Difference between revisions of "Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 9 Prolog II"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 1: Line 1:
{{Incomplete}}
 
 
 
==Prolog 2==
 
==Prolog 2==
   
Line 1,219: Line 1,217:
   
   
  +
<references/>
 
 
<noinclude>{{SAOIndo Nav|prev=Jilid 9 Prolog I|next=Jilid 9 Selingan I}}</noinclude>
 
<noinclude>{{SAOIndo Nav|prev=Jilid 9 Prolog I|next=Jilid 9 Selingan I}}</noinclude>

Revision as of 17:39, 28 June 2013

Prolog 2

'Juni 2026'

Bagian 1

Sambil meminum kopi susu dingin, menikmati wewangian yang menenangkan dan memasukkannya ke tenggorokan, Asada Shino medesah panjang.

Dia melihat dengan samar payung penuh warna melintas lewat kaca jendela antik. Dia tidak suka hujan, tapi ada di bangku meja di kafe ini, yang lebih seperti markas geng, dan melihat jalan yang becek tidak akan membuatnya murung. Perabotan di dalam kafe tidak terlihat canggih sama sekali, dan bau khas dari dapur di balik counter membuatnya berkhayal, seperti jatuh ke batas antara dunia nyata dan dunia virtual. Waktu sekolah yang selesai sejam yang lalu terasa seperti dari dunia yang berbeda.

"Hujannya lumayang deras, bukan."

Butuh waktu beberapa saat sebelum dia sadar suara bariton yang berasal dari balik counter ditujukan padanya. Tentu saja, karena tidak ada pelanggan yang lain. Memfokuskan pandangannya ke arah master berkulit gelap itu, yang sedang membersihkan gelas kaca dengan hati-hati, Shino menjawab:

"Yep, sekarang masih musim hujan kan. Kelihatannya hujannya bakal berlanjut sampai besok."

"Aku yakin ini ulah penyihir Undine."

Raksasa bermuka seram itu mengatakannya dengan wajah merah, sebelum tanpa sadar tersenyum kecut.

"....... Waktu kamu bercanda, tidak akan lucu kalau wajahmu seperti itu, Agil-san."

"Mu......."

Suasana di kafe dan bar, penjaga «Dicey Café» Agil meraba-raba kening dan mulutnya untuk membentuknya 'seperti itu', dan kelihatannya bisa membuat anak kecil menangis melihatnya, Shino yang melihatnya hanya bisa tertawa kecil. Dia kemudian mengangkat gelasnya dan meminum kopinya.

Kenapa dia bisa mengetahui reaksi Shino? Tepat setelah Agil membuat wajah aneh tapi menghibur tadi, bel pintu berbunyi. Pelanggan tadi berhenti tepat saat dia masuk ke dalam dan melihat wajah master, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata,

"..... Hei Agil, kalau kamu menyambut semua pelanggan dengan wajah itu, kafe ini akan bangkrut dalam waktu dekat."

"B-Bukan seperti itu. Ini cuma guyonan kok."

".....Nggak, itu juga salah."

Setelah menunjukkan kesalahan Agil, dia memasukkan payungnya ke dalam tong wiski di dekat pintu sebelum melihat Shino dan mengangkat tangan kanannya.

"Otsu."

"Kamu telat."

Dia menampakkan muka sedikit marah saat menjawabnya, orang yang ditunggunya —————— Kirigaya Kazuto menunduk sebelum minta maaf,

"Maaf, aku belum pernah naik kereta untuk beberapa saat...."

Dia duduk di kursi yang berlawanan dengan Shino, lalu melepaskan kemejanya.

"Kamu nggak naik sepeda hari ini?"

"Aku nggak mau naik sepeda waktu hujan.... Agil, satu Caffe Shakereto."

Shino melihat Kirito yang dengan santainya memesan minuman yang jarang dipesan, lehernya sama dengan avatarnya di dunia virtual, wajahnya juga tidak bisa dibilang sehat.

"......Bukannya kamu terlalu kurus? Makanlah lebih banyak."

Shino mengatakannya dengan khawatir, tapi Kazuto mengisyaratkan 'tidak' padanya.

"Sekarang berat badanku mungkin naik lagi. Tapi mulai Jumat sampai minggu, mungkin turun lagi....."

"Latihan di gunung?"

"Nggak, cuma tidur."

"Terus kenapa kamu tambah kurus?"

"Puasa makan dan minum."

".....Hah? Kamu bertapa atau ngapain?"

Shino menggelengkan kepalanya karena dia tidak tahu apa maksud kata-katanya, dan bersamaan, suara klik-klak pelan terdengar dari balik counter. Dia melihat master yang sedang mengocok shaker perak dengan cepat, yang tidak cocok dengan tubuh besarnya —————— tapi mengatakannya juga tidak sopan. Saat Shino memikirkannya, Agil menuangkan isinya ke dalam gelas coupe yang besar, sebelum meletakkannya ke atas nampan dan membawanya.

Gelas yang dibawanya ke tempat Kazuto berisi cairan cokelat muda dengan busa cokelat lembut.

"Ini Caffe...... apalah atau kamu pesan yang lainnya juga?"

Shino bertanya, Kazuto kemudian menggeser gelas itu kearahnya. 'Itadakimasu,' dia mengangkat gelasnya sambil bergumam, dan meletakannya di mulutnya. Tekstur dari busa lembut yang tebal, rasa sejuk yang menenangkan, dan aroma kopi yang akhirnya keluar, setelah meminumnya, rasa manis yang keluar sesudahnya masih terasa. Sangat berbeda dengan cafe au lait dingin kalengan yang bisa dibeli di mesin penjual di sekolahnya.

"..............Rasanya enak."

Setelah Shino memuji minuman itu, Agil menampakkan wajah puas sebelum memukul-mukul lengannya.

"Tanpa tangan bartender yang hebat, hasilnya nggak bakal seperti itu."

"Nggak bisa berhenti membanggakan kemampuanmu sejak kembali ke sini, huh. Lagian, Agil, bau apa ini?"

Kazuto bertanya setelah mencium sesuatu, sang penjaga toko berdehem dan menjawab,

"Kacang panggang gaya Boston. Tangan yang kuat ini....."

"Heh——, masakan khas kampung halaman istrimu, ya? Kalau begitu aku pesan itu."

Agil, yang ucapannya dipotong, pergi dengan mulut berbentuk へ; Kazuto mengambil gelas di depan Shino, kemudian meminumnya. Setelah menghembuskan nafasnya, dia mengatur letak kursinya, sebelum memandang kedepan.

"...............Gimana kondisinya sekarang?"

Dia mengerti maksud dari pertanyaan yang tiba-tiba itu. Tapi, Shino tidak menjawabnya langsung, dia mengambil gelas Kazuto lagi, kali ini meminumnya lebih banyak. Saat busa lembutnya menuruni tenggorokannya, aroma yang kaya masuk ke dalam hidungnya. Rangsangan tadi mengumpulkan ingatannya, dan mengubahnya kedalam satu kalimat,

"Ya..... Dia keihatannya sudah lumayan tenang."

Enam bulan lalu, pada 2025, insiden «Death Gun» terjadi.

Salah satu dari tiga pelakunya adalah teman Shino satu-satunya, Sinkawa Kyouji, sudah menerima pengecualian setelah masa percobaan yang panjang untuk kasus juvenile, dan sekarang dia dipindahkan ke tempat rehabilitasi juvenile bulan lalu.

Saat masa percobaan, dia selalu terdiam, bahkan psikiater ahli yang didatangkan tidak bisa membuatnya bicara; tapi, setelah enam bulan setelah kejadian tersebut, dia mulai menjawab pertanyaan dari psikiater, sedikit demi sedikit. Shino bisa menebak alasannya. Enam bulan —————— lebih tepatnya seratus delapan puluh hari, adalah batas tunggakan pembayaran dalam game VRMMO <<Gun Gale Online>>. Setelah batas waktu itu habis, diri Shinkawa Kyouji yang lain, atau bisa dibilang dirinya yang sesungguhnya <<Spiegel>> akan menghilang dari server GGO, yang membuat Kyouji bisa menerima kenyataan.

"Aku ingin mengunujnginya setelah dia sudah agak baikan. Mungkin kali ini dia membolehkanku menemuinya."

"Aku mengerti."

Setelah dia merespon jawaban Shino, Kazuto memadang ke arah hujan. Setelah beberapa saat terdiam, Shino memecah keheningan dengan memasang muka tidak puas.

"——————Hei, harusnya, sekarang kamu menanyakan apa aku baik-baik saja, kan?"

"Eh, ah, B-Baiklah, ————Erm, lalu bagaimana dengan Sinon?"

Setelah sukses membuat Kazuto panik, Shino tersenyum puas.

"aku sudah melihat semua film aksi yang kamu pinjamkan. Yang paling kusuka mungkin yang ada adegan laki-laki yang menghindari tembakan dengan menggelinding ke depan. Kalau kamu ingin kembali ke GGO lagi, akan kutunjukkan waktu latihan nanti."

"B-Benarkah? Kalau begitu bagus...... Tolong jangan susah-susah....."

Melihat kirito yang tersenyum kebingungan, Shino harus menahan tawanya.

Rasa takut pada senjata api yang dialami Shino selama lebih dari lima tahun, sampai sekarang tidak bisa dibilang hilang sepenuhnya. Meskipun kelihatannya dia suka melihat film-film aksi, saat melihat senjata api di poster-poster di pinggrian kota, atau di jendela toko mainan tanpa sengaja masih membuatnya kaget.Kalau dipikir-pikir, mungkin itu cuma reaksi kaget yang biasa. Karena dia tidak yakin jika dia tidak akan bertemu seorang kriminal dengan senjata api di dunia nyata suatu hari.

Sebagai tambahan, Shino merasa hilangnya rasa tertekan saat melihat gambar dan foto senjata api, seperti pingsan atau muntah, sudah lebih dari cukup. dia juga tidak lagi merasa dikucilkan di sekolah. Sekarang dia bisa makan bekal dengan beberapa temannya. Tapi, itu selalu menyufutkan Shino karena mereka selalu membahas tentang anak laki-laki yang menunggunya di depan gerbang untuk memboncengnya dengan sepeda.

Saat Shino tanpa sadar memikirkan hal itu, Kazuto sadar ekspresinya yang melunak, dan mengangguk,

"Kalau begitu, semua tentang insiden Death Gun sudah selasai, kan?"

"Ya...... Itu.... benar."

Shino juga mengangguk dengan pelan, sebelum menutup mulutnya. Ada sesuatu, dia berusaha untuk mengingatnya dari pikirannya dan mengeluarkannya, tapi sebelum itu, penjaga toko datang dari dapur sebelum meletakkan dua piring panas di meja.

Melihat kacang merah dengan potongan daging asap di tengah-tengah membuat perutnya keroncongan, yang sudah makan siang. Shino mengambil sendok seperti dia sangat menginginkannya. Saat itu juga, dia sadar dan menarik tangannya seraya berkata,

"Ah, A-Aku nggak pesan ini."

Lalu, ekspresi jail muncul di wajah sang penjaga toko.

"Nggak apa-apa, itu traktiran.... dari Kirito."

Saat Kazuto yang mendengarnya akan memprotesnya, penjaga toko tersebut sudah kembali ke balik counter tanpa suara. Saat Shino berusaha menahan tawanya, dia mengambil sendok lagi sebelum melambaikannya ke Kazuto.

"Terima kasih traktirannya."

"...... Ah, tidak apa-apa. Aku barusna menyelesaikan pekerjaan sampinganku, jadi dompetku masih penuh."

"Heh, kamu kerja sampingan? Kerja apa?"

"Yang kubilang tadi tentang tidak makan dan minum selama tiga hari. Mm, kita bisa bicara tentang itu setelah pembicaraan kita hari ini selesai. Sekarang ayo kita makan mumpung masih hangat."

Kazuto mengambil botol mustard dan menuangkannya di pinggiran piring lalu memberikannya ke Shino. Shino juga melakukan hal yang sama lalu menyenendokkan kacang merah ke dalam mulutnya.

Ras khas dan sederhana dari masakan barat bisa terasa dari kacang merahnya, yang sangat lembut bahkan sampai ke dalam dan sangat manis. Daging asap yang tidak berlemak, langsung tersobek-sobek di dalam mulutnya.

"Ini juga..... sangat enak."

Saat dia mengatakannya, dia memandang ke arah Kazzuto yang sedang makan dengan rakus sebelum bertanya,

"Katanya ini gaya Boston kan? Bumbu apa yang dipakai ya?"

"Hmmm.... Aku lupa namanya tapi, kelihatannya seperti sirup yang dibuat dengan kasar. Apa namanya Agil?"

Penjaga toko itu, yang sedang menggosok gelas, mengarahan pandangannya ke mereka sebelum menjawab,

"Molase."

"Ah, itu dia."

"Heh.... untuk masakan Amerika, kukira kamu cuma tahu hamburger dan ayam goreng."

Bagian terakhir dari perkataannya dikatakannya dengan berbisik, Kazuto menjawabnya dengan senyuman kecut,

"Penilaian yang salah. Aku juga banyak ngomong dengan orang di sana."

"Ya, pastinya. beberapa hari yang lalu, aku sedang ngomong-ngomong dengan cewek dari Seattle di server internasional GGO selama tiga jam. Ah———, tapi.... cuma dia yang tidak bisa kupahami....."

"Dia?"

Kazuto, yang sudah menghabiskan lebih dari setengah bagiannya, mengulangi kata tersebut sambil mengunyah.

"Itu tentang topik hari ini. Kamu tahu tentang final individual perlombaan Bullet of Bullet keempat minggu kemarin, kan?"

Disingkat sebagai <<BoB>>, itu adalah nama untuk turnamen battle royale untuk menentukan yang terkuat di Gun Gale Online, Kazuto langsung mengangguk.

"Ya, aku melihat siaran langsungnya dengan semuanya. Oh, aku belum mengucapkan selamat kepadamu. ......baiklah, mungkin hasilnya agak mengecawakan Sinon. Bagaimanapun, selamat karena menjadi juara kedua."

"T..... Terima kasih."

Dia memasang wajah serius untuk menutupi rasa malunya, lalu dengan cepat melanjutkannya,

"Kalau kamu sudah melihatnya jadi lebih cepat. Meskipun pemenangnya adalah pemain dengan nama <<Satrizer>>...... Dia, ini adalah kali kedua dia menjadi pemenang."

Kazuto yang mendengarnya berkedip beberpa kali, dan sadar kembali sesaat kemudian.

