Baka to Tesuto to Syokanju:Volume8 Soal Pertama

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

"Yuuji"

"Hm..."

"Hotpot malam ini sangat menyenangkan..."

"Oh ya? Bagus lah kalau begitu... Ah, aku gak punya waktu buat jalan-jalan. Harus cepat pulang, hari sudah larut..."

"Yuuji, tunggu dulu..."

"Apaan? Ada sesuatu yang kelupaan?"

"Nggak"

"Trus apaan? Aku gak punya waktu buat nongkrong sambil ngobrol-ngobrol..."

"Aku nggak mau pulang ke rumah..."

"Heh? Bilang apa barusan?"

"...Aku...nggak mau pulang ke rumah hari ini..."

"Kamu serius shouko?"

"Sangat serius"

"Oh... Jadi kamu nggak mau pulang..."

.Angguk-angguk*

"Kalo begitu..."

"...Mn..."

"Sudah ya... Rumahku sebelah sana... Aku pulang duluan..."

"...Bahkan aku yang baik hati ini tidak bisa memaafkan mu..."

"ARRRRRGGGHHH!!! TUNGGU DULU! SIAPA TADI YANG KAU SEBUT BAIK HATI?!!"

"Yuuji nggak punya sifat sebagai suami"

"sifat sebagai suami? Aku nggak pernah menjadi suami siapapun, jadi lupakan itu yang namanya 'sifat sebagai suami'!!"

"Sepertinya aku harus mendidik yuuji mulai sekarang..."

"AW AW AW AW... mendidik? Ngomong apa barusan? Kaulah yang harusnya diberi pendidikan. bukan aku!!"

"Itulah alasan kenapa aku merasa kita harus tinggal serumah..."

"Nggak nyambung!! Perkataanmu barusan telah memutar balikkan topik 540 derajat!"

"...Ini semua demi anak kita..."

"BERHENTI BERTINGKAH MESRA DAN MENGELUS-ELUS PERUTMU!! NGGAK MUNGKIN KITA UDAH PUNYA ANAK!!"

"...Shoyuu, ayah jahat..."

"JANGAN PANDANG AKU SEPERTI AYAH BRENGSEK YANG TIDAK MENGAKUI ANAKNYA SENDIRI!! BUKANNYA SUDAH KUBILANG UNTUK TIDAK PAKAI NAMA ITU SEBAGAI NAMA ANAK!!"

"Kalau begitu, ayo kita menginap di kamar Yuuji dan bicarakan tentang nama yang bagus untuk anak kita."

"TUNGGU DULU!! PERCAKAPAN INI SUDAH TERLALU NGAWUR!!"

"...Itu karena Yuuji nggak pintar dengan pelajaran bahasa modern..."

"YA NGGAK LAH!! BAHASA NGGAK ADA HUBUNGANNYA SAMA SEKALI DENGAN KEANEHAN PERCAKAPAN KITA DISINI!!"

"Yuuji jahat"

"Sigh, aku bahkan berpikir kalo cukup mahir untuk lanjutin obrolan yang super bego ini... Oh iya. Kenapa kau harus menginap dirumahku? Ada suatu masalah dirumahmu?"

"Nggak. Nggak ada masalah apa-apa dirumahku..."

"Trus kenapa?"

"Ciuman yang tadi telah membuatku hamil, jadi aku ingin melanjutkan ke tahap berikutnya dengan Yuuji..."

"“@((*(&&&(@*&#(!*&!(&*(@&*$))@(&*)(@!!!”"

"Tenangkan dirimu, Yuuji. Bahasa mu mulai ngawur"

"DASAR IDIOT!! BAGAIMANA BISA KAU HAMIL HANYA DENGAN CIUMAN DI JIDAT!! BELAJAR PENGETAHUAN UMUM GIH!!"

"...sigh..."

"kau... apa maksud dari pandangan seolah-olah berkata 'si bego ini masih belum mengerti juga'"

"... karena Yuuji belum mengerti, dengan senang hati akan kujelaskan..."

"Oh ya? Jelaskan apa?"

