Sword Art Online Bahasa Indonesia:The Day Before

From Baka-Tsuki
Revision as of 21:37, 18 February 2013 by Valdeen (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Sehari Sebelumnya

Sword Art Online The Day Before - 000.jpg

Bagian 1

Waktu Standar Aincrad, Tahun 2024, Tanggal 23 Oktober, 9 PM.

Aku, swordsman level 96, Kirito, telah melamar Asuna level 94 Fencer, dan dia menerimanya.


Tentu saja ini terjadi di VRMMO bernama Sword Art Online — kejadian di dalam sebuah RPG. Di dunia nyata aku dan Asuna belum pernah bertemu sama sekali, dan yang paling penting aku belum berada pada usia yang diijinkan untuk menikah secara hukum — mungkin Asuna sedikit lagi mencapai umur tersebut dalam hal itu.

Aku tidak tahu permainan apa yang pertama kali menerapkan «Sistem Pernikahan», namun pernikahan diantara sesama karakter sudah populer di dunia MMO, bahkan sejak duapuluh tahun yang lalu. Berbagai macam keuntungan diberikan kepada kedua «pasangan» hampir di semua seri, jadi banyak kejadian dimana perkawinan dilakukan hanya dilakukan untuk tujuan tersebut, dan tentu saja ada pemain yang menikah sebagai bagian dari mereka untuk sungguh-sungguh melakukan 'roleplaying', dan tampaknya ada beberapa pernikahan di dalam game akhirnya menjadi pernikahan di dunia nyata. Tentu saja ini hanya asumsi dari diriku sendiri, tapi aku percaya apabila semua pemain MMO di seluruh dunia diberikan pertanyaan «Apakah anda memiliki pengalaman menikah di game?», mungkin lebih dari setengah akan memberikan jawaban ya.

Namun, meskipun itu sangat disesalkan (aku tidak tahu apa aku harus menggambarkannya seperti itu), aku tidak pernah menikah dengan siapa pun dalam semua MMORPG yang pernah aku mainkan selama ini.

Alasannya adalah —well, mungkin karena kelemahan komunikasi interpersonal-ku, disamping itu aku benar-benar tidak mengerti konsep dari sebuah «Pernikahan dalam Game». Apabila karakter laki-laki, Kirito yang dikendalikan olehku menikah dengan karakter perempuan, Dareko[1], yang dikontrol oleh seorang perempuan, atau seorang laki-laki (bisa saja ini terjadi) yang ada di suatu tempat di dunia ini, apa tidak masalah bagiku untuk mengartikan aku sebagai party permanen dengan Dareko-san? Atau haruskan aku meningkatkan 'roleplaying'-ku untuk mencintai Dareko-san itu? Atau mungkin-aku harus mewaspadai mahluk tertentu yang berada di belakang Dareko-san?

Sejujurnya, bukannya aku tidak pernah punya mengalami pengalaman menerima tawaran, "Mau menikah (〃 ^ ▽ ^ 〃)", dari karakter wanita yang terdaftar sebagai teman atau anggota guild dalam game lain yang pernah kumainkan sebelum SAO. Namun, dalam setiap kasus-kasus tersebut, aku akan membeku di depan monitor sambil berkeringat dingin dan akhirnya memberikan jawaban seperti "(´ノω;`)".

Aku terlalu berhati-hati, terlalu analitis, terlalu gugup, bahkan aku pikir begitulah diriku.

Namun, pada dasarnya kenapa aku begitu larut dalam game MMO adalah karena MMO hanyalah dunia sementara. Dibalik setiap dan masing-masing karakter, terdapat pemain yang tidak kita ketahui umur dan jenis kelaminnya. Hasilnya, pasti kita akan bertanya-tanya "Siapa sebenarnya orang ini?". Setiap orang bukanlah diri mereka sendiri, termasuk juga diriku.