"Kalau dipikir-pikir.... waktu di arena BoB ketiga yang kuikuti, kamu bilang kalau ada player dari Amerika yang hanya menggunakan pisau dan pistol tapi berhasil memenangkan turnamen pertama......————Eh, tapi aku yakin sejak turnamen kedua, servernya sudah dipisah menjadi US dan JP, jadi nggak mungkin untuk masuk kesini dari amerika, kan?"

"kelihatannya sih seperti itu..... Sebenarnya, nggak ada player dari Amerika waktu turnamen kedua dan ketiga. Tapi kali ini entah kenapa sekarang dia bisa melewati pengamanannya, atau ada koneksi ke tim manajemen....... Tapi, bagaimanapun caranya dia diterima. Pasti kamu bisa membedakan sang legenda <<Satrizer>> hanya dengan melihatnya bertarung sekali."

"Ya.Bahkan meski melalui layar broadcast,aku perhatikan kalau Sinon bersemangat sekali."

Kazuto menyeringai sambil berkata begitu.Shino mencibir sebelum membalasnya.

"B-Bukan cuma aku.Semua ketiga puluh finalis… bukan,karena ia tidak termasuk,semua kedua puluh Sembilan finalis bersemangat juga.Dan bahkan ada beberapa diantara mereka yang kalah dengannya di turnamen pertama.Meskipun Amerika adalah kampung halaman bagi FPS,tetapi menerobos masuk ke dalam babak battle royale GGO Jepang,yang asal mulanya dari mesin «The Seed»....namun ketika tirai itu dibuka....."

"Pengulangan dari turnamen pertama...Ya kan?"

Shino menggangguk dengan menonjolkan dan menekuk bibirnya membentuk ヘ.Sendok di tangan kanannya membawa satu potongan dadu tebal bacon yang terakhir ke mulutnya, mengecap rasa yang sederhana namun kaya dari makanan itu membuatnya mengatur ulang pikirannya,dan memori tentang minggu lalu kembali muncul.

"… meskipun hasilnya seperti itu,topik pembicaraan nalah berkutat seputar kemenangan sempurnanya.Karena laki-laki itu,pada awalnya,tak punya senjata apapun."

"Eh… bertangan kosong?"

"Ya.Nah,daripada senjata,ia malah memiliki skill «Army Combative».Ia mengalahkan target pertamanya hanya dengan teknik gulat,merampas senjata dari targetnya,lalu menggunakannya pada target selanjutnya…ia hanya mengulang-ulang hal itu.Adegan dimana ia menggunakan tangan kosong untuk mengalahkan player-player lain ketika mereka sedang me-reload senjatanya tak hanya terjadi dua ataupun tiga kali.Bisa dibilang…pertarunganny berada pada dimensi yang berbeda…."

Shino bergumam sambil mengeluarkan sebuah helaan nafas,Kazuto melipat tangannya sebelum menggelengkan kepalanya,

"Tetapi…. Singkatnya, pembangunan kekuatan Satrizer berdasarkan pada tipe serangan jarak dekat,bukan?Jika begitu,ia harusnya tidak dapat membalas serangan dari jarak menengah atau jarak jauh,ya kan?Terlebih,lebih dari setengah pemain GGO adalah pemain bertipe begitu…"

"Kau… kau sebenarnya lihat nggak sih adegan ketika aku kalah darinya?"

"Yeah,di ALO.Ketika Satrizer mendekati tempat persembunyianmu dalam garis lurus dan kurang dari 3 menit jaraknya,semua orang terpekik『Jangan lewat situ―!』atau『Sinon, awas di belakangmu―!』bersama-sama."

"Ya,yang itu."

Shino menghela nafas besar seolah-olah terpukau dan di saat yang sama malu akan adegan yang terngiang-ngiang dalam benaknya,sebelum berkata dengan nada bicara setenang yang ia bisa.

"Aku mendengar dari sebelas orang yang telah dikalahkannya olehnya secara langsung setelah turnamen,hampir semua dari mereka dikalahkan dengan metode yang sama.Ia harusnya tak punya data tentang mereka,namun ia bisa membaca dengan jelas pergerakan mereka,sembari menyergap mereka dalam jarak yang sangat sangat dekat,membunuh mereka tanpa memberi meraka waktu untuk menggunakan senjatanya.Aku tak tahu sih kalau di Amerika,tapi jauh sebelum seorang yang bertarung dengan teknik gulat di server JP,bahkan seseorang yang menggunakan pisau untuk bertarung belum pernah terjadi… "

"… Eh, kudengar setelah turnamen ketiga, jumlah player yang menggunakan light saber meningkat juga…"

Pada Kazuto yang mengatakan hal itu dengan pelan,Shino secara tak sengaja memberikan sebentuk senyuman pahit.

"Itu… mereka hanya coba-coba meniru pertunjukan mengesankanmu.Itu benar bahwa di awal-awal tahun,ada beberapa player yang berlatih untuk memotong peluru dengan light saber,tapi kelihatannya tak ada satupun yang benar-benar bisa melakukannya dengan sempurna."

——Bahkan meskipun ia berkata seolah-olah itu tentang orang lain,Shino sendiri juga telah membeli light saber ukuran kecil dan berlatih diam-diam dengan mob tentara.Sebagai hasil dari perjuangan satu bulannya,selain tembakan pertama dari senapan serbu cepat,dia masih belum bisa mencapai level yang dibutuhkan untuk mempertahankan dirinya dari serangan peluru yang datang berturut-turut,dan tanpa mampu bertahan melawan paling tidak tiga tembakan beruntun,light saber itu tak bisa digunakannya di pertarungan yang sesungguhnya.Impian untuk mencapai level Kazuto,yang mampu mempertahankan dirinya dari lebih dari 10 tembakan beruntun,tetaplah sebuah impian,dan dia pada akhirnya menyerah.Light saber itu sekarang hanya bertindak sebagai jimat di dalam penyimpannya.

Akan tetapi,jika saja waktu itu,ia mengeluarkannya dari penyimpanannya dan meng-equipnya di pinggangnya,ia pun bertanya-tanya apakah ia mampu melukai Satrizer.Shino segera menggelengkan kepalanya.Ini bukan saatnya untuk itu.Ganti pemikiran,kembali ke topik.

"…. Toh,tak ada satupun JP payer yang mampu membidiknya dengan senapan mereka,apalagi menembaknya.Apa yang benar-benar mengerikan dari Satrizer bukanlah teknik serangan jarak dekatnya,namun kemampuannya untuk memprediksi situasi pertempuran."

"Ya....Aku tahu...Tapi,memangnya sesuatu seperti itu mungkin….? Itu mungkin bisa saja sih jika melawan pemula, tapi orang-orang yang berpatisipasi dalam pertempuran utama BoB adalah para veteran,peluang untuk memprediksi tindakan mereka dengan ketepatan 100 persen harusnya tak mungkin ada…"

Pada kata-kata Kazuto,yang raut mukannya masih dalam keraguan,Shino mengangkat bahunya pelan sembari menjawab,

"Ia mengalahkan lebih dari sepuluh orang dengan cara yang sama.jadi itu sudah tak bisa lagi dianggap sebagai kebetulan belaka.Nah…. bahkan meskipun mereka veteran,mereka mungkin masih setia bergerak dalam pola tindakan mereka.Untuk lapangan ini,mereka harus menentukan posisi mereka disini,atau menggunakan rute ini untuk pergerakan mereka nantinya, itulah hal yang mungkin menjadi lubang dari teori para veteran itu." Sembari ia bicara,Shino merasa ia menyadari sebuah fakta tertentu dan memberikan sebuah helaan nafas kecil.
Saat itu,tepat sebelum hasil akhir dari turnamen keempat BoB.

Shino,yang menjadi orang terakhir yang melawan Satrizer,sedang berada di sebuah sniping point bersama Hecate II kesayangannya di atas lantai puncak dari bangunan yang separuh runtuh.Prediksinya adalah,dari jendela lantai itu ia seharusnya bisa mengkonfirmasi posisi Satrizer,karena ia harusnya melintasi jalanan dibawahnya.

Akan tetapi,musuh telah membaca prediksinya dan bersembunyi di dekat sniping pointnya di gedung yang sama tepat di depannya.Menunggu sampai ia menyiapkan senapannya di bipod dan berbaring dalam posisi tiarap……mendekatinya dari belakang,bagaikan seekor kucing yang menyerang mangsanya. Akan tetapi,Shino sebenarnya tak ingin berada di lantai paling atas,namun lantai tepat dibawahnya,yang ketinggiannya masih bisa menyediakan cukup sudut untuk melakukan tembakan.Alasan ia tak jadi melakukannya adalah karena adanya sebuah perpustakaan di lantai bawah itu.Memori yang terbangun kembali dari hal itu semata-mata hanya karena perpustakaan adalah tempat ia bersantai di waktu SMP ,jadi itu bisa mengganggu konsentrasinya.Di saat Shino tersadar ia telah melamun untuk sesaat,ia telah sampai di lantai puncak.Dan di dalam bayangan lantai itu,ada musuhnya yang telah menunggunya dengan sebuah serangan diam-diam….

Dengan kata lain,Satrizer bisa memprediksi bahwa Shino tak akan berada di lantai dengan perpustakaan di dalamnya malahan ia akan mempersiapkan posisi sniping-nya di lantai atasnya.Akan tetapi,alasan ia mengganti sniping point-nya bukanlah keputusan rasional yang diambil seorang sniper,tapi seluruhnya adalah sebuah alasan pribadi.Bisa membaca tindakan sniper Sinon adalah satu hal,tapi ia seharusnya tak bisa melihat menembus dunia nyata Asada Shino si kutu buku.Mungkinkah itu hanya sebuah kebetulan Satrizer memutuskan untuk mengambil lokasi persembunyian di lantai puncak gedung yang sama?Ataukah ia melihat perpustakaan itu dan yakin bahwa Shino takkan memilih tempat itu untuk suatu alasan?

Jika yang benar adalah alasan kedua,ia tak mendasari prediksinya berdasarkan data maupun pengalaman.Tapi melalui sesuatu yang melampaui kategori skill dalam VRMMO game players…yaitu membaca pikiran orang lain....

"....non. Oi, Sinon."

Dengan jari tangan kanan yang menjulur dan tertahan di tengah udara,Shino bekedip dan mengangkat wajahnya.Saat matanya bertemu dengan wajah cemas Kazuto,ia dengan cepat berkata,

"Ah…..M-Maaf? Sampai mana kita tadi ?"

"Pola gerakan para player veteran,dan teorinya."

"O-Oh Nah...yah,untuk alasan itu…aku pikir player yang tak menggunakan pola-pola pergerakan itu,yang tindakannya tidak berdasarkan pada teori,harusnya mampu sebanding dengan Satrizer...."

Dia berkata seperti dengan sikap setengah otomatis,seolah-olah ia akhirnya paham inti dari alasan ia memanggil Kazuto hari ini.Ia mengganti mood-nya, meminum air dingin dari gelas,yang mana es di dalamnya hampir semuanya telah mencair,tapi rasa dingin menusuk tulangnya tak hilang dengan mudahnya.

Ya.... Ia maju dengan pelan-pelan dan menangkap Shino dari belakang,mengalahkannya hanya dalam beberapa detik,Saat Satrizer menghentikan pernafasannya dan di ujung dari kehilangan garis terakhir dari HP gauge-nya,ia berbisik dengan suara lirih.Kembali lagi,ia tak bisa memahami arti dari bisikan dalam Bahasa Inggris,yang hampir seperti suara bisu itu,dan sekarang kata-kata itu kembali terngiang-ngiang dalam telingannya di saat ia berpikir tentang hal itu,


『Your soul will be so sweet.』

Kata-kata itu memiliki arti yang tak biasa.Di dalam sebuah net game PvP, itu akan menjadi pidato yang dikatakan seseorang di penghujung pertarungan,atau hanya sebuah ucapan selamat tinggal kasar yang dikatakan oleh banyak player.Hanya roleplaying ya hanya itu saja.

Setelah mendengarkan dirinya sendiri berkata begitu,Shino dengan santai membuka kembali pembicaraan mereka dengan nada ceria.

"....Jadi berbicara mengenai seseorang yang menantang teori «tanpa alasan-tanpa perasaan-tanpa kepedulian»,bukankah nama satu orang akan muncul?Ini mungkin sedikit terlalu awal,tapi aku memikirkan pemesanan tempat dalam BoB kelima untuk orang itu——"

Dia lalu membuat tangan kanannya ke dalam bentuk sebuah pistol,dan mengacungkannya pada Kazuto yang duduk di depannya.

"Jadi,undanganku itu untukmu."

"E….Ehhh,Aku?"

Sementara ia memberikan senyum kepada temannya yang tercengang ,ia memberikan pidato yang telah dipersiapkannya di waktu yang sama,

"Tentang itu,aku takkan mengatakan hal hal tak beralasan seperti memintamu untuk mengubah karaktermu dari ALO ke GGO lagi,Aku sih hanya yakin kau sedikit berhutang padaku .Hey,setelah kemarin itu, apakah senjata legendaris itu nyaman digunakan?"

"Uu."

Milik Kazuto——pedang emas panjang Kirito, «Excaliber» yang ia miliki di «ALfheim Online» adalah apa yang Shino ambil tepat sebelum pedang itu hilang di lubang tanpa dasar.Seolah-olah ia telah menghadiahkannya item yang sangat sangat langka,yang mana hanya ada di dalam server,ia punya hak untuk berbicara sesuatu sesuka hatinya.Juga,akan menarik bagi Kazuto untuk bertarung melawan seorang musuh yang kuat.

Seolah-olah ia tak ingin mengkhianati harapan Shino,Kazuto berdehem sebelum bicara,

"Aku juga memiliki perasaan ingin bertarung melawan Satrizer… Tapi,kupikir alasan utamanya adalah aku,yang seorang baru dalam hal baku tembak,bisa memiliki peluang di turnamen terakhir,karena peserta yang lain belum berpengalaman dalam pertarungan melawan seorang pengguna pedang.Akan tetapi,setelah mendengarkan ceritamu sejauh ini,Satrizer kelihatannya adalah ahli pertarungan jarak dekat selain seorang ahli menembak,yak an?Aku bertanya-tanya apakah aku punya kesempatan untuk menang…."

"Apa-apaan komentar tak percaya diri itu,itu sangat tak seperti dirimu.Itu benar sih ia kuat,tapi ia masih seorang player VRMMO,berbicara seperti pro vs amatiran itu hanya…."

"Ya,itu."

Kazuto menyandarkan punggungnya ke kursi bergaya kuno itu,dengan tangan yang ia letakkan di belakang kepalanya.

