Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 7 Bab 10
Bab 10
Hari berikutnya, 12 Januari, jam 12.50 siang, di ujung utara lantai 3 gedung sekolah ke-dua.
Di ruangan komputer dimana suara aktifitas saat istirahat makan siang terdengar sedikit, Asuna meluruskan punggungnya dan duduk di kursi.
Di pundak kanan blazer-nya, ada sebuh mesin berbentuk kubah dengan diameter 7cm yang ditahan dengan sebuah penyangga.
Dasarnya terbuat dari potongan aluminium, dan kubahnya terbuat dari akrilik transparan. Sebuah lensa terlihat di dalamnya. Di mesin itu terdapat dua kabel yang terpasang di bawahnya. Salah satunya tersambung dengan handphone Asuna di kantong blazernya, sedangkan satunya tersambung dengan sebuah komputer.
Kazuto dan dua murid lainnya, yang menghadiri pelajaran mekatronika[1] dengannya, sedang mengobrol seperti sedang mengucapkan mantra-mantra.
"Sudah ku katakan kalau gyroscope[2] ini sangat sensitif. Jika kamu lebih mengutamakan kemampuan visualnya, kamu bisa mengatur parameternya di sini dan di sini."
"Tapi bukankah nanti akan lag[3] jika ada gerakan tiba-tiba?"
"We can only wait for the optimizing program learning to take effect then, Kazu."
"Apa kamu belum selesai, Kirito-kun? Istirahat makan siang hampir selesai!"
Asuna, yang terpaksa diam selama 30 menit, mengeluarkan suara cemas. Kazuto mengeluarkan suara ‘un’ dan mengangkat kepalanya.
"Settingan ini sudah cukup untuk sekarang. Erm, Yuuki-san, bisa mendengarku?"
Kazuto tidak berbicara kepada Asuna, melainkan ke alat yang berbentuk kubah itu. Di speaker mesin itu, suara bersemangat khas «Absolute Sword» Yuuki keluar.
『Haii, Aku mendengarmu dengan jelas!』
"Okay, aku akan menyetel settingan sekitar visual. Jika penglihatannya telah jelas, bilang sesuatu."
『Ya, Aku mengerti.』
Alat berbentuk kubah yang terletak di bahu Asuna, biasa disebut «Double-sided Visual and Hearing message Probe», adalah ekspreimen kelas Kazuto untuk meningkatkan kemampuan alat itu.
Mudahnya, alat ini dapat disambungkan dengan AmuSphere dan jaringannya, membuat hubungan audio dan visual langsung antara dunia asli dan dunia virtual. Alat itu menggunakan lensa dan microphone probe tersebut untuk mengumpulkan data, melewati HP Asuna menuju jaringan, dan lalu ke Medicuboid di Rumah Sakit Umum Yokohama Utara, dan akhirnya diterima Yuuki., yang sedang dive di dunia virtual khusus. Lensa itu dapat bergerak dengan bebas di dalam alat yang berbentuk kubah sehingga penglihatan Yuuki dapat melihat yang ia ingin lihat. Sekarang, Yuuki sepertinya merasa jika ia sebesar 1/10 dari ukuran sebenarnya dan sedang duduk di bahu Asuna.
Ketika Asuna mendengar Kirito menggerutu tentang penelitian ini, dia langsung berpikir jika alat ini dapat digunakan ketika ia mendengar Yuuki ingin sekolah.
Uiin. Alat itu bersuara di bahu kanan ketika lensanya sedang diatur. Yuuki lalu mengatakan ‘Aku melihatnya’ ketika lensa itu berhenti.
"Baiklah. Lensa itu akan berkerja sekarang. Asuna, kami menambahan unit stabilizer, namun cobalah untuk tidak melakukan sesuatu secara mendadak. Jangan berteriak-teriak terlalu kencang juga. Dia dapat mendengarnya jika suaranya dalam volume yang dapat didengar."
"Okay, aku mengerti~."
Asuna menegakkan punggungnya ketika ia menjawab Kazuto, yang mengomel tentang sesuatu yang perlu diingat sebelum berdiri. Dia melihat Kazuto mencolok kabel ke PC dan segera berbisik ke alat yang dibahunya,
"Maaf, Yuuki. Aku ingin mengajakmu berkeliling sekolah, namun istirahat maka siang telah berakhir."
Suara Yuuki langsung keluar dari speaker mini.
『Tidak apa-apa. Aku bahkan lebih tertarik mendengarkan pelajaran mu!』
"Okay, mari ucapkan hai kepada guru untuk pelajaran berikutnya."
Setelah melambaikan tangan ke Kazuto dan dua sahabatnya yang telah menyelesaikan menyetel segalanya dalam waktu singkat dan kelihatannya lelah, Asuna berjalan keluar dari lab komputer.
Dia melewati koridor, menuruni tangga, dan melalui jembatan penghubung antara gedung sekolah. Yuuki mulai bahagia ketika ia melihat segalanya, namun ia langsung diam ketika mereka sampai di pintu bertuliskan 'Staff Room'.
"…Ada yang salah?"
『Erm…well, dulu Aku tak senang untuk datang ke ruangan staff…』
"Fufufu, jangan khawatir.Guru-guru disini tidak seperti itu."
Asuna tersenyum dan berbisik sebelum membuka pintu dengan cepat.
"Permisi!"
『Per, permisi!』
Dua suara, satu kencang dan satunya lembut bergema di dalam ruangan pada saat yang sama. Asuna lalu segera melewati berberapa baris meja.
Jam pelajaran kelima ialah Bahasa Jepang, dan guru yang akan mengajar adalah guru yang pernah mengepalai departemen di sebuah sekolah independen. Dia pensiun, dah setelah itu, sebagai relawan datang di sekolah yang di bentuk dengan mendadak. Dia hampir berumur 70 tahun, namun mampu untuk mengoperasikan peralatan jaringan di sekolah ini, dan Asuna suka dengan kebijakannya.
Karena ia tahu sifat alamiah guru itu, Asuna merasa jika ia mungkin tak masalah untuk mendengarkan Yuuki, namun ia masih gugup untuk menjelaskan semuanya. Guru dengan rambut putih dan janggut itu mengambil secangkir teh ketika ia mendengar penjelasan Asuna. Ketika ia telah selesai, guru itu mengangguk dan mengatakan,
"Un, tidak apa-apa. Oh ya, siapa namamu?"