Meskipun begitu, bagiku sistem «Pernikahan» ada untuk mengadu langsung anggapan itu. Walaupun pernikahan itu dilakukan didalam game, orang itu akan menjadi sadar diri bila dihubungkan dengan orang tertentu melalui hubungan khusus tersebut. «Orang Tertentu» yang menggerakkan mouse dan mengetik keyboard di dunia nyata.

Karena itu, aku selalu menghindar untuk menjadi permanen partner dengan orang di net game dan tentu saja itu tidak berubah di game kematian ini, Sword Art Online. Tidak, dengan avatar yang menggunakan penampilan asli, menambah lebih banyak alasan untuk menjaga jarak dengan yang lain.

Namun, yang perlahan-lahan membuyarkan, mengecilkan, dan akhirnya menghancurkan kegelisahan —atau lebih tepatnya kecurigaanku, tentu saja adalah Asuna.

Kurang dari dua tahun semenjak dimulainya game kematian ini, meskipun berada di situasi yang berbeda-beda gadis itu tidak pernah menghilang dari pandanganku. Dia adalah anggota party pertama-ku, dan tak lama setelah itu menjadi rekan dalam group clearing meskipun dia telah bergabung dengan guild Knights of Blood. Ada suatu ketika kami menyelidiki kasus pembunuhan aneh bersama-sama dan di waktu lain aku meminta dia untuk memasakkan bahan makanan grade-S. Melalui interaksi bersama Asuna itu aku menyadarinya.

Di dunia ini -dan pastinya di dunia nyata juga, mungkin juga di game MMO non-fulldive yang kumainkan sebelum SAO, bahwa yang menentukan apakah orang-orang yang di hadapanku adalah yang sebenarnya adalah diriku sendiri. Jika aku meninggalkan keraguan dan jarak, mereka hanya akan menjadi sebuah kebohongan. Jika aku memberikan kepercayaan dan kompromi ke dalamnya, mereka akan menjadi sebuah kenyataan.

Sekarang, tepat di hadapanku, ada seorang swordswoman bernama Asuna.

Aku menikmati setiap waktu yang kuhabiskan dengannya. Asuna bertarung, Asuna tertawa, bahkan ketika Asuna marah, menyaksikan setiap dan semua momen tersebut menumbuhkan emosi kuat dalam hatiku. Dia selalu dalam jangkauanku dan jelas dia juga tertarik. Ketika aku melihat Asuna sekarang, aku tidak merenungkan apakah dirinya yang sekarang adalah yang sebenarnya, tidak sedikitpun.

Oleh karena itu, aku melamar Asuna.

Kalau boleh berbicara jujur, bukannya semua keraguanku telah menghilang. Aku masih tidak memiliki keyakinan untuk mengklaim bahwa emosi yang selalu mencari Asuna ini adalah apa yang disebut «Cinta». Aku selalu menjaga jarak dengan keluargaku di dunia nyata, dan semenjak aku datang ke dunia ini aku terus menerus bersikeras mempertahankan 'solo playing'-ku, membuatku bertanya apakah aku memiliki hati untuk mencintai orang lain.

Namun, aku berpikir mungkin aku bisa menemukan jawaban dari keraguan terakhirku bila aku bersama Asuna.

-Dan, dari semua itu adalah «pemahaman pernikahan di SAO» maka aku telah tiba sejauh ini.

Pada topik lain, karena ini benar-benar sebuah pernikaham, meskipun itu terjadi dalam dunia permainan, masih ada aspek materi adat untuk itu. Untuk lebih spesifiknya, apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan rumah baru, boleh dibilang seperti itu.

Secara natural kami akan hidup bersama setelah menikah, dalam hal ini, bahkan sebelum mempertimbangkan tempat pelarianku di gang-gang belakang kota utama Algade di lantai limapuluh, mansion Asuna yang berada di Salemburg, di lantai keenampuluh satu terlalu sempit untuk kita berdua. Belum lagi dengan mengesampingkan masalah area fisiknya, ada keadaan yang memaksa kita tidak dapat hidup bersama di tempat tinggal kita saat ini.

