Difference between revisions of "Date A Live (Indonesia):Pengamatan Ratatoskr Kasus 1"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m (SoulTranslator moved page Kasus 1 to Date A Live (Indonesia):Pengamatan Ratatoskr Kasus 1: Can someone delete the source page? Sorry for the problem...)
m
Line 1: Line 1:
  +
[[Image:DAL Case01.jpg|thumb]]
  +
 
"Mu…"
 
"Mu…"
   
Di rumah Shidou, sewaktu tidak ada orang di rumah, Tohka membungkuk ke depan dan menaruh tangan-nya di lutut-nya sambil menatap kulkas.
+
Di rumah Shidou, sewaktu tidak ada orang di rumah, Tohka membungkuk dan menaruh tangannya di lututnya sambil menatap kulkas.
   
Didalam-nya ada sebuah pudding.
+
Didalamnya ada sebuah pudding.
   
Bukan barang murah yang dijual di supermarket, tapi yang mahal dari toko kue. Tohka sudah terus-terusan menatapinya dari waktu ia membuka kulkas.
+
Bukan pudding murah yang dijual di supermarket, tapi yang mahal dari toko kue. Tohka sudah terus-terusan menatapinya dari waktu ia membuka kulkas.
   
 
"Ini... Apa aku boleh makan ya..."
 
"Ini... Apa aku boleh makan ya..."
   
Secara pelan-pelan, Tohka mengulurkan tangan-nya untuk mengambil pudding itu... Tapi dia mengeleng-gelengkan kepalanya tepat sebelum ia menyentuh pudding itu.
+
Tohka mengulurkan tangannya untuk mengambil pudding itu... Tapi dia mengeleng-gelengkan kepalanya sebelum ia menyentuh pudding itu.
   
"Tidak... Tidak... Shido mungkin ingin memakan-nya."
+
"Tidak... Tidak... Shido mungkin ingin memakannya."
   
Lalu dia mencoba untuk menutup pintu kulkas-nya, tapi...
+
Lalu dia mencoba untuk menutup pintu kulkasnya, tapi...
   
"T... Tapi, kalau aku hanya mencium-nya..."
+
"T... Tapi, kalau aku hanya menciumnya..."
   
Tohka menelan ludah-nya, lalu dengan pelan-pelan dia mengulurkan tangan-nya lagi.
+
Tohka menelan ludahnya, lalu dengan pelan-pelan dia mengulurkan tangannya lagi.
   
Tetapi, sebelum ia menyentuh-nya, bayangan Shidou yang sedih karena ia tidak bisa memakan pudding-nya muncul di pikiran Tohka.
+
Tetapi sebelum ia menyentuhnya, bayangan Shidou yang sedih karena ia tidak bisa memakan pudding itu muncul di pikiran Tohka.
   
 
"Tidak... Tidak... Jika begini terus...!"
 
"Tidak... Tidak... Jika begini terus...!"
   
Tohka menahan tangan kanan-nya dengan tangan kiri-nya, menutup pintu kulkas, dan duduk di meja makan. Lalu dia mengambil lakban dan melakban seluruh tubuh-nya. Sepastinya, ia juga melakban mulutnya yang mengiler.
+
Tohka menahan tangan kanannya dengan tangan kirinya, menutup pintu kulkas, dan duduk di meja makan. Lalu dia mengambil lakban dan melakban seluruh tubuhnya. Tentunya, ia juga melakban mulutnya yang mengiler.
   
"............, ........................" (S-sekarang seharusnya sudah aman.)
+
"............, ........................" (S-sekarang, seharusnya sudah aman.)
   
 
Sepuluh menit kemudian, Shidou yang baru pulang sangat terkejut sewaktu ia melihat Tohka dan hampir memanggil polisi.
 
Sepuluh menit kemudian, Shidou yang baru pulang sangat terkejut sewaktu ia melihat Tohka dan hampir memanggil polisi.
   
Tetapi, waktu ia mengetahui situasi-nya, dia kehilangan kata-kata dan dengan sebuah senyuman kecil, ia memuji Tohka dan mengelus kepala-nya.
+
Tetapi, sewaktu ia mengetahui situasinya, ia tidak bisa berkata apa-apa selain tersenyum dan memuji Tohka sambil mengelus kepalanya.
  +
  +
<noinclude>
  +
{{Date A Live Bahasa Indonesia Nav|p5=Ilustrasi|n5=Kasus 2:Yoshino}}
  +
</noinclude>

Revision as of 13:39, 10 January 2014

DAL Case01.jpg

"Mu…"

Di rumah Shidou, sewaktu tidak ada orang di rumah, Tohka membungkuk dan menaruh tangannya di lututnya sambil menatap kulkas.

Didalamnya ada sebuah pudding.

Bukan pudding murah yang dijual di supermarket, tapi yang mahal dari toko kue. Tohka sudah terus-terusan menatapinya dari waktu ia membuka kulkas.

"Ini... Apa aku boleh makan ya..."

Tohka mengulurkan tangannya untuk mengambil pudding itu... Tapi dia mengeleng-gelengkan kepalanya sebelum ia menyentuh pudding itu.

"Tidak... Tidak... Shido mungkin ingin memakannya."

Lalu dia mencoba untuk menutup pintu kulkasnya, tapi...

"T... Tapi, kalau aku hanya menciumnya..."

Tohka menelan ludahnya, lalu dengan pelan-pelan dia mengulurkan tangannya lagi.

Tetapi sebelum ia menyentuhnya, bayangan Shidou yang sedih karena ia tidak bisa memakan pudding itu muncul di pikiran Tohka.

"Tidak... Tidak... Jika begini terus...!"

Tohka menahan tangan kanannya dengan tangan kirinya, menutup pintu kulkas, dan duduk di meja makan. Lalu dia mengambil lakban dan melakban seluruh tubuhnya. Tentunya, ia juga melakban mulutnya yang mengiler.

"............, ........................" (S-sekarang, seharusnya sudah aman.)

Sepuluh menit kemudian, Shidou yang baru pulang sangat terkejut sewaktu ia melihat Tohka dan hampir memanggil polisi.

Tetapi, sewaktu ia mengetahui situasinya, ia tidak bisa berkata apa-apa selain tersenyum dan memuji Tohka sambil mengelus kepalanya.