Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 7 Bab 10

From Baka-Tsuki
Revision as of 05:02, 18 May 2013 by Rirupiah (talk | contribs) (Bab 10 (1/3))
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Hari berikutnya, 12 Januari, jam 12.50 siang, di ujung utara lantai 3 gedung sekolah ke-dua.

Di ruangan komputer dimana suara aktifitas saat istirahat makan siang terdengar sedikit, Asuna meluruskan punggungnya dan duduk di kursi.

Di pundak kanan blazer-nya, ada sebuh mesin berbentuk kubah dengan diameter 7cm yang ditahan dengan sebuah penyangga.

Dasarnya terbuat dari potongan aluminium, dan kubahnya terbuat dari akrilik transparan. Sebuah lensa terlihat di dalamnya. Di mesin itu terdapat dua kabel yang terpasang di bawahnya. Salah satunya tersambung dengan handphone Asuna di kantong blazernya, sedangkan satunya tersambung dengan sebuah komputer.

Kazuto dan dua murid lainnya, yang menghadiri pelajaran mekatronika[1] dengannya, sedang mengobrol seperti sedang mengucapkan mantra-mantra.

"Sudah ku katakan kalau gyroscope[2] ini sangat sensitif. Jika kamu lebih mengutamakan kemampuan visualnya, kamu bisa mengatur parameternya di sini dan di sini."

"Tapi bukankah nanti akan lag[3] jika ada gerakan tiba-tiba?"

"We can only wait for the optimizing program learning to take effect then, Kazu."

"Apa kamu belum selesai, Kirito-kun? Istirahat makan siang hampir selesai!"

Asuna, yang terpaksa diam selama 30 menit, mengeluarkan suara cemas. Kazuto mengeluarkan suara ‘un’ dan mengangkat kepalanya.

"Settingan ini sudah cukup untuk sekarang. Erm, Yuuki-san, bisa mendengarku?"

Kazuto tidak berbicara kepada Asuna, melainkan ke alat yang berbentuk kubah itu. Di speaker mesin itu, suara bersemangat khas «Absolute Sword» Yuuki keluar.

『Haii, Aku mendengarmu dengan jelas!』

"Okay, aku akan menyetel settingan sekitar visual. Jika penglihatannya telah jelas, bilang sesuatu."

『Ya, Aku mengerti.』

Alat berbentuk kubah yang terletak di bahu Asuna, biasa disebut «Double-sided Visual and Hearing message Probe», adalah ekspreimen kelas Kazuto untuk meningkatkan kemampuan alat itu.

Mudahnya, alat ini dapat disambungkan dengan AmuSphere dan jaringannya, membuat hubungan audio dan visual langsung antara dunia asli dan dunia virtual. Alat itu menggunakan lensa dan microphone probe tersebut untuk mengumpulkan data, melewati HP Asuna menuju jaringan, dan lalu ke Medicuboid di Rumah Sakit Umum Yokohama Utara, dan akhirnya diterima Yuuki., yang sedang dive di dunia virtual khusus. Lensa itu dapat bergerak dengan bebas di dalam alat yang berbentuk kubah sehingga penglihatan Yuuki dapat melihat yang ia ingin lihat. Sekarang, Yuuki sepertinya merasa jika ia sebesar 1/10 dari ukuran sebenarnya dan sedang duduk di bahu Asuna.

Ketika Asuna mendengar Kirito menggerutu tentang penelitian ini, dia langsung berpikir jika alat ini dapat digunakan ketika ia mendengar Yuuki ingin sekolah.

Uiin. Alat itu bersuara di bahu kanan ketika lensanya sedang diatur. Yuuki lalu mengatakan ‘Aku melihatnya’ ketika lensa itu berhenti.

"Baiklah. Lensa itu akan berkerja sekarang. Asuna, kami menambahan unit stabilizer, namun cobalah untuk tidak melakukan sesuatu secara mendadak. Jangan berteriak-teriak terlalu kencang juga. Dia dapat mendengarnya jika suaranya dalam volume yang dapat didengar."