『Ah, Aku…Yuuki—Konno Yuuki.』
Mendengar jawaban yang berasal dari probe[4] , guru itu terkejut, namun ia segera tersenyum dan mengatakan,
"Konno-san, Jika kamu ingin, silahkan datang ke kelas. Kita akan memulai «Torokko» oleh Akutagawa. Ini bisa menarik jika kamu mempelajarinya sampai akhir."
『Ya…ya, terima kasih banyak!』
Saat Yuuki dan Asuna selesai berterima kasih kepada guru, bel untuk persiapan kelas berbunyi, dan Asuna menunduk hormat untuk pamit. Saat mereka keluar dari ruang staff, keduanya menghela nafas disaat yang sama.
Setelah saling melihat dan tersenyum, Asuna dengan cepat kembali ke kelasnya.
Ketika ia kembali ke tempat duduknya, teman-temannya langsung bertanya tentang alat yang berada di pundaknya. Asuna menjelaskan kalau Yuuki dirawat di rumah sakit, dan ketika Yuuki berbicara, semuanya langsung mengerti. Mereka mulai memperkenalkan dirinya masing-masing. Setelah mereka selesai saling memperkenalkan diri, bel untuk kelas berbunyi, dan seorang guru muncul di muka pintu.
Ketika petugas piket memanggil untuk menyapa—lensa probe mulai bergerak ke atas dan ke bawah—guru yang sampai di podium pertama mengusap jenggotnya dan memulai pelajaran seperti biasa.
"Eh—dan sekarang, kita akan memulai dari buku paket halaman 98, «Torokko» oleh Akutagawa Ryunosuke. Ini adalah karya Akutagawa ketika ia berumur 30 tahun—"
Mengikuti perintah guru, Asuna mengambil komputer tablet tipisnya, lalu menaruhnya di depan Yuuki sehingga ia dapat melihatnya. Namun, kalimat selanjutnya yang guru itu katakan hampir membuat Asuna menjatuhkan tablet PC-nya.
"—Lalu, mari seseorang membaca ini dari paragraf pertama. Konno Yuuki-san, bisakah kamu membaca bagian ini?"
"Ha?"
『Ya, ya?』
Asuna dan Yuuki mengeluarkan suara terkejut, dan kelas langsung menjadi ribut.
"Apakah ada masalah?"
Sebelum Asuna dapat menjawab pertanyaan guru itu, Yuuki telah menjawab dengan kencang,
『Ok, aku mengerti!』
Sepertinya speaker di dalam probe itu ada alat yang mengatur volume, sebagaimana ketika suara Yuuki dengan jelas mengisi setiap sudut kelas. Asuna segera berdiri, mengankat PC tabletnya kedepan lensa probe, memiringkan kepalanya ke kanan, dan berbisik,
"Yuuki…kamu, kamu bisa membaca ini?"
『Tentu. Aku senang membaca!』
Yuuki berhenti sejenak setelah menjawab, dan lalu mulai membacakan isi dari buku paket dengan suara semangat.
『…Pekerjaan peletakan rel sederhana antara Odawara dan Atami adalah…』
Asuna yang memegang komputer, menutup matanya untuk fokus ketika Yuuki membaca bagian dengan irama.
Layar di hati Asuna dengan jelas menampilkan Yuuki, yang menggunakan seragam mirip dengannya, berdiri tepat di sebelahnya. Asuna yakin bahwa suatu hari, mimpi ini bisa menjadi nyata. Perawatan medis berkembang setiap tahunnya. Di masa depan, mereka mungkin dapat menemukan obat untuk menyembuhkan HIV secara total, dan Yuuki dapat kembali ke dunia nyata. Di saat itu, dia pasti sedang menggengam tangan aslinya dan mengenalkan area sekolah dan jalan disekitarnya. Setelah sekolah, mereka pergi ke restauran cepat saji, memakan hamburger dan berbincang-bincang.
Asuna diam-diam menyeka air matanya agar Yuuki tak tahu. Yuuki terus membaca bagian bacaan yang berasal dari abad lalu, dan guru tak pernah menyuruhnya untuk berhenti. Sekolah siang itu menjadi sepi secara tak normal, dan sepertinya satu sekolah sedang mendengarnya.
Yuuki lalu terus mengkuti pelajaran sampai pelajaran ke-enam, dan Asuna memperkenalkan area sekolah kepadanya sesuai yang dijanjikan. Tak disangka, bereberapa teman sekelasnya mengikuti, dan semuanya berusaha untuk berbicara kepada Yuuki.
Pada akhirnya, keduanya akhirnya sendirian, dan saat Asuna duduk di bangku taman, langit berubah warna menjadi jingga.
『Asuna…terima kasih banyak untuk hari ini. Aku senang… Aku tak akan melupakan hari ini.』
Yuuki tiba-tiba berbicara dengan nada serius, dan Asuna dengan insting menjawab dengan nada gembira,
"Apa yang kamu bilang? Bukannya para guru mengatakan jika kamu bisa datang setiap hari? Bahasa Jepang pada jam pelajaran ketiga besok. Kamu tak bisa telat! Ngomong-ngomong…well, apakah kamu ingin mengunjungi suatu tempat? Kemanapun tak masalah, selain ruangan kepala sekolah."
Yuuki tertawa kecil, dan lalu diam. Setelah berberapa saat, dia dengan malu berkata,
『Well…aku mempunyai tempat untuk dikunjungi…』
”Dimana?”
『Bolehkah ke suatu tempat diluar sekolah?』
"Eh…"
Asuna tak bisa apa-apa kecuali diam. Dia merenung sesaat, namun memutuskan jika batere dari probe masih cukup, dan Yuuki bisa melihat semasa terminal handheld tersambung dengan jaringan.
"Un, tak masalah. Tak masalah jika antena handheld dapat menjangkau tempat itu."
『Benarkah? Tempat itu…sedikit jauh…aku ingin kamu membawaku ke Hodogaya di Yokohama, sebuah tempat bernama Tsukimidai.』
Dari sekolah, Asuna dan Yuuki menaiki jalur pusat dari Tokyo Barat menuju Hodogaya, Yokohama.