"Ada istilah yang namanya hamil palsu di dunia ini"

"KAU BENAR-BENAR SALAH PAHAM! HAL BEGINI BUKAN SESUATU YANG BISA DIBANGGAKAN! HAMIL CUMA KARENA KEKUATAN CINTA ITU ADALAH KESAN YANG SALAH DI DUNA INI DAN BUKAN SESUATU YANG BISA DIKATAKAN DENGAN RASA BANGGA!"

"...."

"Oi, jangan diem aja"

"kalo begitu kita harus tinggal serumah agar keinginan punya anak kita terkabul"

"Tunggu dulu Shouko! Mari bicarakan ini secara perlahan"

"bicarakan nama untuk anak kita?"

"GAK, bukan itu, tapi tentang pendaftaran ke rumah sakit"

"...aku senang sekali"

"aku sedang berpikir untuk mendaftarkanmu ke rumah sakit jiwa"

"kalau begitu, ayo kita tinggal serumah"

"sudah kubilang daritadi... GAK"

"...tapi..."

"Gak pake tapi!!"

"...Tapi Yuuji, dulu saat summoning war kau janji kau akan menjadi pacarku"

"Ugh.. Tapi itu nggak ada hubungannya sama sekali dengan tinggal serumah"

"...Ada lah. Yuuji kan pacarku"

"Ngomong apa tadi barusan? Emang ada anak SMA yang muridnya tinggal serumah?"

"Jadi kau setuju untuk tinggal bersamaku kalau benar ada murid SMA yang juga tinggal serumah?"

"Ah, oke oke. Tapi dengan syarat harus murid dari sekolah kita, Fumitzuki Gakuen"

"...Baiklah, aku akan bekerja keras untuk menemukannya"

"Oke oke, terserah... Tapi tidak akan mungkin ada orang macam begitu di sekolah kita"

BTS vol 08 009.jpg


☆☆☆


PERTANYAAN PERTAMA[edit]

Pertanyaan : Isilah titik-titik dalam kalimat di bawah ini dengan kalimat bahasa inggris yang baik dan benar!

He is a very diligent student. However, he submitted the answer sheet without filling in anything in the examinations. The classmates who have seen it said:_________

Jawaban Himeji Mizuki:

"Why did he do such thing?"


Tanggapan Pak Guru:

Tepat sekali. Di bagian depan dan belakang soal menyatakan bahwa 'He is a very diligent student', tapi malah mengumpulkan lembar jawaban kosong. Saat melihat dia mengumpulkan lembar jawaban kosong, setiap teman-teman di kelas hanya bisa keheranan dan bertanya “Why did he do such thing?”'

BTS vol 08 011.jpg

Jawaban Yoshii Akihisa:

“YEAH! LET'S PARTY!”

Tanggapan Pak Guru:

Kenapa kejadian seperti soal diatas patut dirayakan?

Jawaban Tsuchiya Kouta:

“Oh...let's party...”

Tanggapan Pak Guru:

Itu bukanlah sesuatu yang bisa dikatakan dengan ekspresi kecewa.


☆☆☆


Chirp chirp chirp chirp chirp. Terdengar suara-suara kicau burung beterbangan dari luar rumah.

Mungkin aku lupa menutup tirai jendela kali ya? Karena terik sinar mentari pagi masuk ke dalam kamar. Badan ku menyuruh untuk segera bangun walau aku masih di bawah alam mimpi yang masih tidur terlelap.

"um, akihisa-kun..."

disaat burung-burung masih berkicau, aku mendengar suara bagai lonceng bel, membuatku merasakan berada diantara dunia mimpi dan dunia nyata, tapi alam sadarku yang bercampur dengan alam mimpi membuatku mendengar suara Himeji-san padahal dia itu tidak mungkin bisa berada disini.

"un... Himeji-san, biarkan aku tidur sebentar lagi"

"Eh, iya ya? Ini kan hari minggu, jadi kamu ingin tidur lebih lama"

bahkan aku yang lagi ngigo pun masih ditanggapi dengan serius

"aku selalu ingin melihat wajah Akihisa-kun saat sedang tidur"

Tidak diragukan lagi, Himeji-san orangnya sangatlah baik hati

"Tapi kamu bilang 'aku ingin bangun dan memasak sarapan, jadi ingatkan aku untuk bangun pagi'... Akihisa-kun, ayo bangun... Ini kan sudah pagi..."