"Apakah Satrizer benar-benar seorang amatir…benar-benar hanya seorang VRMMO player?"

"… Apa maksudmu?Jika dia bukan seorang player jadi dia apa?"

"Seorang professional.Yang tujuannya bukan untuk bermain,tapi berlatih dalam pertarungan baku-tembak.Seperti seorang prajurit… atau anggota satuan khusus kepolisian."

"Eh―!?Kau hanya mau bilang begitu doang?"

Pada Shino yang memberikan sebuah senyuman pahit seakan ia yakin bahwa yang di katakannya tadi adalah lelucon,Kazuto mempertahankan raut muka seriusnya sembari berkata,

"Aku membacanya dari situs berita jadi aku masih belum tahu detail seluruhnya...tapi,kelihatannya tentara dan kepolisian di beberapa negara, juga perusahaan pertahanan swasta juga telah menerapkan teknologi FullDive ke dalam latihan mereka.Setelah mengasah skill mereka di dalam lingkungan virtual,apa kau tak berpikir bahwa mungkin saja seorang yang disebut professional itu mengetes kemampuannya dengan berpatisipasi dalam BoB?"

".....Itu,mana mungkin ...."

Saat Shino yang ingin berkata bahwa Kazuto terlalu terbawa dengan apa yang dibacanya,Ia mengingat kembali ketajaman kemampuan membaca pikiran Satrizer dan kehalusan pergerakannya.Cara bertarungnya bisa dideskripsikan sebagai sebuah mesin petarung, memikirkan mengenai hal itu,ia jelas sekali melampaui level seorang gamer amatiran.

Namun,jika pria itu benar-benar seorang prajurit professional atau polisi ,kenapa ia membisikan kata-kata itu tepat sebelum ia menaklukkan targetnya?Your soul will be so sweet.,untuk berkata sesuatu seperti itu....ia memang seorang «Professional» sejati namun lebih dari seorang prajurit,ia adalah seorang pembunuh bayaran.......

Pada poin itu,Shino dengan paksa menghentikan pemikirannya.Semua dunia virtual termasuk GGO ada untuk tujuan bersenang-senang.Itu tak ada hubungannya dengan orang macam apa Satrizer di dunia nyata.Lain kali jika ia bertemu dengannya di medan pertempuran,ia akan meledakannya berkeping-keping dengan kaliber lima puluh miliknya.Seolah-olah ia puas dengan keputusannya,ia memberikan sebuah pernyataan yang jelas,

"Tak peduli siapapun dia,di GGO kondisi kita sama!Aku takkan kalah pada lawan yang sama untuk kedua kalinya,aku pasti akan menang lain kali,Aku akan menghalalkan segala cara untuk mencapainya!"

"...«Cara» itu adalah aku,kan?"

"Salah satu cara,lebih tepatnya."

Hah? Sementara Kazuto membuat wajah yang menyiratkan kata itu,Shino menunjukkan sebuah senyummenyeringai seraya ia memberikan penjelasan tambahan,

"Akan mengkhawatirkan bagimu untuk sendirian melawan seorang ahli pertarungan jarak dekat,jadi aku sebenarnya memanggil orang lain kemari.Tapi ia nantinya sebagian besar beraksi sebagai sebuah rem,mencegahmu dari membabi buta,dengan kata lain sebuah controller."

"C-Controller?"

Kazuto yang mengulangi kata itu,nampak bisa merasakan sesuatu dari hal kata itu, Gatan,kursinya mengeluarkan bunyi seperti itu saat ia membenarkan posisi duduknya.Ia mengeluarkan sebuah mobile terminal tipis dari sakunya,menggerakkan jari-jarinya di atas layarnya.Ia lalu mengangkat wajahnya melihat Shino disertai sebuah senyum pahit,

"Aku tahu."

"…Apa yang kau tahu?"

Kali ini Shino memiringkan kepalanya.Kazuto lalu meletakkan terminal tadi di atas meja,dna menyorongkannya pelan ke depan Shino.Melihat ke dalam monitor empat inci berpresisi tinggi itu,ia melihat peta area Okachimachi dengan coffee shop ini sebagai pusatnya.Ada setitik cahaya biru yang berkedip-kedip sepanjang rute dari arah stasiun menuju toko ini.

"Titik biru apa ini?"

"Orang yang sedang Sinon tunggu akan datang kemari.Sekitar seratus meter lagi." Seperti yang Kazuto katakan,setitik cahaya tadi bergerak menuju toko ini.Menyeberangi perempatan,memasuki gang,tiba di tengah-tengah peta tadi,dan saat itu juga,

Kararan,bel di pintu berdentang,Shino mengangkat wajahnya.Seseorang yang memasuki toko itu melipat payungnya,rambut panjang chestnut-nya berjuntai saat ia melihat ke arah Shino.Dari sini,sebuah senyuman cerah muncul seakan musim penghujan ini telah berakhir sedikit lebih awal.

"Yaho―, Sinonon! "

Bagian 2

Oleh nama panggilan yang tak pernah ia dipanggil lagi begitu selama lebih dari 5 tahun,Shino dengan hati-hati berdiri sambil memberikan sebuah senyuman lebar.

"Asuna,halo."

Yuuki Asuna membuat bunyi-bunyian hidup dari alas lantai kayu ketika ia berjalan diatasnya,kedua gadis itu menautkan jari-jari mereka satu sama lain dalam sebuah suasana reuni yang menyenangkan.Sementara mereka berdua duduk di kursi bersebelahan,Kazuto,yang menunjukkan sedikit ekspresi kekaguman bertanya,

"Kalian berdua…sejak kapan kalian jadi sedekat ini?"

"Huh?Bulan lalu aku bahkan menginap semalam di rumah Asuna."

"A-Apa!?Aku bahkan belum pernah sekalipun berkunjung ke rumahnya."

"Bukannya Kirito-kun yang bilang kalau "aku harus siap secara mental dulu" dan kabur?"

Sementara Asuna memberikan sedikit omelan,Kazuto menyeruput Caffè Shakerato-nya dalam sikap malu.Melihatnya,Asuna tak bisa apa-apa kecuali tersenyum seolah-olah ia berpikir "mau bagaimana lagi" lalu ia melihat Agil,yang mengulurkan segelas air dingin dan handuk padanya,jadi ia berdiri,beranjak dari kursinya sebelum menunduk hormat.

"Maaf aku terlambat datang,Agil-san."

"Selamat datang——Ini benar-benar mengingatkanku waktu kalian berdua menginap di lantai dua tokoku."

"Bahkan meskipun kau berkata begitu,tapi kami kan masih menumpang tinggal di tokomu di Yggdrasil City sampai saat ini…Hmm, apa yang harus kupesan ya hari ini…" Saat Asuna,yang nampaknya adalah teman lama dari si pemilik toko raksasa ini,melihat-lihat daftar menu yang berjibun,Shino mengintip lagi ke arah mobile terminal Kirito yang ada di atas meja.Blip[1] berwarna biru itu masih berdiri tegak pada tempatnya,tepat menutupi lokasi dari coffee shop ini.

"…. Kalau begitu, aku pesan Ginger Ale.Yang paling pedas ya."

Setelah Asuna menyelesaikan pesananny dan Agil kembali ke counter,Shino berkata sambil menyeringai, "Hey,kalian berdua saling memonitor koordinat GPS kalian masing-masing kan?Kelihatannya hubungan kalian berdua sangat baik." Kazuto memberikan sebuah tatapan serius sembari ia menggoyang-goyangkan tangan kanannya sambil berkata "Bukan,bukan,bukan." "Itu hanya memperlihatkan koordinat terperinci dari terminal Asuna,dan juga itu tak membutuhkan pengoperasian dari Asuna,tapi punyaku tak se-simple itu.Asuna,tunjukkan itu padanya."

"OK."

Asuna menggangguk dan mengeluarkan mobile terminal miliknya dari tas yang tergantung di belakang kursi sebelum menyerahkan terminal yang ada dalam mode layar standby itu kepada Shino.Saat ia menerimanya dan melihat-lihat,monitor itu berhiaskan wallpaper seekor binatang yang manis. Ditengah-tengah layar ada sebentuk hati yang diikat dengan sebuah pita merah,yang berdetak dalam interval sekitar satu detik sekali.Dibawah hati itu terdapat dua baris angka,yang artinya tak diketahui oleh Shino.Angka [63] di samping kiri terlihat ditulis menggunakan font besar,dan ada angka [36.2] yang lebih kecil di sebelah kanan.Sementara Shino memiringkan kepalanya,angka di sebelah kiri naik menjadi 64.

"Apa i—...."

Di saat Shino ingin berkata "Apa ini" , Kazuto yang nampak malu berkata, "Jangan menatapku seperti itu." Dan pada saat itu,Shino akhirnya menyadari arti angka dalam layar standby ini.

"Ehh…. Ini….mungkinkah ini….detnyut jantung dan suhu tubuh Kirito?"

"Itu benar―Seperti yang diharapkan dari Sinonon,kamu memiliki intuisi yang bagus."

Asuna berkata sambil bertepuk tangan.Setelah Shino menggulirkan pandangan matanya pada mobile terminal dan wajah Kazuto beberapa kali,ia menanyakan pertanyaan pertama yang muncul dalam benaknya,

"T-Tapi…. Bagaimana mekanismenya…?"

"Ada disini,dibalik kulitku…"

Kazuto menyentuh pada bagian hampir di tengah-tengah dadanya dengan ibu jari kanannya.Ia kemudian menjulurkan tangannya ke arah Shino,dan membuat sebuah celah berukuran sekitar lima millimeter menggunakan dua jarinya.

"Ini adalah implant sensor yang sangat sangat kecil.Ia memonitor denyut jantung dan suhu tubuh,dan mengirimkan datanya ke terminal mobile ku via radio.Dari situ,informasi yang hampir paling baru itu kemudian dikirimkan ke terminal Asuna melalui jaringan."

"Ehhh,Sensor Vitalitas?"

Kali ini Shino sangat terkejut,sembari ia menjadi tak bisa berkata apa-apa selama sekitar 2 detik sebelum mulai berbicara,

"K-Kenapa kau melakukan hal seperti itu… Ah,apa mungkin itu sebuah sistem pencegahan terhadap perselingkuhan?"

"B-Bukan Bukan!"

"Bukan—!"

Reaksi Kazuto dan Asuna benar-benar tersinkronisasi sempurna saat mereka menggelengkan kepala mereka berulang-ulang. "Bukan,ketika aku mulai melakukan pekerjaan paruh waktu ini,mereka menyarankan agar aku meng-implant benda ini,karena akan ribet jadinya kalau harus menempelkan elektroda-elektroda setiap harinya.Setelah aku mengatakannya pada Asuna tentang hal ini,ia dengan kuat mendesakku untuk mendapatkan data vital itu.Ia lalu memaksaku untuk menyiapkan aplikasinya,dan menginstallnya di terminalnya." "Itu karena―aku tak ingin sesorang yang tak dikenal memonopoli data kesehatan Kirito-kun,Awalnya sih aku menolak ada sesuatu yang asing ditempelkan ke dalam tubuhnya."

"Eh,bukannya kamu kelihatan senang kapanpun kamu menatap monitor itu setiap kali kali kamu nggak ada kerjaan,jadi ngapain juga kamu berkata begitu?"

Pada kata-kata Kazuto,pipi Asuna menjadi sedikit merona merah.

"Aku entah kenapa merasa tenang ketika aku melihatnya.Memikirkan jantung Kazuto yang sedang berdetak,seolah-olah kita sedang berjalan bersama-sama…."

"Uwa,Asuna.Kedengarannya itu sedikit berbahaya deh."

Sembari Shino tertawa,ia melirik lagi terminal yang ada di telapak tangannya lagi.Denyut jantung itu telah bertambah cepat sampai memperlihatkan angka 67,sementara itu temperaturnya juga sedikit bertambah.Meskipun Kazuto membuat wajah poker seraya ia meminum air dengan rakus,data ini menunjukkan bahwa ia sebenarnya sangat malu.

"Hahah…. Itu benar…entah kenapa…itu bagus…."

Ketika ia menyadari ia tanpa sengaja bergumam,Shino dengan cepat mengangkat wajahnya,dan menggelengkan kepalanya pada Kazuto dan Asuna yang berkedip kaget.

Sementara ia cepat-cepat mengembalikan terminal itu ke tangan Asuna,ia lanjut berbicara,

"O-Oh,aku hampir lupa topik utama hari ini.Hmmm,aku bertanya pada Asuna melalui email tentang turnamen kelima di GGO,bisakah kamu berpartisipasi?Semenjak ini membutuhkan konversi karakter,aku tak ingin memaksamu untuk mengiyakan hal itu."

"Ah,soal itu,tak masalah.Aku punya sub-akun di ALO jadi rumah dan item-itemnya serahkan saja pengurusannya pada akun itu."

Senyum ceria Asuna dan kata-kata nada bicaranya yang halus membawa kembali Shino ke keadaan tenangnya,ia menghirup nafas dalam sebelum berkata,

"Terima kasih,dengan bantuan Asuna,kurasa ini seperti memberikan sebuah pentungan besi kepada ogre,atau menimbun senapan mesin di dalam bunker.Kupikir kamu pun akan butuh beberapa hari latihan menggunakan photon sword untuk menngejar waktu."

"Ya,Aku akan melakukan konversi karakter sekitar satu bulan sebelum turnamen.Aku membutuhkanmu untuk memanduku menuju ke kota kalau begitu."

"Tentu saja.Makanan di GGO juga tidak bisa diabaikan,Kalau begitu….mungkin ini terlalu awal,tapi,mohon bantuannya."

Tangan kanan Shino yang terjulur tertutup oleh jari-jari luwes Asuna.Setelah saling berpegangan tangan dengan erat,Shino mengetuk permukaan meja dengan tangannya satu kali.

"Jadi,topik utama sekarang telah telah mencapai kesimpulannya.Mari lihat,selanjutnya..."

Dia berkata sambil menatap wajah Kazuto,seraya mengunyah es yang tersisa di seberang meja.

"Haruskah kita dengarkan dengan seksama sekarang?Tentang pekerjaan paruh waktumu yang mencurigakan.Pekerjaan apa itu?Tapi bahkan jika kita tanya pun,kalau itu Kirito, kemungkinan itu akan menjadi alpha testing dari game VRMMO baru tertentu."

"Nah,itu tak tepat sasaran,tapi tak jauh-jauh juga dari kata itu."

Kazuto menggangguk seraya memberikan sebuah senyum pahit,kemudian menyentuh sensor mikro yang tertanam di daerah atas jantungnya dengan ujung jarinya.

