Difference between revisions of "Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 10 Bab 3"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 317: Line 317:
 
===Bagian 4===
 
===Bagian 4===
   
===Referensi===
+
==Referensi==
 
<references/>
 
<references/>
   

Revision as of 12:38, 26 December 2012

Bab 3 - Turnamen Seni Pedang Zakkaria (Bulan ke-8 Kalender Dunia Manusia 378)

Bagian 1

—Benar-benar bocah yang gak bisa dipahami.

Melihat kebawah kearah wajah tidur yang polos dari atas balok yang tinggi, ia tanpa sadar berfikir seperti itu.

Dua bocah itu menggunakan jerami kering dan keras yang ditumpuk di gudang yang sangat tua sebagai tempat tedur, tertidur nyenyak. Secara penampilan, mereka gak terlihat terlalu aneh. Bocah yang tertidur secara horizontal itu memiliki rambut berwarna kuning muda, dan mata yang sedang tertutup itu berwarna hijau tua. Keduanya adalah warna yang bisa ditemukan dimana saja di area NNM... «Norlangarth Northern Middle». Tinggi badan dan fisik mereka semuanya sesuai rata-rata yang dimiliki bocah seumuran mereka.

Sebaliknya, bocah yang tertidur di kiri yang kakinya terbuka lebar mempunyai rambut dan mata yang berwarna hitam pekat, benar-benar langka. Kesempatan melihat warna gelap lebih umum di area Timur dan Selatan, dan peluang untuk melahirkan anak dengan mata dan rambut hitam di wilayah Utara sangatlah langka, bahkan ada yang bilang kalau peluang itu gak ada sama sekali. Berhubung populasi dari Kerajaan Manusia telah berkembang sampai sedemikian luas, mungkin hal itu bisa terjadi. Bentuk tubuh nya sangat mirip dengan bocah yang disebelah nya, seolah-olah mereka adalah saudara kembar.

163 hari yang lalu, ia diperintahkan oleh «Master» untuk secara langsung mengamati dua bocah itu. ia datang jauh-jauh kesini dari Central Centoria, dan entah kenapa merasa kecewa. Entah itu karena penampilan atau veralism, mereka gak terlihat terlalu berbeda dari orang-orang yang seumuran dengan mereka, tapi ia merasa kalau perencanaan dan kemampuan mereka untuk menghindari bahaya dalam kondisi yang berbahaya itu dibawah rata-rata.

Sudah setengah tahun lamanya ia mengikuti dua bocah itu, berhati-hati agar gak ketauan.

Musim hujan sudah lewat, dan saat musim panas hampir lewat, ia pelan-pelan mengerti kenapa «Master» menyukai kedua bocah itu.

Kurangnya perencanaan dan mematuhi peraturan hanyalah wujud dari rasa ingin tau mereka. Dan juga, imajinasi dan gerakan bocah berambut hitam itu mengagetkan bahkan baginya, yang sudah hidup di dunia ini selama lebih dari 200 tahun. Sejak ia mulai memperhatikan mereka, sering kali it merasa khawatir kalau bocah itu akan melanggar Taboo Index.

Memikirkan hal itu dengan seksama— itu bukanlah masalah. Bocah itu gak akan bisa melakukan hal seperti itu. Dia melakukan hal yang mirip dengan [dia] yang «Master» anggap sebagai musuh bebuyutan nya, menghancurkan perbatasan permanen yang berserakan di seluruh dunia dalam beberapa hari...

Pada saat ini, bocah berambut hitam yang tertidur mulai menggerakkan kaki nya seolah-olah melihat sesuatu. Baju yang berperan sebagai piyama nya itu terbuka sedikit, dan ia hanya bisa menghela nafas, dan bocah itu mulai bergerak-gerak lagi tanpa peduli kalau pusar nya kelihatan.

Musim panas sudah berakhir, dan angin malam terasa agak dingin di wilayah yang bisa disebut wilayah Norlandgarth utara. Banyak celah di gudang ini, dan kalau bocah itu terus tidur di atas jerami dengan pusar terbuka, kemungkinan «Life» miliknya mendapat sedikit penyakit akan sangat besar. Hari berikutnya— Kalender Dunia Manusia 387, Agustus 28th bisa dibilang adalah rintangan terbesar selama perjalanan untuk mereka.

Mereka hanya bisa menghasilkan uang dengan bekerja di peternakan ini selama musim panas, dan meskipun ia berkali kali ingin memberitau agar mereka setidaknya tidur di penginapan di kota, ia gak bisa berinteraksi dengan mereka secara langsung. Sembari ia memperhatikan mereka dengan cemas, kedua bocah itu melanjutkan tidur mereka di gudang yang simpel itu—

Dan pada akhirnya, berakhir seperti ini.