Himeji-san yang terlihat cemas menggoyang-goyangkan kepalaku

Dengan metode ini harusnya bisa bikin orang langsung bangun, tapi buatku, aku merasa sedang digoyang-goyang di ranjang bayi, malah makin nyaman jadinya.

"Uu... Biarkan aku tidur, cukup 3 tahun cahaya lagi"

"Uu... Gimana nih... Akihisa-kun masih belum mau bangun, bahkan salah menyebut tahun cahaya sebagai satuan waktu, bukan satuan jarak... baiklah, kalau kamu masih nggak mau bangun...-"

"—Aku akan menemanimu dan terus-terusan menciummu sampai akhir hayat"

"AKH, AURA JAHAT MENDEKAT!!"

Bangun mendadak, aku langsung mengangkat kepalaku dan cepat-cepat menutupi wajah dengan kedua tangan, tidak boleh lengah sedikitpun. Aku mengerahkan tenaga menyiapkan ancang-ancang agar bisa kabur kapanpun jika dibutuhkan. Apakah ini mimpi? Ataukah ini sebuah metode baru untuk membangunkan orang tidur? Tapi apa-apaan dengan aura berbahaya barusan?

Tepat didepanku, yang sedang pose siap bertahan...-

"Bener-bener deh... Siapa tadi yang kamu sebut jahat?"

...-Kakak sedang menatapku dengan tatapan dingin.

"Apa tadi yang ingin kau lakukan padaku, kak?! Coba katakan lagi!!"

aku bertanya pada kakakku, yang sedang berpaling seperti orang linglung. Mungkin sedikit keterlaluan juga aku menyebutnya jahat, tapi kurasa nggak perlu diambil pusing deh

"Setelah menciumi Aki-kun, kakak akan mengambil kebebasanmu dengan cara membuatmu melakukan perbuatan tidak senonoh, dan setelah mengambil beberapa foto, foto itu akan kakak gunakan sebagai surat ancaman yang akan terus menggerayangi sampai akhir hidupmu... begitulah"

"Lupakan tentang jahat, kau sudah masuk kategori tindak kriminal!!"

Maaf aku tarik kataku barusan, itu sudah bukan disebut sebagai orang jahat lagi, tapi lebih tepat kalau disebut sebagai 'kriminalitas'

"Um, Akihisa-kun, selamat pagi..."

"Ah, selamat pagi, Himeji-san"

Salam pagi yang membuat semangat untuk hidup datang dari sebelahku. Ini untuk pertama kalinya hari ini aku melihat Himeji-san hari ini.

Terpancar sinar mentari pagi, rambutnya yang panjang juga lembut terlihat mempesona dan memukau. Rok nya yang panjang sangat cocok dengan celana dalam wol yang ia kenakan, dan dengan senyumnya yang tampak bahagia membuat dia dua kali lebih mempesona dari biasanya. Tak disangka ia ada di rumahku, betapa bahagianya untuk bisa melihat orang semanis dia yang manisnya bisa menyembuhkan segala luka di hati. Eh? Tunggu dulu!

"Himeji...san?"

"Ya?"

"Kenap..."

Kenapa kamu ada disini- cepat-cepat kutelan kalimat tersebut dan nggak jadi ku ucapkan. Aku baru ingat kalau Himeji menginap dirumahku untuk sementara waktu. Himeji pasti sedang khawatir. Kalau aku mengucapkan kata yang bisa membuat dia menjadi gelisah, pasti bakal berabe. Aku harus hati-hati.

"Hm? Akihisa-kun, kenapa?"

"Ah, nggak, nggak kenapa-kenapa kok. Oh iya, kamu semalam bisa tidur nyenyak?"

Himeji-san tampak kebingungan setelah melihatku tadi berhenti bicara di tengah jalan dan langsung mendadak ganti topik.