Mereka sebenarnya tak saling berbisik, namun ketika mereka di jalan, Asuna mengabaikan tatapan sekitar dan melanjutkan berbicara melalui probe dua arah di pundaknya. Yuuki tak pernah mengira jika jalanan akan berubah begitu pesat selama 3 tahun ia dirawat di rumah sakit, sehingga Asuna menjelaskan kepadanya setiap kali ada sesuatu yang menarik.
Sebagaimana mereka terus berjalan dan berhenti, jam besar di tengah-tengah stasiun kereta api menunjukkan lewat pukul 5.30 sore ketika mereka turun di Stasiun Hoshikawa.
Mereka melihat langit yang berubah warna dari merah padam menjadi ungu gelap, dan Asuna menghela nafas dalam. Mungkin itu karena ada banyak hutan di daerah ini yang menyebabkan udara dingin disini berbeda dengan yang di Tokyo.
"Jalan ini sangat indah, Yuuki. Langit terlihat luas."
Yuuki mengatakannya dengan suara yang bersemangat, tetapi dengan nada yang malu,
『Un…maaf, Asuna. Permintaanku membuat kamu pulang terlambat, apa kamu tak apa-apa Asuna?』
“Tidak apa-apa! Sudah biasa untuk ku pulang ke rumah terlambat”
Dia secara insting mengatakan itu, namun faktanya, Asuna sangat ingin untuk pulang ke rumah sebelum makan malam hampir di setiap waktu. Itu karena ibunya akan tidak senang jika ia tak melakukan seperti itu. Namun, ia merasa jika itu tak masalah walau jika ia pulang ke rumah dan diomeli ibunya. Sejauh yang diharapkan Yuuki, dan batere dari probe cukup, tak masalah seberapa jauhpun dia akan pergi.
“Aku akan mengirim pesan”
Asuna mengatakan dalam nada masa bodoh, dan kemudian mengambil handpohonenya. Dia lalu mengirim pesan ke komputernya di rumah ketika sedang terkoneksi dengan probe, mengatakan jika ia akan pulang rumah terlambat. Ibunya sepertinya akan mengirim sebuah pesan kepadanya karena mengabaikan jam malam dan bahkan berberapa kali ingin meneleponnya secara langsung, tapi jika telepon terkoneksi dengan net, telepon tersebut sepertinya akan dikirim ke pesan suara.
"Semua sudah beres. Sekarang, kau ingin kemana, Yuuki?”
『Belok ke kiri dari di depan stasiun, lalu belok kanan di lampu merah ke dua
”Nn, baiklah.”
Asuna mengangguk, dan lalu mulai bergerak ke depan. Dengan Yuuki memimpin di depan, dia pergi melewati sebuah pasar kecil di depan stasiun.
Yuuki akan mengatakan beberapa kata, seperti ia terkenang sesuatu, saat mereka berjalan melewati toko roti,toko ikan,kantor pos,atau di depan kuil.Segera,mereka tiba di sebuah area perumahan.Yuuki mendesah ketika ia melihat sebuah rumah yang terdapat rumah anjing besar dan pohon kamfer besar.
Jadi,walaupun Yuuki tak mengatakannya,Asuna paham bahwa jalan ini adalan jalan menuju tempat tinggalnya dulu.Dan tepat di depan mereka adalah— 『…Setelah belok kanan,berhentilah di depan rumah bercat putih…』
Asuna sadar.Suara Yuuki mulai gemetar ketika ia mengatakan hal itu.Setelah melewati taman yang terdapat barisan pohon poplar gundul dan berbelok ke kanan,Ia langsung melihat bungalow berlantai keramik putih di sisi kiri pandangannya.
Setelah berjalan beberapa langkah ke depan,Asuna berhenti di depan sebuah pagar perunggu.
『....』
Di pundaknya,Yuuki mendesah panjang.Asuna dengan sengaja menggapaikan jari-jari tangannya dibawah probe alumunium,dan berbisik pada Yuuki, " Itu….rumah Yuuki,kan? "
『Un…Aku bahkan tak pernah berpikir bahwa aku akan bisa melihat rumah ini lagi…』 Rumah ini memiliki dinding putih dan atap hijau yang terlihat jelas lebih kecil jika dibandingkn dengan rumah-rumah di sekitarnya,namun rumah ini memiliki halaman yang luas.Terdapat meja kursi kayu berwana putih di rerumputan, terdapat sebuah petak bunga yang dikelilingi dengan batu bata merah jauh di dalam taman.
Walaupun begitu,sekarang,warna putih dari meja kayu telah memudar karena terkikis angin,dan yang masih tertinggal dari petak bunga tersebut hanyalah tanah hitam dan kering.Jendela-jendela di semua sisi rumah memperlihatkan kehangatan dan kenyaman dari sebuah keluarga yang rukun,tetapi jendela-jendela di rumah putih itu menurunkan tirai anti hujannya.Terlihat seperti tak ada orang yang tinggal di dalam rumah itu. Walaupun begitu,ini sudah bisa ditebak.Dari orang tua dan dua anak perempuannya yang pernah hidup bersama di rumah ini,yang tersisa hanya satu orang.Sekarang,orang terakhir itu pun berada di ruangan kedap udara,terbaring di tempat tidur dengan dikelilingi oleh banyak mesin,tak bisa meninggalkan tempat itu.
Rumah itu terlihat ungu kelam ternaungi sinar terakhir cahaya matahari.Asuna dan Yuuki hanya menatap ke rumah itu.Beberapa saat kemudian,Yuuki berbisik,
『Terima kasih Asuna. Terima kasih sudah membawaku ke tempat jauh seperti ini…』 "Kamu mau melihat ke dalam? "
Pastinya akan jadi runyam jika ada orang lewat yang melihat ini,namun Asuna masih menanyakannya.Yuuki sendiri hanya mengelengkan lensanya ke kiri dan ke kanan.
『Tidak, tak usah. Yah…kita harus kembali sekarang ,kalau tidak kita akan sedikit terlamabat, Asuna.』 "Ini masih terlalu cepat…kita masih bisa disini sedikit lebih lama. "
Asuna segera menjawab seperti itu dan berbalik untuk melihat keadaan di belakangnya.Yang ada dibalik jalan kecil yang panjang itu adalah taman,dan di luar taman,ada dinding pepohonan dengan bebatuan sebagai alasnya.