...Mau gimana lagi. Kalau aku ikut campur dengan cara sepert ini, «Master» akan memaafkan ku, pasti.

Ia berdiri diatas balok tinggi dan melambaikan tangan kanan nya. Mengucapkan sebuah mantra, ujung jari nya mengeluarkan cahaya berwarna hijau, membentuk cahaya dari «Elemen Angin».

Ia secara hati-hati membiarkan «Elemen Angin» itu jatuh disamping bocah berambut hitam, 30 cen menuju jerami kering, dan pelan-pelan «melepaskan» nya.

Sedikit angin sepoi-sepoi tercipta dari cahaya itu, menggulung tumpukan jerami yang pelan-pelan menyelimuti pusar bocah yang terbuka itu. Benda itu bukan selimut yang bagus, tapi sepertinya cukup untuk menghalangi angin dingin yang berhembus dari celah gudang.

Ia menurunkan tangan nya dan meneruskan untuk menatap kearah dua bocah yang gak sadar apa yang terjadi sebelum mulai memikirkan apa yang akan dilakukan setelahnya.

Life itu beku permanen, dan penyihir itu sudah menjalankan tugas yang mirip dari «Master» itu selama hampir 200 tahun. Namun, ia gak pernah punya ingatan apapun tentang dirinya merasa tertarik dengan pihak yang diamati. Tapi, ia harus menjadi sebuah fungsi yang tak memiliki «emosi». Tubuh ini bukan tubuh yang dimiliki manusia... Atau lebih tebatnya, bukan sebuah Unit Manusia di «UnderWorld» ini.

Meskipun ia bisa memprediksi kalau bocah itu akan terkena flu tepat sebelum ujian penting nya, masalahnya adalah kenapa ia gak mengacuhkan hal ini, tapi malah menggunakan sihir untuk ikut campur. Atau bahkan, jika bocah itu ambruk, jika sihir itu gagal, misi panjang nya untuk mengamati mereka akan berakhir, dan ia bisa kembali ke pojokan dari perpustakaan besar yang ia rindukan...

Dengan kata lain... bukannya pulang, perjalan nya dengan dua bocah itu akan berakhir seperti ini saja?

Mustahil. Hal ini terlalu gak logis. Ini seperti aku terpengaruh oleh gerak-gerik tak wajar dari mereka berdua.

Aku gak boleh terus memikirkannya. Ini bukan bagian dari misi. Yang harus aku lakukan hanyalah mengikuti dan memperhatikan mereka berdua. Aku harus memperhatikan kedua orang ini— bocah berambut kuning muda Eugeo dan bocah berambut hitam Kirito, pergi ke tempat tujuan mereka.

Ia melengkungkan tubuhnya mundur 5 mil dan melompat dari balok. Ia gak boleh membuat Life nya capek dengan tubuh yang kecil ini, dan ia gak perlu menggunakan sihir. ia mendarat seperti jerami yang mendendap, dan pelan-pelan memindahkan kaki kurus nya ke posisi yang biasanya— ke dalam rambut hitam yang agak panjang dari bocah yang bernama Kirito.

Ia mengencangkan badannya di berbagai helai rambut yang mempunyai warna yang sama dengan nya, dan untuk suatu alasan, menegur dirinya sendiri untuk tubuh kecil nya.

Kedamaian, kenyamanan, keyakinan; di tengah-tengah semua ini, ada semacam emosi yang kuat dari semua hal itu... Dan ia gak bisa berfikir kenapa ia merasa demikian.

—Benar benar bocah yang gak bisa dipahami.

Ia lagi-lagi mempunya pemikiran seperti ini, menutup matanya, dan kemudian tertidur.


Bagian 2

Besok adalah hari terakhir dari bulan Agustus, dan merupakan pagi hari yang sangat jelas.

Kirito meregangkan pungung nya dan membuka mata nya. Ia terlihat agak terkejut saat ia meraih tumpukan jerami yang menyelimuti tubuh nya, dan bangun dengan segera. Ia menggelengkan kepalanya untuk membangunkan dirinya, dan si pengamat yang bersembunyi di rambut nya mengeluarkan lengan dan kaki nya keluar.

Ia pindah ke ujung dari beberapa helai rambut hitam itu dan pindah ke sisi samping nya. Itu adalah tempat yang ia tetapkan untuk mengobservasi. Berhubung Kirito kadang-kadang suka menggaruk kepalanya, ia harus selalu waspada. Life yang dibekukan hanya berarti agar gak berkurang secara natural karena umur, dan Life tetap berkurang saat tubuh mengalami luka. Namun, nilai maksimum dari Life milik nya jauh lebih besar dari pada manusia, dan setelah tubuhnya menyusut, hampir seluruh ketangguhannya masih tersimpan, jadi pukulan mendadak atau apapun itu masih bisa ditahan.