"Iya, tadi malam aku bermimpi indah"


Pembicaraan barusan telah membuat Himeji-san tersenyum manis. Tampak, aku bisa merasakannya kegembiraannya. Aku tadi khawatir kalau-kalau dia malah nggak bisa tidur di tempat yang dianggap asing baginya. Syukurlah ia bisa tidur nyenyak.

"Hehe, syukur deh!"

"Mimpiku itu benar-benar bagus. Mimpinya sangat imut sampai aku ingin sekali melihatnya di kehidupan nyata"

Imut... Apa itu sesuatu tentang hewan kecil kayak anak kucing atau anak anjing?

"Oh ya? PASTI LEBIH BAGUS LAGI KALAU HIMEJI-SAN BISA MELIHATNYA DI KEHIDUPAN NYATA."

"Eh... Akihisa-kun, kamu mau membantu mimpiku ini menjadi kenyataan?"

"Nn, kalo memang bener imut, sudah pasti aku akan bantu"

"Ya! imut banget! Kalau Akihisa-kun bersedia membantu, ku rasa aku bisa melihatnya sesegera mungkin"

"Aku kurang tahu apa yang sedang kamu bicarakan, tapi aku senang jika bisa membantumu"

"Baiklah kalo begitu! Aku akan memberitahumu kalo kostumnya sudah siap"

Kostum? aku nggak begitu mengerti, tapi kurasa dengan ini aku akan bisa melihat sesuatu yang imut itu dengan segera!

"Oh jadi begitu cara Aki-kun menggali kuburnya sendiri"

“Hm? Kak, tadi barusan ngomong apa?”

“Nggak, lagipula bukan sesuatu yang merugikan kakak. Kamu nggak usah khawatir.”

“?”

Ada apa sih ini? Entah kenapa bulu kuduk ku mendadak berdiri.

“kalo begitu, aku cuci muka dulu.”

Kalau kakak sih gapapa. Tapi semenjak Himeji-san berada di rumahku, Aku nggak mungkin memasang wajah ngantuk di depan mereka. Lebih baik cuci muka dulu biar seger.

Saat berjalan keluar kamar meninggalkan Himeji dan kakak untuk cuci muka, aku samar-samar bisa mendengar percakapan antara kakak dan Himeji-san.

"Ngomong-ngomong Mizuki-chan, tadi bahaya sekali, bagaimana jadinya kalau cewek remaja sepertimu masuk ke kamar cowok seenaknya?"

"Eh? Bahaya ya? Tapi aku nggak perlu khawatir kalo cowok itu Akihisa-kun"

"No no no, coba kamu baca buku ini. Kalo kamu nggak hati-hati, si Aki-kun bakalan melakukan perbuatan yang dilarang agama seperti ini ke Mizuki-chan"

"WA...WAAAHHH!!"

Aku langsung cepat-cepat balik ke kamar dan menemukan wajah Himeji-san yang memerah tidak bisa berpaling melihat isi dari buku referensi kesayanganku (buku porno), dan akhir cerita, aku harus berurusan dengan kakak yang sudah siap dengan hukumannya.

Tapi ngomong-ngomong. Mereka berdua, yang ogah-ogahan untuk keluar kamar saat aku ingin ganti baju, mungkin akal sehatnya sudah jauh berbeda denganku.


☆☆☆


"Dan sekarang saatnya sekilas info. Kami akan menyajikan berita teraktual langsung dari narasumber terdekat kami, reporter Nakanishi, tentang pemogokan besar-besaran yang terjadi di bandara internasional luar negeri. Bung Nakanishi. Apa ada perkembangan tentang pemogokan yang sedang terjadi?"

"Ya, disini Nakanishi. Setelah pemogokan secara mendadak sejak hari kemarin, sepertinya masih ada jarak pendapat antara pihak buruh dan pihak perusahaan bandara, dan masih belum ada tanda-tanda perkembangan lebih lanjut. Banyak turis yang memilih untuk tinggal di hotel-hotel dekat bandara sampai bandara dapat beroperasi lagi, sehingga banyak dari hotel yang sudah penuh, dan turis yang tidak kebagian hanya bisa menunggu di bandara"

Ikan salmon goreng, sop miso, dan nasi uduk. Di sebelah meja yang terdapat sarapan sederhana ini, suara reporter terus menggema

"sepertinya pesawat tidak bisa lepas landas sementara waktu bung!"