Sub-Leader dari Guild «Knights of the Blood», Asuna sang «Flash» boleh dibilang merupakan pemain yang paling diidolakan di Aincrad saat ini.

Dia hampir selalu di peringkat pertama dalam jajak pendapat popularitas pemain di surat kabar yang diterbitkan oleh broker informasi, bahkan memiliki beberapa klub penggemar dengan toko besar yang menawarkan debut, bukan debut CD, tapi debut RC (Recording Crystal), meskipun sepertinya dia mengusir mereka dengan tusukan rapier-nya.

Rasanya seperti telah bertahun-tahun sejak fase «Gadis Kecil Berkerudung Merah» pada awal game kematian ini ketika dia terus menerus mengenakan cape berkerudungnya, tetapi bila publik mengetahui pernikahan idol seperti itu, bukan tidak mungkin itu akan menjadi berita bagi setiap dan semua surat kabar, semuanya sekaligus.

Banyak fansnya akan mengeluh dan mengerang, dan bisa saja terbentuklah sebuah energi dan terubah menjadi sebuah serangan dengan properti curse, menyebabkan pasangannya, yaitu aku, mengalami kesialan—bahkan jika kita mengesampingkannya, diinterogasi atau hal seperti itu tidak akan mungkin aku dapat menikmati kehidupan sebagai pengantin baru, maka aku akan tetap menyembunyikan kenyataan di balik pernikahan ini semampu yang aku bisa.

Tentu saja, kami banyak mengirimkan pesan kepada teman-teman Asuna, dan sedikit dari teman-temanku, jadi kami tidak berharap berada dalam kerahasiaan dalam waktu yang lama, namun demikian kami tidak berada dalam posisi untuk menikmati bulan madu kami terlalu lama. Baru empat hari berlalu sejak bos lantai Tujuhpuluh empat, «The Gleameyes», berhasil dikalahkan dan membutuhkan beberapa waktu sebelum ruang bos berhasil ditemukan di lantai Tujuhpuluh lima, lini depan saat ini. Namun baik aku dan Asuna tidak mempunyai pilihan lain untuk berpartisipasi dalam pertempuran boss tersebut, meskipun kami dapat meninggalkan pemetaan labirin di menara tersebut.

Dengan demikian, jika kami bisa memiliki waktu selama sepuluh hari... tidak, dua minggu... sampai hal itu terjadi, maka kami harus segera mencari rumah di mana kami bisa menghabiskan waktu dengan sedikit lebih damai.

Jika kami me-list semua item yang telah kami kumpulkan selama gameplay kami di bagian rahasia surat kabar, mengkonversi hampir semua yang tidak kami butuhkan menjadi Col, kita mungkin hanya bisa membeli satu rumah di dalam area... atau dengan kata lain, di dalam kota. Namun jika kita mendirikan rumah baru kita disitu, akan berakhir dengan broker informasi yang mengetahui hal tersebut di hari yang sama pula. Maka rumah yang ideal bagi kami adalah salah satu rumah yang berada di lantai yang telah diselesaikan dan tidak dipenuhi pemain lain, belum lagi dibangun di tepian dan memiliki luas yang wajar dan tidak begitu menarik perhatiam.

Memang sebuah kondisi yang agak sulit, tetapi dalam kenyataannya aku sudah punya firasat unit yang cocok sebelum aku mengusulkannya.

Sudah lebih dari satu setengah tahun sejak lini depan ditempatkan di lantai duapuluh dua Aincrad. Itu adalah lantai rendah namun luas, namun hampir semua daerahnya ditutupi hutan yang mendalam, dataran rumput dan danau yang memiliki topografi indah namun halus, dan terpenting lagi, tidak ada quest penting ataupun Field Boss di sana. Para pemain dari grup clearing mengambil rute langsung menuju labirin dari kota utama, Coral Village, bergegas naik ke menara dengan tingkat kesulitan menengah, mengalahkan boss-nya dalam beberapa hari di bawah rata-rata saat itu. Pada saat ini, satu-satunya pemain yang mengunjungi lantai duapuluh dua kemungkinan adalah para nelayan yang menuju ke bebrbagai ukuran danau dan dan para woodcrafter yang mengumpulkan bahan kayu di hutan.