Asuna berjalan menyeberangi jalan dan duduk di tembok batu yang tingginya selutut.Bagian depan probe dapat mengambil gambar dari rumah kecil yang terbengkalai itu.Dari sini,mata Yuuki harusnya bisa melihat seluruh rumah dan tamannya.
『Kami hanya tinggal disini kurang dari setahun…walaupun begitu,hari-hari yang kuhabiskan disini,aku mengingatnya semua. Sebelumnya kami tinggal di sebuah apartemen,jadi aku sangat senang ketika tahu bahwa disini kami mempunyai sebuah taman. Mama takut kalau kami akan terinfeksi oleh komplikasi penyakit,tapi aku dan nee-chan terkadang berlarian di taman ini.Kami memanggang daging di depan bangku itu,dan terkadang membuat rak buku bersama ayah.Kami sangat bahagia waktu itu …』
"Hebat sekali.Aku belum pernah melakukan hal-hal seperti itu sebelumnya."
Rumah Asuna mempunyai taman yang bisa dibilang sangat luas,tapi dia tak pernah ingat pernah bermain disana dengan orang tuan dan juga kakak laki-lakinya.Dia selalu bermain rumah-rumahan atau menggambar sendirian.Karenanya,memori tentang keluarga yang Yuuki ceritakan begitu mennggema dalam hatinya.
『Jadi,ayo kita adakan pesta BBQ di rumahmu di lantai 22 lain kali.』
"Un!...jadi,ini janji.Aku akan mengundang teman-temanku,Shiune dan yang lainnya…"
『Wa, Jadi aku harus membuat membuat banyak daging panggang.Jun dan Thatch benar-benar doyan makan』
"Serius? Mereka kelihatannya nggak begitu! "
Mereka berdua tertawa,dan kemudian,mereka kembali memandangi rumah Yuuki.
『Sekarang…Sanak saudaraku sedang mendebatkan rumah ini.』
Yuuki menggumamkan hal itu dengan suara yang terdengar sedikit kesepian. "Apa maksudmu dengan mereka begitu memperdebatkan rumah ini…?"
『Seperti apakah mereka harus merobohkannya,membangunnya lagi menjadi toko serba ada mengubahnya menjadi lahan kosong,menjualnya,atau menyewakannya secara langsung…semua orang punya sarannya masing-masing.Sebelum itu,bahkan kakak perempuan Papa pernah dive untuk menemuiku.Dia tahu bahwa aku sakit,jadi dia menghindariku di dunia nyata…namun dia dive…dan menyuruhku untuk menulis surat wasiat…』
"…"
Mendengarnya,Asuna tak bisa apa-apa kecuali menghela nafas.
『Ah,maaf. Aku seharusnya tidak menggerutukan tentang hal-hal seperti itu kepadamu secara sembarangan.』
"Itu…itu tak apa-apa---katakanlah saja,biarkan itu semua keluar sampai kau merasa enakan."
Asuna akhirnya mengatakanny a dengan suara kalem.Mendengar itu,Yuuki menggunakan probe untuk mengangguk.
『Akan kulanjutkan.Akhirnya….Aku katakan padanya begini.Di dunia nyata,aku tak bisa memegang pena atau stempel,jadi bagaimana bisa aku menulis surat wasiat?Akhirnya bibi hanya bisa terkejut dan terdiam membisu.』
Fufufu,Yuuki tertawa kecil karena itu.Asuna membalasnya dengan senyum.
『Dan kemudian,Aku memintanya untuk menjaga rumah ini.Untuk biaya perbaikannya,warisan Papa pasti cukup untuk menutupinya sekitar 10 tahun.Tapi…kupikir ini saja tak akan cukup.Aku menduga rumah ini pasti akan dirobohkan.Jadi,Aku ingin melihat rumah ini sebelum itu semua terjadi…』
Yuuki mungkin menggunakan lensa pada probe untuk memperbesar beberapa bagian dari rumah saat telinga kanan Asuna mendengar device pengatur tata letak tampilan mengeluarkan suara kecil.Mendengar suara Yuuki,Asuna yang merasakan perasaan yang campur aduk,mengatakan sesuatu yang ingin dikatakannya. "Maka…lakukanlah."
『Eh…?』
"Usiamu 15 tahun,kan,Yuuki?Saat usiamu sudah 16 tahun,menikahlah dengan seseorang yang kau sukai.Orang itu bisa terus melindungi rumah ini untukmu…"
Saat ia mengatakan itu,Asuna tersadar kalau ia mengatakan sesuatu yang salah.Jika Yuuki benar-benar menyukai seseorang,orang itu pastinya adalah salah satu anggota laki-laki Sleeping Knight.Dan orang ini juga sedang bertarung melawan penyakit yang sulit untuk disembuhkan,dan orang lain pasti pernah mengatakan padanya bahwa dia hanya punya beberapa bulan lagi untuk hidup.Jika begitu,bahkan jika Yuuki menikah,situasinya tak akan banyak berubah,dan malahan akan bertambah rumit.Disamping itu,seseorang harus mempertimbangkan situasi dan perasaan anggota yang lain jika itu menyangkut pernikahan….
Tapi setelah beberapa saat terdiam,ahahahahahaha,Yuuki mulai tertawa.