"Okay, aku mengerti~."

Asuna menegakkan punggungnya ketika ia menjawab Kazuto, yang mengomel tentang sesuatu yang perlu diingat sebelum berdiri. Dia melihat Kazuto mencolok kabel ke PC dan segera berbisik ke alat yang dibahunya,

"Maaf, Yuuki. Aku ingin mengajakmu berkeliling sekolah, namun istirahat maka siang telah berakhir."

Suara Yuuki langsung keluar dari speaker mini.

『Tidak apa-apa. Aku bahkan lebih tertarik mendengarkan pelajaran mu!』

"Okay, mari ucapkan hai kepada guru untuk pelajaran berikutnya."

Setelah melambaikan tangan ke Kazuto dan dua sahabatnya yang telah menyelesaikan menyetel segalanya dalam waktu singkat dan kelihatannya lelah, Asuna berjalan keluar dari lab komputer.

Dia melewati koridor, menuruni tangga, dan melalui jembatan penghubung antara gedung sekolah. Yuuki mulai bahagia ketika ia melihat segalanya, namun ia langsung diam ketika mereka sampai di pintu bertuliskan 'Staff Room'.

"…Ada yang salah?"

『Erm…well, dulu Aku tak senang untuk datang ke ruangan staff…』

"Fufufu, jangan khawatir.Guru-guru disini tidak seperti itu."

Asuna tersenyum dan berbisik sebelum membuka pintu dengan cepat.


"Permisi!"

『Per, permisi!』

Dua suara, satu kencang dan satunya lembut bergema di dalam ruangan pada saat yang sama. Asuna lalu segera melewati berberapa baris meja.

Jam pelajaran kelima ialah Bahasa Jepang, dan guru yang akan mengajar adalah guru yang pernah mengepalai departemen di sebuah sekolah independen. Dia pensiun, dah setelah itu, sebagai relawan datang di sekolah yang di bentuk dengan mendadak. Dia hampir berumur 70 tahun, namun mampu untuk mengoperasikan peralatan jaringan di sekolah ini, dan Asuna suka dengan kebijakannya.

Karena ia tahu sifat alamiah guru itu, Asuna merasa jika ia mungkin tak masalah untuk mendengarkan Yuuki, namun ia masih gugup untuk menjelaskan semuanya. Guru dengan rambut putih dan janggut itu mengambil secangkir teh ketika ia mendengar penjelasan Asuna. Ketika ia telah selesai, guru itu mengangguk dan mengatakan,

"Un, tidak apa-apa. Oh ya, siapa namamu?"

『Ah, Aku…Yuuki—Konno Yuuki.』

Mendengar jawaban yang berasal dari probe[4] , guru itu terkejut, namun ia segera tersenyum dan mengatakan,

"Konno-san, Jika kamu ingin, silahkan datang ke kelas. Kita akan memulai «Torokko» oleh Akutagawa. Ini bisa menarik jika kamu mempelajarinya sampai akhir."

『Ya…ya, terima kasih banyak!』

Saat Yuuki dan Asuna selesai berterima kasih kepada guru, bel untuk persiapan kelas berbunyi, dan Asuna menunduk hormat untuk pamit. Saat mereka keluar dari ruang staff, keduanya menghela nafas disaat yang sama.

Setelah saling melihat dan tersenyum, Asuna dengan cepat kembali ke kelasnya.

Ketika ia kembali ke tempat duduknya, teman-temannya langsung bertanya tentang alat yang berada di pundaknya. Asuna menjelaskan kalau Yuuki dirawat di rumah sakit, dan ketika Yuuki berbicara, semuanya langsung mengerti. Mereka mulai memperkenalkan dirinya masing-masing. Setelah mereka selesai saling memperkenalkan diri, bel untuk kelas berbunyi, dan seorang guru muncul di muka pintu.

Ketika petugas piket memanggil untuk menyapa—lensa probe mulai bergerak ke atas dan ke bawah—guru yang sampai di podium pertama mengusap jenggotnya dan memulai pelajaran seperti biasa.

