Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 9 Prolog II

From Baka-Tsuki
Revision as of 12:14, 12 January 2013 by Arczyx (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Status: Incomplete

Prolog 2

Juni 2026

Bagian 1

Sambil meminum kopi susu dingin, menikmati wewangian yang menenangkan dan memasukkannya ke tenggorokan, Asada Shino medesah panjang.

Dia melihat dengan samar payung penuh warna melintas lewat kaca jendela antik. Dia tidak suka hujan, tapi ada di bangku meja di kafe ini, yang lebih seperti markas geng, dan melihat jalan yang becek tidak akan membuatnya murung. Perabotan di dalam kafe tidak terlihat canggih sama sekali, dan bau khas dari dapur di balik counter membuatnya berkhayal, seperti jatuh ke batas antara dunia nyata dan dunia virtual. Waktu sekolah yang selesai sejam yang lalu terasa seperti dari dunia yang berbeda.

"Hujannya lumayang deras, bukan."

Butuh waktu beberapa saat sebelum dia sadar suara bariton yang berasal dari balik counter ditujukan padanya. Tentu saja, karena tidak ada pelanggan yang lain. Memfokuskan pandangannya ke arah master berkulit gelap itu, yang sedang membersihkan gelas kaca dengan hati-hati, Shino menjawab:

"Yep, sekarang masih musim hujan kan. Kelihatannya hujannya bakal berlanjut sampai besok."

"Aku yakin ini ulah penyihir Undine."

Raksasa bermuka seram itu mengatakannya dengan wajah merah, sebelum tanpa sadar tersenyum kecut.

"....... Waktu kamu bercanda, tidak akan lucu kalau wajahmu seperti itu, Agil-san."

"Mu......."

Suasana di kafe dan bar, penjaga «Dicey Café» Agil meraba-raba kening dan mulutnya untuk membentuknya 'seperti itu', dan kelihatannya bisa membuat anak kecil menangis melihatnya, Shino yang melihatnya hanya bisa tertawa kecil. Dia kemudian mengangkat gelasnya dan meminum kopinya.

Kenapa dia bisa mengetahui reaksi Shino? Tepat setelah Agil membuat wajah aneh tapi menghibur tadi, bel pintu berbunyi. Pelanggan tadi berhenti tepat saat dia masuk ke dalam dan melihat wajah master, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata,

"..... Hei Agil, kalau kamu menyambut semua pelanggan dengan wajah itu, kafe ini akan bangkrut dalam waktu dekat."

"B-Bukan seperti itu. Ini cuma guyonan kok."

".....Nggak, itu juga salah."

Setelah menunjukkan kesalahan Agil, dia memasukkan payungnya ke dalam tong wiski di dekat pintu sebelum melihat Shino dan mengangkat tangan kanannya.

"Otsu."

"Kamu telat."

Dia menampakkan muka sedikit marah saat menjawabnya, orang yang ditunggunya —————— Kirigaya Kazuto menunduk sebelum minta maaf,

"Maaf, aku belum pernah naik kereta untuk beberapa saat...."

Dia duduk di kursi yang berlawanan dengan Shino, lalu melepaskan kemejanya.

"Kamu nggak naik sepeda hari ini?"

"Aku nggak mau naik sepeda waktu hujan.... Agil, satu Caffe Shakereto."

Shino melihat Kirito yang dengan santainya memesan minuman yang jarang dipesan, lehernya sama dengan avatarnya di dunia virtual, wajahnya juga tidak bisa dibilang sehat.

"......Bukannya kamu terlalu kurus? Makanlah lebih banyak."

Shino mengatakannya dengan khawatir, tapi Kazuto mengisyaratkan 'tidak' padanya.

"Sekarang berat badanku mungkin naik lagi. Tapi mulai Jumat sampai minggu, mungkin turun lagi....."

"Latihan di gunung?"

"Nggak, cuma tidur."

"Terus kenapa kamu tambah kurus?"

"Puasa makan dan minum."

".....Hah? Kamu bertapa atau ngapain?"

Shino menggelengkan kepalanya karena dia tidak tahu apa maksud kata-katanya, dan bersamaan, suara klik-klak pelan terdengar dari balik counter. Dia melihat master yang sedang mengocok shaker perak dengan cepat, yang tidak cocok dengan tubuh besarnya —————— tapi mengatakannya juga tidak sopan. Saat Shino memikirkannya, Agil menuangkan isinya ke dalam gelas coupe yang besar, sebelum meletakkannya ke atas nampan dan membawanya.

Gelas yang dibawanya ke tempat Kazuto berisi cairan cokelat muda dengan busa cokelat lembut.

"Ini Caffe...... apalah atau kamu pesan yang lainnya juga?"

Shino bertanya, Kazuto kemudian menggeser gelas itu kearahnya. 'Itadakimasu,' dia mengangkat gelasnya sambil bergumam, dan meletakannya di mulutnya. Tekstur dari busa lembut yang tebal, rasa sejuk yang menenangkan, dan aroma kopi yang akhirnya keluar, setelah meminumnya, rasa manis yang keluar sesudahnya masih terasa. Sangat berbeda dengan cafe au lait dingin kalengan yang bisa dibeli di mesin penjual di sekolahnya.

"..............Rasanya enak."

Setelah Shino memuji minuman itu, Agil menampakkan wajah puas sebelum memukul-mukul lengannya.

"Tanpa tangan bartender yang hebat, hasilnya nggak bakal seperti itu."

"Nggak bisa berhenti membanggakan kemampuanmu sejak kembali ke sini, huh. Lagian, Agil, bau apa ini?"

Kazuto bertanya setelah mencium sesuatu, sang penjaga berdehem dan menjawab,

"Kacang panggang gaya Boston. Tangan yang kuat ini....."

"Heh——, masakan khas kampung halaman istrimu, ya? Kalau begitu aku pesan itu."

Agil, yang ucapannya dipotong, pergi dengan mulut berbentuk へ; Kazuto mengambil gelas di depan Shino, kemudian meminumnya. Setelah menghembuskan nafasnya, dia mengatur letak kursinya, sebelum memandang kedepan.

"...............Gimana kondisinya sekarang?"

Dia mengerti maksud dari pertanyaan yang tiba-tiba itu. Tapi, Shino tidak menjawabnya langsung, dia mengambil gelas Kazuto lagi, kali ini meminumnya lebih banyak. Saat busa lembutnya menuruni tenggorokannya, aroma yang kaya masuk ke dalam hidungnya. Rangsangan tadi mengumpulkan ingatannya, dan mengubahnya kedalam satu kalimat,

"Ya..... Dia keihatannya sudah lumayan tenang."

Enam bulan lalu, pada 2025, insiden «Death Gun» terjadi.

Salah satu dari tiga pelakunya adalah teman Shino satu-satunya, Sinkawa Kyouji, sudah menerima pengecualian setelah masa percobaan yang panjang untuk kasus juvenile, dan sekarang dia dipindahkan ke tempat rehabilitasi juvenile bulan lalu.

Saat masa percobaan, dia selalu terdiam, bahkan psikiater ahli yang didatangkan tidak bisa membuatnya bicara; tapi, setelah enam bulan setelah kejadian tersebut, dia mulai menjawab pertanyaan dari psikiater, sedikit demi sedikit. Shino bisa menebak alasannya.