『Ahahaha, A, Asuna,kamu luar biasa! Aku tahu.Aku tak pernah memikirkan hal itu. U~n mungkin itu ide yang bagus.Jika itu untuk sertifikat pernikahan,aku mungkin akan mencoba menulisnya—tapi sayangnya aku tak punya pasangan (jodoh)~』 Asuna meringis dan bertany pada Yuuki yang masih tertawa,
"Ja,jadi begitu…?Aku perhatikan kalau kamu dan Jun punya hubungan yang baik. "
『Ah,tidak,tidak.Dia masih anak-anak! Oh ya….emm…』
Yuuki tiba-tiba berkata dengan nada jahil,
『Asuna…maukah kamu menikah denganku?』
"Eh…"
『Ah,tapi kamu harus ikut keluargaku kalau begitu, Asuna, kalau tidak namaku akan menjadi Yuuki Yuuki.』
Fufufufu ketika Yuuki tertawa,Asuna hanya dapat memutar bola matanya dengan bingung.Tiap tahun,media pemberitaan akan melaporkan bahwa Jepang telah siap menerima pernikahan sejenis secara hukum seperti di Amerika,tapi hingga sekarang belun ada undang-undang yang menjelaskan hal tersebut---setelah mendengar hal itu Asuna langsung gemetar,dan Yuuki cekikikan dengan senang sekali lagi,
『Maaf maaf ,aku hanya bercanda.Kamu punya seseorang yang kamu sukai,kan?Orang itu orang yang membantu mengatur lensa untukku,kan …』 "Eh…itu…un, well…"
『Kamu sebaiknya hati-hati~』
"Heh…?"
『Laki-laki itu kelihatannya hidup di dunia yang berbeda dengan dunia nyata,dalam arti yang berbeda denganku.』
"…"
Asuna ingin memikirkan dengan hati-hati apa yang Yuuki maksudkan,tapi otaknya yang bingung tak bisa tenang apapun yang terjadi.Dia mwngusap mukanya yang memerah,Yuuki menggunakan lensany untuk melihat wajah teman disampingnya sebelum berkata dengan suara tegas
『Terima kasih banyak Asuna.Aku sudah bahagia dapat melihat rumah ini lagi.Bahkan jika rumah ini menghilang di masa depan,kenangan tetap akan ada disini.Papa,Mama,nee-chan,kenangan bahagia kita bersama,akan tetap ada disini…』
Asuna tahu bahwa 'disini' yang Yuuki maksud bukanlah tanah tempat rumah ini berdiri,tapi di dalam hatinya.
Keaadan rumah yang lembut dan penuh kedamaian ini akhirnya meninggalakan kesan yang mendalam pada Asuna.Dia mengangguk kuat-kuat,dan Yuuki melanjutkan perkataannya,
『…Jika Aku dan nee-chan menangis karena tidak mampu menyingkirkan rasa sakit dengan pengobatan,Mama akan mengatakan pada kami tentang Tuhan Yesus.Dia bilang Tuhan Yesus tidak akan memberikan kami rasa sakit yang tidak bisa kami menahannya.Dulu,aku agak marah,karena aku tak mau mendengar sesuatu tentang Injil,tapi kata-kata Mama …』
Di waktu yang singkat ini,langit telah sepenuhnya berubah menjadi biru tua,dan bahkan beberapa bintang merah mulai berkedip.
『Tapi,ketika aku melihat rumah ini lagi,Aku mengerti.Mama sebenarnya sedang berbicara denganku sepanjang waktu.Dia tidak mengatakannya dengan kata-katanya…namun dengan hatinya.Dia terus-menerus berdo’a untukku,agar Tuhan mengizinkanku untuk bertahan sampai akhir…Aku sekarang akhirnya mengerti 』
Mata Asuna seperti melihat ibu dan dua orang putrinya berlutut di dekat jendela rumah putih itu,menengadah ke langit dan berdo’a.Dia kelihatannya terbawa oleh suara kalem Yuuki,dan mengatakan kata-kata yang membuat sesak jauh di dalam dirinya.
"Aku…aku..bahkan tak bisa mendengar suara ibuku.Bahkan walau kami saling berhadap hadapan,Aku tak bisa mendengar hatinya.Dia bahkan tak pernah sekalipun memahami kata-kata ku.Yuuki,kamu pernah bilang kita terkadang harus menggunakan kekerasan agar orang lain mengerti tujuan kita,kan?Apa yang harus kulakukan agar menjadi sepertimu,Yuuki…?Apa yang harus kulakukan agar aku bisa sekuat dirimu…?"
Bagi Yuuki yang telah kehilangan orang tuanya,kata-kata ini mungkin akan membuka lagi lukanya.Secara normal Asuna akan memikirkan hal ini dan takkan sanggup untuk mengatakannya.Tapi saat ini, sesuatu datang dari melalui probe di bahunya adalah keberanian Yuuki serta kelembutannya yang melelehkan dinding batin Asuna hingga hilang sepenuhnya.
Yuuki menjawab pertanyaan Asuna dengan jawaban bimbang, 『Aku…tidaklah kuat, tahu ?』
"Itu tidak benar.Kamu tidak akan takut pada cara orang-orang memandangmu dan mundur karenanya.Kamu selalu…selalu terlihat natural."
『Un…tapi,ketika aku berada di dunia nyata,aku terkadang bertingkah seperti itu bukanlah diriku.Aku tahu Papa dan Mama begitu menyesal telah melahirkan aku dan nee-chan… Jadi aku harus memberikan pada mereka penampilan yang energik dan berpura-pura bahwa aku tidak terganggu apakah aku sakit atau tidak.Mungkin hanya karena inilah aku bisa memperlihatkan diriku yang seperti ini begitu aku memasuki Medicuboid.Barangkali,Aku alaminya adalah anak kecil yang benci dengan apa yang ada di sekitarku,berteriak dan menjerit-jerit sepanjang hari. 』
"…Yuuki…"
『Tapi setelah itu aku berpikir.Tak apalah bahkan jika ini hanya acting…bahkan jika Aku hanya berpura-pura terlihat kuat,itu tak apa.Jika aku bisa terus meningkatkan waktu dimana aku bisa mempertahankan senyum di wajahku itu sudah cukup.Kamu tahu kalau tak punya banyak waktu lagi….Jadi aku rasa ketika aku berinteraksi dengan orang lain,apakah itu akan menyia-nyiakan waktuku jika aku mencoba menerka-nerka bagaimana perasaan orang lain sepanjang waktu?Semungkinnya juga aku ingin menghadirkan sisi yang paling realistic dari diriku.Tak peduli bahkkan jika aku akan dibenci,itu tak apa-apa.Oleh karena itulah,aku bisa diingat di dalam hati orang-orang』
"…Itu benar…karena sikapmu itulah,Yuuki,kita bisa menjadi sahabat dalam beberapa hari saja…"
『Tidak itu bukan karena aku.Itu karena bahkan jika aku melarikan diri,kamu akan tetap bertahan dan mengejarku,Asna.---Kemarin aku melihatmu di ruang observasi,ketika aku mendengar suaramu,aku mengerti maksudmu sepenuhnya. Setelah aku tahu bahwa orang ini masih tetap mau menemuiku bahkan setelah mengetahui bahwa aku sakit…Aku benar-benar..benar-benar bahagia sampai aku menagis haru.』
Yuuki sedikit tercekik,dan ia melanjutkan kata-katanya,
『Jadi…cobalah gunakan perasaan itu untuk berbicara dengan ibumu.Kupikir jika kemauan itu ada,dia pasti akan mengerti apa yang kamu rasakan.Itu akan baik-baik saja.Kamu lebih kuat daripada Aku,Asuna.Sebenarnya,terkadang,kedua belah pihak hanya akan bisa memahami perasaan masing-masing dengan mengabaikan hal-hal lain….Itu karena kamu datang padaku Asuna dan memperlihatkan padaku dirimu yang sebenarnya,jadi aku merasa ‘jika dia orangnya,aku bisa menyerahkan ini semua padamu’ . 』
"…Terima kasih.Terima kasih banyak,Yuuki."