Kirito gak menyadari si pengamat sebesar butiran beras yang bersembunyi di rambut nya dan menyingkirkan tumpukan jerami itu. Ia menggapai tangannya ke pundak partner nya yang sedang tertidur.

"Oi Eugeo. Bangun. Udah pagi."

Goncangan yang kasar dari Kirito menyebabkan bulu mata bocah yang warna nya sama dengan rambut nya menyentak sedikit saat ia membuka matanya. Mata hijau itu terlihat pusing, tapi setelah mengedip keras beberapa kali ia sepertinya meringis dan menyempitkan nya.

"...Pagi, Kirito. Kau masih sama seperti biasanya, bangun pagi-pagi banget setiap hari."

"Kamu nya saja yang kesiangan mulu, bangun, bangun! Kita harus menyelesaikan apa yang harus kita lakukan pagi hari; ayo latihan beberapa «style» sebelum sarapan. Aku masih gak terlalu ngerti «Style» ke-7.”

"Itulah kenapa aku bilang padamu untuk latihan «styles» mu daripada latih tanding melulu... Sulit dipercaya yah kamu itu, jadi all-nighter[1] pada pagi hari turnamen...Eh, agak aneh bilang gitu di pagi hari. Yah..."

"Lupakan tentang 'all-morning' atau 'all-nighter' atau apapun itu, kita hanya punya satu kesempatan ini."

Ucap Kirito lalu memaksa Eugeo untuk bangun, mengumpulkan jerami yang ia gunakan sebagai tempat tidur, dan menyimpan nya di tong kayu di dekat tembok. Ia mengangkat tong kayu yang berisi jerami itu dan pergi menuju pintu keluar.

Pada saat ia berjalan keluar gudang, cahaya yang bersinar dari matahari menyambut matanya. Si pengamat menjauhkan diri dari sinar itu dan bersembunyi di dalam rambut hitam Kirito. Mungkin ia masih terbiasa di pojok perpustakaan besar yang gelap, ia sepertinya terlalu sensitif terhadap cahaya matahari. Namun, Kirito dengan riang mengambil nafas dari udara pagi dan mengatakan hal ini entah kepada siapa.

"Udara pagi memang sangat sejuk. Beruntung aku gak kena flu pada hari yang penting ini."

"Bisa-bisa nya kau berkata seperti itu. Aku gak akan menolong lagi kalau kau tidur dengan pusar terbuka seperti kemarin." Ucap si pengamat dalam hati, dan Eugeo, yang bergerak kebelakang Kirito, berkata,

"Cepat atau lambat kita pasti bakal muak tidur di gudang itu dengan tumpukan jerami. Bagaimana kalau kita gunakan uang kita untuk tidur di penginapan mulai besok?"

"Gak, gak perlu."

Kirito nyengir —tentu saja, mustahil untuk melihat wajahnya dari belakang kulit kepala nya, tapi Eugeo bisa tau kalau ia sedang nyengir nakal— dan berkata,

"Karena, mulai besok, kita akan tinggal di Asrama Zakkaria."

"...Tolong beritau aku darimana kamu mendapat kepercayaan diri seperti iu. Ampun deh..."

Yare yare. Eugeo menggelengkan kepalanya sembari mengangkat tong kayu berisi jerami, seperti yang dilakukan Kirito. Mereka berdua terlihat bersantai, tapi berat dari tong kayu kokoh yang berdiameter 1-mil ini sangat mengejutkan walaupun hanya terisi kumpulan jerami. Seorang anak muda biasa yang seumuran mereka mungkin hanya mampu berjalan 20 langkah sambil mengangkat tong itu.

Alasan mengapa dua bocah kurus ini bahkan gak berkeringat, itu karena «Object Control Authority» milik mereka sangat tinggi. Mereka berdua mampu menggunakan pedang panjang yang bersender di dinding gudang— sebuah objek Kelas 45 «Divine Instrument», semau mereka.

Lalu, bagiamana bisa mereka berdua yang terlihat seperti anak muda yang normal, yang tinggal di pedesaan, memiliki «Object Control Authority» yang sangat besar? Sudah setengah tahun aku mengamati mereka, tapi aku masih gak mengerti kenapa. Tapi, setidak nya bisa dibilang kalau latihan biasa atau latih tanding sampai sekarang gak akan bisa menghasilkan nilai sebesar itu. Mungkin mereka bertarung melawan monster liar level tinggi, tapi monster-monster yang berkeliaran disekeliling desa seharusnya sudah diburu sampai hampir punah. Lebih penting nya lagi, mereka berdua gak punya «Hunter» sebagai Sacred Task kedua mereka, dan jika mereka memburu monster liar lebih dari yang diizinkan, mereka harusnya sudah melanggar dua pasal dari Taboo Index. Jika anak yang sangat aktif dan energetik seperti Kirito gak bisa melakukan itu, berarti anak yang loyal dan jujur seperti Eugeo juga gak mungkin—