Sebenarnya,tempat itu adalah tempat yang belum kukunjungi selama lebih dari satu tahun, tapi untuk beberapa alasan pemandangan spektakuler itu tetap berada dalam ingatanku.

Pada hari ketika Boss di lantai duapuluh dua itu dikalahkan, ketika aku berlari sendirian, berusaha untuk menyelesaikan sebanyak mungkin quest yang belum kuselesaikan.

Aku menemukan sebuah jalan sempit di tepi danau biru yang jernih, yang tidak akan ditemukan kecuali benar-benar memperhatikan dari dekat. Tampaknya tidak berhubungan dengan quest tertentu, namun ketika aku mengikuti jalan dan mendaki bukit, aku menemukan sebuah rumah kayu sepi terpisah didirikan di ujungnya, dikelilingi oleh hutan lebat pohon konifer.

Dinding kayu-nya diselumiti lumut di sana-sini, sementara dua atau tiga pancang pohon keluar dari atap, tapi tidak menimbulkan kesan membusuk sama sekali. Sebaliknya, karena bercampur dengan alam sekitarnya, timbul kesan keindahan, seolah-olah itu adalah rumah yang dimiliki oleh salah satu ras Elf.

Perlahan aku membuka gerbang kayunya (karena itu mungkin, maka tidak mungkin rumah itu milik pemain lain), memeriksa interior dengan skill Search milikku (karena rumah itu kosong, bukanlah juga rumah NPC), dan setelah aku mendekati teras di depan, akhirnya aku menemukannya. Sebuah tanda «FOR SALE» dari kayu tergantung di kenop pintu.

Bahkan belum mencapai level 40, aku hanya bisa menunjuk pada harga yang tercantum pada tanda kayu tersebut sembari aku menghitung jumlah digit yang tertera, mendesah, dan meninggalkannya sementara dengan keras kepala melirik kembali lagi dan lagi. Dengan menetapkan mimpi bahwa suatu hari nanti, aku akan membuat item storage-ku dipenuhi cukup col untuk membeli rumah ini.

Pada kenyataannya, ketika aku berada di level 70-an saat lantai lima puluh ditaklukkan, tidak ada yang aku tidak mampu beli jika aku benar-benar menginginkannya. Tapi sebagai salah satu kelompok garis depan, aku tidak bisa memiliki waktu untuk melakukan perjalanan dua puluh menit untuk sampai ke gerbang teleport terdekat sebagai basis aku beroperasi. Pada akhirnya, aku mengambil tempat berlindungku di kota utama lantai lima puluh, Algade, dan akhirnya menghabiskan waktu tidurku di sana hingga beberapa hari lalu.

Benar-benar sudah satu setengah tahun semenjak aku menemukan rumah itu di hutan pada lantai duapuluh dua-

Aku memutuskan untuk melamar Asuna dan ketika aku memikirkan tentang rumah baru, yang segera muncul dalam pikiranku adalah rumah kayu itu. Aku percaya tidak ada pilihan lain yang lebih baik dari ini.

Dalam lamaranku, pertama kali aku mengungkapkan informasi tentang rumah kayu tersebut, menyarankan untuk pindah ke sana dan akhirnya aku berkata, "Mari kita menikah".

Aku percaya bahwa setidaknya sebagian kecil dari alasan di balik mengapa Asuna menjawab "Ya" tanpa ragu adalah berkat perlindungan suci dari rumah itu.


Bagian 2

Kemudian.

Satu malam telah berlalu setelah lamaran itu, tanggal duapuluh empat Oktober, sekitar setelah pukul 2 pagi. Aku dan Asuna bersama-sama mengunjungi lantai duapuluh dua.