Setelah akhirnya bisa mengeluarkan kata-kata itu,Asuna mengangkat kepalanya untuk menyembunyikan air mata di matanya. Dia juga menemukan bahwa di langit ibukota yang tidak akan sepenuhnya menjadi gelap ini, masih ada beberapa bintang yang berkedip kuat karena mereka berusaha untuk tidak kalah dengan cahaya buatan.
Ketika mereka telah kembali ke stasiun,alarm baterai dari probe tiba-tiba berbunyi.Asunadan Yuuki setuju bertemu saat pelajaran esok hari,dan Asuna memutus power yang menuju ke telepon genggamnya.
Sudah pukul 9 pm ketika Asuna menaiki kereta pulang ke rumahnya di Setagaya.
Gadis itu mendengar suara pintu terbuka yang menggema dengan keras melalui udara dingin membeku dari lorong koridor,dan iapun mendesah dalam-dalam.Pundak kanannya masih merasakan berat dari Yuuki yang duduk disini (yang pasti bukan Yuuki asli :>).Asuna menggunakan tangan kirinya untuk memegang dengan lembut bekas hangat ( tempat dimana probe Yuuki diletakkan ) yang ia tinggalkan,melepas sepatunya dan dengan cepat berjalan ke kamarnya.
Dia mengganti pakaiannya dengar pakaian dalam ruangan dan egera menuju ke koridor.Yang ia tuju adalah ruangan kakak laki-lakinya, Kouichirou,yang ada jauh didalam lantai dua.Asuna merasa bahwa Kouichirou,yang hamper tak pernah dirumah,seperti ayahnya,mungkin belum pulang,tetapi ia ia mengetuk pintu kamarnya,dan seperti yang ia duga tidak ada balasan dari dalam.Dia kemudian membuka kamarnya,sama halnya yang ia lakukan pada hari pertama server SAO mulai beroperasi,dan melangkkah masuk.
Tidak ada perabot di dalamnya. Di tengah ruangan yang kosong itu, terdapat meja kantor yang terbilang besar ditempatkan di sana.Sesuatu yang Asuna cari ada di samping kiri dari meja tersebut.Itu adalah Amusphere yang biasa Kouichirou gunakan untuk mengadakan meeting di dunia virtual. Amusphere Kouichirou bisa dibilang lebih baru daripada milik adiknya.Asuna memegang headgearnya dan kembali ke kamarnya.Dia kemudian menginstall memory card dari ALO Aincard ke dalam slot disamping mesin tersebut.Walaupun kemudian ia dive ke dalam kerajaan para peri,Alfheim ,Asuna tidak menggunakan akun utamanya yang familiar,tapi akun cadangan yang akan ia kadang-kadang gunakan ketika ia mencoba menjadi seseorang yang lain.
Sia muncul di ruang tamu dari rumah dalam hutn di lantai 22.Walaupun begitu,tubuhnya bukanlah Undine yang familiar bernama «Asuna» ,namun karakter lain Sylph bernama «Erika».Dia mengecek pakaiannya,memasukkan 2 belati yang ada di pinggangnya ke dadanya, memanggil menu-nya dan menekan tombol perintah log-out sementara.
Setelah beberapa saat diving,Asuna segera menemukan dirinya kembali ke dalam kamarnya di dunia nyata.Dia melepaskan Amusphere,tapi indicator biru yang menandakan tersambung berkedip-kedip pada mesin.Ini mnunjukkan bahwa koneksi ke dunia virtual reality sedang terhenti sementara.Dia bisa segera melewati proses login dan kembali ke dalam game dengan memasang headgear dan menyalakan powernya. Asuna memegang Amusphere kakaknya di tangannya dan segera bangun.Dikarenakan router yang memiliki daya tinggi dan jaringan wireless dengan jangkauan luas,dia bisa tetap terkoneksi tak peduli dimanapun bagian rumah ia berada.
Dia membuka pintu dan tiba di koridor.Kali ini ia melangkah dengan langkah kaki yang bisa dibilang berat untuk menuruni tangga. Dia melihat ke ruang tamu dan ruang makn ,menemukan bahwa mejanya telah dirapikan,dan tak bisa menemukan ibunya dimana-mana.Asuna terus berjalan lebih dalam,dan terlihat cahaya kecil lampu dari bawah pintu di ujung koridor.Itu adalah ruang belajar ibunya Dia berhenti di depan pintu,kemudian mengangkat tangan kanannya seperti ia bersiap akan mengetuknya,tetapi gerakannya terhenti,ia tak bisa meneruskan langkah selanjutnya.
Sejak kapan datang ke ruangan ibuku menjadi hal yang mengerikan begini?Asuna mengigit bibirnya sambil berpikir begitu.Walaupun begitu,alasan kenapa ini menjadi seperti ini sebagian besar karena tingkah Asuna sendiri.Jika ia tak menyatakan yang dipikirkanny secara serius,ibunya tak akan mengerti perasaannya yang sebenarnya.Yuuki-lah yang membuatnya menyadari hal ini.