"Bagian test player nya benar sih.Apa yang aku test bukanlah aplikasi game namun,sebuah BMIBrain Machine Interface dari FullDive sistem yang baru."

"Heh!"

Shino terkejut,sampil tetap mengarahkan pandangan matanya pada Kazuto.

"Itu artinya generasi selanjutnya dari Amusphere akhirnya akan segera dirilis?Jangan-jangan, sebagai tester untuk perusahaan milik ayah Asuna?"

"Salah,ini tak ada hubungannya dengan RECTO.Gimana aku ngomongnya yah….entah bagaimana aku masih belum paham gambaran keseluruhan dari perusahaan itu… perusahaan ini adalah perusahaan spekulasi yang namanya belum pernah kudengar sebelumnya,dan juga perusahaan yang memiliki cukup banyak dana yang mampu memenuhi anggaran pengembangannya.Mungkin saja ada sebuah organisasi besar yan mem-backing mereka dalam hal pendanaan..."

Melihat raut muka Kazuto yang tak jelas,Shino memiringkan kepalanya ke kanan dan bertanya,

"Heh.... Apa nama perusahaannya?"

"«RATH»"

"Namanya kedengarannya biasa saja,tapi aku juga belum pernah mendengar nama perusahaan seperti itu sebelumnya.Hmmm,apa ada istilah Bahasa Inggris untuk nama itu…?"

"Aku memikirkan hal yang sama juga,Asuna pasti tau dengan baik hal itu."

Duduk di samping Shino,Asuna meminum ginger ale-nya sebelum mengganguk dan menjawab,

"Dalam 『Through the Looking-Glass, and What Alice Found There』terdapat sebuah bait dimana 『Jabberwocky』mengatakan ada makhluk yang muncul di dalam mimpi.Nampaknya makhluk itu di gambarkan sebagai seekor babi atau seekor kura-kura." "Hehhh…."

Mekipun itu adalah buku yang pernah ia baca dulu,ia tak begitu mengingat nama seperti itu ada di dalamnya.Shino membayangkan makhluk aneh berkepala babi yang menjulur keluar dari sebuah tempurung bundar,sembari ia lanjut bertanya,

"RATH…kalau begitu,mereka adalah perusahaan independen yang bertujuan mengembangkan mesin FullDive generasi selanjutnya untuk dijual ke pasaran?Tapi bukankah cabang pengembangan Amusphere telah dilakukan oleh beberapa perusahaan?"

"Tidak,aku tak berpikir begitu…."

Kazuto bergumam dalam nada bicara yang tetap dan tak jelas.

"Mesin utamanya sangat besar.Kalau digabung dengan konsol dan peralatan pendinginnya, ukurannya bisa dengan mudah memenuhi seluruh ruangan ini….Meskipun mesin eksperimen FullDive generasi pertama tak sebesar itu sih, mulai dari sekarang,ukuran Nerve-Gear akan tetap sama untuk lima tahun kedepan.Dan Amusphere 2 (sementara) yang pengembangan utamanya dipimpin oleh Recto akan siap dijual tahun depan juga…oops,itu seharusnya adalah sesuatu yang dirahasiakan."

Sementara Kazuto mengangkat bahu,Asuna tersenyum kecil sebelum berbicara,

"Tak apa,mereka juga akan mengumumkan hal itu di Tokyo Game Show bulan depan kok."

"Ah, jadi RECTO juga ikut berpartisipasi yah… Kuharap harganya tak terlalu mahal…."

Asuna menatap Shino,yang menengadahkan matanya,putri dari presiden direktur perusahaan itu kemudian membuat tatapan mata serius yang sama dan mengangguk dalam-dalam.

"Kuharap juga begitu―Namun untuk sekarang ini harganya belum diputuskan…Nah,meskipun aku telah puas dengan ALO dan tak benar-benar berencana membeli perangkat yang baru,mereka bilang perangkat baru ini akan memiliki rendering speed yang jauh lebih tinggi.Dan ia kompatibel dengan software perangkat generasi sebelumnya juga."

"Jadi begitu. Kuu―,harusnya aku mencari pekerjaan paruh waktu juga…″

Mengesampingkan data di buku tabungan yang mucul di dalam pikirannya,Shino lanjut untuk menanyai Kazuto pertanyaan lainnya,

"…… Nah,jadi mesin FullDive raksasa milik perusahaan RATH tadi tidak ditujukan untuk penggunaan rumahan?Apa penggunaannya untuk bisnis?" "Tidak,kupikir belum sampai pada tingkatan seperti itu.Pertama-tama,dengan tegas kukatakna,mesin itu sebenarnya menggunakan sebuah teknik FullDive yang berbeda."

"Berbeda...? Bukan tentang menciptakan sebuah dunia VR menggunakan poligon-poligon,dimana seorang user bisa Dive kedalamnya?Apa yang kau rasakan di dalam dunia itu?"

"Aku tidak tahu."

Kazuto mengangkat bahu,kemudian berkata sesuatu yang tak terduga dengan nada biasa-biasa saja.

"Dikarenakan untuk perlindungan keamanan,memori dari dunia yang dibuat oleh mesin itu tidak bisa dibawa keluar ke dunia nyata.Semua hal yang kulihat atau yang kulakukan,aku sekarang ini tak memiliki memori satupun tentangnya."

"H….Hah!?"

Shino tanpa sengaja berteriak dengan suara keras,kemudia mengecilkan suaranya sebelum bertanya,

"Tak bisa membawa keluar…memori?Sesuatu semacam itu…bagaimana mungkin bisa?Apa mungkin kau dihipnotis setelah menyelesaikan test-nya?"

"Tidak,tidak,itu murni menggunakan mekamisme elektonik.Bukan...itu bisa disebut sebagai quantum..."

Kazuto yang memotong kata-katanya sendiri kemudian melihat sekilas pada mobile terminal yang ada di atas meja.

"Jam setengah lima,huh.Sinon,Asuna kalian masih punya waktu? "

"Ya"

"Aku juga tak masalah."

Sementara mereka berdua menggangguk bebarengan,Kazuto menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kayu antik—— "Nah,kalau begitu,biar kumulai penjelasan dari dasarnya.Soal….teknologi «Soul Translation»." Kazuto mengktakan kata yang tak familiar lainnya dengan pelan-pelan.

Entah kenapa,nama itu kedengarannya seperti nama mantra di dalam game pikir Shino.Ia merasa tak nyaman mendengar kata-kata yang berhubungan dengan teknologi terbaru.Asuna di sebelahnya memiringkan kepalanya sedikit sembari bergumam,

"Jiwa....?"

"Pertama kali aku mendengarnya,aku juga berpikir itu adalah suatu nama yang agak berlebihan."

Kazuto dengan enteng mengangkat bahunya sebelum melemparkan sebuah pertanyaan dadakan,

"Pikiran manusia,ada dimana menurutmu?"

"Pikiran."

Shino hampir saja menyentuh bagian tengah dadanya secara refleks,dia kemudian berdehem seraya menjawab,

"Di dalam kepala...di otak,ya kan?"

"Kalau begitu mari kita perbesar otak itu,dimana seharusnya pikiran itu berada sekarang?"

"Dimana..."

"Otak,atau dengan kata lain,kumpulan dari sel-sel otak.Lihat ini…"

Kazuto menjulurkan tangan kirinya telentang menghadap ke atas dengan jari-jari yang ia rapatkan ke arah Shino.Ia lalu menyentuh bagian tengah telapak tangannya dengan jari telunjuk kanannya,sebelum menggerakan jari telunjuk tadi mengelilingi seluruh telapak tangannya. "Yang berada pada bagian pusat adalah nucleus,dan yang membungkusnya adalah badan sel…"

Setelah menyentuh kelima jarinya,ia menggambarkan garis dari pergelangan tangannya menuju siku nya.

"Mereka berlima adalah dendrit,yang mana bertemu dengan akson,yang menghubungkan sel ini ke sel selanjutnya.Dimanakah akal berada di dalam struktur sebuah sel otak ini?Di nucleus?Mitokondria?"

"Hmm….."

Asuna membalas menggantikan Shino,yang sedang berkomat-kamit,

"Kirito-kun,meskipun kau baru saja bilang «menghubungkan sel ini ke sel selanjutnya»,bukankah pikiran adalah sebuah jaringan yang menghubungkan banyak sel-sel otak sekaligus.Persis seperti…pertanyaan tentang «Apa itu internet»,jawaban itu tak akan muncul bila hanya memperhatikan computer satu individu saja."

"Yeah."

Sementara mereka nampak mendapatkan gambaran tentang itu,Kazuto mengangguk dalam-dalam.

"Jaringan sel-sel otak pastinya adalah apa yang dimaksud akal itu.Aku juga berpikir bahwa ini adalah jawaban yang tepat dalam situasi sekarang ini.Tetapi…sebagai contohnya,untuk pertanyaan «Apa itu internet» setelah ditelusuri secara mendalam,berbagai macam jawaban bisa diperoleh.Seperti,internet adalah struktur dimana komputer-komputer di seluruh dunia ini terhubung satu sama lain berdasarkan pada sebuah protokol umum—— "

Dia lalu menunjuk pada mobile terminal Asuna dan miliknya yang berjajar di d atas meja sekaligus. "Begitulah,tiap-tiap computer adalah komponen dari internet.Selain itu,bisa dibilang user yang berada di depan computer pun juga termasuk bagian dari internet."

Pada poin ini Kazuto berhenti,setelah berkata "Beri aku jeda waktu.",dan menyeruput Ginger Ale Asuna,ia memejamkan matanya. "Oo….seperti biasanya,rasa pedas disini benar-benar panas."

"Ini benar-benar berbeda dibanding membelinya dari toko serba ada,ya kan ?Meskipun kelihatannya ini dasarnya adalah cocktail,aku suka rasa kuat dari jahe ini."

Shino mengingat-ingat rasa pedas ginger ale setengah tahun yang lalu,pertama kalinya ia memesan karena saran Kirito.Tanpa menemuinya di GGO,ia tak akan pernah melangkahkan kakinya ke dalam toko ini,yang tak terlihat ramah dari luar,dan perkembangan dari segala sesuatu semenjak waktu itu bisa dibilang sebuah keajaiban… Seraya ia mendekap perasaan itu jauh di dalam lubuk hatinya,Shino melanjutkan topik pembicaraan,

"Kalau begitu…..Bagaimna bisa pikiran manusia dan internet saling berhubungan?"

Setelah mengembalikan gelas tadi pada Asuna,Kazuto mengangguk sekali sebelum menggunakan tangannya untuk membuat sebuah bentuk.

"Nah——Hmm,jika ini diibiratkan dengan koneksi antara sebuah server dan sebuah router,PC-PC dan Mobile-Mobile yang terlihat seperti jala inilah «bentuk» dari internet...."

"Bentuk…"

"Kalau begitu,apa «inti sari» nya?"

Shino berpikir sejenak sebelum membuka mulutnya,

"Singkatnya,itu adalah apa yang mengalir dalam bentuk itu…di dalam struktur jaringan…?Sinyal-sinyal listrik….?"

"Mungkin juga begitu,karena sinyal listrik maupun cahaya adalah medium tetap.Inti sari dari jaringan adalah bagaimana mereka mengalir sepanjang struktur itu dan menyampaikan informasi…Mari untuk sementara kita ambil penjelasannya disini. "

Setelah selesai membuat gerak isyarat dengan menggunakan kedua tangannya sampai poin ini,Kazuto meletakkan tangannya di meja dan menautkan jari-jari rampingnya.

"Begini,seperti yang kubilang sebelumnya,jaringan dari ratusan milyar sel otak saling terhubung….Sekarang lihatlah «bentuk» dari pikiran,apakah «inti sari» dari pikiran? "

"Medium…dengan kata lain,aliran dari getaran-getaran listrik di sepanjang sel-sel otak…adalah informasinya? "

"Bukan,getaran listrik itu,seperti ini..."

Kazuto mendekatkan kepalan tangan kanannya ke arah telapak tangan kirinya yang terbuka.

"Synapse pada celah diantara neuron dan neuron,adalah pemancar tunggal substansi.Proses merambatnya itu di sepanjang rute dari sel-sel otak,bisakah fenomena itu disebut sebagai intisari pikiran?"

"Hmm…."

Di waktu yang sama Shino mengernyitkan dahinya,Asuna tersenyum dalam sikap bingung seraya ia berkata,

"Hal-hal yang lebih dari ini sudah tak mungkin ada,Kirito-kun~ Karena sampai sekarang,para ilmuwan masih belum mampu menemukan jawaban ‘apa itu pikiran’ ya kan?"

"Nah,mungkin saja itu benar."

Kazuto dengan cepat tersenyum sambil mengangguk.

"H-Hah!Tunggu,gagasan sampai poin ini masih belum bisa memecahkan apapun,ya kan?"

Sementara Shino menjadi geram dan memprotes,Kazuto mengambil kesempatan itu untuk melirik ke arah jalanan yang basah,sebelum lanjut berbicara dengan nada serius,

"Tetapi,ada juga sekelompok manusia yang mencapai jawaban itu dengan teori mereka sendiri."

"Teori…mereka sendiri."

"«Dinamika Otak Kuantum».Nampaknya hal itu telah dikemukan di akhir abad sebelumnya oleh seorang mahasiswa Inggris.Setelah melakukan penelitian tentang sesuatu yang mendasari teori itu untuk waktu yang lama, «RATH» akhirnya berhasil menciptakan mesin yang terlihat seperti monster itu… ——Mulai dari poin ini dan seterusnya,aku masih belum bisa memahami hal itu sepenuhnya.Beberapa saat yang lalu,kita membicarakan mengenai struktur dari sel otak kan. " Shino dan Asuna menggangguk bersamaan.

"Sel itu sendiri juga memiliki sebuah kerangka yang menopang strukturnya.Kelihatannya itu disebut sebagai «Microtubules».Fungsi dari kerangka itu bukan hanya menopang,tapi ia juga bertindak seperti tulang juga.Otak di dalam otak sel."

"H-Hah……?"

"Tulang itu berbentuk tabung,dengan kata lain,pipa berongga.Tentu saja ukurannya sangat kecil sekali….yang sedang kita bicarakan adalah diameter dalam ukuran nanometer lho,tapi rongga itu tidaklah kosong belaka.Ada sesuatu yang terkandung di dalam tabung itu." Shino secara serampangan bertukar lirikan dengan Asuna,sebelum menatap Kazuto dan bertanta dengan suara rendah,

"Apa yang ada di dalamnya…..?"