Kami dipanggil ke markas dari Knights of the Blood di Grandum pada lantai limapuluh lima kemarin dan telah menyelesaikan permintaan sementara kami untuk mundur. Meskipun hanya sementara, kami meninggalkan guild dengan cara yang benar, dengan tanda salib merah sebagai lambang guild tidak tercantum lagi pada kursor kami.

Kami keluar dari gerbang teleport di kota utama, Desa Koral, dan saat kami berjalan menuju danau besar di sebelah baratdaya, dengan santai aku bertanya pada Asuna.

"Hei, sudah berapa lama kamu bergabung dengan KoB, Asuna?"

"Coba kuingat-ingat..."

Sambil menggelengkan rambutnya yang coklat, fencer tersebut sedikit memiringkan kepalanya.

"Kalau tidak salah Ketua mengajakku pada bulan Februari tahun lalu, jadi... mungkin sekitar satu-setengah tahun. Tepat setelah pertempuran dengan boss di lantai duapuluh lima berakhir, begitu..."

"Begitu... Jadi KoB dibentuk setelah setengah dari «Force» dihancurkan, bukan begitu?"

Aku melirik ke bagian bawah dari lantai di atasku.

Tiga lantai di atas lantai yang begitu damai ini adalah lantai duapuluh lima dari Aincrad yang akhirnya menjadi pencobaan sesungguhnya dari para pemain di grup clearing, setelah lantai pertama.

Mob yang abnormal kuatnya bila dibandingkan dengan lantai empatpuluh empat, menghambat kemajuan kami tepat setelah meninggalkan kota utama ditambah desain topografi dari field yang serumit labirin; kesulitannya memakan korban bahkan ketika kami sedang dalam perjalanan menuju kota berikutnya. Hampir tidak ada NPC dimana kita dapat memperoleh informasi, di sisi lain banyak terdapat medan perangkap yang berakhir di rawa beracun dan entah bagaimana saat kita berhasil mencapai menara labirin dengan berjalan kaki, para pemain dari grup clearing merasa sudah seperti tidak punya harapan.

Kami mencoba membangkitkan kembali diri kami dengan semua semangat yang bisa kita kumpulkan, dan orang yang memotivasi yang lain adalah pemimpin dari guild, «Aincrad Liberation Corps»—belum bernama «Liberation Force», saat itu-yang bernama Kibaou. Makiannya dalam dialek Kansai yang mengutuk semua orang dengan kata-kata "Kalian Bajingan!", menyadarkan kami semua kembali untuk bertahan.

Namun, itu adalah bagaimana Kibaou, yang pada saat itu dianggap sebagai pemimpin grup clearing, terjebak oleh informasi palsu yang diberikan seseorang pada pertarungan dengan boss lantai duapuluh lima tepat di mukanya. Hanya dengan sekitar empatpuluh orang anggota guild yang bahkan tidak bisa membuat secara menyeluruh grup penyerangan, mereka bergegas masuk ke ruang boss mendahului yang lain. Dan hasilnya, lebih dari setengah «Aincrad Liberation Corps» meninggal... dan anggota utama dari grup clearing, termasuk aku dan Asuna, akhirnya berhasil menyusul mereka, akhirnya kami berhasil menundukkan boss mengerikan tersebut entah bagaimana caranya, meskipun kami tidak lolos tanpa cukup banyak korban.

Namun kebahagiaan dari dicapainya titik kuartal Aincrad terasa begitu kurang dari tiap-tiap orang. Ruang boss dipenuhi oleh teriakan kebencian dari Kibaou, bergema di setiap sudutnya.

Di titik itulah dia berpisah dari kelompok kliring, membawa serta rekan-rekannya yang masih hidup, ia kembali ke lantai pertama jauh di dasar. Akhirnya, mereka bergabung dengan organisasi yang diperuntukkan untuk membantu pemain lain, «MMO Today», aktif di Kota Awal-dan berasal dari kelompok besar itulah, akhirnya «Force» terbentuk.

