying sebagai pengantin di tempat seperti itu. Dengar, sekarang aku bukan Saru atau Sagara Yoshiharu, kumis ini tidak disisipkan pada tetapi hal-hal yang nyata, cough, aku Santa Claus.♪"

Yoshiharu berkata sementara dia mengangkat tangannya untuk pose aneh.

"Sanda Craws...? Apa itu? Atau apakah itu sesuatu seperti melakukan trik untuk menculik gadis-gadis?"

"Pada malam Natal, Sanda, tidak tidak, Santa Claus akan naik kereta luncur kayu untuk mengirim hadiah kepada anak-anak yang baik, ini adalah sebuah event di masa depan setiap tahun, jadi, selamat Natal.♪"

Pada suasana seperti itu, apa orang ini pikir yang dia lakukan?

Jika dia ingin menghiburku, metode ini terlalu tidak lazim, kan?

Hmph, dan apa yang kamu ingin memberikan padaku?

Bisakah kamu mengembalikan Viper padaku?

Atau, apakah kamu memiliki keberanian untuk membawaku bersama kamu dan melarikan diri dari sini?

Pengecut.

penakut idiot.

Berapa kali itu telah... Aku ingin memenuhi janji dengan kamu, tetapi kamu bahkan tidak memiliki keberanian berciuman dengan aku.

Setiap kali kamu hanya membayar layanan bibir.

Kamu bersumpah untuk setia kepadaku, kamu berjanji untuk berada di sisiku ketika aku memenuhi impianku, tetapi ketika aku mengalihkan mataku hanya sedikit, kamu segera lari ke gadis-gadis lain dan menggoda dengan mereka.

Aku mendengar...

Kamu telah mandi bercampur dengan Sakon dan Takeda Shingen, kan?

Jadi, bagimu, selama mereka manis, gadis manapun akan dilakukan?

Bahkan jika itu bukan aku, kau baik-baik saja dengan itu?

Sejak...

Kamu tidak mungkin melakukan apapun untuk tuanmu, Oda Nobuna...

orang seperti kamu,

orang seperti kamu, aku benci.....

"Selamat Natal, Nobuna. Ini adalah hadiah Natal untuk anak-anak yang baik."

Nobuna tiba-tiba dipeluk.

Sebelum dia bisa bereaksi, bibirnya terjalin dengan bibir Yoshiharu.

Oda Nobuna vol 5 pic 8.jpg

Mata Nobuna melebar saat dia dengan refleks menggigit bibir Yoshiharu.

Dia berjuang dengan sekuat dia di pelukan Yoshiharu, bahkan mencicipi darah melalui bibir Yoshiharu yang digigit.

Ada darah di mulutnya.

Tapi meskipun demikian, Yoshiharu tampaknya tidak membiarkan pergi sama sekali.

"~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~"

Idiot.

Ciuman iblis monyet.

Apa yang kau lakukan tiba-tiba?

Jika kita dilihat oleh para pengikut, kamu akan mati.

Tidak peduli apa, ini hanya kacau.

Bahkan jika kamu adalah pangeran dari negeri monyet, setidaknya sedikit lebih lembut.

Jika....

Jika kamu begitu keras...

Jika kamu memeluk aku begitu kuat ..

Hatiku,

Hatiku tidak bisa menerimanya.

Air mata mulai mengalir.

Tapi kali ini, itu bukan air mata karena kesedihan.

Ini adalah air mata kebahagiaan dari hatinya yang sudah sembuh dari rasa sakit dan penderitaan dari bertahun-tahun ini.

Namun karena meronta dalam pelukan Yoshiharu, rambut Nobuna yang awalnya rapi menjadi berantakan.

"Maafkan aku, karena ini adalah pertama kalinya bagiku, aku tidak bisa melakukannya dengan benar."

Yoshiharu mengatakan sambil membelai kepala Nobuna.

Betapa hangatnya tangan ini...

"Kamu akan dibunuh karena melakukan hal seperti itu."

"Ini hanyalah sebuah mimpi satu malam, Natal hari ini, tidak ada yang akan menyalahkan kita."

Yoshiharu menggunakan kedua matanya menatap penuh cinta pada Nobuna.

Dia begitu serius bahwa itu menakutkan.

Itu bukan tatapannya yang biasa yang tidak serius, sekarang, di mata Yoshiharu, hanya ada Nobuna.

Lagu-lagu Natal sekali lagi dikirim ke puncak gunung.

Selamat Natal.

Perang sudah usai.

Lagu ini penuh dengan harapan dan keinginan semua orang.

Sebagaimana Nobuna berharap bahwa Natal ini akan terus dan tidak pernah berakhir.

Seperti anak kecil, Nobuna bertanya, "Akankah Sanda Craws datang lagi selama Natal tahun depan?"

"Selama kamu adalah anak yang baik, tetapi jika kamu benar-benar membakar Gunung Hiei, tidak akan ada hadiah apapun."