"Cahaya"

Kazuto memberikan sebuah jawaban singkat.

"Sebuah partikel cahaya…atau «Evanescent Photon» mereka menyebutnya.Photon ini,dengan kata lain,kuantum.Eksistensi itu seperti indeterminisme,ia terus menerus berfluktuasi tanpa akhir sesuai dengan teori probabilitas.Fluktuasi….itulah apa yang disebut pikiran manusia,sesuai pada teori itu. "

Tepat ketika ia mendengar kata-kata itu,Shino bisa merasakan sebuah kengerian tengah mengalir dari tulang belakang ke kedua tangannya untuk suatu alasan.Sebuah gambaran yang misterius namun indah menyembur dari dalam dirinya dan di waktu yang sana,pemikiran bukankah itu telah termasuk dalam ranah Tuhan? Muncul di dalam benaknya.

"Kirito-kun,nama mesin baru itu…. «Soul Translator», kan?Jiwa..dengan kata lain,kumpulan dari cahaya-cahaya tadi didalam jiwa seorang manusia."

"Para insinyur RATH menyebutnya sebagai «Quantum Field».Tapi,dengan memberi nama mesin dengan nama semacam itu,mereka mestinya telah memikirkan mengenai hal itu….mengenai Quantum Field dan jiwa Manusia itu tadi."

"Tapi kalau begitu,apa maksudnya itu?Soul Translator adalah mesin yang tak mengakses otak manusia,namun jiwa itu sendiri…."

"Ketika dibilang begitu pun,kedengarannya itu tidak mirip lagi dengan sebuah mesin,malahan itu terdengar seperti sebuah item sihir dalam game,huh."

Apa yang ia katakan sedikit meringankan suasana,dan Kazuto lalu melanjutkan perkataannya sambil menyeringai,

"Tapi,itu bukanlah perbuatan sihir ataupun mukjizat Tuhan.Mari kita meloncat ke penjelasan dari strukturnya sedikit….Apa yang terekam di dalam putaran dan vector tiap-tiap photon di dalam microtubule,adalah satuan data «Qubit».Dengan kata lain,sel-sel otak bukan hanya sebuah tuas/tombol pengangkat jembatan yang berfungsi membiarkan sinyal-sinyal listrik melaluinya, tapi bisa dibilang sel itu sendiri adalah satu unit computer kuantum…Nah,sampai bagian inilah batas pemahamanku…."

"Itu tak apa-apa,Aku telah melewati batas itu beberapa waktu yang lalu. "

"Aku juga…"

Shino dan Asuna sama-sama menyerah di depan Kirito yang menghembuskan nafas lega.

"Kumpulan dari photon-photon yang menjadi memori dari computer itu,barangkali,itu boleh jadi adalah jiwa manusia… RATH telah memberinya nama orisinil. «Fluctuating Light»,yang mereka singkat menjadi———"

Dia berhenti sejenak,

"«Fluctlight»"

".....Fluct...light. "

Shino pelan-pelan mengulangi istilah dicetuskannya dengan sebuah suara aneh.Jika apa yang telahg mereka perbincangkan sampai poin ini semuanya benar,kalau begitu Fluctlight juga ada di dalam kepalanya juga.Tidak,jika dibilang begitu,apa yang ia pikirkan «dia» adalah....

thumb

Rasa ngeri sebelumnya kembali pada Shino,ia menggosokan tangan yang memanjang keluar dari lengan seragam musim panasnya, Di sebelahnya,Asunajuga membuat sebuah gerakan yang terlihat seperti ia sedang memeluk dirinya sendiri,sambil berkata dengan sebuah suara kecil, "——Membaca Fluctlight…Bukan,mesin yang «Menerjemahkan» nya,itulah apa yang dilakukan Soul Translator.Jika begitu….penerjemahannya bukan cuma satu arah,ya kan? "

Shino memringkan kepalanya seakan ia tak mampu memahami arti kata-kata tadi dengan baik,dan pada waktu yang sama itu,Asuna meliriknya,dengan pupil yang berisikan rona kegelisahan.

"Sinonon,pikirkanlah…Amusphere yang kita gunakan tak hanya membaca perintah pergerakan yang dikirim ke tubuh kita.Itu juga memberi asupan kepada penglihatan dan pendengaran…sinyal-sinyal dari kelima indra kedalam otak kita,menciptakan sebuah pengalaman dunia virtual.Inti dari teknologi FullDive digunakan juga pada mesin itu,bukan?Kalau begitu,Soul Translator yang mampu melakukan hal yang sama harusnya adalah mesin generasi selanjutnya,ya kan?"

"… Dengan kata lain…ia bisa menulis sesuatu ke dalam jiwa seseorang yang terhubung dengannya….?"

Pada poin itu,mereka berdua mengalihkan tatapan mata mereka pada Kazuto.

Meskipun si cowok berambut hitam itu nampak sedikit ragu,Ia menggangguk setuju sejurus kemudian.

"Ya….Soul Translator,namanya itu terlalu panjang,jadi RATH menyingkatnya menjadi «STL»,penterjemahan mesin itu dilakukan secara dua arah.Didalam ratusan milyar qubit data yang dimiliki sebuah Fluctlight manusia,mesin itu menerjemahkan dan membaca kata-kata yang kita pahami,dan di saat yang sama,ia menerjemahkan dan menulis informasi yang di dapatnya ke dalam sebuah bentuk yang kita pun bisa membacanya.Singkatnya,ia menangani dan mengatur informasi ke dan dari kelima indra,dan mengisikan informasi mengenai apa-apa saja yang sedang dilihat,atau suara apa yang sedang didengar."

Lalu,Asuna menggrakan tubuhnya yang bersandar pada kursi ke depan dan menanyakan apa yang kelihatannya menjadi pertanyaan pokoknya, "Apakah mungkin itu ….bisa berpengaruh pada memori di dalam jiwa?Kirito-kun,barusan kau bilang kamu tak memiliki memori apapun selama Dive kan.Ini artinya Soul Translator… STL mampu menghapus atau menulis ulang memorimu,ya kan?"

" Tidak…"

Kazuto menyentuh tangan kiri Asuna sejenak untuk meringankan beban pikirannya seraya ia menggelengkan kepalanya. "Bagian yang menangani data memori jangka panjang ukurannya sangat besar dan metode pengarsipannya sangatlah kompleks,untuk saat ini yah bisa dibilang itu hal yang masih diluar jangkauan.Alasan aku tak memiliki memori saat Dive karena mesin itu mencegat sepanjang rute menuju bagian itu saja.Dengan kata lain,mesin itu tak sepenuhnya menghapus memori,aku saja yang tak dapat mengingatnya…begitu doang kok." "Tapi,Aku….takut,Kirito-kun.Hal-hal seperti memanipulasi memori…."

Sebuah ekspresi gelisah masih tetap tergambar di wajah Asuna.

"Selain itu,orang yang membawakan pekerjaan paruh waktu ini untukmu adalah Chrysheight… bukan Kikuoka-san dari Departemen Urusan Dalam Negeri dan Komunikasi,ya kan?Meski kupikir ia bukan orang jahat,kurasa aku tak bisa melihat bahkan secuil pun apa yang ada di dasar hatinya.Itu sesuatu yang agak mirip dengan Ketua Guild .Entah kenapa…aku merasakan sepertinya sesuatu yang buruk akan terjadi lagi…"

"…Itu benar kalau dua tak pernah memperlihatkan apa yang sedang dipikirkannya.Dan juga aku tak tahu status sosialnya yang sebenarnya ataupun kewajiban dari jabatannya,dan juga macam-macam hal yang lain.Tetapi…"

Seraya ia memotong kata-katanya,pupil Kazuto nampak tak berfokus pada tempat manapun di dalam toko sembari ia berbicara, "Di hari pertama debut mesin Fulldive generasi pertama yang digunakan untuk keperluan bisnis di taman hiburan Shinjuku,aku menaiki kereta paling awal agar bisa ikut mengantri melihatnya.Waktu itu aku masih SD…."Ini dia," begitulah yang kupikirkan. "Inilah dunia yang telah memanggilku sejak lama." Di hari pertama peluncuran Nerve Gear,aku juga membelinya dengan uang hasil simpananku…dan tetap aku mencoba diving ke dalam macam-macam game.Pada saat itu,aku benar-benar tak peduli lagi dengan dunia nyata.Pada akhirnya aku terpilih untuk beta test SAO,dan insiden itu meluas….ribuan nyawa manusia telah melayang.Setelah dua tahun terpenjara dan bisa kembali,insiden Sugou dan Death Gun terjadi kemudian terjadi secara berturut-turut.Aku… ingin tahu.Mengenai kemana arah perkembangan teknologi FullDive….tentang arti dibalik insiden-insiden itu…Untuk Soul Tranlator,meskipun fungsionalitasnya masih sepenuhnya baru,arsitekturnya menggunakan Medicuboid yang digunakan untuk keperluan pengobatan sebagai prototype-nya. "

Di saat Asuna,yang sedang memegangi kepalanya,mendengar kata-kata Kazuto,kedua bahunya bergetar.Segera setelahnya,suara tegas mengalir melalui interior toko yang sunyi,

"Ini firasatku.Mengenai apa yang ada di dalam Soul Translator.Bagaimana akhirnya jika mesin itu tak digunakan semata-mata untuk tujuan hiburan ….Mungkin,ada juga sisi berbahaya darinya.Tetapi…."

Kazuto meniru gerakan menggenggam pendangnya dan mengayunkannya ke bawah sembari berbicara,

"Sampai sekarang,tak peduli dunia apakah itu jadinya,Aku selalu sanggup kembali.Kali ini juga,Aku pasti akan kembali.Yah….di dunia nyata aku hanya seorang gamer yang lemah dan tak berdaya sih."

"…Meskipun tanpa dukungan dariku,punggungmu masih terbuka lebar."

Asuna memberikan sebentuk senyuman tipis sembari menghela nafas pendek,lalu melihat wajah Shino yang duduk di sampingnya. "Ampun deh,cowok ini PD nya kebangetan."

"Ya,Yah,Sejak awal dia memang sang Hero-sama yang legendaris sih―"

Dari percakapan diantara Asuna dan Kazuto,yang langsung dapat ia pahami,meski ada kata-kata yang baru ia dengar untuk pertama kalinya,Shino tak mencoba untuk terlalu banyak ikut campur di dalamnya,malahan ia berbicara dengan nada bercanda, "Aku telah membaca 『Seluruh Riwayat Insiden SAO』yang diluncurkan ke pasaran bulan lalu―, sulit sekali dipercaya kalau laki-laki ini adalah 『Pendekar Pedang Hitam』yang sama dengan orang yang muncul di dalan buku itu."

"H-Hey,hentikan…."

Asuna tertawa kecil melihat aksi Kazuto yang menggoyang-goyangkan tangannya sambil mundur-mundur ke belakang,sembari ia berkata "Ya,banget malah" sambil menggangguk.

"Ini tertulis dalam buku itu,dikatakan sang ketua tadi memiliki pengaruh yang besar di antara guild-guild penyelesai lantai,meskipun riwayat itu sendiri sudah cukup akurat,banyak sekali berita miring dan isu-isu yang ditambahkan ke dalam deskripsi karakter.Seperti ketika Kirito bertarung melawan para player jingga…"

" 『Ketika Aku telah menghunuskan pedangku yang kedua,tak ada satupun yang boleh berdiri didepanku!』"

"Kyahahahaha," Kedua cewek itu tertawa terbahak-bahak sementara Kazuto dengan kesal di kursinya dengan raut muka lempeng.Di saat Asuna merasa lega dan kembali ke wajah tersenyumnya,Shino lanjut mengirimkan sebuah pukulan terakhir,

"Buku itu juga diterjemahkan dan diterbitkan di Amerika.Itu artinya sang Hero-sama ini seorang yang terkenal di tingkat dunia sekarang."

"….Setelah aku melewati waktu sekian lama untuk mengabaikan hal ini ….aku akhirnya sudah mantap untuk mengajukan royalti."

Shino masih tetap tersenyum disaat Kazuto menggerutu,ia lalu sejenak mengingat kembali pertanyaan yang ia punya dan melanjutkan topic pembicaraan,

"Tapi Kirito.Sejak awal,STL melakukan hal yang sama dengan AmuSphere,ya kan?Menciptakan sebuah Dunia VR menggunakan poligon-poligon,kemudian mengirim gambar dan suaranya ke dalam otak seseorang yang terhubung dengannya,apakah ada poin tertentu di dalam mesin itu yang menghabiskan jumlah biaya sangat besar?"

"Oo,itu pertanyaan yang bagus."

Kazuto menegakkan tubuhnya sebelum membeikan sebuah anggukan.

"Apa yang Sinon bilang barusan kan, 『Menciptakan dunia VR menggunakan poligon-poligon. 』.Poligon,dengan kata lain,adalah sekumpulan koordinat dan bidang….data digital.Model berdetail tinggi paling mutakhir telah mencapai tingkatan dimana pohon dan furnitur di dalamnya sulit untuk dibedakan dengan benda aslinya di dunia nyata,tetapi esensinya masih tetap sama."

Ia lalu dengan cepat mengoperasikan mobile terminal yang ada di atas meja,memulai proses pra-instalasi sebuah mini-game.Mobil balap futuristik yang mulai dengan pelan berputar di layar demo memiliki sebuah interior yang manis,bodinya yang melengkung pun tak terlihat aneh,ia tentu saja,ia adalah sebuah perwujudan model poligon.

"Ya,itu dia poin-nya.Hmm….gimana aku ngejelasinnya yah…"

Kazuto terdiam untuk sesaat sebelum mengangkat gelas kosong bekas Caffè Shakerato-nya dan menunjukkannya pada Shino.

"Sinon,gelas ini ada dalam kenyataan,bukan?"

".......Ya."

Sambil menunjukkan raut muka ragu,ia memberi sebuah anggukan.Kazuto kemudian mendekatkan gelas itu ke arah Shino dan mengatakan sesuatu yang sulit untuk dipahami,

"Sekarang dengarkan,gelas ini saat ini ada di dalam genggaman tanganku,dan di saat yang sama pula ada di dalam kesadaran Sinon…atau «Fluctlight» Sinon dalam istilah RATH.Untuk lebih akuratnya,cahaya yang memantul ke gelas ini masuk ke dalam mata Sinon,sinyal-sinyal listrik dari retinanya mengubah cahaya tadi menjadi objek gelas di dalam kesadarannya. Selanjutnya,jika aku melakukan ini..."