Gadis itu merasa ada tangan kecil yang mendorong pundak kanannya.Bersamaan dengan itu,sebuah suara berkata,
—Tak apa,Kamu bisa melakukannyam, Asuna…
Asuna menganggukan kepalanya secara paksa mengambil napas dalam-dalam, dan kemudian mengetuk pintu keras-keras. Segera,terdengar suara kecil ‘masuklah’ dari balik pintu tersebut. Asuna memutar kenop pintu, membalikkan tubuhnya menyamping untuk masuk ke dalam ruangan,sambil tetap memegang kenop pintu.
Tubuh Kyoko menghadap ke meja dari kayu jati tebal sambil terus mengetik dengan keyboard yang terhubung ke PC di atas meja. Sejenak dia terus mengetik dengan keyboard dengan suara keras,dan kemudian menekan tombol ENTER dengan suara yang lebih keras sebelum menyandarkan punggungnya pada kursinya.Ibu menekan kaca matanya dan melihat kea rah mata putrinya, tampak ia sedang menyembunyikan sebuah ketidaksabaran yang tak terlihat.
"…Kenapa kamu pulang begitu terlambat? "
Kyoko berkata,dan Asuna segera menundukkan kepalanya untuk meminta maaf,
"Maaf"
"Aku telah menyiapkan makan malam.Jika kamu lapar,cari sesuatu untuk kamu makan di dalm kulkas.Surat permohonan perpindahan sekolah yang aku sebutkan sebelumnya hanya akan berlaku sampai besok.Kamu harus menyelesaikannya besok pagi. "
Setelah Kyouko mengatakan hal tersebut,tangannya kembali ke keyboard,dan Asuna mengatakan kata-kata yang ia igin sampaikan pada ibunya terlebih dahulu.
"Bu,tentang hal ini…..Aku ingin membicarakannya denganmu."
"Katakan itu disini kalau begitu."
"Aku tak bisa menjelaskannya disini." "Jadi dimana? "
Asuna tidak menjawab pertanyaan itu dan ia melangkah mendekati Kyoko, Dia lalu mengulurkan tangan kirinya,menunjukkan sesuatu yang menggantung di belakangnya---Amusphere yang ada dalam suspend mode.
"Di dunia VR…sebentar saja.Aku harap ibu mau ikut bersamaku ke suatu tempat."
Kyouko menatap cincin perak itu untuk sesaat,kelihatan seperti melihat sesuatu yang di bencinyamia mengerutkan keningnya.Lalu,ia terlihat seperti tak mau mengatakan kata-kata lain sambil mengibaskan tangan kanannya.
"Aku tak mau memakai benda seperti itu.Jika kita bahkan tak bisa berbicara secara langsung dengan bertatap muka,aku tak akan mendengarnya. "
"Kumohon Bu.Lihatlah ini,lima menit saja…."
Normalnya,Asuna akan meminta maaf dan meninggalkan ruangan itu.Akan tetapi ia terus melangkah mendekati Kyouko,sebelum mengatakan,
"Kumohon,ibu harus datang kemari bersamaku jadi aku bisa mengatakan apa yang ada dalam pikiranku dan perasaanku sekarang.Sekali ini saja….Aku ingin Ibu melihat duniaku. "
"…"
Kyuko mengernyitkan dahinya lebih kuat dan tetap menutup mulutnya dan menatap Asuna.Beberapa detik kenudian dia mendesah keras. "---Hanya 5 menit.Juga,tak peduli apa yang kamu katakana,Ibu tidak akan mengizinkanmu untuk tetap belajar di sekolah itu.Setelah kau selesai,kau harus mengisi sura permohonan itu. "
"Okay…"
Asuna mengangguk dan menyerahkan Amusphere yang ada ditangannya.Kyouko mengernyitkan dahinya dan memberikan tatapan seola h ia tak mau menyentuh benda seperti itu,tapi menerima device tersebut dan menaruhnya di kepalanya dengan gerakan yang kaku.
"Bagaimana cara mengoperasikannya?"
Asuna dengan cepat menyesuaikan belt Amusphere,dan kemudian berkata,
"Segera setelah ibu menyalakan powernya,ini akan secara otomatis terkoneksi.Tunggulah aku ketika Ibu sudah masuk. "
Kyouko menganggukan kepalanya pelan dan bersandar pada kursi.Asuna kemudia menekan tombol power di samping kanan Amusphere. Lampu indikator koneksi jaringan terus berkedip secara tak beraturan, dan tubuh Kyouko dengan segera kehilangan kekuatannya.
Auna segera keluar dari ruang belajar,berlari sepanjang koridor dan tangga kembali menuju kamarnya.Ia melompat ke tempat tidur dan segera memasang Amusphere yang biasa ia gunakan,
Setelah menekan tombol power,sebuah cahaya berbentuk garis peluru muncul di depan Asuna,dan kesadarannya meninggalkan dunia nyata. Asuna mendarat di ruang tamu dari kayu putih yang familiar baginya dengan memakai karakter utamanya,Undine <<Asuna>> dan segera ia mencari «Erika».Dia segera melihat sosok yang ia cari.Sylph berambut pendek berwarna hijau rumput terang sedang duduk di depan cermin seukuran badan di samping bufet peralatan makan,melihat pada dirinya sendiri. Asuna mendekat,dan Erika/Kyouko menengok ke belakang dengan pelan.mengernyotkan dahitnya dengan sikap yang sama seperti yang ia lakukan di dunia nyata.
"Rasanya aneh melihat orang dengan wajah yang berbeda melakukan sesuatu berdasarkan kemauanku.Dan…"
Dia menggunakan jari-jarinya untuk berjinjit naik dan turun.
"Tubuhku rasanya ringan sekali."
"Tentu saja.Berat badan karakter ini hanya sekitar 40 kg.Pastinya ada banyak perbedaan dengan berat badanmu di dunia nyata,Bu"
Asuna tersenyum sambil mengatakan hal tersebut,dan Kyouko sekali lagi mengernyitkan dahinya tak senang,
"Tak sopan.Aku tidak terlalu berat seperti yang kau katakan----ngomong-ngomong…wajahmu disini kelihatan sangat mirip wajahmu di dunia nyata."
"Un…yeah."