Kakakku, yang sedang memisahkan tulang ikan salmon dengan sumpitnya, berkata.

"Melihat kondisinya, semoga saja papa dan mama bisa kembali lebih cepat ya"

Di sisi lain, Himeji-san terlihat cemas seraya meletakkan sumpitnya sambil memperhatikan layar kaca

Kenapa Himeji-san makan pagi di rumah kami? Jawabannya sederhana, Orang tua Himeji-san sedang tidak ada di rumah, jadi kakak mengajaknya menginap bersama sementara waktu karena khawatir akan apa yang terjadi jikalau cewek remaja tinggal di rumah sendirian.

Orang tua Himeji-san pergi untuk menghadiri pernikahan kerabatnya, dan terjebak di tengah-tengah insiden pemogokan bandara saat mereka baru saja ingin pulang. Karena pesawat tidak bisa lepas landas, orang tua Himeji-san tidak bisa pulang. Himeji-san tau kabar ini disaat setelah pesta hotpot di rumahku selesai. Begitulah, jadi dia berakhir dan menginap di rumahku untuk sementara waktu.

"Kamu pasti cemas mereka nggak bisa pulang kan?"

"Iya..."

Himeji-san menganggukkan kepala dengan tampang sedih. Walaupun Ibu Himeji-san berkata kalau mereka akan bertamasya untuk beberapa hari sampai bandara bisa beroperasi kembali dan pesawat bisa lepas landas. Tetap saja, situasi ini sangat mengkhawatirkan.

"...-Kuharap si mama nggak menikmati tamasya terlalu berlebihan disana dan berkata kalau ia nggak mau pulang ke Jepang"

Eh? Jadi Himeji-san mengkhawatirkan begituan?

"Tapi baguslah, mereka ada di tempat yang aman, setidaknya mereka nggak bakalan bosen disana"

"Malah lebih khawatir, daripada tamasya, lebih baik nungguin di bandara atau hotel sampai bandara bisa beroperasi lagi..."

"Ahaha, tapi kan bagus daripada cuma nunggu dan harap-harap cemas, aku sangat menyukai orang seperti Ibu Himeji-san satu ini"

"Eh?"

Dalam situasi ini, dah gak bisa ditolong lagi kalau ia merasa sangat cemas. Tapi karena insiden dah terlanjur terjadi, lebih baik melakukan suatu hal yang bisa membuatnya senang. Aku sangat menyukai orang yang punya pemikiran positif dan berterus terang.

"U...uumm... Akihisa-kun.."

"Hm? Kenapa?"

"Banyak yang bilang kalau aku orangnya mirip mama"

"Oh begitu ya, pasti mama mu orangnya sangat baik hati dan sopan santun, ya?"

"Iya, sudah kusangka Akihisa-kun pasti akan bilang bgitu"

Himeji-san melihatku sambil mulai tersenyum... Walaupun aku berkata seperti itu, entah kenapa, aku merasa senyumnya itu nggak tampak di matanya...

"Oh iya, Himeji-san, apa yang ingin kamu lakukan hari ini? Ada rencana untuk hari ini?"

"Nggak, aku nggak punya rencana apa-apa. Kalau kamu, Akihisa-kun?"

"Aku? tentu saja aku akan bermain game sepanjang har— "

"Entah kenapa bibir kakak mendadak merasa kesepian"

"—Maksudku, sepanjang hari aku akan bersih-bersih rumah dan juga cuci pakaian! Lagipula mumpung hari ini sangat cerah sekali!!"

Melihat kakak yang sedang menyipitkan matanya, cepat-cepat aku tarik kembali ucapanku.

Tapi benar, cuaca hari ini sangat cerah. Karena Himeji-san disini, lebih baik aku bersih-bersih rumah, kalau banyak debu kotoran di rumah, mungkin Himeji-san akan terganggu lagi kesehatannya. Terlebih lagi, ada beberapa barang yang ingin sekali aku sembunyikan!