Tiba-tiba ia menjulurkan tangan kirinya untuk dengan rapat menutupi mata Sinon.Ia secara refleks menutup kelopak matanya,merubah bidang pandangnya ke dalam warna abu-abu gelap dengan sedikit semburat merah.

"Bagaimana,apa gelas di dalam kesadaranmu tiba-tiba menghilang?"

Sementara ia taktahu apa yang Kazuto maksudkan,Shino segera menjawab dengan jujur,

"…….Yang benar saja,Aku takkan melupakannya secepat itu.Dari melihatnya ,aku dapat mengingat warna dan bentuknya,itu hal yang alami,kan.Ah…..tapi ia berangsur-angsur menjadi makin samar-samar sih…."

"Ya,itu."

Setelah ia memundurkan tangannya,Shino membuka kelopak matanya,dan memberikan sebuah kernyitan dahi kecil pada Kazuto.

" ‘Itu’ apa?"

"Dengar….di saat kita melihat gelas atau meja atau wajah masing-masing,penciptaan ulang rekaman data sedang berlangsung dalam bagian pengolah penglihatan Fluctlight.Bahkan jika kita memejamkan kelopak mata,itu takkan segera hilang,itu bukan hanya shadowgraph belaka.Atau dengan kata lain,momen gelas ini tak bisa terlihat,bukannya itu akan lenyap di dalam memori Sinon…"

Kazuto kemudian menyembunyikan gelas di tangan kanannya di bawah meja.

"Di momen Sinon melihat gelas ini,sejumlah besar data yang sama membentuk input ke dalam bagian persepsi penglihatan Fluctlight.Hal inilah yang membiarkan Sinon untuk tetap terus bisa melihat gelas yang aslinya tak ada lagi di atas meja. "

"………Mungkin begitulah dalam teori….tetapi,hal ini berhubungan dengan daya penyimpanan kesadaran manusia,atau dengan kata lain, «Ingatan»,ya kan?Memanipulasi inagatan itu dari luar tanpa ilmu hipnotis,bagaimana ini bisa dilakukan….?" Shino mengatupkan mulutnya setelah bicara sampai poin ini.

Barusan—— bukankah Kazuto mengatakan tentang mesin yang memungkinan hal yang persis seperti itu? Sementara ia berpikir,Asuna yang sedari tadi mendengarkan dengan tenang,berbisikk dengan suara pelan menggantikan Shino,

"AmuSphere juga mengizinkan otak seorang user untuk melihat data poligon…Sementara STL menuliskannya ke dalam kesadaran manusia….ingatan jangka pendek….Singkatnya…Itu bukanlah sesuatu yang buatan.Segala sesuatu di dalam dunia yang diciptakan oleh STL,penglihatan,penyelidikan,sentuhan,….ada di level yang sama dengan sesuatu yang nyata di dalam kesadaran kita,begitu….?"

Kazuto menggangguk dan berbicara sembari ia meletakkan gels tadi ke atas meja.

"Informasi memori optikal….atau disebut RATH sebagai «Mnemonic Visual Data» secara formalnya.Bagiku,yang masih memiliki memori dari hari pertama Dive test … itu beda.Sepenuhnya berbeda dengan dunia VR yang diciptakan oleh AmuSphere.Itu cuma sebuah ruang kosong yang seukuran kamar kecil sih,tapi aku… "

Ia memotong kata-katanya untuk sejenak,sebentuk senyum yang nampak dipaksakan mengembang dari salah satu sisi pipinya,seraya Kazuto melanjutkan kata-katanya,

"...Pada awalnya,aku tak tahu bahwa itu adalah dunia virtual."

Bagian 3

Dunia virtual,yang tak ada bedanya dengan kenyataan.

Ada banyak sekali cerita-cerita fiksi dari abad sebelumnya yang mengusung tema ini.Shino bisa mengingat paling tidak lima judul novel atau film yang mengusung tema ini juga.

Di era dimana penerapan teknologi Fulldive telah digunakan dalam mesin seperti Nerve Gear dan AmuSphere,kita akhirnya sampai kepada sebuah saat untuk meragukan : «apakah kenyataan ini benar-benar kenyataan?» —— dan juga kita dapat membaca hal semacam itu dari artikel maupun blog yang ada di berbagai tempat,Shino juga pernah merasa gelisah sebelum ia melakukan Fulldive perdananya.

Akan tetapi,Kala penutup itu benar-benar dibuka,apakah rasa lega ataupun kekecewaan dari kekhawatiran semacam itu tak ada gunanya?Dunia yang diciptakan oleh AmuSphere tak diragukan lagi,sebuah keajaiban yang terlahir oleh kemutahiran teknologi.Dunia virtual yang dapat dirasakan oleh kelima indra itu adalah dunia yang benar-benar indah mempesona—— tapi itulah yang membuatnya nampak berbeda dengan dunia nyata.Pemandangan yang ia lihat,suara yang ia dengar,sesuatu yang ia sentuh,semuanya terlalu murni,atau dengan kata lain,terlalu sederhana.Udara tanpa debu,pakaian yang tak berkerut,dan meja yang tak dapat dipatahkan.Objek-objek 3D yang mana tercipta dari kode-kode digital membatasi kebutuhan tenaga manusia untuk pendesainan,dan daya CPU untuk menampilkannya.Tentu saja,ia tak bisa tahu bagaimana hal ini akan berubah di masa depan,tapi dengan teknologi termutakhir di tahun 2026 ini,menciptakan sebuah dunia virtual yang mana tak ada bedanya dengan kenyataan adalah sesuatu yang tak mungkin——......

Dan itu,apa yang ada dalam pikiran Shino.Sampai hari ini,sebelum ia mendengar cerita Kirigaya Kazuto.

"… Itu artinya,Kirito.Kau….bahkan mungkin sekarang….masih ada di dalam STL….mesin itu? «Recollections[2] »dari aku dan Asuna kau suntikkan kedalamnya."

Sambil menghindari rasa merinding yang datang tiba-tiba,sebelum Kazuto bisa menjawab,Shino menyeringai sembari berkata. " Alaminya begitu sih tapi itu kan konyol, " ia tertawa terbahak-bahak sambil ia berpikir begitu,tapi si lawan bicaranya itu mengernyitkan dahi sambil menatap lurus-lurus padanya.

"Tungg...H-Hentikan.Aku ini yang asli."

Sementara ia dengan terburu-buru menggoyangkan tangannya,Kazuto dengan tetap ragu berbicara,

"Jika kau Shino yang asli...kalau begitu pastinya kau ingat apa yang kau janjikan kepadaku kemarin."

"J-janji?"

"Sebagai ucapan terima kasih untuk menemanimu jalan hari ini,kau akan mentraktirku dessert paling mahal di sini,«Dicey Cheesecake» sebanyak apapun yang kumau."

"E,…Ehh!?Aku tak pernah menjanjikan hal semacam itu! Ah,t-tapi aku bukan seorang penipu,Akulah yang asli,benar kan,Asuna?"

Menoleh ke sampingnya,Asuna yang mendekap erat tangannya berbisik,

"Sinonon...apa kau sudah lupa?Kau janji mau mentraktirku makan «Berry & Cherry Tart» sepuasnya..."

"Ehhhh!?"

Apakah aku benar-benar ada di dalam dunia virtual dan mengoperasikan memori ini dari sana....?Sementara ia memikirkan hal ini,baik pipi Kazuto maupun Asuna bergetar,dan segera setelahnya mereka berdua sedikit tertawa lepas.Pada poin itu,ia akhirnya sadar kalau rencanannya mengolok-olok Kazuto telah berbalik menyerangnya.

"Ku....Kubiarin deh kau melakukannya sekarang,Asuna! Lain kali,di ALO,bersiaplah untuk memakan ratusan panah homing!"

"Ahaha,maaf maaf,maafkan aku Sinonon!"

Asuna tersenyum seraya ia dengan erat merangkul Shino.Sambil merasakn kekakuan di dalam dadanya meleleh oleh tingkah AAsuna,yang dipenuhi keluguan dan dan berlimpahkan rasa persahabatan,ia mengalihkan wajah cemberutnya ke samping.Tapi mulutnya segera terbuka dan mengeluarkan tawa lepas bersama mereka berdua.

Untuk meredakan suasana,Kazuto berkata dalam nada lirih,

"Yang manapun itu Fluctlight atau Mnemonic Visual,hanya mendengar istilahnya saja akan membuatmu merasa itu adalah teknologi yang dipertanyakan…Tetapi,dunia virtual yang diciptakan oleh STL nyatanya,jauh lebih baik dari satu yang AmuSphere ciptakan dan kita familiar dengannya.Pada akhirnya,itu mungkin apa yang kita sebut sebagai sebuah «Mimpi yang Nyata»......"

"M—Mimpi....?"

Shino berkedip-kedip setelah mendengar kata-kata yang mengejutkan tadi,Pendekar pedang Spriggan,seorang yang memiliki aura yang membuat orang-orang disekitarnya menjadi mengantuk di ALO,mengangguk dengan muka serius.

"Ya.Menciptakan dunia dengan mengumpulkan objek-objek dan mempertahankannya di dalam memori sekaligus....bukankah itu hampir seperti bagaimana mimpi bekerja?Sebenarnya,gelombang otak manusia yang Diving di STL hampir mendekati pola yang terjadi selama kita tidur."

"Kalau begitu,itu artinya kau melakukan pekerjaan paruh waktu di dalam mimpi? Mendapatkan gaji hanya dengan tidur sepanjang tiga hari?"

"I-Itu yang kubilang padamu di awal tadi,ya kan?Tidur sepanjang hari,tanpa makan maupun minum.Tapi tentu saja,aku mendapatkan asupan nutrisi dan air melalui infus."

Ya begitulah,ia benar-benar mengatakan hal itu tepat setelah ia masuk ke dalam toko ini.Tapi aku jelas tak menduga ia benar-benar bekerja dengan menyaksikan sebuah mimpi panjang sambil berbaring di atas kasur gel.Seraya Shino melirik ke atas,ia bergumam disertai sebuah helaan nafas,

"Tiga hari terus menerus bermimpi,huh... jika aku bisa bermimpi selama itu,ada banyak hal yang dapat kulakukan.Seperti belum akan bangun kecuali waktunya pas sebelum makan sepotong kue."

"Itu benar-benar buruk, kau tak akan ingat apa yang kau makan selama bermimpi itu sih.Yah,ngomong-ngomong soal kau-bisa-makan-semua-kue-sepuasnya setiap hari..."

Setelah bercanda sampai poin ini,Kazuto memotong kata-katanya saat sampai di tengah-tengahnya.Alis tipis yang Shino lihat dibawah rambut panjang yang menjuntai ke bawah dahinya mengernyit.

"...Ada apa,Kirito-kun?"

Ia tak segera menjawab pertanyaan Asuna,sambil ia membuat sebuah gerakan seolah-olah ia memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya.

"...Kue....bukan,bukan itu...keras...asin...tapi,lezat,apa yah...."

"K-Kau mengingatnya?Apa itu sesuatu yang kau makan di dunia virtual?"

"....Tidak,Aku tidak bisa mengingatnya.Tapi aku memiliki firasat bahwa itu bukanlah rasa yang mirip dengan segala sesuatu yang ada di dunia nyata..."

Kazuto terus mengernyitkan dahi untuk beberapa detik lamanya ,seblum akhirnya menyerah dan menghela nafas.Shino,yang terdiam sampai saat itu,menanyakan sebuah pertanyaan yang tak bisa lagi ia tahan lebih lama di dalam benaknya,

"Hey Kirito,apa sesuatu seperti itu mungkin?Untuk memakan sesuatu di dalam STL yang tak ada di kenyataan?Karena dunia virtual yang diciptakan oleh STL adalah kumpulan bagian-bagian yang berdasarkan pada memori seorang Diver, kalau begitu,hal yang alami kan kalau seseorang tak bisa melihat apa yang belum pernah ia lihat,dan tak bisa makan sesuatu yang belum pernah ia makan?"

"Ah...itu benar.Persis seperti yang Sinonon katakan….jika begitu,dunia virtual yang berasal dari STL memiliki tingkat kebebasan yang terbatas,ya kan?Ia tak bisa menciptakan sebuah dunia yang sepenuhnya berbeda dengan kenyataan,seperti Aincrad atau Alfheim."

Kazuto menggangguk pelan pada apa yang Asuna katakana,sebelum tersenyum seolah-olah untuk menyingkirkan kejengkelannya sebelumnya.

"Kalian berdua benar-benar cerdik,itu adalah poin yang bagus.Ketika aku mendengar tentang Mnemonic Visual,awalnya aku tak menyadari batasan itu.Akan kuingat hal itu untuk kutanyakan pada staff RATH sebelum masuk ke dalam eksperimen Diving panjang selanjutnya,tetapi karena hal itu melibatkan inti dari teknologi STL,Kupikir mereka tidak akan setuju untuk menjawabnya...Namun,masih ada satu hal...dalam penjelasan mengenai dunia virtual yang terdiri dari memori-memori,para staff tak pernah menyebutkan bahwa memori-memori itu berasal dari Diver."

"Eh...kalau begitu bagaimana mereka..."

Sementara Shino tak dapat menangkap arti dari kata-katanya tersebut,Asun,yang berada di sebelahnya,menghirup nafas pelan. "Mungkinkah itu….ingatan orang lain?Tidak…apa mungkin memori itu bukan milik siapa-siapa namun diciptakan dari kekosongan...?"

Sambil mendengar kata-kata yang hampir mirip seperti bisikan,Shino akhirnya menyadarinya.

Bagaimana kalau informasi memori optik...Mnemonic Visual manusia mempunyai sebuah struktur umum? Dan penganalisaan mengenai struktur itu telah selesai….? Hal itu membuat sesuatu yang ada dalam teori menjadi mungkin,yaitu menciptakan sebuah «Mimpi» nyata yang dipenuhi oleh sesuatu yang tak pernah seseorang lihat,makanan yang seseorang belum pernah cicipi,dan juga pemandangan yang tak pernah dibayangkan seseorang.

Kemudian,kata-kata yang menyanggah pemikirannya itu secara kebetulan keluar dari mulut Kirito,

"….Aku telah melakukan pekerjaan paruh waktu dengan RATH ini selama dua bulan sampai sekarang…Selama test Dive pertama,disana belum ada pembatasan memori,jadi aku masih dapat mengingat dunia VR kala itu.Salah satunya adalah sebuah ruangan luas yang terdapat banyak sekali kucing,yang mungkin saja jumlahnya ada ratusan."

"..banyak sekali..."