Bagaimana dengan tahun setelah berikutnya? Tahun setelah 2 tahun ke depan? Tahun setelah 3 tahun ke depan?

Nobuna ingin bertanya lebih banyak lagi.

Seperti dia berbalik kembali ke seorang gadis kecil, tenggorokannya tidak mampu mengucapkan kata lain dengan lancar.

Pada saat ini,

"Ini adalah bagian Kanegasaki."

Bibirnya sekali lagi dicium.

Tapi kali ini, Nobuna menggunakan lengannya sendiri yang ramping untuk memeluk Yoshiharu.

Paduan suara bernyanyi lagu abad ke-20.

Lagu ini adalah ciptaan John Lennon yang terkenal, lagu Natal. "Happy Cristmas (the war is over)"

Malam ini adalah malam Natal yang hanya datang sekali setiap tahun.

Jadi malam ini setidaknya, jangan bertarung lagi.

Biarkan perang yang tidak pernah berakhir ini dihentikan malam ini.

Asalkan semua orang benar-benar ingin perang berakhir, maka perang pasti akan berakhir.

Pada lagu Natal itu, lirik tersebut diulangi berkali-kali, seolah-olah mereka berdoa...

"Sepertinya aku tidak bisa bertahan sampai kuil."

Bergegas kembali ke kuil dia dari Mino, Saitou Yoshitatsu dilanda perasaan ketidakberdayaan.

Tidak dapat mengendalikan tubuhnya, Yoshitatsu jatuh dari kudanya dan diam-diam berbaring ke salju putih.

Dari kejauhan, ada lagu-lagu namban dari arah Gifu.

Seperti semacam terapi, Yoshitatsu mengerti bahwa Dousan telah meninggal.

"Apakah ini dinyanyikan untuk ayah?"

Menggunakan lagu namban untuk berkabung ayah, sungguh cara Nobuna.

Aku telah merencanakan untuk kembali ke kuil dan di bawah pelafalan dari para biarawan, aku akan meninggal dengan tenang.

Tapi kalau aku mati di sini, bahkan keinginan terakhir dari dikubur dengan ayah tidak akan terwujud, hanya ini yang menyesal.

"Sungguh ironis, hidupku..."

Dia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk berdiri lagi.

"...Siapa itu?"

Ada kehadiran di dekatnya.

Tapi... Itu tidak memancarkan niat membunuh.

Biarawan pengelana yang tenang berjalan menuju Yoshitatsu.

".... Meskipun aku tidak tahu siapa Anda, tetapi jika Anda bukan pencuri, saya punya permintaan."

...Hari-hariku bisa dihitung.

Setelah kematianku, tolong kirim mayatku ke Gifu.

Seolah-olah menyetujui permintaan Yoshitatsu, biarawan itu duduk di sampingnya Yoshitatsu dalam diam dan mengeluarkan serangkaian manik-manik.

Mungkin dia memiliki kehidupan yang sulit, tapi wajah biarawan itu penuh dengan bekas luka. Matanya abnormal tenang, sama untuk ekspresinya.

Ini pasti seorang biarawan terkemuka yang telah tercerahkan.

Yoshitatsu mencoba yang terbaik untuk mempertahankan penglihatannya yang perlahan kabur dan bertanya,

"...Siapa anda?"

"Nama saya Sugutani Zenjuubou."

".... Zenjuubou, saya tampaknya telah mendengar tentang Anda di suatu tempat."

"Hal-hal duniawi seperti asap, nama hanyalah label. Saya telah melihat melalui dunia fana dan saya sekarang seorang biarawan normal yang berdoa untuk era Sengoku ini untuk berhenti. Ini adalah jenis takdir bahwa kita bisa bertemu di sini, saya akan memenuhi harapan Anda untuk Anda."

"Terima kasih..."

Seperti dia tidak lagi menyesal, Yoshitatsu mengungkapkan senyum santai.

Di kastil Odani dari Omi dimana lagu-lagu Natal tidak bisa mencapai, Asai Nagamasa sedang menonton salju sambil berbisik pada dirinya sendiri.

"Kanjuurou, ketika aku bisa melihat kamu..."

Ada hamparan dataran tepat di depan kastil Odani.

Saat itu dataran dimana seharusnya tidak ada siapapun, sebuah bayangan muncul.

Itu Tsuda Nobusumi!

Oda Nobuna vol 5 pic 9.jpg

Meskipun jaraknya masih sangat jauh, tapi Nagamasa tidak akan pernah salah pada siluet yang akrab seperti itu.

Nobusumi menghadap pada kastil Odani, sambil tertawa cerah, dia berulang kali melambaikan tangan lainnya yang tidak terluka.

Suaranya tidak pernah bisa mencapai dari sejauh itu.

Tapi dari membaca bibir Nobusumi, Nagamasa hanya bisa meneteskan air mata.

"Selamat Natal! Selamat Natal, Oichi!"