"Tetapi,sosokmu yang asli kelihatan sedikit lebih gemuk. "
"Kamu yang tidak sopan,bu.Diriku disini sama persis dengan aku yang ada di dunia nyata"
Sambil mereka berdua bertukar kata,Asuna berpikir.Kapan terakhir kali dia bisa berbicara dengan Kyouko seperti sekarang?Dia ingin melanjutkan pembicaraan ini,tapi Kyouko menyilangkan tangannya di depan dadanya,menandakan sikap bahwa tak ada lagi omongan-omongan yang akan menghiburnya.
"Sudah tidak ada waktu lagi.Apa yang ingin kamu perlihatkan padaku? "
"…kemarilah"
Asuna mendesah pelan sambil dia melewati ruang tamu dan membuka ruangan kecil yang biasa dia pakai sebagai gudang.Dia menunggu Kyouko menggerakkan kaki imajiner-nya dan melangkah ke arahnya,membimbingnya ke arah jendela jauh di dalam ruangan. Dari ruang tamu yang menghadap ke selatan,seseorang dapat melihat pemadangan seperti lukisan,termasuk didalamnya terdapat area luas tertutup dengan rerumputan,sebuah jalan kecil,bukit yang bertingkat-tingkat dan sebuah danau kecil di belakangnya.Tetapi akan terlihat sebuah kebun kecil penuh dengan rumput liar dan aliran sungai kecil dari jendela utara,tempat dimana ruang peralatan berada.Ada juga hutan conifer di dekatnya.Serta,di musim ini,kelihatannya segala sesuatu terkubur di dalam salju,meninggalkan warna yang seragam yang bisa terlihat Tapi inilah sesuatu yang ingin Asuna perlihatkan pada Kyouko. Asuna membuka jendela,melihat jauh ke dalam hutan dan berkata, "Bagaimana?Apa ibu merasa familiar dengan ini? " Dahi Kyouko kembali mengernyit,menggelengkan kepalanya pelan dan berkata, "Seperti apa?itu hanya hutan conifer biasa---" Apa yang ingin ia katakan berikutnya sepertinya hilang.Mulut Kyoko terlihat setengah menganga seperti ia melihat sebuah pemandangan yang jauh.Saat itu juga,Asuna dengan tenang berbisik di samping wajahnya,
"Ibu ingat….rumah Ojii-chan dan Obaa-chan,kan? "
Kakek dan nenek Asuna,orang tua Kyouko,adalah petani di daerah perbukitan di Perfecture Miyagi.Rumah mereka berlokasi di desa di atas bukit,dan lahan pertanian mereka berbentuk terasiring yang terlihat seperti itu dipahat di lereng bukit.Mereka tidak punya mesin untuk membantu pertanian mereka.Hasil utama yang mereka panen adalah padi,tapi jumlah yang mereka hasilkan dari panen hanya cukup untuk makan keluarga sepanjang tahun.
Dengan keadaan seperti itu,mereka masih bisa membiayai Kyouko bersekolah di perguruan tinggi,itu semua karena bukit hutan conifer yang ditinggalkan oleh nenek moyang mereka.Rumah kayu tua mereka dibangun di kaki bukit.Kapanpun seseorang duduk di pinggir koridor rumah,sebuah kebun kecil dan sungai dapat terlihat beserta bukit conifer yang jauh. Tetapi dibandingkan dengan kediaman utama keluarga Yuuki di Kyoto,Asuna lebih memilih untuk pergi ke rumah kakek-neneknya di Miyagi bahkan sejak ia masih keci.Selama liburan musim panas atau musim dingin,dia akan merengek pada orang tuanya agar mengajaknya kemari,dan ia akan tidur dengan kakek-neneknya setelah mendengarkan mereka bercerita tentang cerita-cerita dongeng.Selama musim panas,dia akan duduk-duduk di koridor sambil memakan es serut,dan selama pertengahan musim dingin dia akan mengeringkan batang kesemek bersama neneknya.Banyak sekali kenangan disini,tapi ia paling ingat adalah saat ia bersembunyi dibawah kotatsu tua di tengah musim dingin,makan jeruk dan menatap hutan conifer diluar jendela.
Kakek-neneknya tak mengerti apanya yang terlihat bagus dari hutan itu,tapi Asuna yang terlihat seperti jiwanya telah terhisap ke dalam hutan itu, ia terus melihat cabang-cabang hitam di pemandangan yang seputih salju.Dia terlihat seperi tikus kecil yang bersembunyi di lubang galian salju yang menunggu musim semi datang,dikelilingi oleh sedikit rasa takut dan hangat yang sulit dijelaskan sambil ia terus menatap ke dalam hutan conifer itu.
Kakek dan neneknya telah meninggal ketika Asuna masih di kelas dua.Lahan terrasiring dan perbukitan itu semuanya dijual,dan rumah yang tak berpenghuni itu juga akhirnya dirobohkan. Oleh karena itu,Asuna membeli rumah kayu di lantai 22 Aincrad ini yang terlihat sangat berbeda dengan rumah di bukit Miyagi itu,baik secara fisik maupun virtual.Setelah melihat hutan conifer yang tertutup tumpukan salju besar dari jendela utara,dia merasa sangat rindu kampung halaman sampai ia merasa ingin menangis. Asuna percaya bahwa Kyouko tidak benar-benar melupakan kehidupannya sebagai petani miskin dulu.Tetapi,ia ingin membiarkan Kyouko melihat pemandangan ini sendiri dari jendela itu.Dia ingin membiarkan ibunya melihat pemandangan yang dulu sehari-hari dilihatnya yang sekarang coba ia lupakan. Tanpa disadari,waktu 5 menit yang dijanjikan telah berlalu.Kyouko masih saja melihat ke dalam hutan conifer itu sambil terdiam membisu.Asuna mendekatinya dan perlahan berbicara,
(2/3)
Catatan Penerjemah dan Referensi
- ↑ http://en.wikipedia.org/wiki/Mechatronics Kombinasi dari teknik elektrik, teknik mesin, dan teknik komputer.
- ↑ http://en.wikipedia.org/wiki/Gyroscope alat yang digunakan untuk mengukur orientasi
- ↑ tersendat, istilah biasa dalam jaringan.
- ↑ kurang yakin dengan ini, kalo diatas-atas saya terjemahin jadi “alat”