Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 10 Bab 3

From Baka-Tsuki
Revision as of 04:32, 26 December 2012 by Solterina (talk | contribs) (→‎Bagian 1)
Jump to navigation Jump to search

Bab 3 - Turnamen Seni Pedang Zakkaria (Bulan ke-8 Kalender Dunia Manusia 378)

Part 1

—Benar-benar bocah yang gak bisa dipahami.

Melihat kebawah kearah wajah tidur yang polos dari atas balok yang tinggi, ia tanpa sadar berfikir seperti itu.

Dua bocah itu menggunakan jerami kering dan keras yang ditumpuk di gudang yang sangat tua sebagai tempat tedur, tertidur nyenyak. Secara penampilan, mereka gak terlihat terlalu aneh. Bocah yang tertidur secara horizontal itu memiliki rambut berwarna kuning muda, dan mata yang sedang tertutup itu berwarna hijau tua. Keduanya adalah warna yang bisa ditemukan dimana saja di area NNM... «Norlangarth Northern Middle». Tinggi badan dan fisik mereka semuanya sesuai rata-rata yang dimiliki bocah seumuran mereka.

Sebaliknya, bocah yang tertidur di kiri yang kakinya terbuka lebar mempunyai rambut dan mata yang berwarna hitam pekat, benar-benar langka. Kesempatan melihat warna gelap lebih umum di area Timur dan Selatan, dan peluang untuk melahirkan anak dengan mata dan rambut hitam di wilayah Utara sangatlah langka, bahkan ada yang bilang kalau peluang itu gak ada sama sekali. Berhubung populasi dari Kerajaan Manusia telah berkembang sampai sedemikian luas, mungkin hal itu bisa terjadi. Bentuk tubuh nya sangat mirip dengan bocah yang disebelah nya, seolah-olah mereka adalah saudara kembar.

163 hari yang lalu, ia diperintahkan oleh «Master» untuk secara langsung mengamati dua bocah itu. ia datang jauh-jauh kesini dari Central Centoria, dan entah kenapa merasa kecewa. Entah itu karena penampilan atau veralism, mereka gak terlihat terlalu berbeda dari orang-orang yang seumuran dengan mereka, tapi ia merasa kalau perencanaan dan kemampuan mereka untuk menghindari bahaya dalam kondisi yang berbahaya itu dibawah rata-rata.

Sudah setengah tahun lamanya ia mengikuti dua bocah itu, berhati-hati agar gak ketauan.

Musim hujan sudah lewat, dan saat musim panas hampir lewat, ia pelan-pelan mengerti kenapa «Master» menyukai kedua bocah itu.

Kurangnya perencanaan dan mematuhi peraturan hanyalah wujud dari rasa ingin tau mereka. Dan juga, imajinasi dan gerakan bocah berambut hitam itu mengagetkan bahkan baginya, yang sudah hidup di dunia ini selama lebih dari 200 tahun. Sejak ia mulai memperhatikan mereka, sering kali it merasa khawatir kalau bocah itu akan melanggar Taboo Index.

Memikirkan hal itu dengan seksama— itu bukanlah masalah. Bocah itu gak akan bisa melakukan hal seperti itu. Dia melakukan hal yang mirip dengan [dia] yang «Master» anggap sebagai musuh bebuyutan nya, menghancurkan perbatasan permanen yang berserakan di seluruh dunia dalam beberapa hari...

Pada saat ini, bocah berambut hitam yang tertidur mulai menggerakkan kaki nya seolah-olah melihat sesuatu. Baju yang berperan sebagai piyama nya itu terbuka sedikit, dan ia hanya bisa menghela nafas, dan bocah itu mulai bergerak-gerak lagi tanpa peduli kalau pusar nya kelihatan.

Musim panas sudah berakhir, dan angin malam terasa agak dingin di wilayah yang bisa disebut wilayah Norlandgarth utara. Banyak celah di gudang ini, dan kalau bocah itu terus tidur di atas jerami dengan pusar terbuka, kemungkinan «Life» miliknya mendapat sedikit penyakit akan sangat besar. Hari berikutnya— Kalender Dunia Manusia 387, Agustus 28th bisa dibilang adalah rintangan terbesar selama perjalanan untuk mereka.