Mulut Shino mengendur sambil ia membayangkan sebuah surga kucing,sebelum dengan cepat mengusir bayanganya itu.Sementara ia melihat lurus ke depan,Kazuto berkata dengan raut muka seolah-olah ia sedang mencari-cari sesuatu dalam ingatannya.

"..Apa yang dapat kuingat tentang ruangan itu adalah, ruangan yang dipenuhi kucing-kucing peranakan yang aku tak tahu.Dan bukan hanya itu saja…ada juga beberapa kucing bersayap dan bisa terbang,beberapa ada yang melingkarkan dirinya dan memantul kesana kemari. Sesuatu semacam itu tak mungkin berasal dari memori ku."

"….Dan di waktu yang sama,itu pastinya tak berasal dari memori orang lain juga kan? Karena kucing bersayap pun tak ada di dunia nyata."

Adalah apa yang Asuna katakan,sebelum ia melanjutkan,

"Kucing–kucing terbang itu adalah apa yang dibuat staff disana untuk dilihat Kirito-kun…pastinya itu adalah sesuatu yang sistem STL ciptakan dari kekosongan,ya kan? "

"Bagian selanjutnya pastinya yang hebat.Jika hal itu mungkin,kalau begitu bukan cuma sekedar objek tunggal,mungkin saja ia mampu menciptakan sebuah dunia yang utuh dengan sempurna."

Memproduksi sebuah dunia virtual tanpa campur tangan manusia——

Ide ini membuat dada Shino berguncang.Sembari Shino mengingat kalau baru-baru ini ia menjadi tambah sering merasa tak nyaman dengan «Pendesainan Egosentris» dunia-dunia VRMMO semacam GGO dan ALO.

Dunia-dunia VRM yang ada sekarang,mereka sepenuhnya dirakit oleh para desainer perusahaan yang mengembangkan game-game itu.Meskipun bangunan-bangunan atau pepohonan atau sungai itu ada dan nampak seperti ada di sembarangan tempat,mereka semua sebetulnya adalah objek-objek yang diletakkan pada sebuah bidang berdasarkan pada kesukaan seseorang.

Selama gameplay,kapanpun ia berpikir mengenai hal ini,ada sesuatu yang selalu mengembang di dalam dada Shino.Sejak awal,ia pun,semata-mata hanya eksistensi yang berlari kesana kemari di atas telapak tangan para pengembang,orang-orang yang disebut sebagai Tuhan,dan pemikiran inilah yang terpaku di dalam benaknya tak peduli apakah ia menyukainya atau tidak.

Shino yang aslinya tak memainkan Gun Gale Online karena ingin bersenang-senang,sekarang setelah ia bisa mengatasi kutukan yang berasal dari masa lalunya,ia mulai memikirkan arti pengalaman yang didapatnya di dunia virtual untuk realitanya.Ia nampak acuk tak acuh pada seseorang dari squadronnya yang membawa model pistol di dunia nyata sambil mengenakan sebuah pakaian yang berhiaskan lencana yang cocok.Ia percaya bahwa keuletan dan pengendalian diri yang melekat pada karakternya dalam game,Sinon , perlahan-lahan tentu akan menguatkan Asada Shino di dunia nyata,namun di saat yang sama,ia bertanya-tanya apa manfaatnya menghabiskan banyak waktu dan uang untuk Diving ke dalam dunia Virtual.

Shino berpikir bahwa pasti ada sebuah alasan kenapa dirinya yang sangat pemalu ini bisa bertemu dan menjadi sahabat baik Asuna dari beberapa bulan lalu sampai sekarang ini.Gadis ini,seorang yang selalu memberikan senyuman lembut,pastinya memiliki harga diri yang sama dengan Shino.Bermain game VRMMO bukan untuk melarikan diri,melainkan agar memperoleh pengalaman dan ikatan dari dunia virtual untuk memupuk dirinya sendiri dalam kenyataan,Asuna sudah pasti adalah orang semacam itu.Tentu saja,itu juga sama halnya dengan Kazuto.

Karena itulah,Shino tak ingin memikirkan bahwa dunia VR hanyalah sebuah kepalsuan,bahwa segala sesuatu di dalamnua hanyalah imajinasi belaka.Ia tak ingin memikirkan faka bahwa dunia VR takkan bisa ada tanpa adanya pengembang.

Bulan lalu,dimalam yang ia habiskan di rumah Asuna,di dalam kamar setelah lampu kamar dimatikan,ia telah mengungkapkan kelemahan yang disembunyikannya.Lalu,Asuna yang berbaring di tempat tidur di sampingnya berpikir untuk sesaat,sebelum berkata,

『Sinonon, bukankah itu sama saja dengan dunia nyata?Bahkan sekarangpun,lingkungan-lingkungan di sekitar kita menerima kita,mau itu rumah,atau kota,atau status kita sebagai siswa dalam masyarakat,segalanya adalah rancangan seseorang…..ya kan?Mungkin,menjadi kuat,adalah tentang menghadapinya dan terus maju kedepan di sepanjang lingkungan itu,apa kau tak berpikir begitu?』

Setelah berhenti sejenak,Asuna melanjutkan kata-katanya dengan suara penuh tawa,

『Tapi,aku juga ingin melihatnya meskipun sekali,sebuah dunia VR yang tak dirancang oleh siapapun.Mungkin jika hal itu menjadi kenyataan,yah mungkin,bisa diartikan itu akan menjadi sebuah «Dunia Nyata» ,yang bahkan terasa lebih nyata daripada dunia nyata ini….』

"Dunia... Nyata... "

Sementara Shino tanpa sadar bergumam,Asuna,yang rupanya tengah memikirkan hal yang sama,menggangguk dari sisi seberang meja.

"Kirito-kun... kalau begitu,itu artinya.. dengan mengenakan STL,sebuah kenyataan yang secara subyektif lebih nyata daripada dunia nyata kita ini bisa tercipta?Sebuah dunia yang berbeda tanpa adanya campur tangan seorang perancang."

"Hmmm...."

Kazuto berpikir sejenak,sebelum dengan pelan menggelengkan kepalanya.

"Tidak... untuk situasi sampai sekarang ini,hal semacam itu masih sulit.Hutan dan rumput di dataran alami untuk pengadaannya bisa diserahkan pada sistem,namun menurutku, membangun sebuah kota skala besar sambil mempertahankan integritasnya tanpa seorang perancang masihlah tak mungkin dilakukan.Tentang kemungkinan yang lain....seperti mempersiapkan beberapa ratus tester player dan membiarkan mereka untuk membangun sebuah kota mulai dari nol di dalam field yang semula adalah alam liar,atau dengan kata lain membangun sebuah peradaban,untuk hal tersebut,kupikir hal itu bisa saja dilakukan di dunia tanpa Creator yang berkuasa seperti Tuhan...."

"Uwa,itu akan menjadi sebuah strategi yang menguras banyak waktu―"

"Penyempurnaan seluruh Map akan menghabiskan waktu berbulan-bulan,kupikir."

Asuna dan Shino tertawa mendengar lelucon Kazuto di waktu yang sama.Akan tetapi,si pemilik pidato ini tetap merenung dengan mengerutkan alisnya,dan tak lama kemudian,ia mulai berbicara dalam sikap bermonolog,

"Jadi,simulasi pembangunan sebuah peradaban,yah. Tidak...bisa dibilang itu perlu.Jika fungsi FLA dalam STL digunakan dan dibiarkan untuk berkembang…apakah ada pembatasan yang ditanamkan pada memori-memori yang berada di dalamnya.....?"

"FL dari STL...apa itu?" Shino yang mengeryit karena pergantian singkat itu,sementara Kazuto mengangkat wajahnya dan berkedip.

"Ah…itu adalah sihir kedua yang dimiliki Soul Translator.Barusan,aku ngomong tentang dunia virtual bagaikan mimpi yang diciptakan oleh STL,bukan? " "Yeah."

"Apakah kau pernah mengalami mimpi yang sangat sangat panjang,dan merasa sangat kelelahan ketika kau terbangun?Sebuah mimpi buruk khususnya..."

"Ah―ya,aku pernah."

Shino menggangguk sambil mengernyitkan dahinya.

"Melarikan diri dari sesuatu,dan sepanjang jalan itu aku berpikir "ini pasti hanya mimpi" namun aku tak mampu bangun.Ketika berpikir aku akhirnya terbangun setelah dikejar-kejar untuk waktu yang lama,tahu-tahunya ternyata itu sebuah mimpi juga."

"Menurutmu berapa jam waktu yang kau habiskan di dalam mimpi-mimpi itu?"

"Eh―?Dua…atau mungkin tiga jam."

"Nah,ketika kita memonitor gelombang otak selama bermimpi,yang menurut seseorang rasanya sangat lama,jangka waktu sebenarnya antara kita melihat mimpi dan membuka mata kita itu terjadi hanya dalam beberapa menit."

Kazuto yang memotong kata-katanya sampai poin itu,tiba-tiba menjulurkan kedua tangannya untuk menutupi kedua terminal yang tergeletak di atas meja.Ia lalu melemparkan sebuah tatapan penuh makna ke arah Shino.

"Kita mulai membicarakan hal-hal mengenai STL sekitar pukul setengah lima,ya kan?Sinon,menurutmu pukul berapa sekarang?"

"Hmm..."

Terperanjat,Shino ragu-ragu untuk menjawab.Langit yang melewati titik balik matahari musim panas masih cerah,jadi ia tak bisa menerka waktu menggunakan cahaya yang sinarnya masuk melalui jendela.Dia terpaksa mengandalkan perkiraannya untuk menjawab,

"...Sekitar pukul empat lebih lima puluh menit..."

Kazuto menarik tangannya yang menutupi terminal,sebelum mengarahkan layar terminal tadi pada Shino.Saat ia menatap pada layar itu,beberapa sosok angka digital menunjukkan bahwa sekarang telah pukul lebih.

"Whoa,tak kusangka kita telah menghabiskan waktu selama ini untuk mengobrol."

"Kesadaraan terhadap waktu waktu adalah hal yang subyektif.Bukan hanya selama di dalam mimpi namun juga di dunia nyata.Ketika dalam keadaan darurat,semburan adrenalin membuat waktu terasa melambat,atau sebaliknya,waktu berlalu lebih cepat ketika keasikan mengobrol santai.RATH telah meneliti mengenai bagaimana ini terjadi dalam kesadaran manusia…atau Fluctlight,dan tiba pada sebuah teori kasaran.Ripanya,yang mengalir pada inti kesadaran adalah pulsa yang bertindak sebagai « Thought clock control signal».Tapi itu nampaknya mereka belum bisa memahami darimana itu asalnya."

"Clock…?"

"Itu adalah istilah yang sering kau dengar ketika kau membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan gigahertz yang dimiliki computer."

"Banyaknya jumlah kalkulasi yang bisa dilakukan dalam satu detik,ya kan ?"

Asuna berkata sembari mengangguk,Kazuto kemudian mengetuk permukaan meja dengan jari-jari tangan kanannya,menciptakan suara ton ton.

"Itu juga adalah angka maksimal yang mereka masukkan ke dalam katalog,angka tadi sebenarnya tidaklah konstan<tetap>.Clock tadi beroperasi secara pelan agar menghasilkan sedikit panas,kemudian ketika sebuah beban pekerjaan yang berat diterima——"

Ton ton ton,terdengar ketika ia mempercepat iramanya.

"Bersamaan dengan meningkatnya pengoperasian clock,kalkulasi juga dilakukan dengan cepat.Itu sama halnya dengan computer kuantum dalam bentuk Fluctlight.Ditempatkan pada situasi yang gawat,menangani sebuah data yang besar,clock pikiran akan berakselerasi menanggulanginya.Sinon pasti pernah mengalaminya juga, ketika berkonsentrasi pada pertarungan yang sengit,kau merasa seperti kau dapat melihat peluru-peluru,ya kan?"

"Ah—Nah....ya,ketika aku sedang dalam kondisi sangat prima.Tapi itu adalah hal yang mustahil bagiku untuk meniru «Memprediksi jalur peluru kemudian menghindarinya» milikmu" Shino berkata sambil cemberut,Kazuto memberikan senyman pahit sebelum menggelengkan kepalanya.

"Itu juga tak mungkin bagiku yang sekarang.Aku harus berlatih kembali sebelum BoB berikutnya...Namun toh,clock pikiran itu kan mempengaruhi kesadaran terhadap waktu kita.Ketika clock itu berakselerasi,seseorang akan merasakan bahwa aliran waktu menjadi melambat.Momen-momen selama tidur adalah contoh yang jelas untuk hal itu.Untuk menangani data memori yang jumlahnya besar,Fluclight akan menambah kecepatan,dan sebagai hasilnya,kita seolah-olah melihat mimpi yang terasa berjam-jam lamanya dalam beberapa menit."

"Hmmmm...."

Shino melipat tangannya sembari menggeram.Otaknya,atau lebih pas,pikirannya,adalah sebuah computer berbasis cahaya,sesuatu seperti itu melampaui nalar, perilaku «Berpikir» mampu meningkatkan maupun menurunkan kecepatannya,meski dibilang begitu pun,ia tak bisa merasakan sesuatu seperti itu bisa dilakukan.Akan teteapi,Kazuto menyeringai sembari meneruskan kata-katanya,

"——Dalam kasus ini.Jika kita bisa melakukan sebuah pekerjaan atau pekerjaan rumah tangga di dalam mimpi kita,bukankah kau pikir itu hal yang hebat?Bahkan jika itu hanya beberapa menit saja di dunia nyata,itu akan menjadi berjam-jam lamanya di dalam mimpi."

"S-Sesuatu semacam itu tak masuk akal."

"Ya,menurutku juga begitu―,aku belum pernah melihat sebuah mimpi yang nyamannya semacam itu sebelumnya."

Meski Shino maupun Asuna keduannya menyangkal hal itu di waktu yang sama,senyum tetap tergambar di wajah Kazuto sementara ia lanjut menjelaskan,

"Mimpi yang nyata itu tak konsisten,Itu adalah hasil sampingan dari operasi pengolahan memori.Mimpi yang diciptakan oleh STL lebih jelas…Maksudku,Dunia VR yang menyerupai mimpi jika dalam logika tersebut.Di dalam dunia itu,clock pikiran dalam kesadaran seseorang diinterferesikan dan diakselerasikan.Di saat bersamaan,Waktu standar di dalam dunia virtual itu pun diselaraskan akselerasinya.Sebagai hasilnya,lamanya waktu Dive yang user rasakan di dalam dunia virtual tersebut adalah beberapa kali lipat waktu sebenarnya di dunia nyata.Itulah fitur andalan dan terhebat yang dimiliki STL, «Fluctlight Acceleration», disingkat sebagai FLA."