Ada satu kemungkinan lagi yang tersisa; mereka mengalahkan musuh yang memberikan peningkatan besar pada «Object Control Authority» mereka yang bahkan gak bisa didapatkan dengan mengalhkan monster liar saja... suatu «Penyusup dari Dark Territory». Tapi pada sisi lain, hal ini gak mungkin dilakukan. Mereka berdua bukan penjaga, dan mustahil bagi mereka untuk melawan Dark Army. Dan juga, Dark Knight yang suka berdatangan, dan goblin pemantau seharusnya sudah dibereskan oleh Integrity Knights yang dikirim dari ibu kota Centoria ke «Mountain Range at the Edge».

Jika di dekat desa Kirito terjadi «invasi» mendadak... itu merupakan masalah yang lebih besar dibanding pertumbuhan mereka yang abnormal. Mungkin itu adalah sebuah pertanda. Bahwa ia menjadi «Waktu yang Dijanjikan» yang akan tiba suatu hari nanti, yang tadinya disangka akan terjadi jauh di masa depan...

Menyembunyikan dirinya di dalam rambut hitam dan merenungkan tentan hal ini, kedua anak muda telah memindahkan tong yang berisi jerami itu ke kandang disamping gudang. Mereka mengisi penuh ember berisi makanan untuk sepuluh kuda dan mengambil sikat untuk menyikat tubuh kuda saat mereka mulai makan. Pekerjaan ini adalah hal pertama yang harus Kirito dan Eugeo lakukan di pagi hari berhubung mereka tinggal sementara di «Peternakan Wilde» yang berada di pinggiran Zakkaria.

Setelah bekerja selama lebih dari 5 bulan, teknik yang mereka berdua lakukan dalam menyisir kuda bisa membuat orang mengira kalau mereka memiliki Sacred Task «Merawat Kuda». Mereka berdua selesai menyisir kuda terakhir, dan semua kuda telah menghabiskan makanan nya. Kemudian, suara lonceng jam 7 tepat berbunyi dari gereja Zakkaria yang jauhnya 3 kilolu dari sini. «Bell of Time-Telling» yang dibangun Gereja Axiom di seluruh desa dan kota dapat terdengar dengan jelas dalam radius 10 kilolu yang suaranya gak akan melemah sama sekali, tapi akan sulit mendengar nya diluar radius itu. Ini mungkin adalah pemikiran psikologis untuk memastikan agar Unit Manusia gak berfikir untuk pergi terlalu jauh, tapi sepertinya hal itu sama sekali gak berpengaruh ke pihak Kirito.

Mereka berdua menggunakan ember yang berisi air untuk membersihkan tangan mereka dan menggantung sikat kuda ke gantungan di pillar. Mereka menggunakan tangan kanan mereka untuk mengangkat tong kosong, dan meninggalkan kandang. Pada momen ini, sambutan yang penuh semangat dapat terdengar, sepertinya sedang menunggu mereka berdua.

““Selamat pagi, Kirito, Eugeo!””

Ke dua suara itu bertumpang tindih satu sama lain. Pemilik suara itu adalah anak gadis kembar berumur 9 tahun dari pemilik peternakan— Telin dan Telulu. Rambut dan mata mereka berwarna coklat kemerahan, dan baju dan rok yang mereka pakai benar-benar sama persis. Satu-satu nya cara untuk membedakan mereka yaitu dengan melihat warna dari pita yang mereka pakai di ponytail mereka. Saat mereka memperkenalkan diri mereka, gadis dengan pita merah adalah Telin, dan gadis dengan pita biru adalah Telulu. Namun, dua gadis yang sangat mirip ini sering kali menukar pita mereka untuk membuat Kirito dan Eugeo salah mengidentifikasi mereka.

"Selamat pagi, Teli..."

Eugeo hampir membalas sambutan mereka seperti biasa, tapi Kirito menghentikan nya dari belakang.

"Tunggu dulu! ada yang sedikit aneh disini..."

Kedua gadis yang mendengar ini menatap satu sama lain, lalu tertawa,

"Ada yang aneh?" "Itu cuma imajinasi mu?"

Suara mereka, wajah mereka, jumlah bintik-bintik di wajah mereka benar-benar sama persis. Kirito dan Eugeo berfikir dan bergumam, menoleh kedepan dan belakang.

Alasan mengapa ada Unit Manusia yang kembar... atau lebih langka nya kembar tiga, bahkan «Master» sendiri gak mengerti sepenuh nya. Setelah berturut-turut ada beberapa kasus kematian Unit Manusia yang terjadi di area sekitar, jumlah anak kembar yang lahir semakin meningkat. Ini mungkin merupakan bagian dari sistem pengaturan populasi manusia, dan kalau itu benar penyebab nya, harusnya gak perlu membuat semuanya sama. Namun, gak ada kelemahan atau kekuatan yang bisa digunakan untuk memastikan hal itu.