"Eh—dan sekarang, kita akan memulai dari buku paket halaman 98, «Torokko» oleh Akutagawa Ryunosuke. Ini adalah karya Akutagawa ketika ia berumur 30 tahun—"

Mengikuti perintah guru, Asuna mengambil komputer tablet tipisnya, lalu menaruhnya di depan Yuuki sehingga ia dapat melihatnya. Namun, kalimat selanjutnya yang guru itu katakan hampir membuat Asuna menjatuhkan tablet PC-nya.

"—Lalu, mari seseorang membaca ini dari paragraf pertama. Konno Yuuki-san, bisakah kamu membaca bagian ini?"

"Ha?"

『Ya, ya?』

Asuna dan Yuuki mengeluarkan suara terkejut, dan kelas langsung menjadi ribut.

"Apakah ada masalah?"

Sebelum Asuna dapat menjawab pertanyaan guru itu, Yuuki telah menjawab dengan kencang,

『Ok, aku mengerti!』

Sepertinya speaker di dalam probe itu ada alat yang mengatur volume, sebagaimana ketika suara Yuuki dengan jelas mengisi setiap sudut kelas. Asuna segera berdiri, mengankat PC tabletnya kedepan lensa probe, memiringkan kepalanya ke kanan, dan berbisik,

"Yuuki…kamu, kamu bisa membaca ini?"

『Tentu. Aku senang membaca!』

Yuuki berhenti sejenak setelah menjawab, dan lalu mulai membacakan isi dari buku paket dengan suara semangat.

『…Pekerjaan peletakan rel sederhana antara Odawara dan Atami adalah…』

Asuna yang memegang komputer, menutup matanya untuk fokus ketika Yuuki membaca bagian dengan irama.

Layar di hati Asuna dengan jelas menampilkan Yuuki, yang menggunakan seragam mirip dengannya, berdiri tepat di sebelahnya. Asuna yakin bahwa suatu hari, mimpi ini bisa menjadi nyata. Perawatan medis berkembang setiap tahunnya. Di masa depan, mereka mungkin dapat menemukan obat untuk menyembuhkan HIV secara total, dan Yuuki dapat kembali ke dunia nyata. Di saat itu, dia pasti sedang menggengam tangan aslinya dan mengenalkan area sekolah dan jalan disekitarnya. Setelah sekolah, mereka pergi ke restauran cepat saji, memakan hamburger dan berbincang-bincang.

Asuna diam-diam menyeka air matanya agar Yuuki tak tahu. Yuuki terus membaca bagian bacaan yang berasal dari abad lalu, dan guru tak pernah menyuruhnya untuk berhenti. Sekolah siang itu menjadi sepi secara tak normal, dan sepertinya satu sekolah sedang mendengarnya.

Yuuki lalu terus mengkuti pelajaran sampai pelajaran ke-enam, dan Asuna memperkenalkan area sekolah kepadanya sesuai yang dijanjikan. Tak disangka, bereberapa teman sekelasnya mengikuti, dan semuanya berusaha untuk berbicara kepada Yuuki.

Pada akhirnya, keduanya akhirnya sendirian, dan saat Asuna duduk di bangku taman, langit berubah warna menjadi jingga.

『Asuna…terima kasih banyak untuk hari ini. Aku senang… Aku tak akan melupakan hari ini.』

Yuuki tiba-tiba berbicara dengan nada serius, dan Asuna dengan insting menjawab dengan nada gembira,

"Apa yang kamu bilang? Bukannya para guru mengatakan jika kamu bisa datang setiap hari? Bahasa Jepang pada jam pelajaran ketiga besok. Kamu tak bisa telat! Ngomong-ngomong…well, apakah kamu ingin mengunjungi suatu tempat? Kemanapun tak masalah, selain ruangan kepala sekolah."

Yuuki tertawa kecil, dan lalu diam. Setelah berberapa saat, dia dengan malu berkata,

『Well…aku mempunyai tempat untuk dikunjungi…』

”Dimana?”