"...Seluruh anggota kelompok kliring pasti berada dalam keadaan putus asa pada saat itu... Yang berjuang di garis depan tiba-tiba berkurang hanya menjadi dua pertiganya dan tidak ada yang tahu siapa pelaku yang menyiapkan perangkap itu, tapi kupikir itulah yang pasti terjadi.... Semua orang begitu suram bahkan pada meeting strategi pertama untuk menghadapi Field Boss di lantai duapuluh enam... tapi, pada saat itulah terbentuk guild baru, KoB, dengan bangga turut serta. Semua anggotanya yang mengenakan equipment khusus berwarna putih dan merah, benar-benar membawa impact, huh..."

Sembari kami berjalan di tepi danau, aku teringat apa yang terjadi saat itu dan berbicara tentang mereka dengan kalimat yang sengaja tergenti-henti. Namun, dia yang ada di sampingku tetap terdiam, jadi aku menoleh sekilas dan anehnya, pipi Asuna menjadi merah dan dengan sengaja melihat ke arah yang lain. Dalam pikiranku aku terkekeh dan melanjutkan, berpura-pura tidak menyadarinya.

"...Terutama sang wakil-ketua yang berdiri di paling depan; kita semua... yah kesampingkan aku dan Klein, bahkan Agil pun terpesona, kamu tahu? Pakaian yang berlawanan dari yang selama ini selalu polos. Korset putih murni tanpa lengan dengan rok mini merah tua dan sepatu putih tinggi yang melengkapi itu semua... pada saat itu juga, bagaimana aku harus mengatakannya ya, hati anggota kelompok kliring yang saat itu terpecah belah kembali bersatu dan..."

Buakk! Serangan jenis-blunt datang terbang di bahu kiriku, berhenti sesaat untuk menghasilkan sedikit damage dan menyela kata-kataku. Ketika aku menoleh, sang wakil-ketua wajahnya dipenuhi dengan warna merah sambil tangan kanannya mengepalkan tinju.

"Ya ampun! Jujur, waktu aku benar-benar malu, kamu tahu! Aku berpikir bahwa ketua pasti secara alami akan ada di depan, tapi kemudian dengan tenang seperti biasa, dia bilang dengan wajah yang sangat serius, 'Saya percaya kita bisa mencapai efek yang jauh lebih besar jika Asuna-kun yang berdiri paling depan', jadi dengan putus asa aku pergi ke sana!"

"Ha-Hah...—Aku jadi ingat, equipment itu benar-benar dijahit khusus, kan? Siapa yang mengusulkan desainnya?"

"......Semua anggota guild mengadakan meeting untuk menentukan desainnya berulang-ulang kali tak terhitung banyaknya tanpa memberitahuku sedikitpun. Ketika mereka pertama kali menunjukkannya kepadaku, kutolak dengan 'Aku tidak bisa memakai sesuatu seperti ini!', dan akhirnya diberitahu oleh Daizen-san 'Biaya untuk satu set seperti ini luar biasa mahalnya!' sambil berlinangan airmata, jadi aku tidak punya pilihan selain..."

"...O-Oh begitu."

Sepertinya guild seperti Knights of Blood pun, yang boleh dikatakan terkuat dan terkenal dengan aturan ketat mereka, memiliki kelakuan humor yang cukup antik di awal. Namun, tidak salah lagi bagaimana debut KoB mampu meningkatkan moral seluruh anggota kelompok kliring waktu itu dan mereka selalu berdiri di garis depan game kematian ini sejak saat itu. -Bahkan pada detik ini pun, kelompok dengan anggota berpakaian merah dan putih itu terus melakukan pertempuran sengit di lantai tujuhpuluh lima yang baru-baru ini saja dibuka...

Aku melirik ke bagian bawah lantai atas sekali lagi. Tampaknya Asuna mampu membaca isi batinku hanya dengan melihat tindakanku. Sambil dengan lembut memegang tangan kiriku dengan tangan kanannya yang sudah diregangkan, dia berbicara.