—Meski begitu, si «Pengamat» hanya perlu melihat Status Window dari Unit itu secara normal...dalam istilah mereka, disebut «Stacia Window», jadi mudah saja untuk membedakan kedua anak kembar yang menukar pita mereka itu. Dengan kata lain, insting Kirito benar.

Percayalah dengan insting mu sendiri. Si pengamat yang berbaring diatas akar rambut hitam kirito itu bergumam. Kirito gak mendengar suara itu, tapi ia mengangkat tangan kirinya dan menunjuk gadis dengan pita merah.

"Selamat pagi, Telul!"

Kemudian, ia menunjuk gadis dengan pita biru.

"Selamat pagi, Telin!"

Pada saat ia selesai, gadis kembar itu menatap satu sama lain dan berseru, "Kau benar!" mereka menggerakkan tangan mereka yang bersembunyi dibalik badan mereka ke depan, masing-masing memegang keranjang rotan persegi panjang.

"Ini hadiah mu karena sudah menebak dengan benar. Sarapan pie Mulberry!"

"Kami sangat antusias dalam memetik mulberries! Kami menghabiskan waktu seharian untuk memetik nya jadi kalian berdua bisa memenangkan turnamen hari ini!"

"Oh. Aku sangat senang. Terima kasih, Telulu, Telin."

Kirito meletakkan tong kayu kesamping kaki nya dan menjulurkan kedua tangan nya untuk membelai kepala kedua gadis itu. Gadis kembar itu tersenyum dan menatap Eugeo dengan ekspresi agak khawatir.

"...Apa kamu gak senang, Eugeo?"

"Jangan bilang kalau kamu benci mulberry?"

Segera, anak dengan rambut kuning muda nya itu melambaikan tangan nya dengan buru-buru.

"Enggak, bukan seperti itu. Aku juga suka! ...Aku hanya memikirkan masa lalu. Terima kasih."

Mendengar hal itu, gadis kembar itu menunjukkan senyum lega dan berlari ke meja bundar yang terletak diantara kandang dan lahan pengembalaan. Kirito memalingkan wajah dari kedua gadis yang sedang menyiapkan sarapan dengan gerakan yang segar kemudian berjalan menuju Eugeo dan menepuk pundak nya dari belakang.

"Kita harus memenangkan turnamen hari ini dan segera menjadi ranking top dari prajurit jadi kita bisa pergi menuju Centoria tahun depan... Menuju Alice. Ya kan, Eugeo?"

Eugeo mengangguk keras lalu berkata dengan suara yang lembut namun juga kuat.

"Ya, itu benar. Aku menghabiskan waktu lima bulan mempelajari «Aincrad-Style» darimu untuk tujuan itu, Kirito."

Memang hanya percakapan singkat, tapi terkandung banyak pesan penting didalam nya.

Diantara pesan-pesan tersebut, ada istilah yang si pengamat, yang sudah hidup selamat lebih dari 200 tahun sebagai penyihir, gak tau— yaitu nama dari sword style yang gak bisa dibayangkan itu"

Dan juga, ada satu tujuan akhir dari mereka berdua— Unit yang dipanggil «Alice».

Jika Alice yang disinggung disini adalah Unit yang sama dengan Alice yang ada di ingatan nya... keinginan mereka berdua akan sangat jauh dan samar.

Itu karena dia ada di tempat yang sangat, sangat tinggi di «Centoria Cathedral» yang ada di Centoria pusat...

"Kirito! Eugeo! Apa yang kalian berdua lakukan!"

"Cepat kesini! Atau Telin dan Aku akan menghabiskan sarapan nya!"

Gadis kembar yang telah menyelesaikan persiapan nya berseru, dan Kirito segera mendorong pundak Eugeo dan berlari.

Sentakan ini menginterupsi pikiran si pengamat dan menyebabkan nya kembali ke kenyataan. Selama lebih dari 5 bulan, ia telah berkali-kali mengingatkan dirinya sendiri bahwa berfikir bukanlah pekerjaan yang pengamat lakukan. Tapi pada akhirnya ia selalu juga berfikir... Bukan, ia khawatir akan masa depan kedua bocah itu.

Ia berpegangan erat pada sehelai rambut hitam dan menghela nafas untuk kesekian kalinya hari ini.


Setelah sarapan yang berisik, gadis kembar itu meninggalkan sebuah kata-kata, "Kami akan mendukung kalian!" dan pergi.