『Bolehkah ke suatu tempat diluar sekolah?』

"Eh…"

Asuna tak bisa apa-apa kecuali diam. Dia merenung sesaat, namun memutuskan jika batere dari probe masih cukup, dan Yuuki bisa melihat semasa terminal handheld tersambung dengan jaringan.

"Un, tak masalah. Tak masalah jika antena handheld dapat menjangkau tempat itu."

『Benarkah? Tempat itu…sedikit jauh…aku ingin kamu membawaku ke Hodogaya di Yokohama, sebuah tempat bernama Tsukimidai.』


Dari sekolah, Asuna dan Yuuki menaiki jalur pusat dari Tokyo Barat menuju Hodogaya, Yokohama.

Mereka sebenarnya tak saling berbisik, namun ketika mereka di jalan, Asuna mengabaikan tatapan sekitar dan melanjutkan berbicara melalui probe dua arah di pundaknya. Yuuki tak pernah mengira jika jalanan akan berubah begitu pesat selama 3 tahun ia dirawat di rumah sakit, sehingga Asuna menjelaskan kepadanya setiap kali ada sesuatu yang menarik.

Sebagaimana mereka terus berjalan dan berhenti, jam besar di tengah-tengah stasiun kereta api menunjukkan lewat pukul 5.30 sore ketika mereka turun di Stasiun Hoshikawa.

Mereka melihat langit yang berubah warna dari merah padam menjadi ungu gelap, dan Asuna menghela nafas dalam. Mungkin itu karena ada banyak hutan di daerah ini yang menyebabkan udara dingin disini berbeda dengan yang di Tokyo.

"Jalan ini sangat indah, Yuuki. Langit terlihat luas."

Yuuki mengatakannya dengan suara yang bersemangat, tetapi dengan nada yang malu,

『Un…maaf, Asuna. Permintaanku membuat kamu pulang terlambat, apa kamu tak apa-apa Asuna?』

“Tidak apa-apa! Sudah biasa untuk ku pulang ke rumah terlambat”

Dia secara insting mengatakan itu, namun faktanya, Asuna sangat ingin untuk pulang ke rumah sebelum makan malam hampir di setiap waktu. Itu karena ibunya akan tidak senang jika ia tak melakukan seperti itu. Namun, ia merasa jika itu tak masalah walau jika ia pulang ke rumah dan diomeli ibunya. Sejauh yang diharapkan Yuuki, dan batere dari probe cukup, tak masalah seberapa jauhpun dia akan pergi.

“Aku akan mengirim pesan”

Asuna mengatakan dalam nada masa bodoh, dan kemudian mengambil handpohonenya. Dia lalu mengirim pesan ke komputernya di rumah ketika sedang terkoneksi dengan probe, mengatakan jika ia akan pulang rumah terlambat. Ibunya sepertinya akan mengirim sebuah pesan kepadanya karena mengabaikan jam malam dan bahkan berberapa kali ingin meneleponnya secara langsung, tapi jika telepon terkoneksi dengan net, telepon tersebut sepertinya akan dikirim ke pesan suara.

"Semua sudah beres. Sekarang, kau ingin kemana, Yuuki?”

『Belok ke kiri dari di depan stasiun, lalu belok kanan di lampu merah ke dua

”Nn, baiklah.”

Asuna mengangguk, dan lalu mulai bergerak ke depan. Dengan Yuuki memimpin di depan, dia pergi melewati sebuah pasar kecil di depan stasiun.


(1/3)


Catatan Penerjemah dan Referensi

  1. http://en.wikipedia.org/wiki/Mechatronics Kombinasi dari teknik elektrik, teknik mesin, dan teknik komputer.
  2. http://en.wikipedia.org/wiki/Gyroscope alat yang digunakan untuk mengukur orientasi
  3. tersendat, istilah biasa dalam jaringan.
  4. kurang yakin dengan ini, kalo diatas-atas saya terjemahin jadi “alat”