"Kamu mau mulai bersih-bersih? Mungkin aku bisa bantuin"

"Hm? Nggak, nggak perlu repot. Kamu istirahat aja ya"

"Kalau nggak, aku akan bantu menyiapkan makan siang hari ini"

"Kalau begitu Himeji-san bagian membersihkan ruang tamu, dan aku bagian membersihkan koridor dan juga kamarku"

"Eh? Ah, oke, baiklah"

Lebih baik membiarkan Himeji-san fokus ke bersih-bersih daripada membiarkan dia memasak makan siang. Lebih baik lagi kalau dia bisa saking sibuknya sampai-sampai lupa tentang makanan!

"Kalau begitu kakak yang akan menyiapkan makan siang"

"AKU MASIH BELUM MENGHINDAR DARI MARA-BAHAYA!!"

Walau tidak separah masakan Himeji-san, masakan kakak juga tidak bisa dianggap remeh

"Bisakah kalian berdua membiarkanku yang menyiapkan makan siang? Kakak juga akhir-akhir ini sibuk dengan pekerjaan kan? Bukannya lebih baik kakak fokus dengan pekerjaan daripada memasak?"

"Aki-kun, percuma kamu menggertak kakak dengan alasan seperti itu, kakak tahu kalo Aki-kun nggak akan membolehkan kakak masuk dapur"

Kakak melihatku dengan tampang tidak senang

Ok, aku mengerti. Kalau begitu, aku akan berikan pertanyaan sederhana

"Kalo bgitu, Kakak, apa kau tau cara mencuci beras?"

"...Aki-kun? Apa kau menganggap kakak sebagai orang idiot?"

Terakhir kali aku meminta tolong kakak untuk mencuci buah dan sayuran, dia saat itu menggunakan deterjen! Siapa juga yang mau percaya?!

"Bener-bener deh. Memangnya kamu kira untuk apa gunanya ada 'batu asah' di dapur?"

"ITU UNTUK MENAJAMKAN PISAU DAPUR!!"

Walaupun dituliskan 'batu asah bisa membuat lebih berkilau', itu bukan sesuatu yang cocok buat cuci beras!

"Akira-san, kamu keliru. Kalau mau mencuci beras, kamu cukup menggunakan 'sabun cu' -HATTCUU!!"

"SABUN CUCI?! HIMEJI SAN, BARUSAN KAU MAU BILANG SABUN CUCI!?"

Sabun cuci seharusnya digunakan buat mencuci alat dapur seperti piring! Tidak bisa, tidak akan bisa cocok digunakan buat cuci beras!

Bahaya nih, pasti bakalan jadi tragedi kalo aku membiarkan ini dua orang masuk dapur...

"Pokoknya, ayo dimulai bersih-bersih! Akulah yang akan menyiapkan makan siang!"

Aku menggunakan nada sedikit memaksa kali ini

"Ya ampun, Aki-kun. Karena Aki-kun sangat ingin memasak untuk kami berdua layaknya pelayan, kakak mengalah deh"

"Iya ya, apa boleh buat"

"Ahh, sialan! Bukannya dua orang ini seharusnya adalah orang pintar?"

Aku benar-benar merasa kalo ujian sekolah seharusnya ditambain mata pelajaran bernama 'pengetahuan umum'



☆☆☆


"Oke! bersih-bersih sih bersih-bersih, tapi bersih-bersih apa yang harus dilakukan?"

Aku memandangi sekitar kamar dan berpikir. Akhir-akhir ini, sejak aku tinggal dengan kakak, kamarku terlihat lumayan rapi. Karena sudah nggak perlu lagi untuk merapikan barang, aku cukup membersihkan lantai dengan penyedot debu dan mengelap meja saja.

Lalu aku mulai mengambil kain untuk mengelap kaca jendela dan lemari buku beberapa kali. Uwah, gak disangka ternyata lumayan kotor gan. Kayaknya aku harus lebih serius bersih-bersihnya.

Saat selesai, aku mulai menata buku-buku yang ada di rak buku dan di bawah tempat tidur, setelah itu, aku mengeluarkan penyedot debu untuk menyedot debu yang bertumpuk di sudut-sudut sebelum mengelap permukaannya sampai bersih. Setelah melihat kamarku yang perlahan-lahan mulai rapi, aku mulai merasa senang.

