Difference between revisions of "High School DxD (Bahasa Indonesia):Jilid 10 LION HEART"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m
 
(2 intermediate revisions by 2 users not shown)
Line 98: Line 98:
   
 
Aku sudah berperang tinju melawan orang ini dengan mempertaruhkan impian kami. Kupikir aku akan minum teh bersama dengannya lagi kapan kapan.
 
Aku sudah berperang tinju melawan orang ini dengan mempertaruhkan impian kami. Kupikir aku akan minum teh bersama dengannya lagi kapan kapan.
  +
  +
<noinclude>
  +
{{HSDxD(id) Nav|prev=High_School_DxD_(Bahasa_Indonesia):Jilid 10 Kaisar|next=High_School_DxD_(Bahasa_Indonesia):Jilid 10 Indra}}
  +
</noinclude>

Latest revision as of 03:15, 10 June 2012

LION HEART[edit]

Saat aku terbangun, aku melihat langit langit yang tak familiar.

“..............Tempat ini?”

Saat aku melihat lihat, aku paham kalau aku tengah terbaring di ranjang dengan tubuh diperban. Ketimbang lukanya, aku benar benar kelelahan. Sepertinya tak ada sepotongpun stamina tersisa di tubuhku......apa aku pingsan setelah itu?

“Sepertinya kau sudah bangun.”

.....! suara yang familiar! Saat aku menoleh ke sampingku......ternyata adalah Sairaorg-san dengan tubuh diperban.

“Sairaorg-san........ranjangmu ada di sampingku?”

“Kebetulan, iya. Sebenarnya ada banyak ruang lain.M ungkin Sirzechs-sama atau Viceroy-Azazel memilih ruangan ini sehingga kita punya seseorang untuk diajak mengobrol sampai stamina kita pulih.”

Hahahaha. Aku takkan berbuat jauh sampai melawanmu di ranjang........

“...........Jadi aku kalah.”

Sairaorg-san mengatakan itu.

“........Tidak buruk. Mungkin ini pertamakalinya aku menerima kekalahan seperti ini. Tapi aku tak mengingat bagian akhir pertarungan. Aku berada disini saat aku menyadarinya.”

“Aku juga...........jujur saja, ingatanku terasa agak kabur.”

“Aku hanya mengingat satu hal. Bahwa itu adalah pertarungan terbaik yang pernah kulakukan.”

.........Memang. Itu terasa begitu menyegarkan.

“Aku dihajar habis habisan. Dan aku juga menghajarmu habis habisan. Anehnya, aku justru merasa senang.”

Kami berdua tersenyum dengan tubuh sama sama dibalut perban. Kemudian seseorang memasuki ruangan.

“Permisi sebentar.”

Pria berambut Crimson. Ia adalah Sirzechs-sama.

“Sirzechs-sama.”

“Yo, Ise-kun, Sairaorg. Tadi sungguh pertarungan yang hebat. Aku sangat menikmati hal itu dan semua orang orang di golongan atas juga merasa sangat puas. Itu benar benar pertarungan yang membuatku ingin menaruh banyak harapan pada masa depan kalian berdua.”

Sirzechs-sama duduk di kursi terdekat setelah memberi komentar positif pada kami berdua.

“Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan Ise-kun. Boleh aku sedikit mengobrol dengannya?”

“Aku tidak keberatan..........apa anda ingin aku pergi?”

“Tidak, tidak perlu. Kau tak akan kesakitan dengan mendengar ini.”

Sirzechs-sama mengatakannya dengan wajah serius.

“Ise-kun. Ada pembicaraan tentang promosi untukmu.”

.........Aku tak bisa memahami apa ucapannya. Namun Sirzechs-sama melanjutkan.