Mereka menyiapkan sepuluh kuda ke ladang peternakan dan membersihkan kandang. Biasanya, mereka akan menggunakan pedang kayu untuk berlatih, namun hari ini berbeda. Mereka berdua membersihkan tubuh dan rambut mereka disamping sumur —pada saat ini, si pengamat meninggalkan kepala Kirito dan sembunyi di atas pohon yang dekat— dan mereka mengganti pakaian kerja nya dengan pakaian mereka sendiri. Mereka kemudian menghadap ke rumah petani yang gak terlalu jauh.

Istri dari pemilik peternakan, Toriza Wilde mempunyai kepribadian yang polos sebagai pemilik dari peternakan. Itu mungkin alasannya kenapa ia dengan tulus hati menerima mereka berdua yang terlihat agak aneh. Hal itu sama dengan hari ini saat ia menyemangati Kirito dan Eugeo, yang datang untuk menyapa nya, dengan suara lembut dan menyiapkan bekal mereka. Saat ia menyuruh mereka pergi, ia kemudian berkata "Kalau kalian gagal, lupakan tentang menjadi prajurit di kota ini. Jadilah suami Telin dan Telulu!", dan perkataan ini membuat kedua anak muda itu menunjukkan senyum yang agak ruwet.

Mereka meninggalkan rumah itu dan berjalan 3 kilolu di jalanan yang mengarah ke kota. Mereka berdua pada dasarnya gak pernah bicara satu sama lain, dan situasi itu sendiri gak pernah terjadi sebelum nya. Kemungkinan besar, itu karena perasaan gugup. Tiap tahun, pada tanggal 28 Agustus, kota Zakkaria akan mengadakan «Kompetisi ahli pedang area Norlangarth Utara», dan banyak orang dari lebih dari 50 kota atau desa sekeliling yang ikut serta. Pada dasarnya, seluruh peserta adalah orang yang memiliki Sacred Task «Penjaga», dan Kirito dan Eugeo adalah satu-satunya yang ikut tanpa peran seperti itu.

Hanya dua orang bisa bergabung ke pasukan prajurit Zakkaria, yaitu satu perwakilan dari blok timur dan satu dari blok barat, dan mereka berdua gak boleh gagal kalau mereka ingin mewujudkan mimpi mereka, yang merupakan rintangan terberat bagi mereka. Namun, masalah nya adalah apa yang akan terjadi jika mereka berdua berada di blok yang sama, dan kedua anak muda ini mungkin sama sekali gak memikirkan hal itu—

Seiring mereka membiarkan pikiran mereka kemana-mana, suara retakan dari sesuati, *BON*, dapat terdengar.

Ia menjulurkan kepalanya keluar dari kulit kepala Kirito, dan melihat ke jalanan yang ada di sisi lain dari bukit pendek, terbuat dari batu pasir yang berwarna coklat kemerahan. Itu pasti kota terbesar di area NNM, Zakkaria. Pada saat ini, populasi nya berjumlah 1950, dan angka itu gak sampai 10% dari populasi Central Centoria, tapi harusnya hari ini akan tetap ramai di turnamen terbesar yang diadakan tiap tahun ini.

Seiring mereka berjalan ke gerbang Barart, Eugeo berbisik,

"...Sebenarnya, kalau Aku gak melihat nya langsung, Aku mungkin mengira-mengira apakah kota Zakkaria itu benar-benar ada."

"Kenapa?"

Anak berambut kuning muda itu tersenyum mendengar pertanyaan Kirito,

"Itu karena... Pada dasarnya gak ada satupun orang dewasa di Desa Rulid yang pernah melihat Zakkaria. Mantan kepala-penjaga Doyke punya hak untuk ikut serta dalam turnamen, tapi gak pernah melakukan nya sampai kemudian ia pensiun. Aku bahkan gak pernah mendapat kesempatan untuk pergi ke Zakkaria atau semacam nya sebagai «Penebang Gigas Cedar». Kalau itu adalah tempat yang gak ada satupun dari orang-orang di desa pernah kesana sebelumnya, dan tempat yang aku gak bisa lihat..."

"Jadi kamu membuktikan nya dengan mata kepalamu sendiri."

Kirito menggumam menggantikan Eugeo, kemudian tersenyum dan menambahkan.

"Baguslah Zakkaria itu benar-benar ada. Jika kota ini ada, itu menjadi bukti kalau Centoria bukanlah sekedar kebohongan."

"Ya. Itu... benar-benar sulit dipahami. Kita melakukan perjalanan dari Rulid selama lebih dari 5 bulan, dan meskipun kita tau kalau dunia ini bukan hanya desa itu saja, itu masih berasa luar biasa sekarang... Benar-benar luar biasa."

