Date A Akihabara (Indonesia):Tohka

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

“Oohh......”

Pada suatu siang.

Keringat mulai terbentuk di kening Shido selagi ia menutupi mulutnya, perlahan menyusuri jalan.

Kedua sisi jalan tersebut dipenuhi dengan toko-toko yang menjual peralatan elektronik, manga, game center dan sejenisnya, di bagian luar bangunan-bangunan itu, berbagai spanduk dan plang dengan gadis manis dipajang di sana. Suatu pemandangan yang sangat jarang terlihat di jalan-jalan lainnya.

Akihabara. Tentunya, adalah tanah suci bagi para otaku.

Namun Shido dengan khusus mengambil kereta menuju ke jalan ini, namun tidak memasuki toko manapun, hanya mengunjungi toko-toko kare dan ramen, dan bahkan toko-toko tua yang memiliki sejarah menjual soba dan sukiyaki.

Alasannya sangatlah sederhana.

“Nuu? Ada apa Shidou, kau sepertinya terlihat sedang menderita?”

Setelah mengatakan itu, Tohka, yang tengah berjalan di depan Shido, menengok ke belakang.

Seorang gadis dengan rambut sehitam gelapnya malam dan matanya yang sejernih kristal yang membuat orang-orang sulit percaya bahwa dia dilahirkan dengan semuanya itu. Tetapi kelakuan lincahnya dan senyum bahagianya, membuat suasana misterius disekitarnya menjadi lebih lembut dan ramah.

Benar. Sejak pagi, Shido telah menemani si pencicip masakan ini ke berbagai toko yang dia mau.

“... tak peduli seberapa lezatnya makanan ini, aku sudah mencapai batasku.”

“Uwuu..... Begitukah. Kalau begitu kita harus berhenti segera. ——Tapi, ada satu tempat yang ingin aku kunjungi. Bisakah kita kesana?”

“Ahhh...... Tapi aku hanya ingin air minum.”

“Enn!”

Tohka mengangguk dengan semangat, dan menuntun Shido ke suatu toko. Dan kemudian———

“Selamat datang kembali! Ojou-sama, Goshujin-sama[1]!”

“Oooh!”

Disambut dengan begitu sopan oleh seorang gadis berkostum maid segera setelah mereka menginjakkan kaki di dalam toko itu, Shido mau tak mau terkesiap.

Setelah diberikan tempat duduk oleh sang maid, ia menunggu Tohka memesan sebelum bersuara.

“Heh...... Mereka cukup teliti tentang ini. Tapi, mengagetkan juga. Aku tak pernah berpikir Tohka mau datang ke sebuah Maid Cafe.”

“Nuu. Sepertinya Moe-Moe Omurice[2]? mereka adalah yang terbaik di sekitar sini.”

“......Ahhh, maaf mengenai itu, jadi hal ini memang bukan sebuah kebetulan rupanya.”

Shido tertawa pahit setelah berkata demikian, setelah beberapa saat, sang maid datang dengan Omurice-nya.

“Silahkan menikmati Moe-Moe Omurice spesialnya! Ojou-sama bisa menulis kata-kata favorit anda, apa yang ingin anda tulis?”

“Nu......? Aku tak tahu. Bisakah kuserahkan padamu?”

“Serahkan aja pada saya.”

Setelah berkata demikian, sang maid membuka tutup botol saus tomat tersebut, dengan cekatan menulis kata [moe], dengan sebuah hati yang menjadi garis tepi kata-kata tersebut.

“Oooh!? Apa ini! Aku mau mencobanya!”

Setelah Tohka mengatakannya, sang maid terlihat bermasalah sambil tersenyum pahit.

“Walaupun saya tidak keberatan, namun itu telah tertulis......”

“Uu!”

Sedangkan maid-san masih berbicara, Tohka mengambil sendoknya dan memakan Omurice itu dalam satu suap

“Mogu mogu...... Nuu! Ini enak! Sungguh enak!”

Dia menyerahkan piring yang kosong itu kepada sang maid setelah selesai makan, sambil menjilati bibir.

Sang maid tertegun sejenak, lalu membungkuk yang menandakan “Saya mengerti”, sebelum kembali ke dapur.

Setelah beberapa menit, dia kembali sekali lagi.

“Maaf membuat anda menunggu!”

“Oooh!! Sudah datang!”

Mata Tohka berbinar-binar selagi dia berteriak. Sang maid menaruh piring itu di atas meja, dan kali ini dia memberikan botol saus tomat tersebut kepada Tohka.

“Rahasianya adalah untuk menyelesaikan tulisannya dalam sekali jalan. Mohon lakukan yang terbaik, Ojou-sama!”

“Un!”

Setelah Tohka mengangguk, dia mulai menggambar garis-garis merah di atas Omurice.

Namun, saus tomat tersebut tersemprot keluar, mengenai piring di tengah proses.

“Uuuuh......”

Setelah Tohka mengerutkan keningnya, dia mengambil sendoknya, dan memakan Omurice-nya itu.

“Tambah lagi!”

“Sa, saya mengerti!”

Sang maid terkagum-kagum sambil memegang piring itu.

“Oi, oi, Tohka.”

“Tak apa, Shidou. Selanjutnya, pasti akan berhasil!”

“Ti, tidak, aku tidak berbicara mengenai hal itu......”

Setelah Shido mengatakan itu, Omurice berikutnya datang.



“——Aku berhasil!”

Ketika Tohka bersorak penuh kegembiraan, itu setelah dia memakan sepuluh piring Moe-Moe Omurice. Keringat dingin terbentuk pada wajah terkejut maid-san. Kerumunan orang juga sudah mulai berkumpul tanpa disadari.

Namun Tohka mengabaikan tatapan-tatapan yang orang-orang berikan kepadanya, menatap puas Omurice yang bertuliskan [Tohka] diatasnya.

“Bagaimana dengan ini, lihat ini Shidou! Aku telah menuliskannya dengan sangat bagus!”

“Y, ya...... kau benar.”

Seraya Shido tersenyum pahit setelah mengatakannya, Tohka memutar sepiring Omurice tersebut 180 derajat, dan menghadapkannya ke arah Shido.

“Ahh, tak apa. Aku bisa melihatnya dengan jelas dari sini.”

Setelah Shido mengatakan itu, Tohka menggelengkan kepalanya.

“Bukan itu. ——Yang kumaksud, aku berharap Shidou mau memakan ini. Aku menuliskannya......karena itu.”

“Ehh......? A, aah, maafkan aku. Padahal kau telah melakukannya dengan baik.......”

Namun, Shido berhenti berbicara setengah jalan. Setelah melihat mata Tohka yang penuh dengan antisipasi, ia tak dapat mengatakan apa-apa.

“......Itadakimasu.”

“Nn! Selamat menikmati!”

Tohka berkata dengan gembira.

Shido memegang perutnya yang sudah sangat penuh hingga hampir meledak, seraya mengambil sendok.


Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Panggilan hormat oleh pelayan terhadap pelanggan/majikan, Ojou-sama untuk pelanggan perempuan, Goshujin-sama untuk pelanggan laki-laki.
  2. Omurice merupakan singkatan dari Omelette Rice, yaitu nasi goreng yang dibungkus di dalam telur dadar. Biasanya dihiasi dengan rangkaian kata-kata yang ditulis dengan saus tomat oleh para Maid, sesuai dengan keinginan pelanggannya