Pas di saat aku sedang membereskan sesuatu yang krusial.

Dok dok dok

"Akihisa-kun"

Ketukan pintu yang lembut terdengar. Mendengar suaranya, ini pasti Himeji-san kan?

"Hm? Ada apa?"

Aku berhenti dan membalikkan badan. Sudah kuduga, aku melihat ia berdiri di depan pintu. padahal pintunya terbuka, tapi ia tetap mengetuk pintu. Perilaku sopan seperti ini, pastilah sesuatu yang Himeji-san lakukan.

"Mumpung hari ini cerah sekali, aku mau menjemur semua selimut keluar. Boleh nggak aku bawa punyamu keluar?"

Himeji-san berkata sambil jarinya menunjuk ke selimut yang ada di tempat tidurku

"Ide bagus tuh, selimut yang habis dijemur kan lebih nyaman dipakai"

Aku juga nggak tau kenapa kalo selimut yang habis dijemur itu rasanya lebih nyaman, tapi memang itu ide yang sangat bagus.

"Aku bisa merasakan hangat matahari yang bisa membuatku rileks saat tertidur~"

Membayangkannya saja membuat aku ingin cepat-cepat tidur malam ini.

"Kalo begitu, ntar akan aku angkat selimutnya keluar"

"Ah, gak usah, selimut nggak begitu berat kok, biar aku bawa sekarang aja. Heh~!"

"Terima kasih, Himeji-san"

"Ah, nggak usah sungkan, ini pekerjaan kecil, akan ku bawa sekalian untuk dicuci~"

Himeji-san mengangkat selimutku dan berjalan keluar dari kamar.

Bekerja teratur saat bersih-bersih dan cepat dalam melakukan pekerjaan. Himeji-san sudah pasti akan menjadi istri yang sempurna... Hanya kalo suaminya itu jago masak

"Oke, kalo bgitu..."

Aku memperhatikan kamarku lalu memutuskan untuk merapikan laci.

Demikianlah, aku melanjutkan untuk bersih-bersih kamar


☆☆☆


Setelah aku selesai mencuci ember dan pakaian kotor, kali ini aku mau berjalan keluar balkon...

"Uwa..."

BTS vol 08 025.jpg

"?"

Saat itu. Aku melihat Himeji-san yang sedang membenamkan wajahnya ke dalam selimut yang tadi dikeluarkan dari kamarku.

"Um, Himeji-san?"

"KYAAAAAHHHH!!??"

Dia berteriak menjerit, mengagetkanku yang lagi ingin mendapatkan perhatiannya. Eh? Apa yang terjadi? Apakah aku baru saja melakukan sesuatu yang seharusnya tidak aku lakukan?

"AHHHH!! AKIHISA-KUN!? I... IN... INI, KAU SALAH PAHAM!"

Himeji-san menggeleng-gelengkan kepalanya seperti orang yang menyangkal sesuatu dengan wajah memerah... Eh? Apa Himeji tadi... diam-diam sedang menangis?

"A..A...Akihisa-kun! Kamu salah paham.. Aku nggak sedang memanfaatkan alasan membawa selimutmu keluar balkon. Ini cuma... Aku tidak sengaja..."

Himeji-san mungkin terlihat tegar di luar, tapi walau telah mengetahui orangtuanya tidak dalam bahaya karena berada di negara yang keamanannya bagus. Tetap saja tidak bisa mengubah fakta kalau orangtuanya tidak bisa pulang. Dia pasti sekarang sedang gelisah, kan? Jadi selama ini ia menahan dan menyembunyikan air matanya di belakangku...

"Um... Himeji-san"

"I...iya..."

"Kalo kamu mau, mulai malam ini, kamu bisa tidur bareng bersama k~"

"Eh? EHHH? I... Ini terlalu mendadak... Kita memang tinggal serumah, tapi untuk sekamar...Umm... Aku merasa ini sedikit kelewatan!"

"~Kakakku."

"Eh... Akihisa-kun, salah paham apa yang kamu salah paham kali ini..."