"..ini sudah..."

Menurutku kita tak lagi membicarakan tentang kenyataan,Shino mengeluarkan hembusan nafas kecil.Ini telah jauh dari versi «Sedikit Beda» AmuSphere.

Kehidupan sosial telah berubah sepenuhnya cuma karena pengimplementasian teknologi Fulldive.Shino mendengar bahwa mesin versi berbayar murah telah digunakan di perusahaan-perusahaan biasa,dan telah menjadi hal yang umum untuk pergi ke dunia virtual untuk menghadari konferensi ataupun presentasi,ada penyiaran drama dan film real 3D setiap harinya,dimana para penonton bisa masuk ke dalam adegan dari sudut manapun yang mereka suka,dan sebuah software travelling yang memproduksi sebuah pemandangan dataran tinggi,sangat sangat popoler dikalangan para lansia,seperti yang telah dikatakan Kazuto sebelumnya, sebuah era dimana bahkan pelatihan militer sekalipun dilakukan di dalam dunia virtual.

Dengan meningkatnya jumlah orang yang tak mau pergi meninggalkan rumahnya masing-masing,munculnya ledakan «Strolling Group» ,yang berjalan-jalan ngalor ngidul tanpa tujuan di kota-kota dalam dunia virtual,perilisan «Virtual strolling software»,yang disediakan khusus bagi grup tertentu yang telah meraih kepopuleran besar,tapi itu adalah sebuah fenomena yang telah memiliki prioritas baliknya sendiri.Dan baru-baru ini saja terdapat sederetan besar kedai hamburger dan gyudon yang mulai membuka cabang dunia virtual mereka.

Kemanakah gelombang besar dunia virtual semacam itu menyapu dunia nyata——Meski beginilah situasi sosial sekarang ini,dengan sesuatu yang mampu mengakselerasikan kesadaran seperti Soul Translator,Akan jadi seperti dunia ini?Sementara Shino merinding memikirkannya,di balik punggungnya,Asuna,yang mengernyit seolah ia sedang memikirkan hal yang sama,mulai bergumama sambil mendesah,

"Mimpi panjang… hmm…."

Ia lalau menaikkan tatapan matanya ke arah Kazuto di seberang meja dan memberikan senyum tipis.

"Akan hebat jadinya jika Soul Translator dikomersialkan sebelum insiden SAO…Aku heran kenapa aku harus berpikir seperti ini.Jika interface hardware nya bukanlah Nerve Gear namun STL,maka Aincrad pasti akan memiliki ribuan lantai,dan untuk clearingnya akan membutuhkan waktu sekitar dua puluh tahunan." "Y…Yang benar saja. "

Melihat Kazuto gemetaran sambil menggeleng-gelengkan kepalanya membuat Asuna tersenyum kembali,kemudia ia lanjut bertanya, "Ya.Itu akan menjadi pengujian operasional panjang yang berkesinambungan.Aku akan Diving tiga hari berturut-turut tanpa makan maupun minum.Kupikir aku akan sedikit kurusan…."

"Itu sih nggak sedikit lagi namanya ―Serius deh...kerjaan ini terlalu berlebihan"

Asuna membentuk wajah marah yang manis sambil melipat tangan di depan dadanya.

"Besok Aku akan pergi ke Kawagoe dan membuatkan makanan ! Aku perlu meminta Suguha-chan untuk membeli banyak sayuraan juga."

"B-Baik banget deh kamu."

Sembari Shino tersenyum menyaksikan mereka berdua,ia mendadak terpikir sebuah pertanyaan,dan mulai bicara,

"Hey...ini artinya,tiga hari Dive panjangmu itu akan dilakukan dengan fungsi akselerasi pikiran tadi,ya kan?Apa kau tahu berapa lama waktu yang sebenarnya kau rasakan di dalam?"

"Hmm,seperti yang kujelaskan sebelumnya,memori di dalamnya dibatasi..Tapi,kudengar kecepatan maksimal fungsi FLA saat ini adalah tiga kali...."

"Itu artinya…sembilan hari?"

"Atau mungkin sepuluh hari."

"Hmmm…aku bertanya-tanya apa sih yang kau lakukan dalam dunia seperti itu.Memori memang tak bisa dibawa keluar,tapi gimana caranya memasukkan memori-memori dunia nyata kedalamnya?Apa ada tester lainnya?"

"Nggak― sesuatu seperti itu,kupikir nggak ada.Sebab latar belakang pengetahuan akan mempengaruhi hasil tes-nya.Juga,mesin itu bisa memblokir memori selama Dive,jadi membatasi memori yang ada harusnya bukan hal sulit...Toh,bangunan tempatku kerja di Roppongi hanya punya satu mesin eksperimen STL,jadi orang yang Diving di dalamnya cuma aku seorang.Dan yang kutahu hampir nggak ada apa-apa «Di dalam», jadinya nggak cukup deh untuk menjadi seorang Beater atau yang lain dengan hasil tes-nya.Tapi satu-satunya hal yang kubisa beritahukan adalah nama sandi dari dunia virtual yang digunakan dalam eksperimen tersebut."

"Heh...Apa itu?"

"«Underworld»"

"Under….Underground world?Aku bertanya-tanya apakah begitu cara dunia VR itu dirancang."

"Rancangannya sih gak jelas apakah itu realita,fantasi,atau SF setting.Tapi,menilik dari namanya,aku punya feeling kalau itu akan menjadi sebuah tempat di bawah tanah yang suram..."

"Hmmm,jadi kita nggak bisa menerka-nerkanya yah."

Sembari Shino dan Kazuto mengelengkan kepala mereka bersamaan,Asun menyentuh dagu dengan tangannya seraya ia bergumam dengan suara lirih,

"Mungkin…itu datangnya dari dongeng Alice juga."

"Alice..."

" semenjak nama RATH juga diambil dari kisah『Alice in Wonderland』.Edisi khusus perdana dari buku itu adalah 『Alice’s Adventures Under Ground』."

"Heh..ini pertama kali ku mendengarnya.Jika ini benar,entah kenapa...itu mirip seperti sebuah perusahaan dongeng."

Shino memberikan senyuman tipis sambil lanjut bicara,

"Ngomong-omong,soal buku-buku kisah Alice,ada dua buku dengan cerita mengenai mimpi panjang kan… Mungkin selama Kirito Dive,bisa saja ia melakukan pesta minum the dengan kelinci atau main catur dengan ratu."

Asuan yang mendengarnya tertawa cekikikan dengan geli.Tapi orang yang dipertanyakan,Kazuto,menatap lurus ke satu titik di atas meja dengan wajah rumit.

"....Ada yang salah?"

"....Nggak..."

Suara Shino membuat tatapannya kembali ke atas,dengan masih mengernyit,ia berkedip berulang kali dengan jengkel.

"Barusan,ketika aku mendengar kata Alice…Aku rasa aku bisa ingat akan sesuatu…Seperti,ada waktu,dimana kau merasakan ada hal yang lucu atau mengganggu seperti barusan,tapi nggak peduli gimanapun kau memikirkannya,kau nggak bisa mengingatnya,sejenis perasaan gelisah gitu."

"Ah ya.Seperti bangun dari mimpi buruk tapi nggak ingat apa isi mimpinya tadi."

"Sesuatu…barusan aku rasa kalau aku melupakan sesuatu yang buruk…"

Asuna bertanya sembari melihat Kirito,yang mengacak-acak rambutnya,

"Itu,jangan-jangan,memori selama eksperimen....?"

"Tapi…Bukannya kau bilang kalau semua memori tentang dunia virtual itu dihapus?"

Sementara Shino mengatakan hal itu setalah Asuna,Kazuto menggeram sambil tetap memejamkan matanya,sebelum menurunkan bahunya.

"…Nah,itu pun memori sepuluh hari yang berharga.Mungkin saja ada pecahan-pecahan memori yang lolos dari pemblokiran... "

"Oh ya,kalau kita berpikir begitu,jika memori-memori itu sebenarnya masih ada,artinya kau telah bertambah tua daripada kami,dalam pikiran lo.Entah kenapa itu….mengerikan."

"Untukku,itu sedikit…membahagiakan,rasanya seperti jurang pemisah jadi lebih sempit."

Asuna berkata begitu,karena ia setahun lebih tua,Kazuto merespon dengan memberi senyuman tipis,

"Kalau dipikir-pikir,dalam periode antara Dive kemarin dan kelas hari ini,aku merasakan perasaan tak nyaman yang aneh.Kayak sudah lama sekali sejak aku melihat kota,atau acara TV.Teman-teman sekelas juga .... Lagi-lagi merasa " Siapa sih cowok itu " ? Sesuatu seperti itulah..."

"Jangan lebay deh,itu kan 10 hari doang."

Shino dan Asuna mengernyit mendengar kata-kata Kazuto.

"Kirito-kun,harusnya kau keluar dari ekperimen nggak masuk akal itu.Itu benar-benar terlalu membebani tubuhmu."

"Ah,kalau pengujian operasional panjang yang berkesinambungan tadi sukses,itu artinya bagian terakhir dari masalah rancangan dasar semuanya telah rampung.Tahap berikutnya adalah membentuk mesin untuk pengimplementasiannya,tapi aku jadi bertanya-tanya berapa tahun ya yang dibutuhkan untuk merubah mesin ukuran gede itu menjadi basis komersialnya…Aku juga nggak bisa melakukan pekerjaan paruh waktu ini lebih lama lagi,padahal test terakhirnya dimulai bulan depan."

"Uu..."

Pada kata-kata Kazuto,Shino membuat wajah suram sekali lagi.

"Hey,jangan ngingetin aku hal-hal kayak gituan.Kalian sih enak,sekolah kalian hampir nggak ada ulangan tertulis lagi.Sekolah ku masih memakai sistem lembar jawab,yang benar saja..."

"Huhu,kalau begitu bagaimana kalau belajar kelompok bareng?"

Seraya berkata begitu,Asuna melihat ke atas dinding dibelakang Shino sebelum berujar, ‘Wah’ dengan suara lirih.

"Sudah hampir jam enam,waktu pastinya berjalan cepat disaat kita lagi ngobrol-ngobrol begini."

"Kalau begitu udahan dulu aja deh.Tapi menurutku pas kita membicarakan topik utama tadi kira-kira waktunya cuma lima menit doang."

Sementara Kazuto melayangkan senyum pahit,Shino juga ikutan tersenyum sambil membalas,

"Yah,masih ada waktu sebelum BoB kelima,kalau begitu ayo kita putuskan pembangunan karakter dan rincian taktik bertarungnya setelah pengkonversian karakter."

"Ya,begitu juga bagus.Tapi rasa-rasanya aku nggak bisa memakai apa-apa kecuali light saber."

"Kan sudah kubilang padamu namanya photon sword."

‘Apa iya?’Kazuto tertawa sembari ia memegang pinggiran meja,dan mulai berjalan menuju ke kasir untuk membayar bon acara traktiran ini dengan gaji yang ia dapat dari pekerjaan paruh waktu tujuah puluh jam.Shino dan Asuna berujar,Makasih traktirannya! Bersama-sama,sebelum menuju ke pintu keluar.

"Agil-san,kapan-kapan aku akan datang lagi."

"Makasih buat acara makan-makannya,baked beans nya benar-benar lezat."

Setelah balasan dari sang pemilik toko,yang sedang sibuk mempersiapkan toko di malam hari,Shino mengeluarkan payungnya dari tong wishky dan mendorong pintu agar terbuka. Karakaran,diikuti suara bel pintu yang terus bordering,suara berisik perkotaan dan hujan menyelimuti telinganya. Meski masih ada waktu sebelum petang tiba,namun dikarenakan awan tebal,yang sebagai pertanda malam yang gelap telah tiba menggantung diatas jalanan basah disekitarnya.Shino membuka payungnya,dan mulai menuruni anak-anak tangga kecil——ia mendadak menghentikan langkah kakinya sembari dengan cepat ia menggerakkan matanya mengamati lingkungan sekitarnya.

"Sinonon,ada apa….?"

Suara keheranan datang dari arah belakang.Shino kembali kepada akal sehatnya dan buru-burur berbalik dari jalan. "N-Nggak,nggak ada apa-apa kok."

Ia tertawa singkat untuk menyembunyikan rasa malunya.Mana mungkin,aku merasakan hawa kehadiran sniper di tengkukku,tapi ini tidak mungkin.Mungkin kebiasaan menegaskan sniping moment di saat aku memasuki ruanngan terbuka ini muncul di dunia nyata? Berpikir begitu,ia menjadi agak kaget.

Sementara Asuna memiringkan kepalanya,bel pintu tadi berderinng sekali lagi,diikuti suara langkah kaki menuruni anak tangga.

Ketika Kazuto yang keluar dari toko sambil memasukkan dompet ke dalam tasnya,telah sampai di bawah dan berdiri di jalan,ia mengeluarkan satu patah kata disertai dengan helaan nafas,

"ALICE....."

"Apa Kamu masih memikirkannya?"

"Nggak....aku kebetulan mendengar percakapan para staff di hari Jumat sebelum Diving ke dalam STL….…… Arti…… Labile…… Intelligen…… hmm,apa yah itu...."

Shino memberikan payung yang dipegangnya pada Kazuto,yang menggerurtukan kata-kata yang tak dapat ia tangkap maksudnya,Asuna pastinya lebih khawatir tentangnya, seraya ia memberikan senyuman pahit.

"Serius deh,jika sesuatu seperti itu benar-benar mengusikmu,Harusnya kau kan tinggal tanya pada mereka lain kali kau kesana."

"Yah...itu benar."

Kazuto menggelengkan kepalanya dua,tiga kali,sebelum akhirnya membuka payungnya.

"Sampai jumpa Sinon,pertemuan selanjutnya kita akan bahas tentang konversi karakter ke GGO."

"Paham.Bagusnya ketemuan di ALO lain kali.Makasih dah mau datang hari ini."

"Sampai jumpa,Sinonon."

"Sampai jumpa,Asuna."

Kazuto dan Asuna yang akan pulang dengan JR,melambaikan tangan.Shino lalu mulai berjalan ke stasiun bawah tanah di arah berlawanan.

Sekali lagi,ia diam-diam melihat ke sekelilingnya dari balik payung,namun perasaan takut oleh tatapan sesuatu sebelumnya juga telah menghilang tanpa jejak seperti kali pertama tadi.


  1. titik cahaya pada radar
  2. kata ini artinya juga ingatan/memori,namun agar tak saling bersinggungan dengan kata memori/ingatan yang lain aku biarkan saja.