"Kamu mengalahkan bos lantai tujuhpuluh empat hampir sendirian, Kirito-kun. Kamu hampir tidak punya dua atau tiga piksel tersisa di HP bar-mu. Meskipun kamu pergi sebentar dari grup kliring, tak ada seorang pun yang akan mengeluh."

"...Kalau alasan untuk istirahatku ini diketahui, mungkin aku akan mendapatkan komplain dari semua orang."

Aku memberikan jawaban yang dipenuhi dengan tawa dan membalas isyarat Asuna tersebut. Wakil-ketua itu menunjukkan ekspresi tidak yakin apakah mau marah atau malu dan aku tertawa kecil.


Setelah sekitar setengah putaran mengitari danau besar tersebut, dengan diameternya sekitar satu kilometer, terlihat pohon cedar Jepang yang dipaksakan-atau setidaknya, pohon konifera yang tampak seperti mereka, yang tumbuh menjulang tinggi. Ketika menatap tajam dari suatu tempat di dekat akar-akar besar tersebut, jalan luas di tepi danau terlihat terbelah menjadi jalan yang lebih kecil, tipis dan sempit menuju ke arah barat daya.

"...Kamu menemukan jalan ini? Seperti biasa kamu benar-benar teliti kalau menemukan rute rahasia seperti ini."

Aku mengganggap kata-kata itu sebagai pujian dan membusungkan dada.

"Bahkan waktu itu aku belum memiliki «Detection Mob» dari Skill Searching-ku, jadi aku menemukan ini hanya dengan mata dan naluri. Nanti kamu bisa melihat rumah itu setelah mendaki bukit itu."

Dengan itu, wajah Asuna berseri-seri penuh dengan kebahagiaan dalam sekejap.

"Aku penasaran rumah itu seperti apa, aku ingin segera melihatnya! Ayo lebih cepat!"

"......Hei, Asuna-san, itu hanyalah sebuah rumah kayu biasa tanpa ada yang aneh, meskipun kamu mengharapkan sebanyak itu, tidak akan ada..."

"Nah, selalu menjadi mimpiku untuk tinggal di rumah kayu sejak aku masih kecil. Aku akan benar-benar, benar-benar dan benar-benar puas jika memiliki kompor Rusia [2] dan sebuah kursi goyang!"

Asuna dengan cepat mendaki bukit itu ketika dia berbicara, membuatku mengejarnya dengan terburu-buru. Kursi goyang bisa saja dibeli dari toko furnitur, tapi untuk sekarang, aku tidak bisa diharapkan untuk mengingat jika di rumah itu ada kompor Rusia atau tidak. Tidak, bukannya tidak mungkin bila rumah itu punya. Alasan kenapa aku menemukan rumah kayu ini hanya dalam satu setengah tahun yang lalu, aku yakini demi hari ini. Jika ini benar-benar adalah sebuah takdir, maka pasti ada kompor Rusia di sana juga.

Sembari berdoa semoga ada cerobong asap di atas atap rumah kayu itu, aku berhasil mendaki bukit itu beberapa detik setelah Asuna. Aku berdiri di samping Asuna yang masih terdiam sembari terus mencari cerobong asap dengan mata terbuka lebar.

——Namun.

Tidak ada di sana.

Bukan cerobong asapnya.

Apa yang membentang di depan mata kita adalah sebuah ruang melingkar yang diselimuti semak hijau, tanpa satu pun objek buatan manusia... dengan kata lain, rumah itu tidak ada.


Bagian 3

Bagian 4

Bagian 5

Bagian 6

Bagian 7

Notes

  1. saya menggunakan bahasa Jepang aslinya, kalau diterjemahkan seorang perempuan
  2. Sebuah jenis oven/tungku unik yang digunakan untuk memasak dan memanaskan. Istilah sebelum diterjemahkan "pechika"