Meski ia dapat mengerti kata-kata yang diucapkan Eugeo, ia merasa kalau kekaguman Eugeo benar-benar aneh. Penyihir yang mengabdi pada «Master» yang sudah hidup bertahun-tahun lamanya sudah melihat Centoria dan seluruh dunia manusia yang besarnya 1.500 kilolu. Kapasitas informasi nya jauh melebihi seluruh Unit Manusia kecuali para «Integrity Knights». Namun, ada area yang gak diketahui juga. Itu adalah sisi lain dari «Mountain Range at the Edge» yang mengitari dunia manusia... Dark Territory. Hanya ada beberapa rumor seperti bagaimana disana ada beberapa kota dan desa dan bagaimana disana bahkan ada kota hitam pekat yang sangat besar disana... Suatu hari, ia pasti akan mendapatkan kesempatan untuk membuktikan eksistensi itu dengan mata kepala nya sendiri.

Mustahil... Semua itu hanya khayalan tanpa dasar, tapi jika kami terus mengamati kedua bocah ini, mungkin suatu hari—

Sepertinya, ia berfikir tentang hal seperti itu.

Goncangan yang tak diduga hampir membuat ia meloncat keluar dari kepala Kirito. Ia dengan panik berpegangan erat ke rambut hitam dan melihat kedepan tanpa berfikir apa-apa.

Yang terlihat oleh mata nya adalah seekor kuda yang mengangkat kaki depan nya. "Hihihihihi", kuda itu mengeluarkan suara yang seolah-olah sedang menangis dan kelihatan sedang mengusir penjaga Zakkaria yang sedang naik diatas nya. Goncangan yang tadi mungkin adalah Kirito yang membungkukkan badan nya, mencoba untuk menghindari amukan kuda.

Di gerbang Barat 10 Mel dari kota, penjaga yang mengendarai kuda ada di atas jembatan batu di depan parit, dan kuda itu mulai mengamuk tanpa kendali saat Kirito sedang menyebrang jembatan itu.

"Be...Berhenti, BERHENTI!"

Penjaga yang duduk diatas pelana itu mati-matian mencoba untuk menarik tali kekang, mencoba untuk menenangkan kuda itu, tapi sepertinya gak berpengaruh apa-apa. Binatang hidup seperti kuda butuh Control Auhority yang besar, tapi Unit yang memiliki «Penjaga» sebagai Sacred Task nya seharusnya dapat memenuhi kondisi ini.

Kalau begitu, ada beberapa alasan mengapa kuda itu gak mau mendengar pengendara nya dan mengamuk. Contohnya, kurangnya makanan atau air yang menyebabkan Life nya berkurang, atau kuda itu merasakan adanya monster buas yang berbahaya sedang mendekat— Namun, sepertinya dua kondisi ini gak ada hubungan nya.

Saat ia lanjut untuk mencari kesimpulan, kuda yang mengamuk itu mulai mengangkat kaki depan nya. Kirito, yang ada tepat dibawah nya yang menunduk untuk menghindari nya, gak bisa sepenuh nya menghindar. Orang-orang yang lewat, yang melihat situasi aneh yang sedang terjadi ini, berteriak. Bahkan Life pria dewasa bisa berkurang setengah jika diinjak oleh kuda dengan momentum seperti itu...

"BA-BAHAYA...!"

Seseorang berteriak, dan dalam sekejap, Kirito bergerak, bukan kebelakang — namun kedepan. Ia menghindari nya dengan mengelak ke samping kaki kuda itu, menggunakan tangan nya untuk menahan kepala kuda dengan kencang, lalu berkata dengan nada yang tajam,

"Eugeo, belakang!"

Saat ia berkata seperti itu, si partner sudah bergerak terlebih dahulu. Sementara Kirito menahan kuda itu, Eugeo pergi kebelakang dan dengan cepat menarik ujung ekor nya yang dari terus bergerak-gerak dengan kedua tangan nya. Tangan nya yang secepat kilat mengambil sesuatu dari ekor coklat kuda itu, kemudian, kuda yang mengamuk itu tiba-tiba menjadi tenang.

Kirito dengan lembut membelai hidung kuda yang terengah-engah itu.

"Oke, oke, udah gak apa-apa sekarang— Tuan penjaga, tolong lepaskan tali itu."

Penjaga yang masih muda yang ada diatas pelana itu menganggukkan kepala nya yang pucat dan mengendorkan tali kekang yang terikat dengan ketat. Pada saat yang sama, Kirito menggerakkan tangan nya menjauhi kepala kuda itu dan melangkah kebelakang. Kuda itu kemudian berbalik kebelakang dan dipacu kembali ke lokasi yang ditentukan di samping kanan dari jembatan batu. Penonton yang ramai itu mengeluarkan suara lega.