Jika ia tidak mau curhat tentang orangtuanya denganku, seharusnya nggak masalah kan kalau dengan kakakku? Walau kelakuan kakak yang suka nggak tanggung jawab, gitu-gitu dia itu orang dewasa. Jadi pasti bisa meredakan kegelisahan Himeji-san.

"Aki-kun, barusan kamu membicarakan kakak?"

"Ah, kakak"

Kebetulan kakak melihat kami dari ruang tamu. Aku langsung masuk ke ruang tamu dan memelankan suaraku untuk menceritakan padanya apa yang sedang terjadi.

"Perasaan Himeji-san sedang gelisah sekarang, kalo bisa, maukah kakak tidur berdua dengannya malam ini?"

Himeji-san tidur di kamar tamu tadi malam. Mungkin saja ia bisa tenang kalo seseorang mau tidur bersamanya?

"Ooh, jadi begitu"

Kakak membalas bisikanku.

Lebih baik jangan bicara alasan gelisahnya saat ini, kan? Jika seseorang berkata 'kamu kayaknya kesepian, ayo kita tidur bareng', ku pikir nggak bakalan ada orang yang ngejawab 'OK, kupercayakan semua padamu'

"Mizuki-chan, bagaimana kalo kamu tidur bersamaku malam ini?"

"Ah, nggak... Aku nggak begitu ngerti ada apa ini, tapi aku rasa Akihisa-kun pasti lagi salah paham"

"Salah paham? Salah paham gimana?"

"Eh..Itu..Sebenarnya... Akihisa-kun..."

"Aku?"

"Selimut...Um..."

"Selimutku?"

"...Nggak... nggak jadi deh..."

""?""

Sepertinya Himeji-san mau ganti topik dan membuat alibi nya sendiri tapi tidak bisa menemukan alibi yang pas. dia sebenernya nggak perlu untuk khawatirkan hal bgituan.

"Kalo bgitu, nggak apa-apa kan kalo kamu tidur satu kamar denganku? Aki-kun sekarang nggak mau kalo kuajak tidur denganku... Padahal terakhir kali tidur bareng, dia seneng banget kalo tidur dengan kakak..."

"Tunggu, aku nggak pernah mau dan menolak saat itu kan? Kakak, kau memaksaku untuk tidur denganmu!"

Kakak memelintir tanganku ke tempat yang nggak mungkin dicapai sampe aku kehilangan kesadaran! Ini tidak bisa disebut dengan 'tidur pules'!

"Disamping itu, kalo kamu tidur denganku, aku bisa menjamin kerelamatanmu dari nafsu bejat Aki-kun"

"Tunggu dulu! Jangan sebut itu sebagai nafsu bejat! Tapi sebut saja, sebagai... semangat muda dengan nafsu menggebu-gebu—"

"— untuk memperkosa istri orang."

"Ya, setidaknya begitulah... OI, BUKAN! BUKAN BEGITU!!"

semangat muda dengan nafsu menggebu-gebu untuk memperkosa istri orang? Pernyataan kayak begini bisa langsung membuatku ditahan polisi tanpa pikir panjang.

"Begitulah, Mizuki-chan. UNTUK melindungi dirimu. Kamu mulai sekarang akan tidur sekamar denganku."

"Oh, Baiklah"

Entah kenapa, aku merasa pamorku makin hari semakin ancur aja, tapi apa boleh buatlah.

"Kalo begitu masalah terselesaikan. Kakak, bisakah kau memindahkan selimut Himeji-san ke kamarmu? Kurasa ini sudah hampir untuk waktu makan siang."

"Baiklah."

"Umm, Akihisa-kun, kalau masalah makan siang, Aku pikir..."

"Oh no oh tidak oh jangan, kamu nggak usah cemaskan hal itu! Terlebih lagi, bukannya kamu ingin melanjutkan ngejemur selimut? Kupercayakan pekerjaan itu padamu!"

"Apa boleh buat..."

Himeji-san terlihat tidak senang, dan menganggukkan kepalanya.

Sip lah, karena aku yang masak makan siang, ayo sekalian masak buat makan malam! Aku harus ambil inisiatif lebih awal sebelum Himeji-san berinisiatif mengambil pekerjaan dapur.