Mereka hanya bisa menghasilkan uang dengan bekerja di peternakan ini selama musim panas, dan meskipun ia berkali kali ingin memberitau agar mereka setidaknya tidur di penginapan di kota, ia gak bisa berinteraksi dengan mereka secara langsung. Sembari ia memperhatikan mereka dengan cemas, kedua bocah itu melanjutkan tidur mereka di gudang yang simpel itu—

Dan pada akhirnya, berakhir seperti ini.

...Mau gimana lagi. Kalau aku ikut campur dengan cara sepert ini, «Master» akan memaafkan ku, pasti.

Ia berdiri diatas balok tinggi dan melambaikan tangan kanan nya. Mengucapkan sebuah mantra, ujung jari nya mengeluarkan cahaya berwarna hijau, membentuk cahaya dari «Elemen Angin».

Ia secara hati-hati membiarkan «Elemen Angin» itu jatuh disamping bocah berambut hitam, 30 cen menuju jerami kering, dan pelan-pelan «melepaskan» nya.

Sedikit angin sepoi-sepoi tercipta dari cahaya itu, menggulung tumpukan jerami yang pelan-pelan menyelimuti pusar bocah yang terbuka itu. Benda itu bukan selimut yang bagus, tapi sepertinya cukup untuk menghalangi angin dingin yang berhembus dari celah gudang.

Ia menurunkan tangan nya dan meneruskan untuk menatap kearah dua bocah yang gak sadar apa yang terjadi sebelum mulai memikirkan apa yang akan dilakukan setelahnya.

Life itu beku permanen, dan penyihir itu sudah menjalankan tugas yang mirip dari «Master» itu selama hampir 200 tahun. Namun, ia gak pernah punya ingatan apapun tentang dirinya merasa tertarik dengan pihak yang diamati. Tapi, ia harus menjadi sebuah fungsi yang tak memiliki «emosi». Tubuh ini bukan tubuh yang dimiliki manusia... Atau lebih tebatnya, bukan sebuah Unit Manusia di «UnderWorld» ini.

Meskipun ia bisa memprediksi kalau bocah itu akan terkena flu tepat sebelum ujian penting nya, masalahnya adalah kenapa ia gak mengacuhkan hal ini, tapi malah menggunakan sihir untuk ikut campur. Atau bahkan, jika bocah itu ambruk, jika sihir itu gagal, misi panjang nya untuk mengamati mereka akan berakhir, dan ia bisa kembali ke pojokan dari perpustakaan besar yang ia rindukan...

Dengan kata lain... bukannya pulang, perjalan nya dengan dua bocah itu akan berakhir seperti ini saja?

Mustahil. Hal ini terlalu gak logis. Ini seperti aku terpengaruh oleh gerak-gerik tak wajar dari mereka berdua.

Aku gak boleh terus memikirkannya. Ini bukan bagian dari misi. Yang harus aku lakukan hanyalah mengikuti dan memperhatikan mereka berdua. Aku harus memperhatikan kedua orang ini— bocah berambut kuning muda Eugeo dan bocah berambut hitam Kirito, pergi ke tempat tujuan mereka.

Ia melengkungkan tubuhnya mundur 5 mil dan melompat dari balok. Ia gak boleh membuat Life nya capek dengan tubuh yang kecil ini, dan ia gak perlu menggunakan sihir. ia mendarat seperti jerami yang mendendap, dan pelan-pelan memindahkan kaki kurus nya ke posisi yang biasanya— ke dalam rambut hitam yang agak panjang dari bocah yang bernama Kirito.

Ia mengencangkan badannya di berbagai helai rambut yang mempunyai warna yang sama dengan nya, dan untuk suatu alasan, menegur dirinya sendiri untuk tubuh kecil nya.

Kedamaian, kenyamanan, keyakinan; di tengah-tengah semua ini, ada semacam emosi yang kuat dari semua hal itu... Dan ia gak bisa berfikir kenapa ia merasa demikian.

—Benar benar bocah yang gak bisa dipahami.

Ia lagi-lagi mempunya pemikiran seperti ini, menutup matanya, dan kemudian tertidur.