Si pengamat yang masih berada di rambut Kirito menghembuskan nafas dengan lega bersamaan dengan penonton. Tanpa sadar menjulurkan tangan nya untuk melindungi dirinya sendiri dari depan. Ia hampir saja menggunakan sihir pelindung nya untuk melindungi Kirito dari tendangan kuda itu. Gak, jika saat itu Kirito gak mengambil tindakan, ia mungkin sudah menggunakan sihir itu. Sebagai pengamat, hal itu adalah sesuatu yang gak boleh dilakukan.

Bocah yang gak tau tentang keberadaan penumpang kecil diatas kepalanya menghela nafas nya sembari menaruh tangan nya didekat dada nya, berjalan ke samping partner nya, dan berbisik,

"...Seekor «Large Marsh Horsefly»?”

"Tepat."

Eugeo membalas nya dengan pelan dan meliha kesekitar. Setelah ia mengecek para pejalan kaki yang tadinya berhenti dan kembali berjalan dan penjaga yang sedang fokus ke kuda kesayangan nya, ia memberikan sesuatu yang ada di tangan kanan-nya kepada Kirito.

Yang ada di tangan nya adalah serangga bersayap yang panjang nya 4 cen dengan belang merah dan hitam di daerah perutnya. Itu terlihat seperti lebah, tapi gak ada sengatan beracun di badan nya. Namun, ada satu tonjolan tajam di mulut nya.

Diantara «serangga berbahaya» yang ada untuk membatasi gerakan Unit Manusia, serangga ini gak berbahaya karena gak akan memberikan gangguan langsung kepada manusia. Meskipun bisa saja memberikan sedikit serangan ke Life setelah menghisap darah, serangga itu hanya menyerang kuda, hewan ternak, dan kambing. Alasan mengapa kuda kesayangan penjaga itu mengamuk karena kuda itu telah digigit oleh Large Marsh Horsefly dibagian bokong.

"Rasanya aneh..."

Kirito bergumam sembari meraup serangga yang terbunuh saat tertangkap oleh tangan Eugeo.

"Seharusnya gak ada rawa-rawa disekitar sini, kan?"

"Ya. Aku diberitau pada hari pertama kita bekerja di peternakan Wilde. Rawa terdekat ada di dekat hutan di barat, dan kita seharusnya gak boleh membawa kuda kesitu."

"Hutan di timur itu sekitar... 7 kilolu dari Zakkaria. Harusnya gak mungkin bagi Horsefly yang tinggal di rawa itu terbang jauh ke sini."

Merespon pertanyaan Kirito, Eugeo memiringkan kepalanya sedikit, dan kemudian berkata dengan nada yang samar,

"Meskipun begitu... Masih mungkin bagi mereka untuk menyelinap ke barang bawaan suatu pedagang yang datang kesini, kan?"

"...Yah, mungkin saja."

Seiring mereka berbincang, serangga yang ada di antara jari-jari Kirito kehilangan warna merah nya dengan cepat. Life dari serangga itu sangat rendah, dan «Serangga Mati» bahkan mempunyai Life yang lebih rendah, jadi mayat mereka hanya akan bertahan sekitar satu menit.

Segera, Large Marsh Horsefly yang berwarna abu-abu terang mengeluarkan suara pelan lalu hancur seperti pasir, membebaskan dirinya dari tubuh yang kecil yang kemudian lenyap.

"Fuu", Kirito meniup jari-jari nya, dengan acuh melihat kesekeliling, dan kemudian sedikit mendengus.

"Yah, mau itu kau atau aku, kita benar-benar beruntung gak terluka tepat sebelum turnamen yang penting ini. Syukurlah kita tinggal dengan kuda di peternakan setiap hari."

"Ah, iya. Kalau kita menjadi prajurit, bagaimana kalau kita mencoba jadi pasukan berkuda?"

"Kita datang jauh-jauh kesini, jangan bilang kata-kata 'kalau', Eugeo. Kita pasti menjadi prajurit tak peduli apapun rintangan yang menghadang."

Eugeo menatap balik wajah nyengir Kirito dengan ekspresi yang terkaget.

"Rintangan... Kita harus memenangkan turnamen, jadi pasti akan ada banyak lawan."

"Ah... Ya, itu benar. Yang ingin aku katakan adalah, jangan sampai lengah sebelum turnamen. Mungkin saja akan ada banyak kejadian tak terduga seperti yang terjadi barusan."

"Eh, sangat tak terduga kalau ternyata kamu itu orang yang sangat hati-hati, Kirito."

"Tentu saja. Aku gak bisa akrab dengan orang-orang ceroboh yang gak berfikir dulu sebelum bertindak."

Setelah berkata seperti itu, Kirito menepuk punggung Eugeo,

"Oke, ayo isi perut kita dulu sebelum turnamen."

Bagian 3

Bagian 4

Referensi

  1. all-nighter : orang yang bekerja semalaman tanpa tidur, contohnya A belajar semalaman untuk ujian besok