“Lebih tepatnya, ada pembicaraan tentang promosi untukmu, Kiba-kun, dan juga Akeno-kun. Kalian bertiga telah melawan serangan teroris. Teror yang terjadi pada pertemuan Tiga Kekuatan Besar. Teror yang dimulai oleh Golongan Maou Lama. Kalian juga sudah mengalahkan Dewa Jahat, Loki. Ini juga diputuskan karena insiden di Kyoto dan pertarungan luar biasa kalian hari ini. Tak lama lagi peringkat kalian akan meningkat pesat. Selamat. Ini adalah hal yang tidak biasa, dan promosi jarang yang terjadi pada zaman ini.”

Sirzechs-sama mengatakannya dengan wajah senang.......

“Ah......?”

Hanya itu hal yang bisa kukatakan. Kemudian aku mulai memahami apa maksud ucapannya. Tu....Tu....Tunggu...........! Pro-pro-pro.........promosi!

“Aku mendapat promosi!? Eh!? Maksudnya bukan “promotion” dalam promotion pion kan!?”

Sirzechs-sama tersenyum oleh pertanyaanku.

“Itulah seberapa pesat peningkatanmu. Masih ada banyak hal yang belum kau miliki, namun kau layak mendapat promosi termasuk beberapa kemungkinan yang kau miliki di masa depan.”

...........Sairaorg-san kemudian berkata padaku, yang masih belum mencerna betul situasi ini.

“Ambillah, Hyodou Issei. Kau berhasil melakukan banyak hal sehingga kau layak menerima ini. Tak masalah dari mana asal kelahiranmu atau asal dirimu. Kau adalah pria yang harus menjadi Pahlawan dari Dunia Bawah.”

........Meski kau mengatakan itu ,aku.........Sirzechs-sama juga membuat senyum pahit setelah melihat wajah kebingunganku........

“Um, akan kukirimkan rincian yang lebih jelas lain kali. Aku ingin kau mendapat promosi setelah menjalani tes yang diperlukan. Kami masih perlu menentukan lokasi stadion dan detail yang lebih lengkap dari sekarang. Kalau begitu aku permisi dulu.”

Mengatakan itu, Maou-sama meninggalkan ruangan. Sairaorg-san dan aku ditinggal dalam ruangan. Bahkan sekarang aku masih menganggapnya seperti mimpi. Karena........karena aku mendapat promosi! Bagus sekali.......hal itu sudah lama menjadi impianku dan itulah yang lama kuinginkan. Aku tak pernah menyangka kalau hal semacam itu akan datang padaku secepat ini.......Sial! Sial! Apa yang harus kulakukan!? Aku tak tahu apa yang tengah terjadi! Aku sangat bingung kemudian Sairaorg-san berkata padaku;

“Promosi itu tak apa apa, namun yang penting sekarang adalah Rias. Kau mencintainya kan? Pada Rias.”

...........Topik tentang Buchou. Aku bisa segera memahaminya. Itu karena aku menembaknya di depan semua penonton!

“Ummmmm............Ya, aku memang mencintainya.”

“Kalau begitu bagaimana kalau kau menyatakan cintamu itu sekali lagi? Kali ini secara langsung dengan hanya kalian berdua saja. Kau sudah berteriak kalau dia adalah wanita yang kau cintai di depan semua penonton.”

A-Aku memang melakukannya...........tapi aku hanya tak bisa membendung perasaanku di stadium......tapi akan lain ceritanya kalau hanya kita berdua saja! Lalu aku berbicara dengan gugup.

“.........Aku............aku cukup percaya diri kan?”

“Kalau tak bisa, maka datanglah ke tempatku. Aku akan memberimu secangkir kopi untuk menghiburmu dan mendengarkan semua ceritamu.”

“........Sairaorg-san. Terima kasih.Aku............aku...........”

Dia sungguh baik hati sampai aku mulai menangis.

Aku sudah berperang tinju melawan orang ini dengan mempertaruhkan impian kami. Kupikir aku akan minum teh bersama dengannya lagi kapan kapan.